Tulisan Bapak Hasanudin Abdurakhman membuka wawasan para pembaca. Di tengah semakin banyaknya oknum yg begitu sempit beragama, masih banyak yg merangkul siapapun sebagai saudara. Menjadi Katolik itu butuh proses lama lho, Anda tahu?
NB: Foto para Pastor OSC sedang berdoa
NB: Foto para Pastor OSC sedang berdoa
1. Teman-teman, mungkin dengan tuduhan oknum tertentu mengenai "Kristenisasi" itu seolah-olah menjadi orang Kristiani itu secepat kilat, gampangan? Ternyata tidak lho.
2. Misalnya saja, menjadi umat Katolik itu harus mengikuti masa katekumenat selama 1 tahun. Katekumen berarti orang-orang yang diberi bimbingan dan pelajaran agama Katolik. Dasar hukumnya adalah Kitab Hukum Kanonik Kanon 788.
3. Dalam Kanon 788 itu dijelaskan bahwa para katekumen diperkenalkan berbagai ajaran Kristiani, liturgi, misteri keselamatan Allah, cinta kasih dan kerasulan (pelayanan). Intinya, mereka perlu menunjukkan kemauan memeluk iman akan Kristus.
3. Para katekumen diajak mengenal Kristus, sang Mahapengampun. Walau Ia ditolak, disalib, dibunuh, Yesus tetap mengampuni sebelum wafat di kayu salib: Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.
4. Maka ketika saya memberi pelajaran kepada para katekumen saya selalu berpesan begini: jika Anda mau menjadi Katolik, jangan pernah sekali-kali menjelekkan agama yang telah Anda tinggalkan. Menjadi Katolik berarti menjadi pengikut Kristus, yang merendah diri (bdk Flp. 2: 5-11)
5. "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yg terdapat juga dalam Kristus Yesus, yg walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yg harus dipertahankan melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri" (Flp 2: 5-7)
6. Jadi, menjadi Katolik itu tidaklah gampang. Proses menjadi Katolik saja 1 tahun dengan mengikuti pelajaran agama Katolik, ditambah lagi prinsip kerendahan hati, kesediaan mengampuni, kesediaan tidak menyombongkan diri terhadap yang lain harus menjadi bagian hidup
