( Semua Nama, Tempat, dan waktu kejadian disamarkan, mohon maaf bila ada kesamaan ).
Cerita ini terjadi sudah bertahun tahun yang lalu, Berawal dari sakitnya orang tuaku yang akhirnya membawaku ke sebuah rumah sakit,
tanpa disangka sangka, disitulah aku mengalami kejadian yang sangat diluar nalar dan akal sehat manusia. Mungkin nanti ketika kalian membaca ceritaku ini, kalian akan mengira ini adalah cerita fiktif dan rekayasa belaka.
Namun jangan salah, disini aku benar benar mengalami semua kejadian tersebut tanpa ada yang aku tambahi ataupun aku kurangi.
Awalnya, aku memang tidak ada niatan sama sekali untuk berbagi pengalamanku ini kepada siapapun.
Karena selain aku tidak tau cara membagikannya, aku saat itu memang takut tidak ada orang yang percaya dan takut nantinya dikira aku mengada ada.
Dan setelah mempertimbangkan semua itu, akhirnya akupun tidak pernah membagikannya ke sosial media
dan hanya menjadi cerita yang terkadang kuceritakan dengan teman ataupun keluargaku ketika kami sedang duduk duduk bersama.
Hingga akhirnya,
Aku menemukan Fanpage Lakon story, berawal dari iseng iseng membaca cerita horror di grub grub facebook,
akupun berniat membagikan pengalamanku ini kepada kalian melalui Fanpage tersebut. Malam itu, aku memang sengaja menghubungi lakon story, karena yang kuketahui,
fanpage tersebut kerap membagikan pengalaman pengalaman mistis orang lain melalui tulisannya yg kurasa bisa mewakili perasaanku saat itu.
Dan setelah aku menceritakan semua pengalamanku, akhirnya masnya setuju untuk membagikannya kepada kalian.
Meskipun semua nama dalam cerita ini disamarkan, aku tetap sangat berterimakasih dengan mas penulis, karena beliau sudah berkenan membagikan pengalamanku ini ke dalam fanpagenya ataupun kedalam sosial media lainnya.
Dan dalam sisi yg lain, akupun jg sadar jika isi dlm cerita ini menyangkut nama Instansi Rumah Sakit yg ada di daerah tersebut, yg harus tetap dijaga nama baiknya.Meskipun jika aku menyebutkan nama dr Rumah sakit tersebut, pasti kalian yg kebetulan tinggal didekatnya, akan setuju
Jika Rumah sakit tersebut selain terlihat sepi dan tidak terawat, rumah sakit itu bisa dikatakan tergolong angker.
Hal itu memang sudah kupastikan setelah aku menyempatkan diri untuk bertanya kepada warga sekitar
dan menelusuri rekam jejak dari rumah sakit tersebut melalui sosial media dan internet.Dan Tanpa ada maksud apapun, disini aku akan membagikan pengalamanku dengan tetap merahasiakan identitas dari semua nama, tokoh dan tempat yang ada dalam cerita yg akan kalian baca sesaat lagi
" Ruang Melati "
Perkenalkan namaku Yosi, aku adalah anak semata wayang yang lahir dari keluarga yang bisa dibilang kurang mampu.
Sejak lulus SMA, Aku sudah terbiasa membantu orang tuaku bekerja, karena selain kurangnya kebutuhan ekonomi, aku sejak kecil memang dididik oleh orang tuaku untuk menjadi sosok yang pekerja keras, dengan harapan,
nantinya aku bisa merubah kehidupan keluargaku menjadi lebih baik dari yang sekarang ini. Waktu pun berlalu begitu saja..
Keadaan ekonomi kami semakin lama semakin menurun, karena memang tempat tinggal kami di daerah pelosok dengan segala keterbatasannya,
usaha untuk berubah menjadi lebih baik rasanya menjadi semakin lebih berat saja. Dan hingga akhirnya, berita itupun tiba..
Sore itu, ayahku pulang kerja dengan wajah yang tidak seperti biasanya,,matanya berseri seri seperti membawa sebuah kabar yang sangat bahagia.
" Ibumu mana nak " ucap ayah tanpa basa basi.
" Didalam pak " jawabku, sambil terus melipat baju
" Bukkkk sini bentar " teriak ayah,
" Iya " sahut ibuku yang terdengar berteriak dari dalam kamar,
" Ada apa pak " imbuh ibu sambil duduk diruang tamu kecil kami yang akhirnya akupun ikut duduk tepat disebelah ayahku duduk,
" Pak Rahmad, pemilik Rumah yang bapak bangun, nawarin kita kerjaan bu " ucap ayah,
" Maksudnya pak " ucap ibu heran.
