, 71 tweets, 9 min read
Perjalanan Dinas

-A Utas-

@bacahorror #bacahorror
Oke karena aku gabut pelajaran olahraga, jadi mutusin buat utas ini. Nama dan tempat sengaja aku samarin agar ga terjadi kesenjangan antara sesama manusia.
Oke lanjut.
Jadi cerita ini itu dimulai dari temennya temen mamaku yang ngasih berita kalau si temennya temen mamaku ini ngalamin hal yang kaya 'gitu' pas Dinas.
Cerita ini udah terkenal banget di seluruh penjuru rumahku, jadi aku berani buat jadiin utas agar menjadi pelajaran buat kita semua untuk senantiasa bersikap sopan dan santun dimanapun berada.
Oktober 2018
Salah satu kantor yang terletak di Kota S******* memutuskan untuk memberangkatkan 1 orang pegawai untuk melakukan perjalanan dinas ke daerah yang memang terkenal sebagai daerahnya orang-orang 'pintar'.
Karena keputusan ada ditangan Kepala Balai, maka beliau memutuskan untuk mengirim Pak Romi untuk Dinas didaerah itu. Saat itu memang beliau adalah seorang pendatang baru di kantor, mungkin baru sekitar 3 pekan dia bekerja disana, dan beliau memang tidak tahu tentang apapun yang -
menjadi tujuan dinasnya kali ini.

Pak Romi punya istri yang parasnya masih rupawan, dengan dikaruniai beberapa anak. (Aku gatau pasti disini anaknya berapa)
Setelah berkemas beberapa keperluan untuk 4 hari kedepan, beliau berangkat dengan bekal doa dari istri dan anak-anaknya.

Sekitar jam 10 malam, beliau baru sampai di perbatasan dan langsung menuju hotel yang sudah dipesan duluan oleh pihak kantor.
Hari pertama beliau masih sempat berkirim kabar dengan istri dan anak-anaknya, kalau ia sudah sampai dengan selamat.
Setelah melakukan serangkaian keperluan sebelum tidur, beliau memutuskan untuk tidur lebih awal karena besok jadwal rapat akan dilaksanakan lebih pagi. Jadi dengan alasan agar besok pagi bisa fit kembali.
Setelah pagi menjelang, beliau memutuskan untuk menuju ke lantai hotel dimana proses menemukan kekenyangan berada. Sembari memakan sarapan paginya hari itu, Pak Romi membuka-buka aplikasi chatingan online yang beliau download beberapa hari lalu.
Bermaksud iseng karena disana sama sekali tidak orang yang bisa ia ajak berbicara. Mungkin nanti setelah mengadakan rapat.
Pak Romi masih sibuk dengan gawainya dengan iseng menggoda beberapa wanita-wanita yang saat itu mengomentari postingan yang ia upload beberapa waktu lalu.
Sampai pada akhirnya beliau stuck pada 1 wanita yang tersisa, yang masih terus menemukan bahan obrolan yang gak habis-habis. Beliau sesekali tersenyum geli saat menanggapi perkataan wanita itu, hingga entah kenapa dengan begitu mudahnya ia tertarik (disini aku udah mikir yang gak
Mereka terus mengetik berbagai macam bahan obrolan yang menarik hingga akhirnya si wanita (Dian) mengajak Pak Romi untuk ketemuan
Tanpa tanggung-tanggung, Pak Romi menerima ajakan Dian begitu saja tanpa berpikir dampak kedepannya seperti apa (padahl udah punya istri guys tapi masih aja kelakuan sok abg 😩 aku jadi kasian ama istrinya)
Akhirnya setelah perbincangan yang cukup lama, mereka memutuskan untuk bertemu besok pagi karena berhubung kegiatan besok hanya penelitian biasa dan jadwalnya kisaran tengah hari.
Sampai malam pun, Pak Romi dan Dian masih terus melanjutkan obrolan mereka yang tak habis-habis menemukan berbagai topik. Mulai dari bertukar cerita hidup dan lain sebagainya.
Oh iya, disini aku gatau Dian itu kisaran umur berapa, jadi kita skip langsung aja.

