, 86 tweets, 10 min read
My Authors
Read all threads
UCAPAKAN "SALAM"

based on the true story
.
.
.
.
a thread
@bacahorror #bacahorror
Namaku Luna, aku mahasiswi semester 3 d sebuah kota S. Meskipun aku berasal dari tempat yang tidak terlalu jauh dari kota S, aku memilih untuk tinggal di kos putri dekat kampusku.
Mengapa? karena selain untuk lebih dekat dengan teman-teman kampus, aku juga kuliah sambil kerja. Yahh karena aku bosan hanya menjadi mahasiswi.
Tidak jauh dari kampusku (kampus Pelangi), ada juga kampus lain. Sebut saja Kampus Langit. Jadi tak heran jika banyak rumah warga yang dijadikan kos/kontrakan.
Di kampusku, banyak mahasiswa yang berasal dari kota S. Berbeda dengan kampus Langit yang banyak diisi oleh mahasiswa Luar Kota bahkan Luar Pulau.
Dan teman-teman kosku memang lebih banyak anak kampus Langit. Banyak dari mereka yang sering menghabiskan waktu bersama denganku. Semua golongan berbaur menjadi satu.
Banyak juga anak Luar Pulau yg menjadi teman akrabku. Terutama yang sesama Non. Tapi banyak juga teman2 Luar Pulau muslim yang menjadi temanku.
Suatu hari, seorang temanku dari Pulau K (Dante) menemuiku dan berkata

Dante : "eh Luna, esok lusa aku bersama teman2 akan pindah ke kontrakan baru"

Luna "oh ya? siapa sj yg ikut bersamamu?"

Dante :" banyak sih.Ada Miki,Ronald,Wendi (dr Pulau S).Noel, Riko, Vian (dr Pulau T)
Luna :" wah asik donk rame-rame, kalo mau kumpul-kumpul jadi lebih enak"

Dante : "iyakah... esok lusa bantu kami beres beres ya"

Luna : " oke, tapi aku bisa bantu mungkin agak malam ya. Mau kerja tugas di kampus dulu"

Dante :"iya, tdk masalah"
Sedikit informasi tentang teman-temanku.
Mereka yg dari Luar Pulau, hampir setiap hari terbiasa minum minuman beralkohol. Karena di daerah mereka, itu sudah menjadi hal biasa. Dan terbawalah kebiasaan itu hingga diperantauan.
Tapi, ketika mereka minum hingga mabuk, mereka tidak berbuat onar. Hanya sekedar untuk bercanda dengan teman lainnya. Akupun tdk merasa risih , karena d keluargaku minum seperti itu juga sudah biasa. Padahal keluargaku bukan orang luar pulau. Hahaha.
Lusapun tiba....

Setelah pulang dari kampus, aku segera menuju kos lama Dante.
Dan benar saja, disana sudah ramai teman2 yg membantu Dante.

Dante :"eh Luna, kamu tolong bawakan barangku yang ringan saja ya"

Luna :" oke deh. Ada yg mau ikut bersamaku?" tanyaku pada teman lain
karena aku membawa sepeda motor, jd tidak mungkin aku membawa barang2 ini sendiri.

Banyak teman lain jg membantu Miki,Ronald, Wendi,Vian, dkk berangkat dr kos Masing2. Jd tdk bertemu denganku d tempat Dante.
akhirnya aku berboncengan bersama Ilyas.
Tidak jauh memang kontrakan tersebut dr kos lama mereka.

Kami hanya perlu menyusuri sungai dan menyebrangi rel kereta api.

Mulai dari setelah melewati rel, perasaanku sudah tdk nyaman. Karena hanya ada rumah berjejer satu sisi saja
Dan di depan rumah2 tersebut hanyalah lahan kosong yang dtumbuhi pohon2 pisang. Penerangan jalan itupun sangat minim. Tak heran jika mereka bilang biaya sewa rmh ini sangat murah dibanding dengan yg lain.