" Beliau punya ruko di luar kota, kita semua disuruh jaga sekaligus mengembangkan usahanya,,ibu kalau mau disuruh buka loundry disana,,nanti bapak biar cari kerja disana juga,,kan disana kotanya besar, insyaallah banyak lowongan kerja buat bapak..nah Yossi biar bantu ibu,,
kan dia bisa tuh promoin lewat sosial medianya,,,,ya namanya juga usaha bu,,mudah mudahan ini bisa merubah jalan hidup kita " terang ayah jelas,
" Aku sih mau pak " sahutku,
" Ya kalau kalian mau,,ibu nurut aja,,tapi gimana berangkatnya, kan jauh banget itu tempatnya.
Sepertinya kalau dari sini bisa 24 jam perjalanan,, kan motor kita cuma 1,, " jawab ibu halus.
" Nanti biar aku rundingan lagi sama pak Rahmad, yang penting ibu sudah setuju " sahut ayah.
Berawal dari obrolan kami sore itu, kami sekeluarga akhirnya berangkat dan mencoba mengadu nasib di kota tujuan kami tersebut.
Di kota itu, kami tidak memiliki satupun kerabat, kami benar benar berasa hidup sendirian di kota yang terbilang memang sangat terkenal di negara ini.
Hingga akhirnya, seiring berjalannya waktu, bisnis yang kami kembangkan berjalan pesat, kami sudah memiliki banyak pelanggan loundry dan sudah setiap hari mengantar jemput semua pakaian kotor maupun bersih yang memang sudah menjadi menu pekerjaan kami setiap hari.
Dan singkat cerita, Ayahkupun jatuh sakit.
Hal itu tentu saja membuat aku harus bekerja dua kali lebih keras dari biasanya.
Semua tugas yang biasanya dikerjakan ayahku, kini mulai kukerjakan sendiri, mulai dari mengantar dan menjemput pakaian,
sekarang semuanya perlahan berganti menjadi tugasku. Dan akhirnya malam itupun tiba, malam itu, wajah ayah tiba tiba terlihat sangat pucat dengan suara yang semakin lama terdengar semakin pelan yang akhirnya membuat aku dan ibuku memutuskan untuk segera membawanya pergi ke RS
" Ya allah,,,bapakmu semakin parah nak,,ayo dibawa kerumah sakit saja " ucap ibuku,
" Iya bu,biar aku siap siap dulu " jawabku,
" Tapi dimana ini rumah sakitnya " tanya ibu,
" Agak jauh dari sini ada bu,,aku sering lihat pas ngantar baju " ucapku sambil menata kerudungku,
" Yaudah,,motornya kamu bawa ya,,kita boncengan 3, ayahmu biar ibu peluk dari belakang " jawab ibu.
Dan tanpa lama lama lagi, akhirnya akupun membawa ayahku kerumah sakit yang kurasa tepat disebalah jalan menuju kampung
yang saat itu pernah kulewati saat aku mengantar baju loundry pesanan pelangganku.
" Rumah sakitnya kok sepi gini ya nak " ucap ibu ketika kami sampai di depan gerbang rumah sakit tersebut
" Iya memang bu, kan ini sudah jam 11 malam " jawabku.
Waktu itu keadaan rumah sakit itu memang sudah terlihat berbeda dari rumah sakit pada umumnya.
Papan nama yang terlihat sudah tua dengan rumput rumput yang tumbuh lumayan lebat disekitarnya, membuat aku juga sempat berfikir jika rumah sakit tersebut sudah tidak digunakan lagi.
Kondisi rumah sakit malam itu benar benar sepi,, lampu penerangan yang sangat kecil ditambah dengan mobil ambulance yang sudah terlihat tua, juga membuat kami sempat mengurungkan niat untuk membawa ayahku ke rumah sakit tersebut malam itu.
" Ini beneran rumah sakitnya yos " tanya ibu sambil terus memeluk tubuh ayahku dari belakang,
" Iya bu, yang kutau disini cuma ini " jawabku,
" Ini sih puskesmas namanya Yos, bukan rumah sakit, lihat tuh, kecil banget, gak besar kayak di Sinetron Televisi " jawab ibu,
" Ya mau gimana lagi bu, adanya cuma disini " jawabku sewot.
