( semua nama dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf jika ada kesamaan ).
Perkenalkan namaku Ajeng, aku adalah anak semata wayang dari kedua orang tuaku yang kini menekuni bisnis Rumah makan.
Memiliki sebuah Rumah makan, membuat aku harus putus sekolah agar aku bisa membantu kedua orang tuaku dalam menjalankan bisnisnya.
Dan sejak aku ikut terjun kedalam bisnis orang tuaku, aku sudah terbiasa bangun di pagi buta untuk segera menyiapkan semua bahan masakan yang nantinya akan kami jual di siang harinya.
Seiring berjalannya waktu, karena kegigihan dan keuletan keluargaku, kini Rumah makanku bisa dikatakan berkembang sangat pesat.
Hal itu sebenarnya sudah bisa aku prediksi, karena selain Ayah memang lulusan dari sekolah juru masak, Rumah makanku memang terletak bersebelahan dengan Pabrik Textil yang memiliki ratusan karyawan.
Jadi bukan hal yang mustahil jika bisnis rumah makan seperti ini nantinya pasti bisa membuat hidup kami menjadi lebih baik.
Namun nyatanya, di tengah tengah Usaha kami yang semakin lama semakin maju,
Kami sempat mengalami hal yang bisa dikatakan sangat tidak masuk akal dan sangat membahayakan.
Benar sekali,
Hal itu adalah Santet,
Awalnya kami sekeluarga memang tidak pernah berfikiran jika itu adalah Santet, namun nyatanya, sejak keanehan keanehan yang semakin lama semakin menjadi jadi,
akhirnya kamipun tidak bisa mengelak lagi jika hal itu adalah benar benar Santet yang sengaja dikirim oleh seseorang untuk mencelakai keluarga kami.
Masih sangat teringat jelas di benakku
Malam itu adalah malam dimana pertama kali aku merasakan ada yang aneh di dalam rumahku, Hal itu bisa kurasakan ketika pertama kali aku masuk kedalam rumah, aku mencium aroma kemenyan yang saat itu tercium sangat menyengat.
" Bu,, aku mencium aroma kemenyan " ucapku polos,
" Iya, ibu juga. Pak, siapa ya jam segini bakar kemenyan " jawab ibu sambil berganti bertanya kepada ayahku yang memang saat itu terus berjalan masuk kedalam kamarnya,
" Halah,,itu mungkin pak Ji samping rumah sedang ritual,,,kan orangnya memang suka gitu " ucap Ayah sambil terlihat tidak peduli dengan aroma yang kami cium,
" Iya juga see, ya sudah, Ajeng kamu masuk ke dalam kamarmu ya, langsung tidur, jangan main hp mulu " ucap ibu sambil menyusul langkah ayah ke dalam kamarnya,
" Baik bu " sahutku.
Dan tanpa menunggu lama lama lagi, akupun malam itu langsung bergegas masuk kedalam kamarku untuk segera beristirahat karena memang hari itu kebetulan rumah makan kami sangat ramai didatangi pengunjung.
Namun sayangnya, belum lama aku beristirahat, tiba tiba aku terbangun karena aku mendengar suara tangisan yang semakin lama semakin terdengar kencang.
Suara tersebut terdengar jelas dari arah ruang tamu rumahku yang memang letaknya kebetulan tidak jauh dari kamarku.
" Hi hi hikks hiks hikss hiks "
Mendengar hal itu, aku yang sebelumnya tertidur pulas, malam itu tiba tiba terbangun dengan perasaan yang mulai penasaran.
" Malam malam gini kok ada suara orang nangis, siapa ya " fikirku dalam hati sambil berdiri dan berjalan pelan mengikuti sumber suara tersebut.
Tapi anehnya, waktu itu aku mendengar suara tersebut bersumber dari arah luar rumah, yang akhirnya membuatku langsung membuka pintu utama rumah ini dg tidak membangunkan kedua orang tuaku krn akupun tau, jika orang tuaku pasti juga sangat lelah krn telah beraktifitas seharian.