Rmh lain rata2 biaya sewa 12-20jt/bl . Tp rumah ini kurang dr 10jt
Sampailah aku bersama Ilyas drumah kontrakan itu. Pandangan pertamaku adalah rumah itu begitu engap dan hawanya tidak enak. Aku bukan anak indigo, tapi aku sedikit peka dengan lingkungan sekitar.
lanjut ntar lagi ya.... ada urusan bentar :)
Rumah itu cukup luas . Dengan pintu gerbang besi tua yang sudah berkarat, menambah kesan kotor rumah itu. Ditambah lagi daun daun yang masih berserakan di halaman rumah.
Ya mungkin karena lama tak berpenghuni, jadi tidak terawat.
Setelah melewati gerbang besi, langsung masuk ke halaman depan rumah yang difungsikan untuk parkiran juga. Disamping halaman nampak tembok bangunan, ya itu juga merupakan bagian dari ruangan rumah itu.
Masih tersisa sedikit tanah d depan bangunan itu, ada beberapa tanaman yang sudah tertutup oleh rumput liar. Rumput liar tumbuh hingga keluar dari gerbang besi.
Saat aku menuju ke dalam rumah, riuh gelak tawa manusia.
Dan benar saja, ternyata di dalam sudah ada sang penghuni kontrakan yang baru.
Hanya Dante yang belum terlihat.

Ramai sekali di dalam. Teman teman yang wanita membantu membersihkan ruangan2 yang ada d rumah itu.
Dan juga menyiapkan beberapa makanan dan minuman untuk kami santap.

Sedangkan temanku yang laki laki, tidak banyak yang membantu para wanita.
Tetapi...
Mereka malah duduk sembari memutar lagu dan tertawa terbahak bahak.
Dan yah seperti biasa, mereka semua sedang minum minuman keras.
Aku tidak kaget, hanya menyayangkan.
Kenapa tidak membersihkan rmh dahulu.
Salah satu temanku, wanita. Dina namanya, menatap tajam tajam setiap sudut ruangan d rumah itu. Yah Dina memang memiliki kelebihan. Dia bisa merasakan dan melihat hal tak kasat mata.
Aku paham apa yang dilakukannya. Krn memang rumah ini terlihat menyimpan misteri.
Tapi saat itu, aku tdk terlalu menghiraukan Dina. Aku sibuk membantu yang lain.
Yang paham dengan perangai Dina adalah Dante, karena mereka sama-sama datang dari Pulau K.

Meskipun kami semua berbeda agama,ras dan suku, kami tdk pernah membedakan.
beberapa saat kemudian, Miki menghampiriku

Miki :"eh Luna, knp Dante blm kemari?"

Luna :"dia td masih beres2 dkos lamanya"

kulihat sudah pukul 20.00
tapi Dante belum juga datang.
Semakin larut, teman temanku yang duduk angkat gelas mulai mabuk. Gelak tawa makin riuh.

Beberapa teman2 perempuanpun pamit pulang krn hari sudah semakin malam.
Dantepun datang,

Luna :" kok baru dateng sih km?" udah jam 10 ini"

Dante :" banyak barang yg belum selesai diberesin. Inipun aku mesti balik ke kos lagi"

Luna :" berarti belum ada pembagian ruangan nih dsini"

Dante :" belom sih, tapi tak apa. Esok masih bisa dibahas"
Lalu Dante pun pergi lagi ke kos lamanya.
Semakin malam, semakin sunyi.
Satu per satu teman2 yg sudah sempoyongan pamit pulang.
Tinggalah para penghuni baru rumah kontrakan itu (Miki,Ronald,Wendi,Noel,Riko,Vian)
kecuali Dante, krn dia masih dkos lama.

Bersama mereka ada juga aku (Luna), Dina, dan Neta.
Aku hanya duduk di dalam ruangan sambil menghisap rokokku.
Kuperhatikan Dina yang sedari tadi memang "agak aneh".

Kudekati dia dan bertanya...
Luna :" Din, kamu lihat apa?"

Dina :" banyak Lun, macem macem"

aku tidak kaget dengan jawabannya.
aku hanya penasaran dengan satu ruangan di pojok belakang yang sedari tadi tdk dibuka untuk dibersihkan.
Luna :" Din, ruangan belakang kenapa ngga dbuka sih tadi?. Emang ga ada yg bawa kunci nya?"