Dan belum selesai kami berdebat, tiba tiba kami dihampiri oleh 2 pemuda memakai jacket yang kurasa dia adalah perawat di Rumah Sakit ini.
Kamipun dibantu untuk segera menurunkan ayahku dan langsung diajak untuk masuk kedalam agar ayah segera mendapat pertolongan.
Malam itu,,ketika ayah sedang diperiksa di ruangan yang memang tertutup,
aku dan ibuku,,duduk berdua di samping meja registrasi dengan perasaan yang tidak karuan,Dan disela sela aku menunggu ayah diperiksa, aku memang sempat menoleh kekanan dan kekiri,
bahkan aku juga sempat berjalan jalan mengelilingi semua ruangan yang memang terlihat berjejer di blkng tmpt registrasi. Akupun dengan santai berjalan dengan sesekali membaca papan nama di atas pintu pintu kamar yang sepertinya semua nama kamar disini diambil dri nama nama Bunga
Waktu itu,,aku benar benar melihat kondisi rumah sakit ini sangatlah sepi...hanya ada beberapa motor yang terparkir dengan tidak adanya satu mobilpun yang terlihat berhenti, membuat perasaanku saat itu memang seketika merinding.
Bulu kuduk berdiri, dengan perasaan yang saat itu tiba tiba terasa aneh sekali.
Namun disela sela aku mondar mandir, tiba tiba ibuku mengagetkanku dengan menepuk pundakku dari belakang.
" Jangan keluyuran,,ayahmu kritis kok kamu malah mondar mandir gak jelas " ucap ibu,
" Iya bu maaf,,, eh ini rumah sakitnya besar kok bu, itu disana banyak ruangan dan kamar kamarnya, aku sudah keliling untuk melihatnya " jawabku,
" Alah biarin, lagian kok masih ada rumah sakit kayak gini di kota yang sebesar ini "
sahut ibu sambil menarik tanganku untuk kembali ketempat dudukku.
Dan setelah menunggu beberapa lama, akhirnya kamipun mendapatkan kabar jika ayah terkena liver dan harus dirawat beberapa hari disini hingga keadaanya membaik.
" Pak Yusuf harus dirawat disini dulu bu, beliau harus mendapatkan perawatan yang lebih intens dari dokter " terang mas mas yang memakai jacket hijau, yang memang sempat menolong kami tadi,
" Biayanya berapa mas " tanya ibu cemas,
" Ini ada list harga harga kelas kamarnya bu, mulai dari yang VIP, sampai kelas 3, tiap kelas kami hanya punya 2 kamar bu, tiap kamar isinya beda beda, tergantung type dan kelasnya, kalau biaya lainya, nanti tergantung gimana kondisinya " terang mas mas Tersebut,
" Ini ruang melati berapa, kok kelihatanya murah, terus isinya berapa " sahut ibu sambil melihat kearah buku daftar kamar,
" Itu satu ruangan isinya 5 pasien bu, tapi sekarang kosong kok, mending ambil kamar itu aja bu,,murah,,, suami ibu insyallah gak lama kok disini,
mudah mudahan cepat sembuh ya bu " imbuh mas mas tersebut sopan.Dan setelah selesai melakukan serangkaian proses registrasi, akhirnya kamipun memutuskan untuk melakukan rawat inap di rumah sakit tersebut hingga ayahku membaik.
Malam itu, kami menempati ruangan yang bertuliskan Melati dengan adanya 5 kasur dan 1 kamar mandi disetiap kamarnya, hal itulah yang akhirnya membuat aku dan ibuku bisa istirahat di beberapa kasur pasien yang kosong meskipun kami tau tindakan itu sebenarnya dilarang.
Dan singkat cerita, akhirnya kamipun tidur dengan keadaan yang tentu saja bersedih karena waktu itu kondisi ayahku yang sama sekali belum membaik.
Keesokan harinya, kami dibangunkan oleh mas mas yang kebetulan sedang bersih bersih ditempat tersebut,,
Kami ditegur dan diingatkan untuk tidak mengulangi perbuatan kami lagi,,karena sejatinya, kasur pasien tersebut hanya diperuntukan untuk pasien rawat inap, bukan untuk kami yang bukan pasien.
