Full Story

( semua nama dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf bila ada kesamaan ).

#bacahorror #horror #ceritahoror #CeritaHororTwitter #lakonstory #lakonmistery #pendakigunung Image
Untuk kesempatan kali ini, lakon story akan membagikan pngalaman dari salah satu narasumber kami.
Sebuah pengalaman supranatural yang akhirnya membuatnya memiliki kemampuan untuk merasakan bhkan melihat makhluk yang tak kasat mata.
Mungkin kita biasa menyebutnya sebagai Indigo.
Dan untuk kali ini, kami juga akan menyampaikan seluruhnya secara lebih detail, tanpa mengurangi atau menambahi apa yang sudah di katakan oleh narasumber kepada kami.
Untuk itu, jika kalian nanti kebingungan dlm memahami isi dan alur ceritanya, silahkan dibaca kmbali dg lebih santai dan lebih berkosentrasi
Krn menurut sya, cerita kali ini akan mmbuat kita sdikit bingung tentang apa yg sbnrnya dialami oleh tokoh utama ktika mndaki gnung tsbt.
Yuk langsung saja

" GUNUNG GHAIB SAMBUNG NYOWO "

Perkenalkan namaku Yudha, aku adalah seorang pemuda kampung yang hoby mendaki gunung.
Sejak usiaku masih belasan tahun, aku sudah mendaki beberapa gunung yang berada di pulau jawa, jadi tidak heran jika aku memiliki banyak sekali kenangan yang pastinya akan menarik jika kubagi dengan kalian.
Cerita ini bisa dikatakan sebagai pengalaman terakhirku dalam mendaki gunung, namun berawal dari cerita ini, kehidupanku yang sebelumnya menyenangkan semuanya berubah menjadi sangat menyeramkan.
Pagi itu,

SELASA, 08.00 WIB.

Berawal dari sebuah obrolan kecil dengan sahabatku ( Yoga ),
Aku dan Yoga tiba tiba berencana ingin mendaki salah satu gunung yang berada tidak jauh dari kotaku
Karena selain waktu itu aku sudah lama tidak mengunjungi gunung tersebut, aku juga ingin mencoba tenda baru yang belum lama di belikan oleh orang tuaku.

" Naik yuk Ga, tendaku baru nihh " usulku,
" Hayuk, kapan, ke Gunung mana, jangan yang terlalu tinggi ya, aku banyak kerjaan nih bro " sahut Yoga,
" Oke, ntar gue atur deh, eh kita nanti pinjem carrier ke Faris aja gimana, punyaku kemarin habis dipinjem temenku, bagian bawahnya sobek dan belum di ganti.
Jadi sekarang gak bisa digunakan deh, si Faris kan punya 3, kita pinjam aja 2, biar kita tidak sewa " usulku.
Dan tidak beberapa lama kemudian, akupun menghubungi Faris via telfon.

" Hallo, ris, carriermu nganggur ?, Pinjem donk " tanyaku tanpa basa basi,
" Iya, tapi sekarang aku masih di Bali, ikut ayah kirim Buah, aku pulangnya minggu pagi, gimana, apa minggu pagi aja kuantar kerumahmu carriernya " jawab Faris.

" Oke deh, tapi minggu kamu beneran pulang kan, gak molor, aku mau naik nih sama si Yoga " ucapku
" Ya gak mungkin molor lah, kamu kan tau sendiri pengiriman di Gudangku kan ada jadwalnya.
Minggu aku pasti pulang, soalnya senin sore aku juga mau naik kok, aku mau antar adikku dan temen sekolahnya naik ke gunung itu juga.
Gimana kalau kita bareng bareng aja, aku sebenarnya malu nih, soalnya temen adikku cewek semua.
Oh iya, nanti kita juga dapat uang lo,,, kan kita jadi penunjuk jalan, yah bisa dikatakan guide sekaligus porter lah haha " terang Faris.
" Waduh malu aku ris kalau ada adikmu hahaha,
Yaudah aku duluan aja ya,, senin siang ambilen carriernya dirumahku, mungkin jam 12 siang aku sudah sampai rumah,.
Eh inget ! ambil dirumahku ya,,tolong,,,
,aku malu kalau harus nganter kerumahmu, nanti aku ketemu adikmu lagi jadi kacau bisa cinta lagi kan repot hahaha, oke dah lanjut, terimakasih ya ris " jawabku.
" Yasudah, Carriernya minggu pagi kuantar kerumahmu, senin siang kuambil sendiri kerumahmu sambil sekalian pinjem tenda barunya ya haha " jawab Faris

