, 84 tweets, 10 min read
My Authors
Read all threads
Aku bakal nulis thread horror lagi.
Ini lanjutan kisah dari cerita sebelumnya
"Penghuni Toilet SMA"
karena aku bilang akhirnya aku lanjutin sekolah di SMA tsb.
.
dan inilah kisah
*PARA PENGHUNI GEDUNG SEKOLAH*
@bacahorror #bacahorror
@ceritaht
Yesss, akhirnya lulus SMP.
ga sabar lanjut ke SMA.
Teman baru, sekolah baru, kehidupan baru.
Pikirku.
Aku tidak terlalu penasaran dengan sekolah ini, karena sedikit tahu tentang tata letak ruangan-ruangan yang ada. Berbeda dengan kebanyakan temanku yang lain. Yang mungkin masih asing dengan Sekolah baru mereka.
Tahun ini, satu angkatanku kelas X (sepuluh) ada 6 kelas.
Aku mendapat kelas X-2.
Letak kelaskunada di lantai 2 tepat di sisi tangga dan berada paling ujung.
di sudut tangga ada bangunan kecil yang tertutup. Aku tidak tau ruangan apa itu dan difungsikan untuk apa. Namun sudut itu terlihat sangat redup. Ya tepat di hadapan kelasku terlihat agak gelap.
Seminggu setelah Mos, akhirnya kami satu kelas saling menghafal nama satu sama lain.
Teman sebangkuku, panggil saja Siska.
Anak kurus berambut panjang, berwajah pucat karena mata panda yg dimilikinya.
Entah karena jarang tidur, insomnia atau memang bawaan dari lahir aku enggan bertanya. Dia cukup diasingkan kawan yang lain karena sering sakit di kelas.
Sering meninggalkan kelas dan berada di UKS. Sering mendadak pingsan di kelas.
Awal dia pingsan, teman-teman panik membantu dia pergi ke UKS. Lama-kelamaan mereka enggan. Seperti sudah bosan melihatnya begitu.
Hanya aku dan Nana yang masih peduli dengannya. Meskipun kadang Nana mengajakku untuk tidak terlalu dekat dengannya. Tapi aku tidak tega.
Kedekatanku dengannya, membuat teman teman yang lain sempat menjauhiku. Tapi aku tidak peduli karena aku orang yang cuek dan masa bodo. Meskipun Siska bilang untuk tidak peduli dengannya, namun hati nuraniku berkata lain.
Saat pelajaran berlangsung, Siska memandang lama keluar kelas. Kelas kami memiliki jendela yang rendah. Jadi apapun atau siapapun yang melintas, dapat dengan mudah terlihat dari dalam kelas.
Tiba-tiba Siska tersenyum sambil mengangguk.
Aku yang tidak melihat apa apa hanya menyeringai, keheranan.

Lalu Siska berkata padaku
"Aku tidur bentar ya"

Gilaa pikirku, saat pelajaran berlangsung. Dengan entengnya dia bilang begitu.
Posisi tidur Siska cukup aneh. Kepalanya tersandarkan di meja tapi tangan diapun di atas meja dan memegang pena. Mata dia merem, tertutup beberapa helai rambutnya.
Di samping kepalanya buku terbuka. Dan kemudian tangan Siska bergerak menuliskan sesuatu.

"HAI , AKU MARCHEL"
Sontak aku melotot bingung. Apa itu benar terjadi, atau Siska hanya berpura-pura untuk mengerjaiku.
Kalaupun dia mengerjaiku, kenapa matanya merem waktu menulis. Dan tulisannya rapi.

Aku masih bingung, lalu kubalas juga dengan menulis "HAI JUGA"
Kemudian tangan Siska bergerak lagi, menulis

"AKU INGIN BERTEMAN DENGANMU"

Haduhhh, waktu itu aku syook dan mulutku kelu.
Pelajaran tak ada yang masuk ke otakku.
Aku tak membalas tulisan itu.
Aku diam, dan berusaha fokus mendengarkan guruku yang mengajar.
Beberapa menit setelah itu, Siska mengangkat kepala. Aku sempat takut, jika itu bukan Siska yang asli.