Dan setelah mendengar semua keterangan mas mas tersebut, akhirnya ibukupun memutuskan untuk pulang kerumah mengambil barang barang, agar kami bisa beristirahat tepat dibawah dan disamping ranjang ayahku.
" Yos ibu pulang dulu ya,,ambil tikar kecil, selimut dan termos, kemarin malam ayahmu bangun minta minuman hangat, Kamu jaga disini ya, jangan kemana mana " Ucap ibu,
" Iya bu " jawabku.
Pagi itu, akupun kembali melanjutkan tidurku, karena selain tidak ada kegiatan, waktu itu aku memang memilih untuk kembali tidur agar suasana tetap sepi dan tidak menganggu ayah yang memang masih sedang tertidur pulas.
Karena mas mas putugas kebersihan yang kurasa sudah tidak kembali lagi, pagi itu aku kembali tidur di salah satu ranjang pasien yang kosong.
" Sepertinya masnya tadi gak balik lagi,,wah mending aku tidur lagi aja diranjang, hihihi. Oh iya, mending ini gorden kututup rapat, biar gak ada yang tau " fikirku.
Dan setelah aku memilih ranjang yang terdapat di ujung ruangan, akupun menutup gorden yang memang disediakan di tiap ranjang yang ada dikamar ini.
Pagi itupun aku akhirnya tertidur pulas ditambah badanku yang memang tiba tiba terasa pegal dan sakit semua.
Namun anehnya, ketika aku membuka mata, semuanya tampak berbeda.
Suasana di ruangan itu tiba tiba sudah larut malam dengan keadaan yang terasa lebih sepi dari sebelumnya.
Melihat hal itu, tentu saja aku seketika terkejut bukan main dan langsung beranjak membuka gorden yang memang sebelumnya sengaja kutup rapat.
" Waduh, aku masak tidur seharian,,wah ibu bisa marah besar nih " fikirku.
Namun ketika aku membuka gorden, aku malam itu melihat ayahku yang masih tertidur pulas dengan ditambah ada satu pasien lagi yang berbaring tepat di samping ranjang ayah.
Mengetahui hal itu, akupun langsung merapikan tempat tidurku dan membuka semua gorden dan berjalan pelan ke arah tempat duduk samping ayah agar pasien lain tidak terganggu.
Ditengah tengah aku masih bingung dengan keadaan di ruangan tersebut,
tiba tiba aku mendengar suara pintu ruangan ini dibuka dengan perlahan oleh seorang perempuan yang kurasa dia adalah perawat di rumah sakit ini. Itu terlihat dari baju yang dia kenakan adalah baju khas perawat, lengkap dengan nametag yang tertera di bajunya.
Akupun masih mengingat dengan jelas nama yang tertulis di dadanya tersebut bertuliskan, Melati.
Dan tanpa menghiraukan hal itu, akupun kembali memalingkan pandanganku ke arah ayahku sambil berpura pura tidak menghiraukan kedatangan perempuan tersebut.
Malam itu,,
Perawat tersebut berjalan tepat dibelakangku sambil menaruh beberapa obat yang dibawanya sambil tidak sedikitpun mengeluarkan sepatah kata.
Karena aku tidak mau dikira sombong, akhirnya akupun menoleh kebelakang sambil sedikit menggeser kursi yang kududuki agar perawat tersebut bisa lewat dengan nyaman.
Namun ketika aku menoleh kearahnya, aku tiba tiba mencium aroma bunga melati yang sangat pekat.
Anehnya, bau tersebut seperti bercampur dengan bau sengir yang sangat menusuk hidung.
Karena perasaanku mulai tidak karuan, akhirnya akupun memberanikan diri untuk menatap wajahnya sambil sedikit memberikan senyuman.
Tapi ketika aku mengarahkan pandanganku kearah perempuan tersebut, malam itu tubuhku seketika gemetar tidak karuan,
seluruh tubuh merinding, dengan jantung yang berdegup kencang.
Waktu itu, aku melihat wajah perempuan tersebut benar benar sangat mengerikan.
Mata sebelah kanan yang berlubang, dengan seluruh badan putih pucat
membuat saat itu adalah saat saat yang tidak akan pernah bisa aku lupakan.
Perawat tersebut terus mengotak atik obat obatan diatas meja kemudian menoleh kearahku dengan tatapan yang datar
Dengan tidak tersenyum sedikitpun.
Melihat hal itu, tentu saja aku langsung menahan semua ketakutanku karena waktu itu aku khawatir akan menganggu tidur ayahku.