Dina :" Aku bawa kok, td siang Dante kesini bersamaku trs kasih kuncinya ke aku. Aku udah lihat isi dalamnya kok"

Luna :" trs kenapa ga dibuka aja, kan pengap".
Dina :" Mending ga usah dulu deh".

aku yang semakin penasaran dengan jawaban Dinapun kembali bertanya

Luna :" Emang ada apaan sih Din, critalah"
Dina:" cuma gelap kok, belum ada lampunya"

Luna :"oh, gitu"
jawabku singkat namun penuh tanya

Dina :"Tapi ada hal lain juga sih"

Luna :" apaan???"

Dina :" Nantilah kuceritakan, skrg badanku lemas sekali rasanya. Mual dan Pusing"
Beberapa saat kemudian, suara motor Dante terdengar dari luar.
Bersamaan dengan itu pula,

Dina pingsan...
Paniklah kami.
Dibawalah Dina pergi dari tempat itu dalam keadaan pingsan.
Semua ikut mengantarnya dengan motor.
Motorkupun ikut dipinjam Wendi.
Dante yang baru saja menginjakkan kaki harus naik lagi ke motor untuk memboncengkan Dina. Dan Ronald ikut membonceng Dante untuk berada di belakang Dina, memeganginya.
Semua berhamburan keluar dengan "biasa saja". Jaga jaga supaya warga tdk curiga.
Namun malam itu, aku melihat tak ada warga yang melintas. Atau mungkin krn sudah tengah malam.
Karena saat kumelihat jam, waktu sudah menunjukkan pukul 00.15
Teman teman pergi.
Tinggalah hanya aku dan Miki di dalam rumah itu.
Miki adalah pria paling pemberani yg kukenal. Krn sikapnya yg "Masa Bodo" terhadap segala hal.
Dia lebih santai dariku saat itu.
Terlebih dia sudah menenggak miras.
Kami berdua berada dalam kamar yg kupakai mengobrol dengan Dina.
Dengan santainya dia mulai memejamkan mata.

Miki :"Lun, mari tidur sudah! Mata saya berat sekali"

Luna :"baj*ingan, dalam keadaan begini mana bisa tidur"

Miki:"hahaha... ah terserah kau saja, Saya mau tidur dulu"
Suasana menjadi hening tatkala Miki tidur.

Yang ada dibenakku saat itu hanyalah kekhawatiran bertemu dengan makhluk yang tak ingin kutemui.
Dengan pikiran yang berkecamuk, aku berdoa salam Maria terus menerus. Tanpa menghiraukan Miki yang sesekali memukul badan karena digigit nyamuk.
Satu jam lebih aku hanya duduk dan sesekali berbaring sambil trs berdoa.

Hingga tak kusadari HP jadulku ada beberapa missed call dari Wendi.
Kubuka, dan ada pesan masuk dari Wendi

"Lun, amankan disitu? Ini Dina ada d kos lama Dante. Dia kesurupan. Tdk ada yang paham bahasanya kecuali kamu. Tunggu Ilyas jemput kamu distu ya"
Seketika perasaanku lega krn aku akan pergi dari tempat engap ini.

....
Lalu sampailah Ilyas d depan rumah. Aku bergegas keluar krn sudah menunggu.
Tanpa menghiraukan Miki yg pulas mengorok. Aku lari keluar.
Sampailah aku dikos Dante.
Kulihat Dina melotot dengan keringat yang bercucuran di atas kasur.
Mata Dina melirik tajam seolah sedang marah.
Dina meraum-raum
"argggh arghhh"

Akupun terdiam sembari melihatnya.

Dina:" Cah do ra nduwe toto kromo!!!" bentak Dina
(anak tdk punya sopan santun)

Sontak aku kaget bukan main, tapi tidak dengan teman-temanku.
Ternyata inilah alasan mengapa teman2 berpikiran bahwa hanya aku yang paham ucapan Dina.

Temanku yg berada di kos Dante saat itu adalah anak Luar Pulau yang kurang bahkan tdk paham dengan bahasa Jawa.
Hanya aku yg mengerti apa yg Dina ucapkan saat itu.