Matahari pagi kembali datang dengan Pak Romi yang sedang siap-siap untuk sarapan. Semalam memang mereka berjanjian ketemu di restoran hotel untuk sarapan bersama.
Setelah siap berkemas, beliau turun ke lantai 3 dan mulai menunggu. Tidak begitu lama Dian telah sampai dan duduk di depan Pak Romi. Memang foto di profil dan aslinya tetap sama, persis. Cantik dan terlihat lembut.
Betapa mata Pak Romi tak bisa mengalihkan pandangannya dari wanita yang sedang melahap santap paginya. Pak Romi tidak mengetahui apa yang sedang terjadi dengan dirinya, namun saat itu yang bisa ia lakukan hanya menatap Dian dengan tatapan penuh. Seperti seluruh pandangannya hanya
- terfokus pada Dian dan yang lain blur.

"Oh jadi mas kesini karena tugas?" ucap Dian setelah mengelap mulutnya dengan tisu. Rupanya ritual makannya telah selesai dan tersisa piring kosong dengan sendok dan garpu yang dibuat terbalik.
Pak Romi mengangguk sambil tersenyum sangat manis, "iya dek. Kali ini emang tujuannya ke sini."

Pak Romi masih belum merasakan keanehan disana, baginya pemandangan di depannya ini tak boleh di sia-siakan begitu saja. (aku mikirnya, dia ga ingat apa ya istrinya dirumah)
Setelah berbincang-bincang cukup lama, Dian menawarkan sesuatu yang cukup membuat Pak Romi terhenyak.
"Mas, jalan-jalan ke rumah yuk."
Pak Romi masih saja terus menatap Dian seolah memang ada lem perekat disana. Tak ada keraguan sama sekali padahal mereka sama sekali belum kenal dengan baik. "Wah, memang boleh dek?"
"ya masa gaboleh toh mas, aku yang nawarin kok. siapa tau mas mau kenalan sama ibu bapak."
(aku gatau ya Pak Romi ini ngaku kalau dia punya istri apa gak, soalnya kan ini si Dian juga ganjen banget gitu)
"Jauh dek?"
"Gak kok, naik ojol juga nyampe dari sini."
Pak Romi sedikit berpikir dan langsung menyetujuinya.
Mereka menaiki ojek online menuju rumah Dian saat itu juga. Entah kenapa disini Pak Romi tidak merasa keberatan sama sekali, seolah memang dia dibuat mau begitu saja entah oleh siapa.
Di jalanan, Pak Romi sedikit merasa aneh karena disekelilingnya terlihat berbagai pepohonan hijau gelap yang cukup panjang. Seperti hutan kecil yang sama sekali tak ada rumah. Hanya aspal rata dan jejeran pepohonan.
Namun tak begitu lama melewati hutan kecil itu, mata Pak Romi langsung melihat rumah-rumah warga yang berjejer. Tak lama, mereka berhenti di sebuah rumah kayu klasik yang warnanya cokelat sedikit kegelapan.
"Mari mas." Dian tersenyum mempersilakan Pak Romi masuk. Dan lagi, Pak Romi sama sekali tidak merasakan keganjilan, ia tetap melangkah begitu saja memasuki pintu utama rumah itu.
Tampilannya cukup menarik, seperti rumah-rumah orang besar terdahulu gitu, sebelum masuk kayak ada tiang-tiang terus dikasih atap diatasnya. Pintunya benar-benar terbuat dari kayu yang teksturnya keras dan gagah.
Pak Romi berjalan masuk tanpa perasaan cemas dan khawatir sekalipun, tidak setelah ia melangkah masuk mengikuti Dian yang sudah berada di pintu masuk rumah. Samar-samar terdengar suara tertawa, seperti serak-serak dengan memakai suara dalam. Mirip seperti suara dalam bapak-bapak.
Dengan cepat, Pak Romi menoleh ke arah kanan, ke arah asal suara yang ia dengar. Namun belum sempat ia mencari tahu, Dian yang seperti tahu maksud Pak Romi langsung menariknya masuk.
Di dalam, Pak Romi duduk di ruang tamu, masih sama arsitektur rumahnya yang dominan kayu berwarna cokelat gelap. Sementara Dian, berjalan memasuki salah satu ruangan setelah meminta izin mengganti pakaian.
Dian kembali dengan penampilan baru, lebih sederhana dari pakaiannya yang tadi. Ia ikut duduk di samping Pak Romi yang kembali menatapnya penuh.
"Ke kamar yuk mas"
Pak Romi kembali terhenyak dengan tawaran itu, namun ia sendiri tidak sadar kenapa bisa menyetujui ajakan Dian itu.
Pak Romi melangkahkan kakinya memasuki kamar, hingga sampai pada saat seluruh tubuhnya berada dalam kamar, ia merasa hawanya tiba-tiba memanas, serta aura yang membuat dada sesak.
Ia tiba-tiba merasa tidak nyaman berada di kamar itu, seperti sesuatu membuatnya ingin segera keluar dari kamar. Berkali-kali ia tahan, namun tetap saja suasana di dalam sana tidak berubah. Sesak dan mencekam.
"Mas duduk dlu, aku buatin minuman," ucap Dian setelah sekian lama hanya hening. Ia kemudian berlalu keluar.
Tak tahan lagi, Pak Romi segera keluar semenit setelah Dian.
Ketika kakinya melangkah di perbatasan kamar dan ruang tamu, Entah kenapa perasaan yang ia alami di dalam kamar tadi, seketika hilang seperti ia tak pernah merasa aneh berada disana.
Mungkin di dalam gaada angin, pikirnya. Ia kemudian memutuskan untuk melihat-lihat sekitaran rumah sambil mencari angin untuk menyejukkan badannya.
"Loh mas, kenapa keluar? Ayo masuk, ini minumannya." Dian yang membawa nampan dan gelas berisi minuman kemudian kembali mengajak Pak Romi masuk. Namun entah kenapa sekali lagi, Pak Romi tidak sadar kenapa ia bisa menurut begitu saja.
Mereka kemudian masuk ke kamar. Dan lagi, Pak Romi kembali merasakan perasaan janggal yang ia rasakan semenjak memasuki kamar itu. Ia merasa seolah sangat ingin keluar dari rumah itu, sangat ingin. Perasaannya kali ini benar-benar sudah tidak enak, mungkin karena kecapean pkirnya
Seperti ada yang tidak beres di sini.