Dan setelah aku membuka pintu utama, waktu itu aku tidak melihat apapun, hanya saja ayunan yang terbuat dari ban bekas yang ada didepan rumahku, malam itu memang terlihat sedikit bergoyang.
Dan dengan masih mendengar suara tangisan yang semakin lirih, malam itu tepat didepan rumahku aku melihat banyak sekali sisa tanah yang terlihat seperti sengaja ditaburkan oleh seseorang.
Namun, belum selesai aku mondar mandir di depan pintu, tiba tiba pandanganku teralihkan dengan adanya sosok nenek nenek yang terlihat sangat tua yang seperti sedang menatapku.
Sosok nenek nenek tersebut berdiri bungkuk tidak jauh dari pojok halaman rumahku yang saat itu memang sedang diperbaiki.
Melihat hal itu, tentu saja tubuhku seketika merinding tidak karuan dengan jantung yang langsung berdegup kencang.
" Ya allah siapa itu " ucapku sambil langsung memejamkan mata.
Dan tidak berhenti disitu saja, ketika masih dalam keadaan mata terpejam, malam itu tiba tiba telingaku seperti ditiup kencang disertai dengan aroma busuk yang saat itu tercium sangat kuat.
Merasakan hal itu, tentu saja aku langsung membuka mataku dan berlari masuk kedalam rumah sambil merasakan ketakutan yang sangat luar bisa.
" Astagfirrullah, Astagfirrullah,Astagfirrullah,Astagfirrullah,Astagfirrullah " ucapku sambil terus berlari kedalam kamar.
Sesampainya di kamar, akupun langsung memejamkan mata sambil tidak henti hentinya mengucapkan doa doa.
Dan singkat cerita ,malam itupun berlalu begitu saja.
Keesokan harinya,
Seperti biasanya, setelah semua bahan masakan sudah selesai kami siapkan, siang itupun aku dan kedua orang tuaku langsung berangkat menuju rumah makanku untuk segera memulai aktifitas kami sehari hari.
Tapi anehnya, sesampainya di rumah makanku, lagi lagi aku mencium aroma yang sama dengan aroma yang aku cium kemarin malam ketika baru sampai dirumah.
" Lho yah, kok bau kemenyan lagi, siang siang gini siapa sih yang udah bakar kemenyan " ucap ibu tiba tiba,
" Waduh sepertinya ada yang tidak beres ini " ucap ayah pelan.
Mendengar hal itu, akupun berpura pura tidak mengetahui percakapan kedua orangtuaku dan akupun langsung berjalan terus ke arah dapur untuk segera menata bumbu bumbu dan bersih bersih untuk persiapan membuka rumah makanku.
Namun anehnya, ketika aku sedang asyik membersihkan area rumah makanku, lagi lagi aku melihat adanya sisa tanah yang terlihat sengaja ditaburkan mengelilingi area rumah makan ini.
Karena siang itu aku mulai curiga dengan hal tersebut, akupun akhirnya memanggil ayahku agar beliau melihat apa yang aku Lihat.
" Yah...sini bentar deh " teriakku,
" Ada apa jeng " ucap ayah sambil berjalan pelan menuju ke arahku,
" Yah...lihat ini, kok seperti ada yang sengaja menaburkan tanah ya, taburannya memanjang mengelilingi warung " ucapku,
" Lho iya, disini juga ada yah " sahut ibu,
Dan tanpa menjawab pertanyaan kami, ayahku yang sebelumnya hanya diam melihat adanya tanah tersebut, tiba tiba bergegas keluar dengan wajah yang memerah seperti orang yang sedang marah.
" Sudah bu langsung bersihkan saja,,ayah mau pergi dulu sebentar. Jaga warungnya " ucap ayah sambil bergegas pergi meninggalkan kami.