" Beres bos " sahutku
Singkat cerita akhirnya aku dan Yoga sepakat untuk melakukan pendakian ini pada hari minggu, karena selain menunggu kepulangan Faris, menurutku akan lebih matang pendakian kali ini karena lebih banyak waktu untuk mempersiapkan apa saja yang akan kubawa saat mendaki nanti.
SELASA 15.00 WIB

" Ga cari jagung sama singkong di kebun pak Jono yuk, nanti kita bisa bawa ke gunung, Kita bakar bakar di puncak " usulku,

" Yaelah,,masih lama kali da,,,nyantai aja kali, kan ini masih selasa, " jawab Yoga
" Sekarang itu kesempatan bagus ga, soalnya aku tadi liat pak Jono pergi sama istrinya bawa motor. Lagian, kita cuma mau ambil sedikit aja jagung sama singkongnya " terangku,
" Takut aku da, di kebun pak Jono itu kata warga ada penunggunya, sering lho, orang orang yang cari rumput disitu pulangnya sakit, bahkan ada yang pernah kesurupan.
Pak jono itu orangnya pelit banget, takut aku. Ahhh mending kita beli aja dipasar gimana " jawab Yoga,
" Males aku kalau beli, orang kita butuhnya cuma dikit banget, mungkin 4 biji. Ayo dah, biar aku aja nanti yang ngambil kamu yang jaga " paksaku.
Akhirnya waktu itu aku dan Yoga menuju ke kebun pak Jono yang letaknya bisa dikatakan lumayan jauh dari rumahku. Kebun tersebut terletak di antara pohon bambu yang berada di pojok sawah warga.
SELASA, 17.00 WIB

Saat itu aku berhasil masuk kedalam kebun Pak Jono, dan hendak mengambil beberapa jagung dan singkong.

" Eh,,, ini nanti gimana bawanya, " tanyaku,
" Tenang, nanti kita masukin baju aja " jawab yoga,
" Ada ada aja lu, singkong itu kotor tau !, ambilnya aja didalam tanah, kalau mau dimasukin kedalam baju, ya kotor lah baju kita, gimana sih. Lu sekarang mendingan pulang aja, cari tas plastik atau kresek biar kita gak kesulitan nanti bawanya " perintahku.
Akhirnya saat itu aku ditinggal Yoga pulang untuk mengambil wadah hasil curian kami.

Dan tidak lama setelah itu, aku berhasil mengambil 3 biji singkong dan 4 buah jagung manis.
Ketika aku memanjat pagar kayu untuk keluar,
Pagar tersebut tiba tiba patah dan membuat ku jatuh ke parit yang tepat berada di samping kebun pak Jono.

Karena parit tersebut lumayan dalam, akupun tersungkur hingga badanku terluka dan kakiku terjepit.
Masih teringat jelas di kepalaku, saat aku jatuh waktu itu, bersamaan dengan berkumandangnya adzan Magrib. Itu terdengar ketika aku sudah tidak kuat bangun karena kakiku terjepit pohon bambu yang berada di pinggir parit.
Karena waktu itu aku berfikir Yoga akan segera kembali, akupun memutuskan untuk tidak bergerak sambil menunggu kedatangannya.

Dan tidak lama setelah itu, tiba tiba aku di hampiri sosok wanita cantik yang kurasa masih seumuran denganku.
Waktu itu aku langsung di tolong dan di keluarkan dari parit tersebut.

Karena saat itu aku malu, akupun tidak mengatakan kalau aku habis mencuri singkong.
" Mas ngapain kok sampai bisa jatuh disitu " tanya wanita tersebut,

" Tadinya aku mau pulang lewat sini biar lebih cepet,, eh terus kepleset jatuh. Mbaknya anak mana kok aku gak pernah lihat, anak sini juga, ? " jawabku mengalihkan topik,
" Iya, saya tinggal disini mas " jawabnya singkat.

Akhirnya akupun berkenalan dengannya, dia mengaku bernama Dewi, meskipun dia terlihat pendiam, tapi menurutku dia sangat cantik dengan kulit putih dan rambut panjang nya.
Waktu itu, aku melanjutkan obrolanku bersama Dewi di pondok yang berada tidak jauh dari kebun pak Jono.

