, 28 tweets, 4 min read
My Authors
Read all threads
Pada mau baca cerita horor gak? Sebuah cerita tentang entahlah aku aja bingung ni orang sebenarnya kenapa. Chat yang di tengah aku sensor karena nyebutin info personal. It’s been going on and off for the last 16 years.
The year is 2003, aku baru duduk di bangku SMA. Rambutnya spike, di tangan ada gelang karet hitam minimal 10 buah, sepatu converse talinya merah. Masa muda masa yang berapi-api kalau kata raja dangdut.
Di setiap sekolah, suka atau nggak, disengaja atau bukan, akan selalu ada murid penyendiri, murid populer, murid pintar dsb. Orang di atas adalah murid penyendiri.
Mas Hend dulu adalah orang periang, jadi semua adalah teman. Including her, yang kalau jam istirahat duduk di mejanya sendiri, gak bergerombol sama cewek2 lain di kantin.
Kadang kalau lagi males keluar, pas istirahat aku juga ngadem di kelas, again, suka atau nggak kalian denger ini, akan selalu ada teman sekelas yang mungkin luput dari pandangan, orang2 ‘invisible’ gitu, satu kelas tapi gak pernah komunikasi.
Jadi suatu hari if I’m not mistaken (16 tahun lalu cuy) Aku nyapa dia, believe me it was a friendly convo soal ngapain sih luh diem mulu di kelas, ke kantin atau ngapain kek gitu. Dia jawabnya juga ramah, so yeah, pendiam tapi tak menutup diri juga. Great.
Setelah hari itu sering ngobrol2 singkat sambil nunggu guru masuk, tidak flirting atau apapun itu, sama kayak ke teman cewek yang lain. We’re friends.
She’s an orphan or at least that’s what she told me, tinggal di rumah saudara, hidup berjalan terlalu keras bagi dia yang masih remaja. I feel bad for her.
Pertengahan 2003 mama aku meninggal, the riang dan ramah version of me pecah berantakan. I stopped talking to everybody, including her.
Singkatnya begini situasinya waktu itu.

Aku: Tolong jangan diganggu, I wanna be alone.

The rest of highschool friends: Okay.

Dia: Kita sama sekarang, yuk nangis berdua.
Itu yang aku tangkep dari sikapnya, kayak waaah sama nih kita, pahit ya hidup, hold my hands mi amigo.

Bbbut we’re not that close.
Lu pernah lagi males sama orang2 tapi ada satu orang yang gak perduli sama keinginan lo dan tiap bentar nongol ganggu? That’s what happened.
Kemudian naik kelas, kita beda kelas, sedikit berkurang kan ganggunya karena tidak lagi satu ruangan dari pagi sampai siang. Mas Hend waktu itu lagi gelap-gelapnya deh ngeliat dunia, let alone having small talk.
Masa sekolah pun kemudian lewat, aku masuk kuliah. Memulai hidup di lingkungan baru, teman-teman baru, sakit di hati pun mulai pelan-pelan sembuh.
2006 adalah masanya main warnet, aku pun ikutan punya, bisa berjam-jam di warnet buat chatting ataupun browsing. Kemudian aku bikin akun Friendster. Tebak siapa yang kemudian ngeadd, yap yap.
Karena memang berteman di sekolah dulu, Mas Hend mikir ya sudahlah, jaga silaturahmi, trus terima pertemanan. Dulu gak ada smartphone, mau buka akun FS ya kalau ke warnet doang.
Ada orang2 yang kalau komenin status atau foto kita, kitanya seneng, tapi kalau too much jadinya hmmm. 🤔 tapi waktu itu masih mikir: yah biarin ajalah emang orangnya begono.
Kemudian misscall2 mulai bermunculan di malam hari, diangkat mati, ditelpon balik gak diangkat, almost everyday. My number (at that time) was new, jadi bingung juga, ini siapa sih?
And then came the text (sms), oh man, I don’t even remember the exact words. Cheesy gitu lah pokoknya. Bukannya tersanjung malah mikir ini aku pasti dikerjain teman2.
I didn’t know it was her, sampai suatu malam sehabis di misscall2, aku kesal trus aku telpon matiin, telpon matiin, bales dendam gitu. Besok siangnya masuk sms, kalau ini masih ingat banget isinya: Bang Saul jangan telpon2 terus, yang misscall2 abang tu kak bla bla.
Langsung aku telpon balik, ternyata itu nomer hape si bla bla, anak dari wali kelas gue di SMA dulu.

Entah gimana ceritanya, pokoknya dia tinggal di rumah beliau sekarang.
Anak guru ini cowok btw, trus dia cerita kalau si itu suka ngambil hapenya buat nelpon2 ke nomer ogut.

Me: Kok kamu tau ini nomer aku?

Soalnya dia suka cerita soal abang, kuliah di mana bla bla.

Terakhir ngobrol 2003/4 btw. 😅
Trus dia ngapain di rumah kamu?

Mama kasihan bang sama dia.

Selesai telponnya.

I was like, oh, it must be the sad story again.
Long story short, selama 16 tahun ini, kadang masih suka ada telpon gak jelas, cuma tiap nongol aku block langsung (gak yakin juga semua dari dia) aku juga membabat habis pertemanan di Facebook.
2013 terakhir dia chat di FB (liat foto di atas) waktu itu setelah dia chat, aku nanya ke anak si guru, katanya udah gak tinggal sama mereka lagi. Auk ke mane. Dan hari ini jam setengah 3 ngechat lagi after 6 years. Kirain dah happy. 😶
Kepoin Facebooknya udah nikah, anaknya dua. Good for you. Gak mau kegeeran soal nomer2 aneh yang kadang masih suka misscall, tapi jika itu kamu, I’m so sorry if I gave you the wrong impression back then.

It’s not sweet after 16 years, it’s creepy.
A lesson for me to not give someone attention esp the lonely ones. Part of me think it’s kinda my fault, but again, the last time we actually talk was 16 years ago, so no, thank you.
Now ya know why I hampir selalu nyuekin dm dari strangers, I learned my lesson the hard way. 🙃
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Saul Raja Sinaga

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!