Dan Dina??? what! dia anak pulau K yang tdk bisa sama sekali berbahasa Jawa.
Dan malam ini benar-benar malam aneh.

Krn Tubuh Dina terisi oleh Jiwa lain.
Wendi :" Apa maksudnya itu Lun, tolong terjemahkan"

Luna :"Dia bilang (kita) anaknyg tdk punya sopan santun".

Dante :" Memang kita kenapa?"
tanya Dante yg memang blm paham apa yg sebelumnya terjadi.
Dina :"Minggato koen seko kene! Asu kabeh!!!"
teriak Dina lagi.
(pergi kalian dari sini! Anjing semua!)

Luna :"Wonten menopo sih Buk? Kulo kalih rencang-rencang sedoyo nyuwun ngapunten menawi gadah salah"
(ada apa to buk, saya &teman2 minta maaf kl ada salah)
Teman - temanku menatap kami (aku dan Dina) dengan heran.
Mereka tidak paham.
Dina :" Kowe reti porak, yen kanca2mu kui do ora nduwe sopan blas!)
(km tau tdk kl teman2mu itu tdk punya sopan sama sekali)

"Manggoni omahku ora kulanuwun! Teko pisan malah maksiat"
(Menempati rumahku tdk permisi! Datang langsung bikin ulah maksiat)
Seketika aku paham dengan apa yg "Dina" maksud.
Karena di adat Jawa, pindahan rumah selalu ada "unggah ungguhnya".

Dan maksiat yang dimaksud, aku sangat paham.
Luna :" Njih buk, kulo paham. Tak sanjangane rencang2e kulo nggih"
(baik bu, saya mengerti. Saya akan bilang ke teman2)
Dina masih terlihat marah.
Dante pun berinisiatif untuk memanggil mas Slamet.
Mas Slamet adalah salah satu senior di kampus Langit.

Dia mendalami ilmu kebatinan dan menjadi pengajar seni bela diri di kampus.
Ilyas segera pergi untuk menjemput mas Slamet. Dan kamipun berharap send ga mAs Slamet ada di rumahnya.

Ketika Dina masih meraum2, teman teman menatapku dengan tatapan penuh tanya.

Dan akupun menjelaskan.....
Luna :"Begini lho, Yg merasuki Dina itu tinggal drumah kontrakan kalian. Dia marah karena begitu datang, kalian tidak mengucapkan "salam". Paling tidak permisilah. Kalian malah langsung minum mabuk disana dan tertawa2. Itu tidaklah sopan. Ya beginilah jadinya.
Wendi, Ronald, Noel, Riko dan Vian tertunduk. Terlihat ada penyesalan d wajah mereka. Sepertinya efek alkohol yg tadi ada dalam tubuh mereka seakan lenyap membuat mereka tersadar.
Hanya Dante yang terlihat sedikit bingung, karena dia tidak tahu pasti apa yang telah dilakukan teman-temannya di sana.
Sambil menunggu mas Slamet, aku tetap berdoa Salam Maria dalam hati.
Aku ngeri sekaligus kasihan melihat wajah Dina.

Dan akhirnya
Mas Slametpun datang.......
M.Slamet:"Ono opo iki? Ndang metu o dewe. Opo arep njaluk tak pekso"
bentak mas Slamet ke Dina

(ada apa ini. Keluarlah sendiri, atau kupaksa untuk keluar)

Dina hanya mengerang
"arggh argghh"
Mas Slamet datang bersama 1 temannya, Mas Budi.

Kemudian Mas Slamet menekan jempol.kaki Dina dan Mas Budi menekan kepala.Dina.

Sambil membaca ayat2, tubuh Dina menggelinjang.
Aku tetap pada posisiku sembari mengucap Doa Salam Maria. Beberapa kawanku keluar kamar karena merasa panas.

Ada aku, Neta, Dante, Ilyas, Wendi, Mas Slamet, Mas Budi dan Dina di dalam kamar.
Mas Budi :" Jangan pada kosong, tetap baca doa dengan kepercayaan masing2, terutama yang perempuan"
ucap mas Budi sambil melirikku.