Aku sekuat tenaga menahan semua ketakutanku sambil tidak terasa aku sudah meremas tangan ayahku yang saat itu tetap tidak bangun dari tidurnya.
Dan tanpa lama lama lagi, akupun segera memalingkan pandanganku sambil meneteskan air mata yang rasanya sudah tidak bisa lagi kutahan.
Bahkan, sosok tersebut masih tetap dibelakangku sambil sesekali menyenggol tubuhku dari belakang.
Semua doa sudah kuucapkan sambil sesekali memanggil nama ayahku agar beliau bisa bangun dan melihat apa yang sebenarnya sudah kulihat.
Dan belum selesai aku melalui semua itu, lagi lagi aku dikagetkan dengan suara anak kecil perempuan
yang berlari lari diantara ranjang ranjang yang ada di kamar ini.
Sosok anak kecil tersebut berlari berkeliling dengan sesekali tertawa riang sambil tidak jarang pula dia meloncat loncat keatas ranjang.
" Hi hi hi hi hi hi hi "
Mendengar hal itu, tentu saja pandanganku langsung kuarahkan ke sumber suara tersebut dengan seketika.
Dan benar,
Saat itu aku melihat anak perempuan sekitar kelas 6 SD, dia memakai baju hitam dengan rambut panjangnya tertawa tawa dengan sesekali melihat kearahku sambil melirik lirik seolah dia benci dengan keberadaanku disini.
Akupun juga ingat, dia tidak memakai sendal dengan seluruh kakinya ada bercak bercak hitam besar dengan tangannya yang terlihat masih membawa botol infus.
Dan puncaknya,
waktu itu tubuhku tiba tiba seolah tidak bisa digerakkan ketika pundakku terasa di pegang oleh perawat yang sedari tadi masih dibelakangku.
Malam itu, aku sudah tidak bisa menahan tangis lagi, semua kukeluarkan dengan tidak kutahan lagi..
Aku menggoyang goyang tubuh ayahku dengan sangat keras agar ayah bangun dari tidurnya.
" Yahh...bangun yahhh...bangunnnn " teriakku.
Anehnya, waktu itu ayahku hanya diam dan tidak bergerak seolah beliau sudah tidak bernyawa lagi.
Ditambah lagi, ketika aku menoleh kebelakang, waktu itu aku tidak lagi melihat adanya perawat yang sebelumnya ada dibelakangku.
Namun waktu itu aku melihat pasien yang sebelumnya berbaring disamping ayahku tiba tiba terlihat menatap kearahku sambil seolah meminta tolong.
.tangannya melambai lambai lemah dengan suara yang terdengar sangat lirih.
" Tolongg "
Melihat hal itu, tentu saja aku seolah sudah berada diantara hidup dan mati, seluruh tubuh terasa mati rasa dengan nafas yang terengah engah karena rasa takut yang sangat luar biasa.
Karena ayahku yang tidak kunjung bangun, akhirnya akupun berdiri dan segera berlari menuju kearah pintu agar aku bisa keluar dan mencari pertolongan.
Namun anehnya ,sesampainya aku di pintu ruangan ini, aku tiba tiba tidak bisa membukanya,
pintunya yang terkunci sangat rapat membuat ketakutanku saat itu semakin menjadi jadi..
Malam itu,,
Teriakanku dan segala usahaku seolah tidak ada yang menghiraukan lagi, diluar terlihat sangat sepi sunyi dengan tidak adanya satupun orang yang terlihat wara wiri.
Karena tak kunjung mendapat jawaban, akupun kembali ke ranjang ayah dengan tidak lagi berani menghadap kearah pasien yang ada di sebelah ayah yang saat itu sekilas terlihat kembali tidur.
Waktu itu, aku langsung tidur tepat dibawah ranjang ayah sambil terus menangis tiada henti.
Mulutku tidak berhenti berdoa dengan harapan aku segera bisa melewati semua ini dengan baik baik saja.
Malam itu,
Aku benar benar merasakan ketakutan yang sangat luar biasa, bahkan aku tiba tiba teringat dosa dosa dan hal hal yang kulalui selama aku hidup.
Benar sekali,
Waktu itu, detik demi detik berjalan terasa sangatlah lama, semua kulalui dengan perasaan yang sangat tidak karuan ditambah sesekali aku juga mencium aroma bunga melati dan suara anak kecil yang tertawa riang berlari kesana kemari.