Dan singkat cerita, akhirnya Dia kutawari untuk ikut mendaki bersamaku.
" Lho kebetulan sekali mas, tapi aku berangkatnya besuk, soalnya temen temenku bisanya besuk. Apa gak sekalian kita gabung aja " terangya,

Saat itu entah kenapa tanpa fikir panjang akhirnya akupun menyetujuinya.
Karena Yoga tidak kunjung datang dan hari mulai gelap, akhirnya kamipun berjalan kearah kampung dan berpisah di pertigaan jalan.
Waktu itu aku melihat Dewi berjalan ke arah kampung sebelah, dan saat itu aku juga sempat berfikir, kalau dia warga sini, aku kok gak pernah melihatnya ya, ucapku dalam hati.
Namun perasaan itu tidak kuhiraukan, aku terus berjalan pulang, sambil sesekali kutoleh Dewi yang masih terlihat berjalan pelan pelan.
Sesampainya di rumah, aku tidak bertemu dengan siapapun, suasana rumahku saat itu benar benar sepi sekali, bahkan dari luar rumah aku juga tidak mendengar suara orang ataupun kendaraan yang berlalu lalang.
Kok sepi banget ya,
Udah jam segini kok tumben orangtuaku juga belum pulang, fikirku.

Tapi karena saat itu aku berfikir besuk mau naik gunung, akhirnya aku memilih untuk langsung tidur tanpa memikirkan apapun.
Waktu itu aku juga sempat menelfon Yoga untuk memberitahunya bahwa aku akan berangkat besuk, namun sudah ku telfon berkali kali tapi tidak ada jawaban.
RABU, 09.00 WIB

Pagi itu badanku tiba tiba terasa berat sekali, rasanya seperti sedang menggendong seseorang di punggungku. Karena aku khawatir dengan kesehatanku, akhirnya aku memilih untuk beristirahat kembali supaya badanku sehat saat mendaki nanti, ucapku dalam hati.
RABU, 15.00 WIB.

Aku terbangun karena terdengar suara wanita memanggil namaku dari luar rumah, saat itu aku langsung berdiri dan membukakan pintu.
" Eh kamu Wi, kamu kok tau rumahku ? Oh iya, kita jadi berangkat sekarang ? " Tanyaku,

" Iya mas, tadi temenmu sudah berangkat sama temen temenku, kita ditunggu di basecamp, soalnya mereka mau belanja logistik dulu, kamu tadi dibangunin sulit banget " terangnya.
Siang itu tentu saja aku sangat bahagia karena Yoga sudah berangkat dan aku akan mendaki gunung yang memang sudah lama aku rindukan.

Saat itu, aku juga melihat carrier milik Faris dan tendaku sudah siap berada di sudut ruangan rumahku.
Jadi akupun langsung Bergegas untuk packing dan mempersiapkan sedikit baju agar mereka tidak lama menungguku. Fikirku.

Setelah melakukan persiapan akhirnya kamipun berangkat menuju gunung tersebut.
RABU 18.00 WIB.

Sesampainya di Basecamp gunung tersebut, suasana tiba tiba berubah menjadi sunyi, disini aku tidak menjumpai satupun pendaki lain, bahkan ketika aku memarkirkan motorku, aku juga tidak melihat satupun kendaraan terparkir di basecamp ini.
Namun saat itu aku melihat sesuatu yang menurutku aneh, yaitu adanya sebuah gapura dari bambu yang sepertinya buatan warga sekitar.
Meskipun berdiri kokoh, gapura tersebut sudah terlihat sangat tua. Itu terlihat dari tulisan yang sudah mulai memudar namun masih bisa terbaca dengan jelas. Masih teringat jelas di kepalaku gapura tersebut bertuliskan " Sambung Nyowo ".
Waktu itu disela sela aku masih melamun membaca tulisan tersebut, tiba tiba Dewi menghampiriku.

" Hayuk jalan, aku sudah registrasi, temenmu sudah berangkat, kita di tunggu di post 1 " ucapnya,
Dan entah kenapa saat itu aku hanya mengangguk dan langsung menurutinya.

Selama perjalanan menuju post 1, aku mulai merasakan kejanggalan dengan tempat ini, karena tidak seperti biasanya gunung ini sepi sampai seperti ini.
Namun saat itu lagi lagi konsentrasiku terganggu karena Dewi mengajakku bercanda hingga seolah aku terlupa dengan keadaan disekitarku yang dari awal memang sudah terlihat aneh.
Selama perjalanan aku beberapa kali melihat pemandangan yang tidak wajar, hal itu tentu saja langsung kucurigai karena aku sebelumnya sudah beberapa kali mendaki gunung ini dan tidak pernah melihat pemandangan seperti ini.
Saat itu, langit di gunung ini tidak terlihat sama sekali, bahkan aku juga tidak bisa melihat kerlap kerlip lampu kota yang biasanya terlihat jelas selama perjalanan.
Meskipun kabutnya tebal, biasanya tetap terlihat deh, kan gunung ini gak terlalu tinggi, aku sepertinya gak pernah lewat sini, fikirku.
Dan tidak lama kemudian tiba tiba aku sangat terkejut, karena saat itu aku berpapasan dengan sosok orang tua yang sedang memikul dagangan seperti sedang berjualan.
Saat itu aku sempat bersentuhan dengan kulit keriputnya, meskipun aku sudah menepi, aku masih saja bersentuhan karena jalur pendakian gunung ini memang sangat sempit sekali.
Orang tua tersebut berwajah putih pucat, dia berjalan pelan sambil terus menundukan kepalanya tanpa mengeluarkan sepatah kata.