Dan tanpa menjawab perkataan ayah, akupun dan ibuku saat itu langsung kembali melanjutkan aktifitasku yaitu membersihkan seluruh area rumah makanku agar terlihat bersih ketika ada pelanggan nanti.
Namun sayangnya, hari itu ternyata tidak seperti biasanya.
Biasanya, warung kami memang terbilang cukup ramai dibandingkan warung warung yang lain, tapi tidak dengan hari itu.
Hari itu, sepanjang hari, warung kami sangatlah sepi pengunjung.
Mulai dari buka jam 10 pagi hingga pukul 20.00 malam, kami hanya bisa menghabiskan 15 porsi saja dari biasanya yang mampu menghabiskan kurang lebih 200 porsi setiap harinya.
" Kok tumben sepi banget ya bu, pabrik sebelah kan gak libur " tanyaku,
" Ibu juga gak tau jeng, mungkin memang lagi belum rejeki aja " sahut ibu sambil membolak balikkan piring dan mangkuk yang saat itu memang masih berserakan.
" Ayah kok belum balik ya bu,,seharian keluar " imbuhku,
" Ibu dari tadi cemas mikir ayahmu jeng, sepertinya ibu tau ayahmu kemana " ucap ibu.
Namun belum selesai aku dan ibuku membicarakan ayah, malam itu tiba tiba ayahku datang dan langsung mengajak kami untuk pulang.
" Tutup aja bu warungnya, kita pulang aja, udah malam " ucap ayah sambil turun dari mobilnya.
" Kok tutup yah, bentar lagi napa, kan habis ini buruh pabrik waktunya pulang " sahutku.
" Yaudah jangan ditutup dulu, jagain ya jeng, ayah sama ibu mau pulang dulu, nanti kalau kamu pulang, kamu ngojek mas Benny ya. " terang ayah sambil menarik tangan ibuku.
" Baik yah " jawabku sopan,
Dan setelah ayah dan ibuku pergi, akupun kembali masuk kedalam rumah makanku sambil berharap ada pembeli yang datang lagi
mengingat waktu itu adalah jam dimana buruh pabrik biasanya pulang dan tidak jarang pula mereka mampir ke rumah makanku yang kebetulan terletak tepat disamping pabrik dimana mereka bekerja.
Tapi anehnya, malam itu benar benar tidak ada satupun buruh pabrik yang mampir kerumah makanku, mereka hanya lewat begitu saja dengan hanya menyapaku yang saat itu sedang duduk di teras depan .
Hal itu mmang sangat tdak masuk akal, krn buruh pabrik yang biasanya makan dirumah makanku ini, bisa dikatakan sudah mjd pelanggan tetap. mrka sudah mnganggap rumah mkanku ini sebagai kantin pabrik yang bisa membeli walaupun hanya sebungkus nasi meskipun kadang harus berhutang.
Namun nyatanya, malam itu semuanya berubah secara aneh dan tiba tiba.
Dan singkat cerita,
Karena waktu sudah menunjukan pukul 22.00 malam, akupun akhirnya memutuskan untuk segera menutup rumah makanku agar aku bisa segera pulang dan beristirahat.
Tapi anehnya, ketika aku masih bersiap siap menutup pintu depan, malam itu tiba tiba aku kembali mencium aroma kemenyan yang disertai bau amis yang sangat tidak karuan.
Karena aku mengira itu adalah bau ikan yang ada di Frezer, akupun akhirnya berjalan cepat kearah Frezer untuk mencari tau sumber bau yang malam itu memang tercium sangat kuat.
" Lho, ikannya masih segar kok,, terus ini bau apaan " ucapku.
Dan belum selesai aku mencari sumber bau tersebut, tiba tiba pandanganku teralihkan dengan adanya sosok Putih tinggi besar yang kuduga kuat adalah sosok Pocong.
Sosok tersebut berdiri tepat tidak jauh dari pintu utama rumah makanku sambil terus menatap kearah pintu dengan tidak sedikitpun menggerakkan badannya.
