My Authors
Read all threads
[KUMPULAN CERITA CREEPY PART 3]


A Thread Image
ini part 2nya. nanti jam 8nan aku posstt dan kalo rame😔

1. THE RIBBON Image
Alkisah, ada seorang wanita yang sangat cantik dan sangat dikagumi oleh para pria yang hidup di daerah sekitar tempat tinggalnya. Namun ada yang aneh dengan gadis itu. Ia selalu saja memakai sebuah pita merah di lehernya.
Entah mengapa gadis itu melakukannya, tak ada yang tahu alasannya. Gadis itu juga selalu menolak menceritakan alasan mengapa ia selalu mengikatkan pita merah di sekeliling lehernya. Hingga suatu hari ia jatuh cinta dengan seorang pria dan pria itu membalas cintanya.
Tentu sang pria sangat senang mendapatkan kekasih yang sangat cantik. Namun ia sangat penasaran mengapa gadis itu selalu memakai pita merah di lehernya.
“Mengapa kau selalu memakai pita merah itu?” tanya sang pria.

Gadis itu enggan menjawab.

“Akan kuceritakan padamu jika kita menikah nanti.”
Beberapa bulan berlalu dan kedua pasangan itu kemudian bertunangan dan akhirnya menikah. Namun setelah menikah pun, gadis itu tetap mengingkari janjinya untuk menceritakan alasan mengapa ia selalu memakai pita merah.
Sang pria tak pernah mendesak istrinya untuk menceritakannya agar istrinya itu tidak marah. Namun ia masih saja sangat penasaran. Apalagi ia memperhatikan bahwa istrinya itu tak pernah sekalipun melepas pita merah, tidak saat ia tidur bahkan saat sedang mandi.
Hingga suatu saat ia melihat sang istri sedang tertidur lelap. Karena penasaran, sang suami mendekatinya dari sisi ranjang dan perlahan-lahan melonggarkan pita merah yang melilit di leher istrinya itu.
Karena istrinya tampak tak menyadarinya, sang pria pun melepaskan dan menarik pita merah itu dari leher istrinya.

Tiba-tiba ...
“Glundung ...”

Kepala istrinya terlepas dari lehernya dan menggelinding di lantai.
2. SAKIT MATA Image
Suatu pagi aku terbangun dari tidurku dan merasakan mataku sangat gatal. Hal ini membuatku sangat tidak nyaman. Lalu akupun mengusap-usap mataku, dan berubah menjadi menggosok-gosoknya dengan sangat keras.
Entah apa penyebabnya, akupun turun dari tempat tidurku untuk menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajahku.

Di kamar mandi terdapat sebuah cermin, lalu stlh aku membasuh wajahku dan membersihkan mataku dengan sangat intens. Akupun mulai melihat kondisi mataku di cermin tersebut.
Oh.. tidak mataku sangat merah di kedua sisi. Kanan dan kiri. Mataku memerah bagaikan darah dan dari kedua sisinya banyak terdapat kotoran mata yang membuatku tidak nyaman.

Akupun segera mencari obat tetes mata untuk diteteskan. Berharap mataku segera pulih.
Namun yang aku dapatkan malah terasa semakin perih, semakin gatal dan semakin sakit. Aku terus saja menggosok-gosokkan mataku.

Menggunakan tanganku, sapu tangan dan terus saja agar semua kesakitan ini berakhir.
Ibuku yang curiga karena aku tidak keluar kamar walau matahari sudah siang segera menuju ke kamarku. Beliau membuka pintu kamarku dan bertanya mengapa aku terus menggosok-gosokkan mataku. Lalu aku bilang, kalau mataku sangat sakit dan gatal.
Ibuku menghampiriku dan melihat keadaanku. Betapa terkejutnya beliau saat melihat mataku yang mengeluarkan darah karena kerasnya aku menggosokkan mataku. Dengan tergesa-gesa Ibuku membawaku ke dokter mata yang ada di rumah sakit terdekat.
Saat itu aku sudah ada di ruangan dokter mata dan dokter mulai mengobati luka-luka yang disebabkan oleh gosokkan tanganku yang keras. Setela membersihkan darah, lalu dokter mulai memeriksa mataku dan kemudian meneteskan obat mata.
Namun aku semakin meraung-raung tak karuan. Rasanya sngt panas dan perih seperti ada yang menggeliat dan menjalar diantara rongga mataku.