Hal itu tentu saja membuatku semakin curiga dan seketika membuat tubuhku gemetar ketakutan.
" Yoga nunggu kita kan wi " tanyaku,

" Iya, katanya petugas loket tadi, dia nungguin kita di post 1 " jawabnya.
Kami pun melanjutkan perjalanan,
Dan tidak lama setelah itu, aku tiba tiba kembali mendengar suara musik gamelan yang sangat keras sekali. Akupun sontak terkejut dan langsung memberhentikan langkah Dewi.
" Eh lu denger gak wi suara itu " tanyaku,

" Udah diem aja, disini memang begitu, hayuk jalan aja jangan hiraukan, nanti kalau kita berhenti disini, bisa bahaya, " ucapnya.

Akupun saat itu langsung diam dan terus melanjutkan perjalanan
Sesampainya di post 1, hal aneh semakin menjadi jadi,.

Di post 1, aku tidak menjumpai Yoga, aku hanya bertemu dengan seorang pendaki yang sedang duduk sendirian di depan tenda.
Dan setelah istirahat sebentar, akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya.

" Mas, maaf mau tanya, tadi disini ketemu temanku apa enggak ya mas, dia tinggi dan kurus. " Tanyaku.
Saat itu, pemuda tersebut tidak menjawab pertanyaanku, dia hanya tersenyum sambil menunjuk ke arah puncak. Hal itu tentu saja membuatku kebingungan dan semakin ketakutan.

" Wi, gimana ini,,, mereka gak ada, coba deh kamu yang tanya " ucapku.
Saat itu Dewi langsung menghampiri pemuda tersebut, dan anehnya, Dewi langsung terlihat akrab seolah mereka sudah kenal lama.

Di sela sela mereka ngobrol, aku kembali memperhatikan pemuda tersebut.
Dia memakai kaos hitam yang sudah kotor ditambah tenda yang dia gunakan sepertinya sudah lusuh dan kusam.

Dan setelah beberapa saat, aku tiba tiba terkejut setelah aku mengetahui tidak ada apapun di dalam tenda pemuda tersebut.
Meskipun saat itu keadaan lumayan gelap, tapi aku yakin dengan bantuan cahaya api unggun yang ada di depan tenda, aku bisa melihat bahwa di dalam tenda pemuda tersebut kosong melompong.
Hal itu tentu saja membuat aku semakin ketakutan dan yakin bahwa pemuda tersebut adalah makhluk halus.

Saat itu aku langsung menarik tangan Dewi dan mengajaknya untuk segera pergi dari tempat tersebut.
Kamipun akhirnya melanjutkan perjalanan dengan harapan bahwa Yoga dan teman teman Dewi sudah duluan berangkat menuju puncak.

Sepanjang perjalanan, waktu kuhabiskan dengan berdoa dan berdzikir, karena aku mulai sadar kalau ada yang tidak beres dengan gunung ini.
Di tengah tengah perjalanan, aku tiba tiba melihat ada beberapa anak kecil yang sedang berlari lari tepat di sebelah jalur pendakianku.