"Oh iya, mas balik dulu ya, nanti di cariin sama orang di hotel." ujar Pak Romi, mungkin sebagai alasan agar ia bisa keluar dari sana, walaupun memang itu masuk akal.
"Yah, gak bisa lama-lama disini ya mas? Yaudah gapapa, lain kali main ke sini ya." jawab Dian. Ia kemudian ikut berdiri menemani Pak Romi keluar dari kamar.
Namun bnr sja apa yg dipikirkan oleh Pak Romi, ketika melewati pintu perbatasan antara kamar dan ruang tamu, perasan yg tadinya ia rsa sngat ingn pulang, skrg malah biasa-biasa saja. Begitu seterusnya saat ia kembali kkamar, ia merasa bgtu ingin pulang, dan ketika kluar keruang -
- tamu, ia kembali merasa biasa-biasa saja.

Seolah ada yang sedang mempermainkan perasaannya, tapi ia sendiri tidak tau apa dan siapa. Ia merasa ada sesuatu yang memaksanya tinggal dan tak membiarkannya keluar dari rumah itu.
Coba bayangin gimana rasanya terjebak ingin keluar, sementara ketika jalan keluar itu sendiri yang menghalangi kita.
Cukup lama Pak Romi gelisah, sementara Dian seolah tenang-tenang saja.
Dirumah itu, Pak Romi seperti terjebak. Hingga akhirnya malam tiba dan ia sama sekali belum bisa menemukan jalan keluar. Anehnya, malam itu ada dorongan yang membuatnya ingin tertidur, tiba-tiba saja dia mengantuk parah dan membuatnya terlelap di kamar itu sendirian.
Saat itu ia sudah minta izin untuk tidur di kamar itu, sedangkan Dian aku gak tau dimana.

Didalam tidurnya, Pak Romi bermimpi di datangi oleh kakeknya yang saat itu sudah lama pergi. Beliau berpesan seperti ini, "kalau ada sesuatu yang mengikatmu, itu pertanda yang buruk. Pergi
- dari sana!"

Tiba-tiba saja ia terbangun dengan keringat mengucur deras. Selain karena mimpi tadi, juga memang karena hawanya yang sama sekali tidak berubah seperti tadi siang. Sesak dan mencekam, seperti seluruh atmosfer perlahan menipis.
Wait, kimia an dlu gengs. 😩
Pak Romi bangun dengan napas ngos-ngosan, ia mengingat-ingat mimpi yang ia alami tadi dan mencoba mengingat pesan-pesan kakeknya dulu. Beliau pernah berpesan, "kalau ada sesuatu yang tidak baik menimpamu, seperti kalau kamu dapat kiriman atau hal yang sejenis dengan itu.
Hanya satu yang dapat kamu lakukan. Lepas pakaian pertama yang mereka liat dan kamu pakai."