Dokter mulai memeriksa ke dlm mataku. Ibuku terlihat khawatir dan aku mendengarnya menangis dan mengatakan ke dokter apa yang terjadi padaku.
Susterpun menyarankan kepada ibuku untuk duduk dan biarkan dokter memeriksakan mataku lebih lanjut, agar dpt diketahui penyebabnya.

Kemudian dokter mengarahkan senter ke dalam bola mataku yang sangat merah, lalu memberikan kapas yang entah sudah dibasahi cairan apa ke dlm mataku
Akupun berteriak-teriak. Akupun dapat mendengar suara kaget dari suster yang menolong dokter itu. Aku jadi penasaran apa yang terjadi pada mataku. Namun, aku masih dalam keadaan sakit yang luar biasa sehingga aku hanya bisa berteriak dan mulai menangis.
Setelah hamper setengah jam berlalu, pengobatan yang dilakukan dokter selesai. Mataku agak membaik, tidak terasa perih dan gatal. Namun, sepertinya pandanganku buram, tidak jelas dan bayangan ibuku seperti blur.
Aku dibiarkan terbaring di kasur. Dan samar-samar aku mendengar percakapan ibuku dengan dokter.

“Dokter, apa yang terjadi dengan anak saya?” ibuku bertanya dengan khawatir -
“Sudah hampir 25 tahun saya menjadi dokter mata namun saya belum pernah menangani kasus seperti yang dialami oleh anak ibu” Dokter menarik napas lalu melanjutkan

“Di mata anak ibu, banyak sekali semut-semut merah bergerak kesana kemari, dan kami menemukan mereka seperti sedang -
mencari jalan keluar. Semut-semut itu mulai menggigit bagian dalam kelopak mata, lalu saraf-saraf mata lainnya. Walaupun semut tidak berbahaya, namun racun semut dapat mengakibatkan sakit yang luar biasa dan mungkin sekarang penghlihatan anak Ibu tidak senormal dulu”
“Semut-semut itu berjumlah puluhan, saat kami menemukan di dalam kelopak matanya. Entah bagaimana cara mereka masuk, yang pasti mungkin masih ada lagi semut di dalamnya. Dan mungkin saja jumlahnya ratusan”
Aku bergidik mendengarnya. Semut-semut berada di dalam mataku dan aku tidak menyadarinya. Lalu aku menyadari gerakan-gerakan itu, gigitan-gigitan itu yang menyebabkan gatal yang luar biasa pada mataku.
Aku menangis.

Suster yang sedang di dekatku saat itu berteriak ketakutan, aku bingung apa yang terjadi. Aku yang sedang menangis lalu mengusap air mataku dan merasakan ada sesuatu.
Ya sesuatu yang bercampur dengan air mataku dan aku yakin jumlahnya banyak. Aku yakin itu adalah semut-semut mati yang mengalir keluar bersama air mataku.

-THE END-
3. KEY HOLE Image
Seorang pria datang ke sebuah hotel. Ketika check in, sang resepsionis memperingatkannya,

“Tolong jangan masuk ke kamar yang tak ada nomornya.”
Pria itu mengangguk dan segera mencari kamarnya yang bernomor 10. Saat itulah, ia melihat sebuah kamar tanpa nomor yang tadi dikatakan sang resepsionis. Karena penasaran, ia mengintip melalui lubang kunci untuk melihat apa isinya.
Ia hanya melihat seorang wanita tua berwajah pucat sedang duduk di tengah ruangan. Aneh sekali, seakan-akan seluruh kulit tubuh wanita itu berwarna putih, tidak seperti kulit manusia kebanyakan.