" Hi hi hi hi "
" Hahahahahahah "
" hi hi hi hi hi hi hi "
Hingga akhirnya,
Selang beberapa lama kemudian, tiba tiba aku mendengar suara ada beberapa langkah kaki yang sepertinya memasuki ruangan ini..
Suara kaki tersebut terdengar jelas memasuki ruangan ini dan berhenti tepat diantara ranjang ayah dan ranjang pasien yang tidur disebelah ayah.
Mengetahui hal itu, aku memberanikan diri untuk mengintip perlahan melalui sela sela lubang yang ada di ranjang besi rumah sakit ini,
dengan harapan mereka yang datang adalah orang orang yang nantinya bisa ku mintai pertolongan.
Namun sayangnya, bukannya orang, waktu itu, aku kembali melihat ada dua perempuan dan satu laki laki yang berdiri bergerombol di ranjang pasien sebelah.
Mereka memakai baju serba hitam dengan mata dan hidung yang sudah membusuk tidak karuan, wajahnya seperti meleleh dengan menimbulkan bau yang sangat tidak sedap.
Melihat hal itu, tentu saja aku seketika kembali ketakutan dengan keringat yang kembali bercucuran
ditambah aku tidak lagi melihat adanya ayahku.
Ranjang yang awalnya ditempati ayahku tidur, waktu itu berubah menjadi ditempati sosok kakek kakek tua yang memakai baju khas rumah sakit dengan kulit yang sangat keriput.
Semua matanya berlubang dengan kepala yang terlihat hanya tinggal setengah bagian, membuatku saat itu sudah tidak lagi bisa menahan teriakkan.
" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa " teriakku.
Tetapi untungnya, malam itu aku masih sempat melihat pintu kamar ini tiba tiba terbuka separuh.
Melihat hal itu, tentu saja tanpa fikir panjang akupun langsung berlari kearah pintu untuk segera keluar dari ruangan ini.
Ketika aku berlari, aku juga masih sempat melihat sosok anak kecil perempuan yang terlihat semakin aneh saja.
Dia duduk jongkok sambil melambaikan tangannya seolah memberi ucapan selamat tinggal kepadaku.
Dan tanpa menghiraukan hal itu,
akupun semakin mempercepat langkahku menuju pintu yang ada di ruangan ini. Setelah aku berhasil keluar dari ruangan tersebut, aku tidak melihat seorangpun yang ada di rumah sakit ini, semua terlihat sepi layaknya rumah sakit yang tidak berpenghuni.
Dan disaat itulah aku semakin yakin jika ada yang salah dengan rumah sakit ini.
Tanpa lama lama lagi, akhirnya akupun berlari keluar untuk segera menyelamatkan diri.
Sesampainya diluar, aku tidak lagi melihat motor motor yang sebelumnya terparkir dengan rapi, semuanya nampak aneh dan semakin membingungkan.
Waktu itu, aku juga baru menyadari jika Bentuk rumah sakit ini ternyata sudah berbeda dari sebelumya.
Bangunan yang terlihat lebih tua dengan lingkungan sekitar yang terlihat sangat asing, membuatku malam itu seolah sudah pasrah dengan semua kejadian yang ada.
Dan dengan segala harapan yang tersisa, akupun terus berlari dan berteriak berharap semuanya akan baik baik saja.
" Tolloonngg...ya allaah tolllong...dimana aku ini " teriakku sambil menangis tersedu sedu.
Akhir cerita, akupun terus berlari kearah jalanan yang akhirnya aku bisa mendengar suara ibuku yang terdengar sayu.
" Yosss......Yossss...."
Mendengar hal itu, akupun akhirnya mencari sumber suara tersebut yang setelah kudengar lebih dalam, ternyata suara tersebut bersumber dari arah rumah sakit itu lagi.
Dan entah apa yang merasuki fikiranku, waktu itu akupun langsung berbalik dan kembali berlari kearah rumah sakit tersebut dengan harapan aku akan berjumpa dengan orang tuaku.
" Bu...aku disini....bu...." Teriakku.
Namun belum sampai aku di pintu gerbang rumah sakit tersebut, tiba tiba kepalaku pusing pening dan tanganku terasa ditarik seseorang dengan tenaga yang sangat kuat.
Badanku terasa terpental hingga aku seperti tidak sadarkan diri.
( Rasanya seperti saat kita mengalami kecelakaan mas, cepat sekali ) tutur narasumber.
