Thread by @Greschinov

Sejarah huruf Arab yang perlu kamu ketahui
(A thread)

Aksara Arab adalah turunan dari Aksara Nabatea.
Nabatea sendiri adalah bangsa Arab kuno yg mendiami Arab bagian utara (sekitar Yordania & Suriah sekarang). Mereka ialah bangsa pedagang dan terkenal dng pahatan arsitekturnya di bukit-bukit dan gunung, Petra salah satu contohnya.

Dapat dikatakan, Nabatea ialah bangsa Arab yg paling "maju" peradabannya. Posisi mereka sangat strategis, mereka ada di antara Romawi, Mesopotamia, dan suku-suku Arab lain di selatan. Itulah sebabnya, mereka punya sistem abjad tersendiri yg berkembang menjadi abjad Arab sekarang.

Seiring berjalannya waktu, wilayah Nabatea ditaklukkan Romawi, sedangkan suku-suku Arab yg ada di sebelah selatan tetap merdeka dan meneruskan literasi Arab tertulis yg sudah dimulai dari Nabatea.
Berikut terlampir aksara Nabatea, jika dibandingkan dng aksara Arab sekarang.

Masuk ke zaman kemunculan Islam, aksara Arab sudah digunakan secara luas sebagai aksara korespondensi dan dagang orang Arab. Bentuk guratannya juga menjadi jauh lebih sederhana daripada aksara Nabatea.
Berikut surat korespondensi Nabi Muhammad yg menyeru kepada Islam.

Pada abad ke-7, agama Islam menyebar keluar semenanjung Arab, dan otomatis aksara Arab ikut juga tersebar. Tetapi ada masalah: aksara Arab belum punya harakat dan titik seperti saat ini, sehingga hanya orang yang bisa bahasa Arab saja yg bisa baca aksara Arab.

Pada zaman Dinasti Umayah, Abu al-Aswad (603–689), seorang ahli bahasa dan puisi Arab, membuat sistem titik agar tulisan Arab dapat dibedakan antara bunyi-bunyi vokalnya.
Berikut sistem yang dibuat oleh Abu al-Aswad:

Namun, sistem yg dibuat oleh Abu al-Aswad ini mempunyai kekurangan sebab titik-titik yg dibuat masih dapat menimbulkan ambiguitas dalam pengucapannya. Sistem ini kemudian disempurnakan kembali oleh al-Farahidi, seorang ahli bahasa dan perancang kamus pada zaman Abbasiyah.

Al-Farahidi (718–786) membuat sistem harakat (fathat, kasrah, dhommah, dsb) dan titik sebagai pembeda antara huruf. Sistem al-Farahidi inilah yang kemudian sampai kepada kita dan memudahkan orang-orang non-Arab dalam membaca huruf Arab dan Alquran.