Flashback 30 tahun yg lalu
------
Note : cerita yg di alami Nina terjadi sekitar 15 tahun yg lalu, sedangkan "flashback 30 tahun yg lalu" di alami pak Teguh, jadi untuk saat ini sudah kurang lebih 45 tahun yg lalu cerita ini ada.
Ia mengambil selendang berwarna hijau tersebut berniat untuk mengantar ke pemiliknya.
"Amiit pak amit buk" (permisi pak permisi bu) usaha Rani sia-sia saja, tubuhnya yg kecil tak bisa melewati warga untuk masuk ke pintu dimana bapaknya berada,
Dipandanginya selendang tadi, sangat indah dan menawan, di ujung kanan dan kirinya terdapat payet-payet kecil berwana kuning keemasan, tercium bau semerbak wangi dari selendang yg ia pegang.
Pak romli bergegas nenuju ke arah panggung, wajahnya menengang khawatir apa yg anaknya itu perbuat akan mengakibatkan hal yg tak-
"Ternyata nyi ratu suka kepada Rani anakku" (kita sepakat menyebutnya nyi ratu saja ya, saya tidak menyebutkan nama aslinya) pak romli melihat tamu dan warga sangat menikmati tarian yg Rani mainkan.
Krieeeetttt,, pintu terbuka setelah dua jam lebih pak romli keluar dari ruangan, wajahnya mulai menengang rahangnya dikuatkan hingga berbunyi kret kret dari giginya, "lalino opo sing mbok delok, lek ga gelem uripmu soroh" (lupakan apa yg kalian lihat,
"Wes pak mending mandek sampe kene ae, ojo di terusno lek ga gelem rani dadi korban" (sudah pak mending berhenti sampai sini saja, jangan dilanjutkan kalo ga mau rani jadi korban).
Mulai terdengar suara memanggil namanya berkali-kali, suara berlari-lari di sekitar pendopo dan suara-
Pak romli pun sering kedatangan tamu penting dari luar kota, hanya untuk bertemu sang penari legenda yg terkenal saat itu, ada yg mencoba melamar, ada yg hanya ingin sekedar menjalin kerja sama.
"Wes pirang nyowo sing mbok entekno liwat adekku?" (Sudah berapa nyawa-
Jarinya mulai menghitung "baru delapan, mungkin sebentar lagi sembilan atau bisa sepuluh" jawab rani sambil melirik kamar dimana ibunya tidur, "setan.. iblis laknat" teguh marah-
"Mas,, ini rani huhuhu" rani terlihat menangis, teguh merasakan adik nya yg saat itu kembali, langsung melepaskan tangannya dari leher rani, "rani..adekku", bruuggg tubuh teguh terpental jauh, rani tertawa puas lalu keluar rumah.
"Marino iki kabeh le, jupuk en selendang warna ijo di kamar e rani, obongen nyebut asmo gusti Allah peng pitu" (akhiri ini semua nak, ambillah selendang berwarna hijau di kamar Rani, bakarlah dengan menyebut nama Allah tujuh kali), pintanya.
-------
Flashback berakhir
-------
"Ayo pulaaanggg aku ga suka disini" bentak Nina yg tiba-tiba teriak membuat para santri yg berada di luar melihat ke arah jendela yg bisa terlihat siapa yg berteriak,
"Terus tadi kenapa ga boleh buka pintu mobil mbah?" Tanya pak teguh lagi, "rumangsamu aku mau merem iku turu? aku ngalangi karo mageri montor iku kate mBok buka? Cek siluman iku melbu? Trus gowo anakmu po piye?"
Pak teguh terlihat sedih, ia sangat-sangat takut nasib Nina akan sama seperti Rani, pak teguh mengelus-elus kepala nina, tak terasa air mata pak teguh menetes,
"InshaAllah nanti malam kita akan mengadakan pengajian bersama, kita bershalawat serta bermunajad kepada Allah ta'ala, tolong siapkan untuk nanti malam ya" perintah gus wildan kepada santrinya, "baik gus" jawab-
Tujuh hari berlalu dengan tiap malam di adakan pengajian rutin, kondisi Nina masih sama seperti pertama sampai, hanya diam saja makan pun tak bisa, dengan terpaksa Nina di infus agar kondisinya tetap stabil dan tidak drop.
Gus wildan hanya tersenyum,
Note: perjalanan mereka mencari masjid berhari-hari, yg di datangi belasan masjid, namun masjid yg dibangun di atas tanah waqaf hanya bertemu 6 kala itu, saya skip agar cepat karena dalam perjalanan ke masjid pun lancar, selain masjid ketujuh(terakhir).
Disana mereka-
Tak ada yg berbicara dan membahas kejadian tadi, mereka terlihat shock dan membutuhkan ketenangan. Pak teguh berinisiatif untuk berhenti disebuah warung untuk makan malam dan istirahat, warung itu besar namun sepi.