Waktu itu sosok anak kecil tersebut berjumlah lebih dari satu, dia berlari lari sambil sesekali tertawa gembira.
Hal itu tentu saja membuatku semakin terkejut dan ketakutan.
Saat itu aku yakin Dewi juga melihatnya, namun sepertinya dia memilih diam sambil terus berjalan.
Dan tidak lama setelah itu, aku juga melihat seperti ada sosok kedua orang tuaku, Mereka melambaikan tangan ke arahku sambil tersenyum sayu.
Hal itu tentu saja membuatku semakin kebingungan dan bertanya tanya apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini.
Sebenarnya sudah dari dulu, setiap aku melakukan pendakian pada malam hari di gunung ini, aku juga pernah beberapa kali melihat penampakan.
Namun aku berfikir itu hal lumrah, jadi setiap aku melihat sesuatu yang aneh, aku mencoba tenang dan tidak kubicarakan kepada siapapun, dengan maksud supaya suasana pendakianku menjadi tetap tenang dan menyenangkan.
Tapi kali ini berbeda,
Entah kenapa mereka sekarang lebih sering menampakan dirinya kepadaku, hal itu tentu saja mengangguku dan membuat pendakianku kali ini sangat tidak menyenangkan.
Singkat cerita,
Akhirnya akupun sampai di puncak gunung ini.
Sesampainya di puncak, aku langsung tertunduk lemas dan pasrah karena saat itu lagi lagi aku tidak menjumpai siapapun.
Kondisi puncak saat itu sangat sepi dan tidak seperti biasanya, bahkan malam itu dari puncakpun aku tidak bisa melihat apapun, Kerlap kerlip lampu kota yang biasanya terlihat indah dari sini, saat itu sudah tidak bisa terlihat lagi.
" Mereka dimana Wi " tanyaku,

" Gak tau aku da, gimana ini, mereka kok gak ada, sepi sekali disini, aku takut " jawab Dewi sambil ketakutan.
Saat itu aku dan Dewi hanya bisa pasrah dan memilih untuk tetap mendirikan tenda sambil menunggu kedatangan Yoga dan teman teman lainnya.
Malam itu aku berfikir, Kalau besuk pagi Yoga tidak datang, aku akan langsung bikin laporan kehilangan ke basecame, fikirku.
Dan setelah beberapa lama kemudian, ketika aku sedang sibuk mendirikan tenda, aku tiba tiba sangat terkejut.

Karena saat itu aku melihat ada beberapa anak muda yang berpakaian seperti pendaki dengan wajah yang sangat sedih, Mereka berdiri berpencar tidak jauh dari tempatku.
Saat itu, sangat terlihat jelas mereka seolah sedang memperhatikanku, itu terlihat dari ada beberapa yang menatapku dan ada juga beberapa yang hanya diam dan tertunduk lesu.
Saat itu Dewi langsung melihat ke arahku sambil memberi tanda bahwa dia juga melihat apa yang kulihat. Dan karena ketakutan, akhirnya dia langsung masuk ke dalam tendaku meski tendaku belum berdiri sempurna.
Saat itu akupun mulai menangis sambil terus mendirikan tenda. Dan setelah tenda berdiri akhirnya aku masuk kedalam tenda untuk menyusul Dewi sambil memejamkan mata dan terus berdoa sekuat tenaga.
Dan anehnya,
Setelah beberapa lama kemudian, tiba tiba aku mendengar suara tawa seperti suara Yoga.
Akhirnya tanpa fikir panjang akupun langsung keluar tenda untuk memastikannya.
Dan betapa terkejutnya aku saat itu, setelah tau bahwa tiba tiba aku berada di post 1 bersama Yoga.

Di sela sela aku masih kebingungan, aku kembali masuk ke dalam tenda dan lagi lagi aku terkejut karena aku tidak lagi melihat Dewi berada di dalam tenda.
" Kamu kenapa kok aneh gitu " tanya Yoga,

Saat itu aku hanya tersenyum dan masih kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi kepadaku.
Di sela sela aku kebingungan, aku lagi lagi melihat beberapa pendaki berwajah pucat yang berada di beberapa sudut di area tempat Yoga mendirikan tenda ini.
Bahkan yang membuatku semakin terkejut adalah ketika aku kembali melihat sosok pemuda berbaju hitam yang kulihat saat aku berangkat kemarin.

" Kita kok gak ke puncak ga " tanyaku,
" Lho gimana se,,, kan kamu sendiri yang minta kita bermalam disini " jawab Yoga,

Saat itu aku kembali tidak menjawab Perkataan Yoga, aku kembali diam sambil melihat Yoga yang sedang asyik melahap jagung bakar.
" Da itu bagian kamu, kan kamu ambil cuma 4 biji, jadi satu orang dapat 2 ya jagungnya " ucap Yoga tiba tiba,

" Udah makan aja, aku gak enak badan ga, ayo turun ga " jawabku.
Yogapun kaget dan menolak ajakanku, dan setelah ku paksa dan kuyakinkan, akhirnya Yoga pun bersedia untuk kembali turun malam itu.
Selama perjalanan turun, aku kembali lagi berpapasan dengan sosok kakek kakek pedagang dan beberapa sosok genderuwo yang sedang berdiri tidak jauh dari jalur pendakianku.
Waktu itu aku hanya diam dan memilih untuk mempercepat langkahku agar aku segera sampai dirumah.
Dalam perjalanan turun tersebut, aku juga berpapasan dengan beberapa pendaki yang saat itu hendak menuju kepuncak.

