, 13 tweets, 2 min read Read on Twitter
dengan susah payah seorang pengemis datang memasuki Masjid Nabawi di Madinah untuk meminta sesuatu. Sayang, ia hanya melihat orang-orang melaksanakan shalat dengan khusyuk. Rasa lapar yang kuat mendorongnya untuk meminta-minta kepada orang-orang yang sedang shalat.
Namun tak satupun menghiraukan dan tetap khusyuk dalam shalatnya.
Diambang keputusasaannya, pengemis itu mencoba menghampiri seseorang yang khusyuk melakukan rukuk. Kepadanya ia minta belas kasihan. Ternyata kali ini ia berhasil.
Masih dalam keadaan rukuk, orang itu memberikan cincin besinya kepada pengemis itu. Tidak lama setelah itu, Rasulullah memasuki masjid, melihat pengemis itu lalu mendekatinya.
“Adakah orang yang telah memberimu sedekah?”
“Ya, alhamdulillah.”
“Siapa dia?”
“Orang yang sedang berdiri itu,” kata si pengemis sambil menunjuk dengan jari tangannya.
“Dalam keadaan apa ia memberimu sedekah?”
“Sedang rukuk!”
“Ia adalah Ali bin Abi Thalib,” kata Nabi.
Ia lalu mengumandangkan takbir dan membacakan ayat,
Dan barang siapa yang mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama Allah) itulah yang pasti menang.”
(Al-Maidah: 56).
dlm tafsir Ibnu Katsir disebutkan bhw kisah tsbt di atas adlh faktor yg menjadi sbb turunnya ayat sblmnya,: “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, RasulNya, dan orang-orang yg beriman yg mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mrk tunduk (kpd Allah).” (Al-Maidah: 55).
Asbabun-nuzul ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, dan Shofyan Ats-Tsauri.
Rasulullah memberikan penghargaan tinggi kepada Ali bin Abi Thalib karena tindakannya yang terpuji.
Bahkan Allah SWT menjadikan tindakannya itu sebagai sebab turunnya suatu ayat. Ali bin Abi Thalib telah mengajarkan kepada kita tentang makna kesalihan. Bahwa kesalihan bukan hanya soal hubungan antara ia dan Tuhannya,
melainkan juga ia dan lingkungan sekitarnya. Ibadah ritual yang berdimensi vertikal tidak cukup untuk meraih predikat salih, mesti diwujudkan secara nyata dengan saling berkasih sayang terhadap sesama makhluk Allah di muka bumi.
Semestinya, kesalihan sosial menjadi bentuk nyata dari kesalihan ritual seseorang. Semakin khusyuk ia beribadah kepada Allah, semakin dekat ia dengan orang-orang miskin, anak yatim dan kaum dhuafa lainnya.
Semakin rajin ia menegakkan shalat, semakin rutin pula ia bersedekah menyantuni kaum fakir.
Bagaimana mungkin orang bisa khusyuk beribadah sementara tetangganya merintih kelaparan?
bagaimana bisa seseorang rajin mengunjungi Mekah dan Madinah untuk berhaji sedangkan anak-anak yatim di sekitarnya terlantar? Ketika para jamaah berhamburan keluar usai melakukan shalat berjamaah, namun di pelataran masjid ratusan tangan pengemis terjulur meminta sedekah.
Sungguh sebuah pemandangan yang memaksa kita bertanya, “sudah cukupkah kesalihan kita? ”
Wallâhu à’lam.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Bakr Smith
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!