Tiba-tiba saja wanita itu menoleh dan menatapnya.
Karena ketakutan, iapun segera lari ke kamarnya.

Malamnya ia tak bisa tidur. Ia masih penasaran mengapa resepsionis itu memperingatkannya untuk menjauhi kamar itu. Dan mengapa pula kamar itu tidak diberi nomor?
Saking penasarannya, saat itu juga ia bangkit dari tempat tidurnya, mengendap-ngendap di lorong hotel, dan mengintip kamar itu sekali lagi melalui lubang kunci.

Namun yang ia lihat hanyalah warna merah.
Pria itu berpikir, mungkin wanita itu merasa terganggu karena ia tadi mengintipnya dan memutuskan untuk menutup lubang kunci dengan sesuatu yang berwarna merah.

Pria itupun kembali ke kamarnya untuk tidur.
Keesokan harinya saat akan check out, pria itu menanyakan mengapa kamar yang ia lihat kemarin tidak diberi nomor.

Resepsionis itupun bercerita dengan wajah sedih.

“Dahulu ada sepasang suami istri yang menginap di kamar itu. Suatu hari mereka bertengkar dan sang suami membunuh-
- istrinya itu. Sejak kejadian itu, kami tak berani menyewakan kamar itu, jadi kami mencopot nomornya dan membiarkannya kosong.”

Pria itu pergi dan tertawa. Ia sama sekali tak percaya dengan cerita hantu. Yang ia lihat kemarin jelas-jelas manusia dan bukan hantu.
Oya,” sang respsionis berkata ketika pria itu hampir sampai di ambang pintu.

“Wanita itu tidak seperti manusia kebanyakan. Ia menderita kelainan genetik sehingga seluruh kulit tubuhnya putih.”
Langkah pria itu terhenti.

Sang resepsionis mengakhiri ceritanya.

“Dan matanya merah.”

-THE END-
4. MENTAL DISORDER Image
Namaku Oyen. Aku menderita penyakit Schizophrenia. Yaitu penyakit kejiawaan yang selalu berhalusinasi tinggi atau lebih tepatnya berhalusinasi menyeramkan. Ibu-ku sudah membujukku untuk homeschooling saja, karena dunia luar begitu bahaya untukku.
eh bentar2 lupa kasi tau kalau crita ini dan sblmnya ada riddlenya.

kalau ngerti maksudnya pasti seru jadinya wkwkwwk
Namun aku percaya, aku bisa menahan dan menjaga diriku sendiri. Sewaktu waktu aku pergi ke gudang sekolah untuk menyimpan meja bekas.

Dari luar aku melihat Anis sedang menusuk nusuk Deden temannya sendiri menggunakan pisau.
Darah mengalir deras membasahi lantai gudang. aku langsung berlari dan ijin pulang.

Aku tau itu hanya halusinasiku saja. Iya benar aku lupa minum obat. Aku takut kambuh disekolah. Aku segera berlari ke rumah dan berfikir, tidak mungkin Anis melakukan itu.
Aku sangat tau siapa dirinya. sesampai dirumah ku katakan pada ibu bahwa aku lupa minum obat. Ibuku sangat panik dan langsung membawaku kerumah sakit jiwa, karna ia takut jika aku sudah kambuh.
"Bu..anak ibu sudah sembuh, tidak usah minum obat lagi. Anak ibu benar2 berhasil melawan penyakitnya" ucap dokter dengan nada yang ramah.

Aku bisa lihat raut wajah ibu yang sangat amat senang. Ibu memelukku.
Dan aku tidak percaya bahwa aku sudah sembuh. Terima Kasih tuhan kau telah mengangkat penyakitku. Mulai sekarang aku hidup normal kembali.

