Ini bukan membuka luka lama, hny reminder sejarah saja.
@gusbayu
@AryaWBPinatih47
"Tragedi Bubat"
tahun 1279 Saka atau 1357 Masehi - abad ke 14.
Rujukan :
Serat Pararaton
Kidung Sunda
Kidung Sundayana (Bali)
Alasan umum yg dpt diterima adalah alasan politik, untuk mengikat persekutuan dg Negeri Sunda.
Mengingat pendiri Majapahit adalah memiliki darah Sunda.
Upacara pernikahan rencananya akan dilangsungkan di Majapahit.
Ini karena menurut adat yg berlaku di Nusantara pada saat itu, tidak lazim pihak pengantin perempuan dtg ke pihak pengantin lelaki.
Ada dugaan jebakan diplomatik Majapahit.
*kidung Sundayana,
kekuatan 200 Kapal besar.
*Kidung Sunda
300 prajurit beserta seluruh keluarga kerajaan.
Mahapatih Gajah Mada mengatakan, tidak akan melepaskan Sumpahnya hingga kerajaaan yg disebutkan takluk pada kekuasaan Majapahit.
Salah satunya Kerajaan Sunda.
Melainkan sebagai bentuk penyerahan diri kerajaan Sunda sebagai bawahan Majapahit.
Inilah awal tragedi berdarah terjadi.
Marahlah Gajah Mada dengan mengerahkan pasukan khusus tempur Bhayangkara untuk membunuh iringan pengantin Raja Sunda beserta seluruh abdinya di lapangan bubat (konon disebelah utara kota Trowulan).
Tradisi kasta ksatria, membela harga diri sekaligus untuk melindungi kesucian mereka.
*Kidung Sunda hanya mengatakan,
Raja Sunda membawa 300 pengawal Balamati untuk mengiringi iringan pengantin
*Kidung Sundayana, menuliskan 200 perahu besar dan 2000 perahu kecil.
Hayam Wuruk menyesalkan tindakan ini & mengirimkan utusan (darmadyaksa) untuk menyampaikan permohonan maaf kepada Mangkubumi Hyang Bunisora Suradipati yg menjadi pejabat sementara raja Negeri Sunda.
Kebijakannya antara lain putusnya hub diplomatik dg Majapahit.
Akibatnya diberlakukan peraturan larangan estri ti luaran, yg isinya diantaranya tdk boleh menikah dr luar kerabat Sunda.
Semoga bermanfaat.