Thread by @ryuhasan

Kalau sekarang seh, neurosaintis sudah tahu bahwa yg namanya kecerdasan sosial, mutlak memerlukan kemampuan berempati

Kemampuan berempati ini tidak didapatkan melalui pengetahuan kognitif, tapi dg melatih otak emosi kita

Memang yg diperlukan adalah latihan, bukan pendidikan

Meskipun investigasi biopsikologi emosi mempunyai sejarah yg panjang,

tepi pemahaman kongkrit bagaimana otak kita bekerja menghasilkan emosi baru di penghujung abad 20

Yg menuntun pemahaman kita bahwa otak emosi bedes berperan jauh lebih dominan ketimbang otak rasionalnya

Ada 6 peristiwa penting bagi perkembangan biopsikologi

1. Kasus Phineas Gage, 1848
2. Teori Darwin tentang evolusi emosi, 1872
3. Teori James-Lange & Cannon-Bard, 1900
4. Penemuan ‘sham range’, 1929
5. Teori sistem limbik emosi, 1937
6. Penemuan Sindroma Kluver-Bucy, 1939

Pada 1848, Phineas Gage, mandor Ruthland & Burlington Railroad, menjadi korban kecelakaan tragis saat dia sedang mengepalai peledakan tanah untuk jalur baru

Saat Gage memadatkan bubuk mesiu, mesiu itu meledak dan melotarkan besi pemahat setebal 3 cm panjang 90 cm, ke kepalanya!

Besi pemahat itu masuk ke wajah Phineas Gage, menembus tulang tengkoraknya, dan otaknya, dan keluar dari sisi lain kepalanya

Luar biasanya, nyawa Gage selamat, tapi kecelakaan itu menjadikannya laki2 yg sama sekali berubah

Sebelum kecelakaan, Gage adalah bedes yg bertanggung jawab, cerdas, scr sosial mudah menyesuaikan diri, dan disukai bedes2 di sekitarnya

Begitu sembuh, kemampuan tubuhnya dan intelektualnya tampak sama sprt sebelumnya

Tapi kepribadian dan kehidupan emosionalnya berubah total!

Laki2 yg sebelumnya relijius, terhormat, dan reliabel itu berubah jadi laki2 yg tidak sopan dan impulsif.

Kata2nya kasar dan tidak senonoh menyakiti perasaan banyak bedes

Gage menjadi sangat tidak reliabel dan tidak bisa diandalkan dlm bertanggungjawab, akhirnya dia dipecat.

Selanjutnya Gage harus hidup berpindah2, berkelana ke seantero amrik selama bertahun2.

Sampai akhirnya meninggal di San Francisco

Kecelakaannya yg aneh dan kesembuhannya yg nampak sukses menjadi headline di seluruh dunia, tapi kematiannya tidak banyak bedes yg memperhatikan.

Gage dimakamkan bersama besi pemahat yg mencelakainya.

Lima tahun kemudian, neurolog John Harlow mendapat ijin dari keluarga Gage untuk menggali kuburannya, untuk mengambil tubuh dan besi pemahat celaka itu untuk dipelajari

Setelah itu tengkorak Gage dan besi pemahat cilakak teraebut dipanerkan di Warren Anatomical Medical Museum di Harvard University, dan dibuat banyak replikanya

Pada 1994, Antonio Damasio dan sejawat2nya mengusung kekuatan rekonstruksi terkomputerisasi untuk mengungkap kasus klasik Gage

Mereka memulai dg X-ray tengkorak dan mengujurnya dg tepat, memberi perhatian khusus pada posisi lubang masuk dan keluar besi bersejarah itu

Dari pengukuran2 tsb, Damasio dkk merekonstruksikan kecelakaan itu dan menentukan kemungkinan daerah kerusakan otak Gage.

Tampaknya kerusakan otak Gage mempengarui kedua lobua frontalia medial, yg sekarang kita ketahui terlibat dalam perencanaan dan emosi

Peristiwa penting ke dua ttg studi biopsikologi (behavior neuroscience) emosi adalah publikasi buku Darwin pada 1872, “The Expression of Emotions in Man and Animals”

Saya baca buku ini tahun 1996, saat mulai ‘gandrung’ neuroscience, dan saya bener2 ‘menjura’ ke mbah Darwin ini.

Dalam “The Expression of Emotions in Man and Animals”, Darwin menyatakan (yg banyak didasarkan bukti2 anekdotal),

bahwa respon2 emosional tertentu, (seperti ekspresi wajah bedes) cenderung menyertai keadaan emosional yg sama di semua anggota spesies

Selera humor mbah Darwin :)

bersambung.....

biar nggak bosen, aku sing bosen maksude

Darwin percaya bahwa ekspresi emosi, seperti perilaku2 lainnya, adalah produk evolusi

Karena itu dia mencoba memahaminya dg membandingkan emosi bedes sapiens dg spesies2 lain

Dari perbandingan antar spesies semacam itu, Darwin mengembangkan teori ekspresi evolusional

Teori ekspresi evolusional Darwin ini terdiri dari 3 ide pokok:

1. Ekspresi emosi berevolusi dari perilaku2 dari perilaku mana yg kemungkinan besar akan dilakukan oleh seekor binantang setelah ekspresi emosi itu

2. Jika sinyal2 yg diberikan oleh perilaku semacam itu menguntungkan binatang yg memperlikatkannya, maka perilaku itu akan berevolusi dg cara2 yg memperkuat fungsi konunikasi mereka, dan fungsi aslinya mungkin hilang

3. Pesan2 yang berlawanan seringkali diberikan dengan sinyal yang berupa gerakan dan postur yang berlawanan, ide ini yang disebut “the principle of antithesis” (prinsip antitesis)

Mari kita perhatikan bagaimana teori Darwin menjelaskan evolusi dari ‘sikap mengancam’

Awalnya, menghadap ke arah lawan, berdiri tegak, dan memperlihatkan senjata yg dimiliki adalah komponen2 pada tahap awal pertempuran

Akan tetapi, begitu lawan menengarai perilaku itu sbg sinyal agresi yg akan muncul berikutnya, keuntungan penyelamatan diri bagi si agresor,

karena bisa megkomunikasikan agresinya scr efektif dan mengintimidasi korban tanpa benar2 harus bertempur

Hasilnya adalah sikap mengancam yang elaboratif pun berevolusi, dan pertempuran aktual pun berkurang

Ini memberikan keuntungan evolusioner bagi agresor dan juga bagi korban agresi

Supaya benar2 efektif, sinyal2 agresi dan submisi harus bisa dibedakan dg jelas, sinyal2 itu harus berevolusi dg arah yg berlawanan

Contoh: primata memberi sinyal agresi dengan menatap mata lawan, dan sinyal submisi dengan memalingkan pandangannya dari lawan

Ilustrasi buku Darwin, “The Expressionof Emotions in Mad and Animal” untuk prinsip antitesis

Postur agresi: telinga mengarah ke depan, punggung terangkat, rambut2 bediri, ekor tegak

Submisi: telinga ke belakang, punggung melengkung ke bawah, rambut2 luruh, ekor ke bawah