Ketika aku berpapasan dengan pendaki lain, aku juga melihat ada sosok anak kecil yang duduk diatas carrier pendaki lain tersebut.
Bahkan waktu itu aku juga sempat berpapasan dengan 2 sosok pendaki berwajah pucat yang terus menundukan kepala.

Saat itu aku berfikir,
hanya akulah yang melihat hal itu, sebab waktu itu, Yoga terlihat santai seperti biasanya seolah memang tidak sedang terjadi apa apa.
Singkat cerita,
kamipun sampai di Basecamp dan langsung pulang kerumah. Selama perjalanan pulang, aku sempat melihat beberapa sosok penampakan di pinggir jalan, mulai dari perempuan yang sedang duduk, hingga laki2 berwajah sngat hancur, Semuanya sngat terlihat jelas di mataku
Sesampainya di rumah, aku tidak menceritakannya kepada siapapun, saat itu aku langsung masuk ke dalam kamar dan tidur.
Keesokan harinya,
Aku terkejut karena aku melihat carrier milik Faris yang tiba tiba ada diruang tamu rumahku. Carrier tersebut terlihat bersih dan seperti belum di gunakan sama sekali, akhirnya siang itupun kukembalikan langsung ke rumah Faris.
Ketika sampai di rumah Faris,
Faris terlihat kebingungan

" Lho kok dibalikin ? Kamu gak jadi naik ? Tanya Faris,

" Lo aku kan sudah turun kemarin, gimana se ? " Jawabku bingung,
" Ngaco lu, orang masih tadi pagi aku anterin Carrier ini ke rumahmu " terang Faris

Akhirnya waktu itu aku hanya tersenyum dan langsung kembali pulang kerumah

Sesampainya di rumah, aku langsung mencari Yoga. Namun setelah kucari dirumahnya aku lagi2 tidak berhasil menemuinya.
Malam harinya,
Ketika orang tuaku pulang, mereka juga langsung melihatku dengan tatapan aneh.

" Kamu gak papa da, ? Tanya Ayah,

" Gak tau yah, badanku aneh rasanya, seperti berat semua, " jawabku,
" Yasudah nanti biar dipijitin Ibumu, makanya cepat nikah biar ada yang mijitin " goda ayah.

Akhirnya malam itupun aku bisa beristirahat dengan tenang karena badan terasa lebih nyaman karena pijatan ibuku.
Keesokan harinya, semua berjalan seperti biasanya,
hingga akhirnya sekitar pukul 15.00 tiba tiba Yoga datang kerumahku sambil membawakan Jacket dan sarungku.
" Nih, barang barangmu, huft capek banget ya,,, uda lama kita gak mendaki, tubuhku sekarang kram semua " ucap Yoga,

" Maksudnya apa'an, kamu kemarin kemana seharian, aku kerumahmu, kamu gak ada " tanyaku,
He,,,, kamu ini kenapa,!!, aneh. Kan kita naik Gunung, gimana se,,,,
kan kita baru nyampek rumah tadi siang, kamu sebenarnya kenapa sih da, aneh banget.
Kamu kemarin diam aja lho, padahal kita disamperin cewek cantik, tumben kamu diam aja, kan biasanya kamu paling semangat kalau urusan cewek " Terang Yoga.
Saat itu aku langsung berhenti debat dengan Yoga dan langsung memilih diam sambil masih kebingungan. dan tidak beberapa lama kemudian, Yoga berpamitan pulang karena dia mengaku capek dan ingin beristirahat.
Dan setelah beberapa lama kemudian, sekitar pukul 17.00, tiba tiba hp ku berbunyi, Saat itu kulihat Yoga menelponku.
" Hallo, da,,tendanya masih ada plastiknya, nanti ku sobek gpp ya,, wah masih baru nih,, mantab,!!!
Tenang aja, besuk pasti ku cuci bro.
Eh kamu yakin gak mau ikutan naik nih, temen temen adiknya Faris cantik cantik lho.
Oh iya, ini kamu juga dapat salam dari adiknya Faris, katanya kangen, cie cie, yaudah aku berangkat dulu ya. " ucap Yoga.