Dan ketika aku membuka mata, saat itu aku melihat ibu,ayahku dan dokter sudah berdiri di sekitarku.
Waktu itu ternyata aku masih didalam rumah sakit yang sama namun di ruangan yang berbeda.
Dan belum selesai aku kebingungan dan coba menanyakan apa yang sebenarnya terjadi kepadaku, waktu itu ibuku langsung memelukku sambil mengeluarkan air mata.
Menurut ibu,,aku tidak sadarkan diri selama 5 hari,, keadaanku koma setelah entah apa yang telah terjadi kepadaku.
Aku ditemukan di lorong rumah sakit sesaat setelah ayahku diperiksa beberapa hari yang lalu.
" Ayahmu sudah sembuh 2 hari yang lalu, kamu malah baru sadar nak " ucap ibu sambil tidak henti hentinya mengelus rambutku.
Waktu itu, aku juga melihat adanya pak Rahmad sekeluarga selaku majikan ayahku yang juga terlihat di kamar yang kutempati tersebut.
" Sudah jangan banyak bergerak, diomongin dirumah saja ya mbak ,nanti saya antar pulang " ucap Dokter yang terlihat tersenyum kearahku.
Dan beberapa hari setelah kejadian tersebut, kamipun bersilaturahmi kerumah dokter yang kami ketahui bernama Angga tersebut.
Menurut dokter Angga, ketika aku datang dan membawa ayah kerumah sakit tersebut, aku tidak sengaja ditarik masuk oleh makhluk halus dan dibawa ke alamnya
" Coba kamu ingat ingat, kamu kemana aja saat nunggu ayah diperiksa " tanya dokter Angga,
" Saya jalan jalan ke lorong dok, gak jauh kok,, aku lihat lihat ruangan rawat inap, seingatku, aku lewat ruangan mawar, kamboja dan melati.
Setelah itu, pundakku di tepuk oleh ibuku, dipanggil dari belakang,,iya kan bu ".
Jawabku sambil menoleh kearah ibu yang terlihat kaget karena mungkin merasa tidak pernah melakukan apa yang kuceritakan.
" Hah, kamu lihat ada ruangan melati ? " Sahut dokter Angga kaget,
" Iya dok " jawabku
" Ruangan itu sudah tidak ada lama mbak, sekarang sudah jadi gudang tempat penyimpanan barang barang tidak terpakai ". Imbuh dokter Angga dengan wajah yang terlihat lebih serius,
" Ada dok,,malahan ibu kan yang milih agar ayah ditempatkan di ruang Melati ? ". Tanyaku balik sembari menoleh kearah ibu,
" Enggak Yos, ayahmu di ruang Anggrek kelas 2 ". Jawab ibu pelan.
Mendengar hal itu, tubuhku seketika lemas dan seolah masih tidak percaya dengan apa yang telah aku alami
Menurut orang orang, Aku koma sekitar 5 sampai 6 hari dan dirawat di rumah sakit tersebut
Tapi sayangnya, semua itu berbanding terbalik dengan apa yang sebenarnya aku rasakan
Benar sekali,
Aku merasa tidak 5 atau bahkan sampai 6 hari, tapi hanya 1 malam.
Akupun akhirnya menceritakan semua yang kulihat dengan detail ke dokter Angga yang memang saat itu tiba tiba sangat penasaran setelah aku mengucapkan kata kata ruang Melati.
Menurut dokter Angga, dulu memang ada ruang Melati di klinik Rawat inap tersebut, tapi sekarang sudah tidak difungsikan lagi.
" Ruangan tersebut sudah tidak digunakan sejak lama dengan alasan yang tidak bisa saya ucapkan.
Rumah sakit tersebut sebenarnya sudah berdiri sejak lama, namun setelah adanya rumah sakit sebelah yang lebih besar dan lebih lengkap, kini rumah sakit tersebut langsung mendadak sepi. Ya,,,,karena selain kalah saingan, di rumah sakit tersebut peralatan sangat tidak lengkap,
jadi setiap ada pasien, selalu langsung kami rujuk ke rumah sakit yang ada ditempat lain. Ya bisa dibilang, rumah sakit tersebut sudah seperti puskesmas lah mbak, hanya fokus melayani orang yang sakit ringan dan rawat jalan ". Tutur dokter angga.