-THE END-

pada ngerti kan maksudnya? wkwkw
iklan bentar.

ntar lanjut lg y mo masak ikan dl ImageImage
5. RED ROBE (jubah merah) Image
Seorang wanita Jepang sedang berlibur di Amerika dan memutuskan menginap di sebuah hotel murah untuk menghemat uangnya.

Saat ia tiba di kamarnya, ia menyadari bahwa ia berada di kamar 66 di lantai ke-6. Secara teknis, kamarnya bernomor 666.
Ia bergidik ngeri. Namun ia berpikir, ini semua pasti kebetulan. Ia pun tak terlalu memikirkannya dan pergi mandi.

Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan di pintu kamarnya.
Ia keluar dari kamar mandinya dan mengenakan jubah mandi putih bertudung yang sudah disiapkan di hotel tersebut bagi tamunya.

Ia membuka kamarnya, namun tak ada seorangpun di luar kamarnya.
Iapun menutup kembali kamarnya dan berganti pakaian. Kembali terdengar ketukan di pintu kamarnya.

Ia membuka kamarnya dan melihat seorang gadis kecil memakai jubah mandi bertudung yang sama persis seperti yang tadi ia pakai. Hanya warnanya merah.
“Ada yang bisa saya bantu? Dimana orang tuamu?”

Ia melihat bahwa gadis kecil bertudung merah itu tampak habis menangis.

“Saya terkunci di luar kamar. Anda bisa membantu saya?”
Wanita itu memutuskan untuk membawa gadis itu ke resepsionis. Kasihan, pikirnya. Gadis itu tampak kebingungan.

Dalam perjalanan ke resepsionis, ia bercakap-cakap dengan gadis itu.

“Siapa namamu?”

Gadis itu tak menjawab.
Mungkin gadis ini sudah diajari oleh orang tuanya untuk tidak bercakap-cakap dengan orang asing, pikir wanita itu.

Ia bertanya lagi.

“Dimana orang tuamu?”

“Tidak tahu.”

“Apa kamarmu di lantai ini juga?”

Gadis itu mengangguk.
Akhirnya mereka sampai di depan meja resepsionis.

“Bisa anda bantu gadis kecil ini? Ia terkunci di luar kamarnya.”

Resepsionis itu melongok, “Gadis yang mana?”

“Gadis berjubah merah ini ...”

Namun ketika wanita itu menoleh, tak ada seorang pun di sana.
“Aneh, ia tadi di sini. Katanya ia menginap di lantai 6, sama seperti saya.”

“Lantai 6?” resepsionis itu tampak heran, “Namun hanya anda tamu yang menginap di lantai 6.”

“Tapi tadi ada gadis yang memakain jubah mandi bertudung warna merah ...”
Resepsionis itu menghela napas, “Anda sudah bertemu ‘dia’ rupanya.”

“Dia siapa?”

“Dahulu pernah terjadi sebuah tragedi di hotel ini. Kami tak suka membicarakannya, namun karena anda sudah melihat ‘dia’, apa boleh buat. Dahulu ada sepasang suami istri menginap di lantai 6 -
- bersama anak perempuannya. Mereka menginap di kamar 66, sama seperti anda. Namun mereka berdua bertengkar dan sang suami menembak istrinya. Ia lalu membunuh anaknya sendiri. Saat itu, anak itu memakai jubah mandi putih yang langsung berwarna merah karena terkena darahnya. -
- Tapi pria itu tetap tak puas. Ia mengisi senjatanya dan mulai menembaki semua orang di hotel ini, karyawan dan para tamunya.”

Napas wanita itu terasa terhenti karena ketakutan. Namun cerita sang resepsionis ternyata belumlah selesai.
Resepsionis itu lalu berbalik dan menunjukkan lubang merah di punggungnya.

“Lihat, di sini ia menembakku.”

-THE END-
dah ya sgitu aja dulu. ntar dilanjut next maljum aja 👍
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with dil

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!