Tapi dugaanku salah. Karena ternyata itu benean Siska. Dia tertawa cekikikan mengejekku.
lanjut besok ya...masih panjang ;)
Aku sedikit jengkel dengannya.

"Apaan sih Sis, ga lucu ah"

"Aku ga lagi melawak kok" ujar Siska masih tertawa
"Kamu disukai sama Marchel tuh, dia pengen ikut kamu" tambah Siska

"Hah? ikut? ikut kemana??? Marchel itu siapa?"
tanyaku kaget
"Marchel dan Michelle, 2 orang keturunan Belanda yang tinggal di depan kelas kita.
Si Cewe namanya Michelle, dia pake gaun putih panjang ala Nona belanda. Cantik"
Jelas Siska
"Nah yg cowo, Marchell namanya. Dia yg tadi duduk sebelahmu, nulis -nulis ini" Tunjuk siska.

Aku masih bingung waktu Siska menjelaskan. Antara percaya atau tidak. Tapi itu semua membuat bulu kudukku berdiri. Ngeri juga waktu itu aku rasa.
"Marchel pengen ikut kamu. Ikut kamu kemanapun kamu pergi"

Sontak aku kaget
"Ah engga ah, serem tauk"

"Gapapa lagi. Ada temen ngobrol drumah ntar" Ejek Siska sambil tertawa lirih.
Saat perjalanan pulang aku sempet ngeri memikirkan omongan Siska. Aku naik bis waktu itu. Aku merasa seperti orang gila. Takut jangan-jangan itu cowo yang ga keliatan ikut naik bis.
Serem tapi lucu juga :) hahaha
Keesokan harinya Siska bertanya
"gimana kemaren, seru ga ditemenin"

"eh, emang beneran dia ikut aku?"
tanyaku ngeri

"iya" jawabnya sambil senyum

"Aku ga percaya"
ucapku sambil memalingkan muka dari Siska.
"Ya gapapa sih kl ga percaya, hahaaha"
ledek Siska

"Kamu kemaren drumah sendiri kan?
Rumahmu ada 2 kamar tidur. Dan sangat tertutup dari depan. Karena pintu masuk ke ruang tamu terhalang oleh pintu besi."
tambah Siska

.
Siska membuatku sangat kageeetttttt.
Karena benar apa yang diucapkannya
Aku terpaku menatapnya.
"Tau darimana"

"Marchel"
jawabnya singkat.
Berhari-hari lamanya Siska dan Marchel sering bertukar tempat.
Jadi si Marchel ni sering masuk ke tubuh Siska, sambil nulis-nulis percakapan bersamaku seperti awal mula kami kenal.
Sampai suatu saat....

"sis, numben sadar terus. Marchel mana?'
tanyaku

"Kenapa? kangen ya?"
jawabnya sambil terkekeh
"ya ga gitu. Biasanya kan dia sering tukar tempat sama kamu. Kenapa skrg ga pernah?"

"Michelle ngambek"

"Lah, kenapa?"

"Soalnya Marchel trs yg interaksi sama kita. Jadi si Michelle ini kayak jealous gitu"

"Busyet, setan ada yang bisa jealous juga y" Pikirku
Sekarang sudah hampir sebulan, Marchel tidak pernah datang untuk bercakap lagi denganku. Siskapu masih dengan kebiasaan lamanya, sering pingsan, sakit sakitan dan jarang masuk sekolah.

Hingga suatu saat
"Sis, maen kerumahmu yuk!" pintaku

Siska masih diam, belum merespon.

"Rumahmu kan dekat dengan sekolah, kamu kalo brkt /pulang aja jalan kaki. Boleh dong aku mampir"

"Boleh aja, tapi jangan ajak teman lain.Cukup kamu aja" balas Siska
"Kenapa? Nana tdk boleh ikut?"
tanyaku heran

"Gak! aku cm percaya kamu!"
jawabnya sedikit sewot.
Aku mengiyakan.