Setelah mendengar hal itu, tentu saja aku langsung terkejut, kebingungan dan seolah sudah tidak bisa berkata apa apa lagi.
Saat itu aku langsung terdiam sambil menatap ke arah luar rumah yang kebetulan saat itu juga aku melihat sosok perempuan berwajah setengah hancur yang sedang berdiri seolah mengawasiku dari tadi.
Dan setelah hari itu,

aku sering sekali merasakan ada seseorang yang sedang mengawasiku, bahkan aku sering sekali melihat sosok tak kasat mata yang ada di sekitar rumah atau di pinggir pinggir jalan tertentu.
Bahkan ketika aku sedang dirumah sendirian, aku juga sempat melihat beberapa penampakan orang tua yang sedang duduk di ruang tamu hingga anak kecil yang sedang berlarian kesana kemari.
Hal itu tentu saja membuat hari hariku semakin menyeramkan dan menakutkan, hingga akhirnya aku Depresi dan dilarikan ke rumah sakit yang ada di kotaku.
Dan singkat cerita,
sekitar 1 tahun setelah kejadian itu,
aku mulai menyadari bahwa aku bisa melihat makhluk yang tak kasat mata yang ada di sekitarku.
Hal itu tentu saja sudah ku konsultasikan dengan orang tuaku dan orang tuakupun sudah mengupayakan segala cara agar aku sembuh dari kondisiku yang seperti itu.

Akupun sudah dibawa berobat kesana kemari namun tidak membuahkan Hasil.
Hingga akhirnya seiring dengan berjalannya waktu, aku sudah terbiasa dengan kondisi tersebut.
dan lama kelamaaan akhirnya aku sudah bisa membedakan mana yang manusia dan mana yang makhluk tak kasat mata.
Keadaan tersebut berjalan hingga beberapa tahun lamanya, dan akhirnya di rumahku pun banyak berdatangan tamu yang bermaksud meminta pertolonganku.
Akupun saat itu tidak menolak dan bersedia membantu mereka yang datang kerumahku, mulai dari melihat penunggu suatu rumah hingga melakukan pengusiran setan, semua sudah pernah aku lakukan.
Dan akhir cerita.
Sejak aku menikah pada tahun 2008, kemampuanku untuk merasakan makhluk tak kasat mata sudah semakin berkurang,
Dan setelah Putri pertamaku lahir, aku sudah sangat jarang sekali bahkan bisa dikatakan tidak pernah lagi merasakan kehadiran mereka.
Dan sampai cerita ini ditulis,
aku masih belum bisa memastikan apa yang sebenarnya terjadi kepadaku saat aku mendaki gunung waktu itu.
Apa yang terjadi setelah aku mengambil jagung di ladang pak Jono, dan
Apakah aku benar benar mendaki gunung,
Sampai saat ini aku masih belum bisa memastikannya.
Mungkin disini penulis juga mengetahui jika dulu aku terkenal di kalangan kampungku sebagai dukun, namun semuanya sudah berubah karena menurut warga kampung aku di gosipkan sudah Bertaubat.
Dan dengan aku membagikan cerita ini, aku berharap yang sebelumnya memandangku sebagai dukun akan mengerti, bahwa sebenarnya aku memang benar benar tidak pernah bekerja sama dengan setan.
Waktu itu aku hanya tidak sengaja mendapatkan kemampuan bisa melihat makhluk halus yang ada di sekitarku.

Ketika aku masih aktif membantu orang, aku tidak pernah sama sekali melakukan praktek pelet atau santet.
Aku hanya membantu orang lain mengusir makhluk halus dengan cara berinteraksi secara baik baik kepada makhluk halus tersebut agar tidak menganggu.
Dan setelah aku menikah, aku sudah tidak lagi menerima tamu bukan karena aku sudah bertaubat, tapi karena aku memang sudah tidak bisa merasakan hal itu lagi.

Terimakasih.
Dalam video di Youtube, lakon story berhasil menggali sdikit informasi dari mas Yoga.

Tentang apa yg sebenarnya terjadi kepada Yudha saat itu, krn setelah kami mndengarkan penuturan dari mas Yoga, kami menemukan banyak sekali perbedaan cerita dan waktu dlm kejadian trsebut.
Siapakah yang benar benar mendaki gunung tersebut, Yoga, Yudha atau keduanya, atau memang tidak keduanya ? Silahkan analisa menurut pendapat kalian masing masing.
Kami tidak bisa memberi jawaban karena kami tidak diberi kepastian oleh tokoh mas Yudha, dia mengaku sampai saat ini masih belum bisa memastikan apa yang sebenarnya terjadi kepadanya waktu itu.
Namun jika kita mendengarkan kesaksian dari mas Yoga mungkin kita akan sedikit faham tentang apa yang sebenarnya terjadi kepada mereka. Untuk itu dalam video tersebut kami akan membahas apa yang disampaikan oleh tokoh mas Yoga kepada kami.
Untuk penuturan dari tokoh mas Yoga kenapa tidak kami tulis disini ?,

Karena selain kurang lengkapnya informasi yang kami dapatkan dari tokoh mas Yoga,
kami juga merasa kesulitan jika penuturan dari mas Yoga tersebut dibagikan dalam satu cerita.
Kenapa,
Karena penuturan 2 tokoh tersebut sangat berbeda alur, waktu dan Juga tempat nya. Oleh sebab itu disini kami hanya bisa membagikan cerita ini dari satu sudut pandang saja.
Untuk pembahasan dari tokoh mas Yoga sudah tersedia di youtube Lakon Story ( Review / Gunung Ghaib ).