Masih bisa kuingat dengan jelas, sosok pocong tsbt lebih tinggi dari ukuran orang dewasa dg mengeluarkan aroma yg sangat amis.
Bahkan aku juga sempat melihat wajahnya dari samping, wajah pocong tersebut sudah rusak dan menghitam, namun matanya, masih terlihat putih meskipun bentuknya sudah tidak karuan.
Melihat hal itu, tentu saja aku langsung berteriak ketakutan dengan tubuh yang seketika gemetaran.
" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa " Teriakku kencang sambil berlari keluar melalui pintu belakang.
Sesampainya diluar, aku langsung berlari sekuat tenaga menuju jalan utama dan akhirnya bertemu dan diantar pulang oleh satpam pabrik yang kebetulan masih duduk dan berjaga diposnya.
Sesampainya dirumah, malam itu aku langsung menceritakan semuanya kepada orang tuaku dengan bercucuran air mata.
" Aku gak mau ke warung dulu yah, aku takut,,," ucapku sambil menangis tersedu sedu.
Dan singkat cerita, malam itupun aku tidur bersama kedua orang tuaku di depan tv yang ada di ruang tengah rumahku karena aku masih trauma dan tidak berani tidur seorang diri.
Keesokan harinya,
semuanya semakin aneh saja.
Ayahku yang sebelumnya baik baik saja, pagi itu tiba tiba tidak bisa bangun.
Kaki kirinya mendadak tidak bisa berjalan dengan seluruh tubuh yang panas dingin tidak karuan.
Melihat hal itu, akhirnya aku dan ibukupun langsung membawanya kerumah sakit terdekat agar ayah segera mendapatkan pertolongan.
Namun setelah beberapa kali berobat ke rumah sakit dan tidak membuahkan hasil, akhirnya kamipun memutuskan untuk membawa ayah kembali pulang kerumah untuk melakukan rawat jalan.
Selama melakukan perawatan dirumah,
Saudara saudaraku bergiliran datang untuk menjenguk dan melihat keadaan ayah.
Bahkan beberapa dari saudarakupun menyarankan agar membawa ayahku tidak berobat ke rumah sakit, melainkan ke paranormal, karena gejala yang diderita ayahku semakin lama semakin aneh saja.
Semua itu terlihat dari, ketika di siang hari, keadaan ayah nampak baik baik saja, namun, setiap malam tiba, keadaan ayah berubah menjadi panas dingin tidak karuan.
Dan tidak jarang pula, setiap ayah mengeluh sakit, pasti saat itu juga tercium aroma kemenyan yang sangat menusuk hidung.
Dan sejak saat itulah, kami sekeluarga meyakini jika ayahku terkena Santet.
Mengetahui hal itu, awalnya ibuku sempat menolak dengan pendapat yang diutarakan oleh saudaraku, namun sejak kejadian di malam itu, yang awalnya tidak dipercaya kini semuanya harus segera diatasi.
Malam itu, seperti biasanya, setelah menerima beberapa tamu, akupun tidur bersama ibuku karena entah kenapa akhir akhir ini ayah selalu meminta untuk tidur di lantai depan pintu.
" Ayah kok semakin aneh ya bu, " tanyaku sebelum aku memejamkan mata di malam itu,
" Iya jeng, biarkan saja, mungkin ayahmu bingung dengan apa yang dirasakannya, ibu juga khawatir " jawab ibu sambil matanya terlihat berkaca kaca.