Aku pergi kerumah Siska saat sekolah pulang awal. Aku lupa antara Jumat/Sabtu

Di perjalanan kami berguarau. Hanya kami berdua saja. Jalanan menuju rumah Siska cukup rindang karena masih banyak pohon-pohon besar tumbuh di pinggir jalan.
"Jangan takut ya kalo sampe drumahku"
celetuk Siska

"Takut apa?" tanyaku

"Sebenarnya aku belum minta izin ke ortuku kalo ada temanku akan datang.
Jujur aku takut"

Sontak aku kaget karena dia bilang takut.
"Takut apa Sis?"

"Bapakku"

"Dia orang yang paling aku takuti. Aku sering dimarahinya. Aku merasa seperti anak yang tidak disayangnya" tutur Siska dengan muka memelas.

Akupun berhenti dan memilih mendengarkan ceritanya di satu pohon besar.
"Emang kamu salah apa?" tanyaku

"Aku tidak tahu salahku. Hanya saja aku yang selalu menentang bapakku menggunakan 'ilmunya'. Aku tdk tahu ilmu apa yg dimilikinya. Tapi aku merasa hidupku tidak normal, tidak seperti keluarga lain."
jelas Siska
"Dulu waktu SMP, ada beberapa teman mengunjunguki karena aku sakit-sakitan seperti sekarang. Tapi bapakku melarangku.menemui mereka. Malah mereka disuruh pulang."
Aku mengajaknya untuk lanjutkan perjalanan.

"Sekarang, kamu ga usah takut. Aku anter kamu sampe rmh" Aku berusaha menghiburnya
Sesampainya di depan rumah Siska.
Aku merasakan hawa aneh. Aku pikir ini rumah seperti tidak ingin didatangi orang asing.

Tertutup rapat oleh pagar setinggi kepala orang dewasa. Di depan rumah ada pohon belimbing yang daunnya jatuh berguguran dan tak dibersihkan.
Meskipun siang itu sangat cerah, namun rumah Siska terlihat sangat gelap. Padahal di sisi kanan kiri, rumah tetangga terlihat terang dan bersih. Di teraspun terlihat gelap dan dipenuhi banyak sangkar burung yang kotor dan bau.
Aku masuk melewati pagar rumah. Dan dipersilakan duduk di kursi kayu yang ada di teras rumahnya. Rasanya hidungku ingin kusumbat dengan sebotol parfum. Bau kotoran burung bercampur dengan bau kotoran kucing.
Aku berpikir sejenak, mungkin ini salah satu alasan mengapa Siska sering sakit-sakitan. Rumahnya saja tidak layak huni menurutku. Meskipun bangunannya cukup bagus dan terbilang modern, namun kebersihannya sangat kurang sekali.
Perutku sangat lapar. Biasanya kalo pergi bertamu ke rumah teman, spulang skolah, orang tuanya akan menyajikan makan siang yang menggugah selera.
Namun rmh Siska aku berpesan pada otakku

"Jika nanti disuguhi makanan, plis jangan dimakan"

Aku tak sampai hati jika harus makan ditempat seperti ini.
Di luar dugaan, Siska yg tadi pamit ganti baju kini keluar hanya dengan membawa segelas air putih dingin.
Aku sebenarnya haus bandel, tapi hanya kusruput seeikit saja.

"Ortumu dimana Sis?"

"Ada di dalam"

"Rumahmu serem ya" bisikku
"sssssttttt" jawab siska sambil menutup telunjuk ke mulutnya.

Tanda aku harus diam tak banyak tanya.

"Ini semua, piaraan bapakku" jelas Siska sambil matanya melirik semua burung-burung di teras.
"Banyak banget ya. Di dalam masih ada?"
tanyaku sambil melihat isi dalam rumah Siska.
Dan di dalam rumahnya masih banyak sangkar burung yang tergantung di langit-langit. Dindalam rumah lebih ngeri. Gelap dan banyak kucing bersliweran.
Rasanya aku tak sanggup jika harus tinggal d rumah itu.
Tidak sampai sejam dirumah Siska. Aku pamit mau pulang.