Terimakasih teman teman semoga cerita ini menemani hari hari kalian.

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Lakon Story

Lakon Story Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Lakonstory

30 Apr
Jika kita berbicara tentang hantu Makmum, mungkin kalian sudah tidak asing lagi dengan cerita ini.

Benar sekali,

Hantu ini adalah hantu yang mengganggu kita, ketika kita sedang melaksanakan ibadah ( Sholat ).
Bahkan, cerita tentang hantu inipun sudah semakin terkenal ketika ada beberapa Film Indonesia yang sudah mengangkatnya dengan sangat baik.
Read 98 tweets
27 Apr
AKIBAT MENGINJAK SESAJEN DI PULAU BALI

~A THREAD~
FULL STORY
KISAH NYATA

@bacahorror #bacahorror
#lakonstory #ceritahoror #ceritamistis #akibatmenginjaksesajendipulaubalilakonstory #Wattpad Image
Full Story !!
Dengan dibagikannya pengalaman ini, semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua agar lebih berhati hati lagi dalam menjalani hidup.
Dalam cerita kali ini, banyak sekali interaksi dan gangguan yang memang sengaja tidak kami sampaikan, hal itu sesuai permintaan dari narasumber agar menyampaikan isi cerita secukupnya saja.
Read 93 tweets
25 Apr
Semua Nama Dalam Cerita ini Disamarkan, Mohon maaf jika ada kesamaan.

" Vila Ghaib "

Perkenalkan namaku Dita dan Suamiku Alex.

Dalam keluarga kecilku, aku memiliki seorang anak perempuan yang tunawicara atau biasa orang menyebutnya dengan sebutan Bisu
Meskipun begitu, aku tetap menyayangi anakku dengan sepenuh hati karena akupun meyakini jika anak adalah anugrah dari sang maha pencipta.

Untuk itu, aku tidak pernah sekalipun menganggap keadaan anakku ini sebagai cobaan,
Read 102 tweets
8 Apr
Pendakian Terakhir

( Semua nama dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf jika ada kesamaan ).

Perkenalkan namaku Yulfi, aku adalah gadis belia yang baru saja menginjak usia 20 tahun.

Dalam keluarga, aku memiliki kakak kandung yang memang sangat hoby mendaki gunung.
Bahkan, bisa dikatakan setiap kakak libur kerja, dia selalu tidak ada dirumah.
Waktu liburanya selalu dihabiskan bersama teman temannya dan memang kebanyakan digunakan untuk mendaki gunung.

Mungkin hal itulah yang akhirnya membuat kakakku hingga kini belum juga menikah.
Read 95 tweets
5 Apr
( semua nama dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf jika ada kesamaan ).

Perkenalkan namaku Ajeng, aku adalah anak semata wayang dari kedua orang tuaku yang kini menekuni bisnis Rumah makan.
Memiliki sebuah Rumah makan, membuat aku harus putus sekolah agar aku bisa membantu kedua orang tuaku dalam menjalankan bisnisnya.
Read 103 tweets
3 Apr
Selamat malam !

Dalam postingan kali ini, kami akan membagikan sedikit pengalaman pengalaman yang sebelumnya tidak jadi kami bagikan.

A Thread

#lakonstory #creepypasta #creepypastalakonstory #bacahorror @bacahorror #kisahnyata #ceritahorror Image
Hal itu biasanya terkendala jarak, keaslian, bukti dan sebagainya.

Tapi pada dasarnya, kami sangat yakin jika pengalaman kalian benar benar terjadi 🤗, dan terimakasih banyak sudah berkenan berbagi bersama kami.
Untuk itu, dalam postingan kali ini, kami akan bagikan kepada kalian dalam bentuk Creepypasta ya, agar kalian betah dirumah 😁.

Perlu diingat !

Semua postingan ini, kami nyatakan benar benar bersumber dari narasumber yang menghubungi lakon story.
Read 26 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!