" Apa bener kata om Rudi bu, kalau ayah kena Santet " imbuhku,
" Ibu gak tau jeng,, ibu tidak terlalu percaya sama om Rudi, orangnya suka ngaco sih " jawab ibu,
" Tapi kalau difikir fikir, sepertinya ada benarnya bu, warung kita sekarang sepi banget, ayah sakitnya aneh, jangan jangan bener bu. Masa ayah punya musuh sih bu " Ucapku
" Ibu sebenarnya juga mikir gitu, ditambah ayahmu waktu itu juga bilang seperti itu " jawab ibu,
" Bilang apa bu " tanyaku
" Kamu inget gak, dulu pertama kali kamu lihat tanah yang ditabur di sekitar warung " jawab ibu,
" Iya bu,,, terus " sahutku,
" Itukan ibu pulang dulu sama ayah, nah kata ayah,, ayah siangnya dari rumah pak Doni, habis ribut,,kata ayah sih pak Doni yang nabur tanah di warung kita, kamu tau itu tanah apa,,itu tanah Kuburan " terang ibu jelas.
" Hah,,tanah kuburan ! Gunanya buat apa bu ? " Sahutku kaget,
" Ya biar warung kita jadi sepi, pak Doni kan juga punya warung, sepertinya pak Doni dulu juga teman ayahmu waktu masih sekolah Juru masak. Kalau masalah lainnya sih, ibu sebenarnya kurang tau " jawab ibu,
" Ya allah bu,, iya, kok bisa ya, sejak kejadian itu, warung kita suepi sampai sekarang, kata temen temen Ajeng, warung kita kelihatannya jadi gelap dan terilhat kotor dari luar, padahal kan tiap hari selalu Ajeng bersihkan bu..tapi kok bisa ya pak Doni kayak gitu " jawabku,
" Orang tuanya pak Doni kan emang dukun, kamu kalau tau rumah pak Doni, pasti takut. Dulu ibu pernah waktu lebaran main kerumah orang tua pak Doni,,dirumahnya banyak peralatan dukun dan memang banyak tamunya " terang ibu,
" Ya udah,, terus kenapa ibu gak bilang dari dulu " jawabku kesal,
" Ibu belum yakin nak, ayahmu pasti tau apa yang sebenarnya terjadi,, kalau tebakan ibu sih, waktu itu pak Doni sakit hati stelah ribut dg ayahmu, terus balas dendam, akhirnya ayahmu jdi seperti ini " ucap ibu,
" Lhah,,udah tau kayak gitu kok diem aja,,gimana sih ibu ini,,yaudah besuk aku mau kerumahnya om Rudi, kalau ibu gak mau, ya udah,, aku mau nanya gimana nyembuhin ayah " sahutku.
Dan belum selesai aku dan ibuku membicarakan ayah, tiba tiba malam itu aku dan ibuku kembali mencium aroma kemenyan yang tercium lebih kuat dari sebelumnya.
" Nah..bau kemenyan lagi,,pasti habis ini ayahmu mengeluh dan manggil kita lagi " ucap ibu tiba tiba.
Dan tanpa menunggu ayah memanggil kami seperti biasanya, malam itu ibuku langsung keluar kamar untuk memastikan jika ayah baik baik saja.
Namun anehnya, ketika ibu membuka pintu kamarku, saat itu aku melihat dengan sangat cepat adanya bayangan hitam yang masuk kedalam kamarku.
Tapi karena ibuku sepertinya tidak menyadarinya, beliaupun terus membuka pintu kamarku dan ditutupnya dengan perlahan.
" Kamu jangan ikut ya, biar ibu aja yang lihat,," ucap ibu lirih sambil kembali menutup pintu kamarku.
Setelah ibu keluar dari kamarku, tentu saja aku langsung menyalakan lampu agar aku bisa sedikit lebih tenang.
" Itu tadi kok seperti ada bayangan yang masuk ya " fikirku dalam hati sambil mulai menekan saklar lampu yang ada di dinding kamarku.
Setelah lampu menyala dan ruangan kamar sudah dipenuhi dengan cahaya.
Malam itu, aku benar benar sangat terkejut bukan main, mataku melotot dengan tubuh yang seolah tidak bisa digerakkan.