"Mereka menandai seseorang dengan pakaian yang pertama ia pakai saat melihatmu, jadi kalau mau melepas ikatannya, lepaskan pakaian pertamamu."
Saat itu tanpa pikir panjang dan mengingat keanehan yang terjadi padanya sejak tadi, Pak Romi mulai menanggalkan satu persatu pakaian dinasnya, mulai dari baju dinas berwarna cokelat, hingga celana panjang yang senada dengan warna baju dan membiarkannya berada di kamar itu.
hingga hanya tersisa, maaf, beberapa pakaian dalam yang berusaha ia tutupi dengan tangan kosong seadanya. Ia kemudian mencari-cari cela di kamar itu agar ia tidak perlu melewati ruang tamu yang akan kembali membuat perasaannya tertahan untuk pulang.
Pak Romi mengingat-ingat, jika sebuah rumah terdiri dari kamar, tentu saja dan sudah pasti ia memiliki jendela di dalamnya. Beliau segera mencari benda persegi itu dan menemukannya dibalik tirai gorden yang warnanya nyaru dengan tembok berbahan dasar kayu itu.
Tanpa pikir panjang, dengan segala perasaan cemas, Pak Romi melarikan diri dari rumah itu melalui lobang jendela dengan keadaan hampir *maaf* telanjang.
Saat itu yang ada dipikirannya adalah lari sejauh-jauhnya dari rumah itu. Ia hanya terus menggunakan kakinya untuk berlari tanpa alas sekalipun, dan tangan yang ia gunakan untuk berusaha menutupi tubuhnya.
Ia kemudian tanpa sadar mengucapkan berbgai doa dan meminta ampun pada Allah. Ternyata seharian ini dia memang sama sekali tidak menyebut nama Allah dan seolah lupa dengan surah-surah pendek 3 Qul.
Yang ia lakukan hanya berlari sejauh mungkin dengan berbekal doa. Akhirnya, setelah cukup lama berlari, ia melihat beberapa orang berjalan dengan mengenakan baju koko, sarung serta peci.
Dengan langkah yang masih mantap, Pak Romi berlari menghampiri kumpulan orang yang saat itu berjalan. Tanpa basa-basi ia memanggil mereka. Terlihat wajah mereka yang seperti kaget melihat Pak Romi yang hanya memakai pakaian dalam seadanya.
"Tolong mas, tolongin saya." Pak Romi menghampiri mereka dan meminta tolong. Beberapa orang yang sedang berjalan itu sontak berlari kecil ketika mendengar Pak Romi meminta tolong.
"Loh mas, kenapa mas?" Beberapa orang sontak berkerumun dengan suara gemuruh mempertanyakan hal itu
Setelah di lihat jelas, rupanya itu adalah kumpulan orang yang sedang ingin melaksanakan sholat subuh, terlihat juga mesjid yang berukuran sedang di depan mereka.
"Tolongin saya mas, saya dari rumah itu. Di dalam saya berasa ditahan untuk keluar." Bla bla bla.
Pak Romi menjelaskan secara detail kenapa ia bisa berada disitu, sepagi itu, dan berpakaian seperti itu.
"Oh," wajah orang-orang di sana terlihat biasa saja. Seperti sudah biasa mengalami kejadian seperti ini. "Rumah itu memang pawangnya dedemit mas, sudah banyak korban -
yang seperti mas ini. Untungnya mas bisa selamat. Makanya mas, kalau lagi di kampung orang sikapnya dijagain, apalagi sampai goda-godain cewek."
Pak Romi tertunduk malu dan meminta maaf, ia segera dituntun oleh warga sekitar untuk mengganti pakaian di mesjid dan melakukan shalat subuh, meminta maaf kepada Allah atas kelakuannya hari itu.
Dari sini aja aku merinding nulisnya. Bahaya banget kalau hal kayak gitu, orang kayak gitu ada di sekitar kita. Intinya dari cerita ini ngajarin aku banget supaya lebih sopan, lebih santun kalau lagi di kampung orang, apalagi harus hati-hati sama orang baru.
Aku bener-bener kasihan sih sama istrinya, perasannya pasti lebih gaenak lagi.
Oke sampe sini aja utas ku, maaf ya baru pertama kali buat, jadi harap maklum kalau berantakan.

Yuu dada babayyy😗
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with picyy

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!