Begitulah memang cara kerja otak bedes
Ketika kita menjauhi tindak kekerasan, berbuat baik kpd bedes lain, membantu bedes yg tdk kita kenal. Cara2 ini yg disebut bermoral.
Nah kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial ini bukan didapat dari pendidikan, justru lbh banyak dibentuk oleh latihan,
bakat tentu sangat berperan.
Anggapan umum: bhw keputusan2 moral muncul dari proses yg logis dan legal, bhw berbuat baik adalah menimbang (seperti hakim yg netral tdk berat sebelah) scr teliti argumen2 yg saling bertentangan.
Tokoh2 abad pencerahan, seperti Leibniz dan Descrates berusaha menyodorkan suatu sistem moral yg sepenuhnya terbebas dari perasaan atau emosional, 100% logis.
Menurut Kant, makin sering bedes merenungkan keputusan2 moral, makin bermorallah keputusan2 bedes tersebut.
Bagi hukum modern, bedes yg rasionalnya cacat atau yg secara hukum dinyatakan “gila” maka dia tidak bisa dihukum.
Bila bedes tidak bisa menalar dengan baik, berarti dia tidak bisa atau tidak boleh dihukum.
Jadi, jangan heran banyak bedes purak2 gila saat menghadapi masalah hukum
Neurosains secara gamblang menjelaskan bhw proses pengambilan keputusan moral tidak melalui proses rasional!!!
Keputusan moral mirip keputusan estetis.
Misalnya saat melihat lukisan, kamu biasanya langsung tahu apakah kamu menyukainya atau tidak.
Kalau ada bedes lain meminta penjelasan kenapa kamu menyukai lukisan itu, barulah otakmu mulai mencari2 alasannya.
alasan2 logis di otak baru akan muncul kemudian dg cepat dan saling bersaing.
Bhw bedes menggunakan akal budi utk menciptakan pandangan yg tepat ttg dunia, bhw moralitas dilandasi nilai2 obyektif, bhw keputusan2 moral menggambarkan fakta2 moral
Tapi cara kerja pikiran bedes tidak begitu!
Dalam beberapa milidetik, otak bedes tersebut menghasilkan keputusan: “aku tahu mana yg baik mana yg buruk”
Inilah yg tidak bisa terjadi pada otak bedes psikopat!
Tapi merupakan bagian penting dari apa yg menjaga bedes utk tdk melakukan segala macam kejahatan berat. Dan insting2 ini tdk pernah mengikuti teori etika Kant.
Sirkuit2 rasional baru aktif stlh emosi membuat keputusan2.
Saat prefrontal cortex membuat keputusan2 etis, rasionalitas bedes tidak bekerja seperti ilmuwan atau hakim, tapi lebih seperti pengacara.
Tapi, alasan2 yg nampaknya kuat itu sebenarnya hanyalah tedeng aling2, merupakan delusi diri yg rapih utk mendapat justifikasi.
Keputusan moral di otak bedes sebenarnya hanya mempunyai sangat sedikit kaitan dengan logika dan legalitas.
Nah, neurosains dan psikobiologi modern mengungkapkan sesuatu yg bertentangan dengan asumsi umum yg sudah bertahan ribuan tahun tentang moral ini.
Teknologi terapan lah yg punya potensi baik atau buruk
Sains tidak baik dan tidak buruk.