Benar sekali,
Malam itu aku melihat dengan sangat jelas tepat didepanku ada sosok nenek nenek dengan wajah yang sangat menyeramkan.
Pipi berlubang dengan mata yang sangat hitam pekat membuatku malam itu benar benar sangat ketakutan.
Bahkan hingga saat inipun aku masih bisa mengingatnya dengan sangat jelas.
Wajah nenek nenek tersebut menatap kearahku sambil tersenyum lebar dengan bagian kiri mulutnya yang terlihat robek.
Melihat hal itu, tentu saja aku langsung berlari keluar kamar dengan berteriak sekuat tenaga.
" Ibuuu..tolonnngggggg "
Dan tidak berhenti disitu saja, ketika aku sampai diruang tengah rumahku, malam itu aku kembali sangat terkejut bukan main karena aku melihat ibuku yang tiba tiba muntah darah tepat disamping ayahku berbaring .
" Ya allah ibu, kenapa bu..bu..bu ya allah,, tollooongggg.tolllonggg " teriakku.
Saat itu adalah saat yang tidak akan pernah kulupakan selama hidupku, detik demi detik masih sangat teringat jelas di benakku hingga saat ini.
Bahkan di malam itu, aku juga masih sempat melihat jam di dinding rumahku menunjukan pukul 00.45. dinihari.
Karena aku sudah tidak tau harus berbuat apa, akhirnya akupun langsung berlari untuk keluar rumah agar aku segera mendapatkan pertolongan.
Namun ketika aku hendak membuka pintu rumahku, tepat diteras luar rumah, aku melihat adanya sosok pocong yang sedang meloncat loncat melintas kearah samping rumah.
Hal itu tentu saja menahanku untuk membuka pintu dan aku memilih bersembunyi terlebih dahulu hingga sosok tersebut benar benar pergi.
" Blek blek.blek blek.blek "
Perasaanku waktu itu sudah benar benar seperti orang mau mati,, seluruh tubuh gemetar dengan keringat yang sudah tidak berhenti bercucuran.
Tanganku meremas korden dengan mataku yang terus mengintip kearah luar melihat semua kengerian itu seorang diri.
Sosok pocong tersebut benar benar meloncat, seolah sedang mengintai seluruh orang yang ada di dalam rumah ini.
Dan setelah kuyakin semuanya aman, akupun berhasil keluar dan langsung menuju rumah pak RT yang memang tidak jauh dari rumahku.
Sesampainya dirumah pk RT, akupun langsung menceritakan semuanya secara singkat dan akhirnya beliaupun membangunkan beberapa tetangga yang akhirnya beramai ramai menuju rumahku untuk menolong kedua orang tuaku.
Singkat cerita,
keesokan harinya rumahkupun penuh dengan kerabat dan tetangga kanan kiri yang sangat peduli denganku.
Siang itu, ayah dan ibuku benar benar berbaring lemas diatas ranjang.
Ayahku yang semalam terlihat sama sekali tidak bangun, waktu itu sadar dengan keadaan yang linglung dengan terus mengeluh sakit di bagian perutnya.
Dan atas rekomendasi dari warga sekitar, akhirnya kamipun membawa kedua orang tuaku berobat ke salah satu paranormal yang akhir akhir ini memang sempat viral di sosial media.
Dan boleh percaya atau tidak, waktu itu ayahku benar benar mengeluarkan beberapa paku dari dalam tubuhnya, paku paku berkarat yang berukuran sangat besar membuat kejadian saat itu memang sudah tidak lagi bisa dijelaskan dengan akal sehat.
Tidak berhenti disitu saja, dalam tubuh ibuku, juga keluar rambut yang disertai dengan benda benda aneh yang akupun juga bingung jika harus menjelaskannya.
Dan setelah melakukan berbagai terapi, akhirnya kedua orang tuakupun berhasil disembuhkan.
Setelah dinyatakan sembuh, kami sekeluarga memutuskan untuk menjual semua aset dan pindah ketempat orang tua ibuku yang memang terletak jauh dari tempat tinggal kami sebelumnya.