Dan setelah kejadian tersebut, akhirnya akupun sekeluarga kini hidup kembali seperti semula dengan berbagai aktifitas yang rutin kami lakukan seperti biasanya.
Akhir cerita.
Kini aku sudah memiliki 2 orang anak dengan kedua orang tuaku yang sudah tiada.
Semua pengalaman itu tentu saja tidak akan pernah aku lupakan selama hidupku,
Dingin Dinding dan lantai rumah sakit tersebut masih terasa hingga kini seolah menjadi saksi kejadian yang menimpaku malam itu.
Semua sangat nyata dan mungkin belum semua orang bisa percaya karena memang sangat tidak masuk kedalam logika.
Dan dengan hadirnya tulisan ini, semoga menjadi pelajaran sekaligus menambah wawasan bagi kita semua bahwa mereka memang benar benar ada, dunia mereka memang benar benar nyata, dan mereka benar benar ada diantara kita.
Terimakasih teman teman semoga cerita ini menemani hari hari kalian.
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
waktu itu, keadaan ekonomi keluargaku masih sangat jauh dari kata cukup, hal itulah yang membuat aku harus melakukan pekerjaan apapun demi menyambung hidup.
Hingga akhirnya cerita ini pun terjadi, berawal dari tawaran seorang teman, saat itu aku diajak untuk kerja keluar kota dengan dijanjikan bayaran yang menggiurkan.
Meski pada awalnya aku menolak tawaran itu karena aku tidak bisa jauh dengan orang tuaku,
Perkenalkan namaku Ali, memiliki rumah yang berada tepat disamping kuburan memang menjadi tantangan tersendiri bagiku.
Selama aku tinggal disini, tidak jarang aku dan keluargaku merasakan interaksi dari makhluk tak kasat mata, mulai dari mencium aroma aneh hingga mendengar suara suara yang berasal dari tengah tengah kuburan tersebut.
Bagi sebagian orang, memiliki buah hati adalah menjadi salah satu dari impian yang harus terwujudkan untuk melengkapi kebahagian, namun ingat, tidak semua orang bisa dengan mudah mendapatkan keturunan.
Contohnya adalah aku,
perkenalkan namaku Dewi, aku adalah pasangan suami istri yang sudah lama menikah namun hingga saat ini aku masih belum memiliki keturuan.
Meskipun begitu, tentu saja aku tidak pernah menyerah.
Bagi yang ingin merasakan sensasinya,
Baca cerita ini di malam hari dan pastikan kalian sendirian.
Jika masih belum malam hari dan tidak sedang sendirian, lebih baik jangan dibaca dulu.
Jejak aja dulu, baca nanti,
biar tidak mubadzir 😅
Selamat Malam,,,,,
Malam ini, Lakon Story akan kembali membagikan pengalaman horror yang datang dari salah satu sumber lakon story.
Untuk kali ini, kami mengajak teman teman pembaca untuk ikut bersama sama merasakan keberadaan makhluk tak kasat mata yang ada di sekitar kita.
Cerita kali ini diangkat dari sebuah kesaksian sejumlah warga, tentang sebuah keluarga yang kabarnya telah melakukan perjanjian dengan setan dengan maksud untuk mengumpulkan kekayaan,
Perkenalkan Aku bu Nur ( Semua nama tokoh dalam cerita ini disamarkan).
Aku adalah seorang wanita yang hidup seorang diri karena suamiku sudah meninggal dan anak anak ku sudah menikah dan ikut suaminya masing masing.
Tinggal seorang diri bagiku tidak menjadi masalah, karena rumahku yang tidak terlalu besar dan kebutuhan hidup sudah ditanggung anak2 ku, jdi akupun hnya menikmati sisa hidupku sndirian dan tdak ada niatan untuk mencari pasangan hidup lagi krn umur yang kuanggap sudah cukup tua.
Kali ini lakon story akan membagikan sebuah pengalaman mistis sekumpulan mahasiswa yang melakukan KKN di salah satu desa terpencil di jawa timur, dan cerita ini bisa saya katakan menjadi salah satu cerita terr horror yang pernah saya tulis.
Bahkan ketika selesai melakukan perbincangan dengan narasumber saat itu, saya mengalami mimpi buruk, dan ketika saya terbangun, keringat saya bercucuran serta jantung berdetak cepat, kalau kata orang saat itu saya ketindihan. Dan setelah cerita ini selesai ditulis.
penulis juga mengalami Demam seperti yang ada di dalam cerita ini.