Mas Slamet :" Sante wae, kae angel dileboni"
(santai saja, dia susah kerasukan)
jawab mas Slamet sembari menatapku tajam.
Aku bingung, namun paham.
Karena aku percaya akan perlindungan Tuhanku.
Beberapa saat kemudian, suasana makin mencekam.
Waktu menunjukkan pukul 01.45 dan Dina belum tersadar.

Sampai akhirnya aku merasakan ada angin berhembus masuk ke dalam kamar, namun angin itu kurasakan begitu panas.
Luna :" Angin apa ini, kok panas sekali"

Noel:" Iya Lun, di luar juga panas bukan main." sahut Noel lirih.
Mas Slamet :" Itu, di depan pintu dan teras. Anak-anak ibu ini sedang berbaris berdesakkan menunggu Ibunya, makanya Semua tetap fokus jangan sampai pikiran kosong" Jelas mas Slamet.
Aku memutuskan keluar kamar.
Aku memilih untuk menghisap rokok supaya lebih santai.
Wendi dan yang lainnya menyusulku keluar.

Hanya tersisa Mas Slamet, Mas Budi, Dina dan Dante saja di dalam kamar.
Setengah jam aku menghisap rokok bersama teman2, keluarlah Mas Slamet dan Mas Budi.

Mereka pamit pulang.
Sosok yang merasuki Dina sudah keluar.
Kami merasa lega sekali dan berpikir bahwa ini sudah selesai.

Namun...
Dante akhirnya keluar meninggalkan Dina yang tertidur di dalam kamar, ditemani oleh Neta.

Dante menceritakan apa yang terjadi sesaat sebelum sosok itu keluar dari tubuh Dina.
Dante :" besok selepas Isya, kita harus melakukan ucapan "salam" di rumah kontrakan itu. Kita panggil teman2 untuk syukuran. 'Dia' meminta kita semua untuk meminta maaf dengan apa yang telah kita lakukan"
Aku mengerti maksudnya. Namun aku berkata bahwa tidak bisa berjanji hadir dalam acara tersebut. Dikarenakan jadwal kuliah dan kerjaku yang cukup padat.
Selanjutnya dari kisah ini, aku selalu bertanya pada Miki & Dante. Dan tidak mengetahuinya secara langsung.
Malam yang dinanti pun tiba.
Teman teman sudah mempersiapkan "sesajen" yang diminta oleh sosok Ibu itu.

Bunga
Buah Apel
Ayam Ingkung (ayam yang dimasak utuh)
Mereka berkumpul di rumah kontrakan tsb. Sembari berdoa bersama.

Dan kata Dina, sesajen itu harus diletakkan di ruang pojok belakang tanpa lampu itu.
Beberapa hari mereka tinggal di sana, namun gangguan masih berlangsung.

Setiap malam sekitar pukul 8/9, Dina selalu kerasukan sosok itu lagi.
Mengapa? karena sosok itu masih menginginkan sesajen darinteman - temanku.

Meskipun mereka sudah berdoa dan mengucap "salam". Rupanya hal itu tidak membuat gangguan berhenti.
Setiap hari, ada saja permintaan dari sosok itu. Terkadang permintaannyapun tak masuk akal.

Pernah suatu ketika, "Dina" meminta segala macam jenis buah yang ada, dan ingin memakannya di tempat lain.
Seminggu sudah hal ini berlangsung dan membuat teman-teman risau.
Bagaimana tidak, uang saku mereka habis hanya untuk membeli 'sesajen' sosok tsb.
Akhirnya, Mas Slametpun turun tangan. Membantu menuntaskan ini semua.
Dan ternyata sosok tsb adalah sosok yang suka iseng.

Pada akhirnya, teman-teman memutuskan untuk pergi dari rumah tsb. Mereka berpikir, daripada tinggal di situ tetapi tidak nyaman.
Yahhh.... itulah akhir dari kisah ini.
Dari sini kita dapat mengambil intisari nya.
Bahwa dimanapun kita berada, kita harus tetap mengedepankan "sopan santun".
Entah dengan sesama manusia, maupun dengan makhluk lain yang hidup berdampingan dengan kita.

:)
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Jangan Tanya

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!