Ditempat orang tua ibuku, kami memulai usaha kami kembali dan memulai semuanya dari awal lagi, dan alhamdullilah, semuanya berjalan dengan sangat lancar.
Kini,
ayahku sudah meninggal dunia dengan ibuku yang sudah semakin tua.
Hal itulah yang akhirnya membuat aku harus melanjutkan bisnis rumah makan keluargaku dengan lebih berhati hati lagi agar kejadian seperti yang kami alami tidak akan terjadi lagi.
Semua kejadian itu, masih kukenang dan tidak akan pernah bisa kulupakan selama hidupku.
Karena akupun juga tidak pernah menyangka, jika Santet memang benar benar ada dan pernah menyerang keluargaku.
Dan dalam video youtube lakon story, kami akan mengajak kalian untuk mengenal lebih jauh tentang ilmu hitam yang satu ini,
apa saja jenisnya, bagaimana mengetahui ciri cirinya dan bagaimana cara menghindarinya, sudah dijelaskan secara singkat di dalam video yang sudah tersedia di Youtube channel Lakon Story.
Terimakasih teman teman, semoga pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi kita agar lebih berhati hati lagi dalam menjalani hidup.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Kami tidak pernah memberikan ijin kepada siapapun untuk me reupload cerita kami yang diunggah melalui semua app Podcast ya..
Jadi, jika kalian denger kok ada cerita dan judul yang sama dengan cerita lakon story. Itu memang benar, mereka me reupload cerita lakon story tanpa sepengetahuan kami.
Bahkan, ada juga yang judulnya diotak atik tapi isinya copas dari semua cerita cerita kami lho.
Ya udah biarkan saja dulu, semuanya nanti juga akan kami tindak lanjuti 😁.
Semoga saja cepat sadar, kalau hal seperti itu tidak akan pernah membuahkan hasil, toh selanjutnya juga akan langsung kami urus.
( Semua Nama, Tempat, dan waktu kejadian disamarkan, mohon maaf bila ada kesamaan ).
Cerita ini terjadi sudah bertahun tahun yang lalu, Berawal dari sakitnya orang tuaku yang akhirnya membawaku ke sebuah rumah sakit,
tanpa disangka sangka, disitulah aku mengalami kejadian yang sangat diluar nalar dan akal sehat manusia. Mungkin nanti ketika kalian membaca ceritaku ini, kalian akan mengira ini adalah cerita fiktif dan rekayasa belaka.
waktu itu, keadaan ekonomi keluargaku masih sangat jauh dari kata cukup, hal itulah yang membuat aku harus melakukan pekerjaan apapun demi menyambung hidup.
Hingga akhirnya cerita ini pun terjadi, berawal dari tawaran seorang teman, saat itu aku diajak untuk kerja keluar kota dengan dijanjikan bayaran yang menggiurkan.
Meski pada awalnya aku menolak tawaran itu karena aku tidak bisa jauh dengan orang tuaku,
Perkenalkan namaku Ali, memiliki rumah yang berada tepat disamping kuburan memang menjadi tantangan tersendiri bagiku.
Selama aku tinggal disini, tidak jarang aku dan keluargaku merasakan interaksi dari makhluk tak kasat mata, mulai dari mencium aroma aneh hingga mendengar suara suara yang berasal dari tengah tengah kuburan tersebut.
Bagi sebagian orang, memiliki buah hati adalah menjadi salah satu dari impian yang harus terwujudkan untuk melengkapi kebahagian, namun ingat, tidak semua orang bisa dengan mudah mendapatkan keturunan.
Contohnya adalah aku,
perkenalkan namaku Dewi, aku adalah pasangan suami istri yang sudah lama menikah namun hingga saat ini aku masih belum memiliki keturuan.
Meskipun begitu, tentu saja aku tidak pernah menyerah.