"Sis, aku pulang ya. Mana ortumu biar aku pamit sekalian".

"Ga usah pamit, ntar aku pamitin aja"
Siska masuk ke dalam rumah, dan bapaknya hanya mengintip dari dalam rumah. Aku tidak jelas melihat rupa bapaknya. Hanya siluet saja yang kulihat
"Yuk tak anter sampai halte"

"Oke"

Kami berduapun berjalan menyusuri jalanan yang tadi kami lewati.

"Maaf ya kalo agak kurang menyenangkan. Sekarang tahukan gimana kehidupanku"

"Ya Sis, aku paham. Kamu tetep jadi Siska yang kuat ya"
"Bapak melarangku berteman dekat dengan siapapun. Karena itu aku menjadi tertutup dengan orang lain. Aku tidak menyalahkan teman-teman yang menjauhiku. Karena bagi mereka aku aneh. Tapi kamu, tidak pernah menghindar dariku. Aku senang bisa berteman dan berbagi denganmu".
Sejak itu, aku menjadi iba dengannya. Di kelas aku selalu membelanya. Misalnya, saat kerja kelompok, dia selalu tdk kebagian kelompok. Dan aku sering marah2 ke teman2 yang tidak mau berkelompok dengan dia.
Hanya aku yang mau berteman dekat dengan Siska. Aku tidak tau dia indigo atau apalah itu, yang terpenting dia baik dan tulus berteman denganku. Karena pertemanan kami inilah, dia bercerita padaku tentang sosok2 yang ada d sekolah kami.
Satu weekend, dimana siswa/siswi kelas X diwajibkan ikut kegiatan semacam persami (perkemahan Sabtu Minggu). Namun tidak ada tenda, hanya berkegiatan di malam hari.
Ya tentu saja, Siska masuk dalam kelompokku. Aku yg jadi ketua dalam kelompokku, jadi tidak sungkan mengajaknya andil bagian dalam kegiatan ini.
Di sela-sela kegiatan dia memberitahuku tentang sosok-sosok yang sliweran saat malam tiba. Dan aku menanyakan perihal kejadian yang ada di kamar mandi, yang pernah aku alami bersama kawanku saat SMP.
Dan benar saja, di dalam km. mandi itu memang ada penunggu. Tapi tidak terlalu intens mengganggu. Ya mungkin saat itu Aku dan teman SMP ku sedang ketiban sial :) hahaha
"Trus ada apa lagi Sis,?" tanyaku menggebu

"Baanyaakkk, tapi ga perlu khawatir. Mereka ga ganggu kok. Selagi kita baik sih. Ada Michelle n Marchel juga tuh."
tunjuknya saat kami berkegiatan di lapangan kecil dekat km. mandi Laborat .
"Mana mana?"
jawabku sambil.clingukan

"Pengen liat? beneran??? hahaha"
gurau Siska

"Michelle dan Marchell mau ikut kita kok. Selama berkegiatan di sini."
lanjut Siska
Saat senggang, Siska menawarkan suatu permainan denganku. Sebenarnya bukan permainan ya, tapi sebut saja begitulah supaya tdk bingung. Hehe
"Coba kamu terka, Energi makhluk lain yang ada d sekolah ini berada di bagian mana saja? Kalo kamu pakai hati, biasanya km bisa merasakannya"
Ajak Siska

Aku bukan anak indigo, tapi sebagai manusia, rata-rata dari kita kan bisa merasakan hal seperti itu.
"Aku sih ngrasa serem kalo mau naik ke Ruang Komputer. Pas sudut tangga itu Sis, kayak diliatin orang rasanya"

"Trus mana lagi?" tanya siska

"Sekitaran lapangan depan kelas XII."
(kelas XII adalah kelas yg dekat dengan aula, dan ada pohon gede di taman depan kelas)
"Dan ruang-ruang bawah tanah, kan gelap dan kotor tuh. Pasti banyak yang nungguin"
Kataku sambil bergidik ngeri