"Tong tong tong" terderngar bunyi kentongan di pukul, pak Teguh terhenyak kaget tiba-tiba ada seekor kera di depan mobil dan tak sengaja tertabrak, "astagfirullah" ucap pak Teguh, "jaman wes modern sik ono ae sing ngipri"
Kali ini Musa yg menjelaskan maksud kedatangan mereka ke desa itu, "Subhanallah, kasihan sekali gadis itu, semoga masalah ini segera selesai ya pak,
Subuh pun tiba, setelah sholat jamaah sesuai rencana mereka akan pamit pulang.
👩: gimana pak Kabar nina?
👨: alhamdulillah buk udah ada perkembangan
👩: alhamdulillah pak, kapan pulang?
👨: sabar ya bu, maafkan bapak, InshaAllah satu atau minggu lagi bapak sama nina pulang, jangan-
👩: ibu selalu doakan bapak dan nina, sudah dulu ya pak, ga enak sama bu RT kalo lama-lama, assalamualaikum.
Tuuuut tuuutttt ttuutt.
👨: Waalaikumsalam.
Selama ini mereka tidak pernah berani mendekati pesantren karena memang "pagar" di pesantren sangat kuat, tapi kali ini sudah berada diluar pesantren, siluman tersebut keluar secara bersamaan seolah ingin melindungi ratunya.
"Tetap berdoa, fokus, jangan sampai pikiran kalian kosong, jaga santriwati juga, pak teguh mohon tunggu sini dan bantu kami lewat doa" imbuhnya. Mbah ragil dan gus wildan duduk bersila, memejamkan mata dan mengucapkan doa.
Terjadi perang antara nyi ratu, mbah ragil dan gus wildan (disini narasumber tidak memberi saya gambaran bagaimana mereka melakukan pertarungan), "sia-sia saja, dia tak akan mempan di hajar dengan pusaka ini, dia hanya menguras energi kita" tutur mbah ragil.
CEEESSS, suaranya seperti air yg menyiram kayu yg sedang terbakar, nyi ratu teriak kesakitan, gus wildan segera mencengkeram leher nyi ratu, sementara tangan lainnya di depan wajah nyi ratu seolah akan menyedot kekuatan iblis itu, seketika nyi ratu lenyap-
Gus wildan memasukkan kedalam botol kaca bekas air tujuh masjid tadi lalu menutupnya, mbah Ragil segera membopong Nina yg masih terkulai lemas, "gus kenapa Nina belum sadar juga?" Tanyanya, "ritual terakhir kita belum selesai mas,
"Alhamdulillah Nina, anakku" ucap pak Teguh sambil mengambil Nina dari gendongan mbah Ragil, "tolong ambilkan air yg di bambu" perintah gus wildan kepada santrinya,
"Oalah teguh teguh,, cek goblok men se koen ini" (oalah teguh teguh,, bodoh banget sih kamu ini) sentak mbah ragil yg emosi saat itu, "adine iki kabeh yo teko koen, anakmu meh ilang yo gegoro koen"
"Sudah tidak apa-apa, dek teguh tidak sengaja melakukan itu mas, aku sempat bertemu dengan Rani saat kalian melakukan pernjalanan mencari air" kata gus wildan.
Cerita dari gus wildan
--------
"Aku juga tidak bersalah, kenapa dulu tidak ada yg menolongku? Kenapa mereka (kakek dan kakaknya) tidak menyelamatkan ku?" Protes nina, "aku sama sekali tidak tau menahu soal itu, sekarang apa mau mu?" Tanyaku padanya.
------
Kembali ke aku si penulis
------
"Alhamdulillah nina, Allah sudah menyelamatkan kita semua"
......Beberapa minggu kemudian.....
"Kyai anwar saat itu sudah tau bahwa aku memiliki ilmu hitam dan tidak mau kutolong, hingga akhirnya aku berjanji ini adalah untuk terakhir kalinya aku menggunakan ilmu tersebut,
"Lalu apakah kyai anwar mau mbah?" Tanya Nina, mbah ragil mengangguk, "iya nak, akupun melakukan pengobatan itu kepada kyai anwar, khodamku lah yg membantuku untuk melawan santet itu,
"Nyi ratu? Nyi ratu yg jahat itu kung?" Tanya nina yg kaget, "betul, sebenarnya hanya aku yg bisa mengontrol dia, nyi ratu hanya mengikuti apa yg diperintahkan majikannya, setelah kyai anwar sembuh, aku mulai belajar ilmu putih kepada beliau"
"Tapi kenapa nyi ratu bisa ikut kakek?" Tanya nina lagi,
"Bukannya kakung bilang kalo nyi ratu itu bisa di kontrol? Tapi kenapa kata bapak malah nyi ratu menjadikan kakek tak lebih dari pelayan?"
Ia mengambil kopi hitam yg sudah dingin di depannya, menyesap perlahan lalu "sementara kakekmu tidak bisa mengendalikan nyi ratu, terlebih ia meminta-
Mbah ragil meletakkan gelas kopi, sebelum "kamu tau kan kenapa wajah nyi ratu bisa menjadi jelek dan berubah cantik?
SELESAI
Terimakasih 😊