"Aku jelasin ya" timpa Siska
"Yang kamu bilang di tangga menuju Ruang komputer itu bener.Dulu ada perempuan yang gantung diri di tangga itu"

Aku merinding seketika. Masih bingung juga. Benar atau hanya bualan Siska.
"Yang di depan kelas XI, ya dsitu juga ada. Di pohon itu pasti karena itu pohon tua.
Kalo di ruang-ruang bawah tanah, ga usah dijelasin..hehehe " Jelas Siska sambil tertawa.
Saat Siska menjelaskan itu semua, kami sedang berkegiatan di Aula. Di aula, ada panggungnya, dan di belakang panggung ada ruangan untuk menyimpan alat-alat panggung.

Lalu Siska melanjutkan penjelasannya.
"Tapi sekarang, aku merasa kalo di Aula ini energinya paling besar. Karena selain murid murid yang berkumpul, "mereka" juga ikut ngumpul di sini"

Dan aku auto merinding. Bagaimana tidak, Siska hanya menjelaskan ini semua kepadaku. Tdk dengan teman yang lain.
Hari hari selanjutnya, kami sekolah seperti biasanya. Siska masih dengan perawakan kurus dan pucatnya. Padahal aku sering ajak dia makan, tapi susah gendut.

Ya cuma dia sekarang jarang ijin ke UKS.
Jarang pingsan juga.

Aku senang sih dia udah mendingan.
Saat aku mulai senang mengetahui Siska menjadi lebih sehat, seketika itu juga aku merasa khawatir.
1 hari berlalu tanpa dia di sekolah.
Aku yg tadinya senang, mendadak khawatir
"Apa Siska drop lagi kayak kemaren ya"
pikirku
2 hari tak masuk
3 hari masih sama.
hingga 1 Minggu lamanya dia tidak nampak di Sekolah.

Hari itu aku bertekad ke rumahnya saat pulang sekolah.
Hari itu juga ada mapel dari wali kelas kami. Aku sebenarnya berinisiatif untuk bilang ke wali kelas, supaya perwakilan anak kelas pergi ke.rumah Siska.

Tapi belum aku mengutarakan pendapatku, Wali kelasku bilang bahwa...
Siska memutuskan untuk pindah sekolah. Tidak ada yang tau apa alasan dia pindah.

Temanku yang rumahnya berdekatan dengannyapun bilang kalau rumah Siska sudah kosong.
Saat dulu, teknologi belum semudah sekarang. Jadi aku pun tak tahu harus mencari info dan kabar dia dimana.

Sampai sekarang, akupun tidak tahu dimana Siska berada.
Tapi meskipun begitu. Aku senang berteman dengannya. Dia yang membagi kisah tentang hal hal yang tak bisa kulihat.

;)
Dan dari apa yang telah dikatakan Siska, ada beberapa hal yang membuat aku makin percaya dengan ceritanya.
Dari rumor yang beredar tentang wanita gantung diri itu, desas desus dari mulut ke mulut sih benar begitu. Katanya wanita itu gantung diri krn dihamilin pacarnya dan pacarnya ga mau tanggung jawab.
Kalo di sekitaran kelas XII, pernah temanku yang anak OSiS menjadi pembina untuk anak kelas X yg persami. Saat dia lewat di lorong kelas XII, di salah satu kelas dia melihat nona Belanda bergaun merah, memainkan payung, duduk di meja kelas paling depan sambil mengayunkan kaki.
Dan yang di Aula, pernah ada kejadian kesurupan. Ya saat berkegiatan di malam hari gitu, beberapa siswa kesurupan dan itu terjadi dari tahun ke tahun.

Untungnya aku ga pernah ngalamin...hehe
Sekian dulu ya thread dari aku.
Sampai ketemu di thread selanjutnya.

:)
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Jangan Tanya

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!