Gerbang Ghaib Gunung Arjuna

A Thread

Full Story

Kisah nyata

@bacahorror

#bacahoror

#lakonstory #lakonmistery #threadhoror #ceritahorror
( Cerita ini juga bisa kalian dengarkan di Channel Youtube Lakon Story dalam bentuk Podcast ).

Pengalaman waktu itu, bisa dikatakan sebagai pengalaman yang sangat tidak masuk akal.

Bagaimana tidak,
Pendakian yang awalnya kulakukan untuk menaklukan Gunung Arjuna, secara tidak kusangka sangka, berakhir dengan sangat tidak terduga.

Masih sangat teringat jelas dikepalaku.

Pagi itu berbeda dari biasanya, aku yang biasanya selalu diam dirumah ketika libur tiba.
Pagi itu aku sangat sibuk mempersiapkan diri karena aku akan melakukan pendakian ke gunung yang masuk dalam kategori gunung terbesar di jawa timur tersebut.

.......
Singkat cerita, setelah semua persiapanku selesai, akhirnya pagi itu aku menuju rumah Deni karena sesuai rencana, aku memang akan melakukan pendakian berdua bersamanya.

Waktu itu,
jam tanganku sudah menunjukan pukul 09.00 pagi,
Laju motor yang sebelumnya lambat, saat itu seketika kupercepat dengan harapan aku segera tiba dirumah Deni.

Sesampainya aku dirumah Deni, tentu saja aku sudah disambut olehnya dengan penampilan yang sepertinya juga sudah siap untuk melakukan pendakiannya.
" Wah, udah siap nih ternyata, kirain lu masih molor " ucapku dengan aku yang seketika turun dari motorku.

" Ya iyalah bro, gimana, lu udah siap ? " jawabnya sambil mengeluarkan carriernya yang saat itu juga sudah terlihat tertata rapi.
" udah donk, kita berangkat sekarang ? " Tanyaku,

" Iya lah, nanti kita nongkrong di warung dulu ya, sambil sarapan " sahutnya,

" Lo kok gak sarapan dirumah aja sih Den, " tanyaku,
" Udah ayo buruan keluar, nanti kalau tau orang tuaku, malah ribet " jawabnya dengan mulai menutup pintu rumahnya dan mengangkat tas gunungnya.

" Eh, lu gak pamit orang tua lu Den " tanyaku,
" Udah, kujelaskan nanti aja, yuk berangkat sekarang, mumpung orang tuaku lagi kewarung bu Nenti " jawab Deni.

Dan dengan menuruti ucapan Deni, akhirnya pagi itu aku dan Deni berangkat menuju pintu pendakian yang rencananya memang melewati jalur Purwosari.
Namun anehnya, ditengah tengah perjalananku, tiba tiba Deni mengajak untuk berhenti dan kembali membahas pendakian yang akan aku lakukan waktu itu.

" Eh, berhenti dulu diwarung depan Bro, kita sarapan dan ada yang ingin aku bicarakan " ucap Deni sambil menepuk pundakku.
Dan setelah aku berhenti di salah satu warung yang ada di daerah itu, akhirnya Denipun seketika memesan makanan karena kutau diapun sepertinya terlihat sangat kelaparan.

" Nanti,, berapa jam perjalan Den kita sampai Puncak ? " ucapku memulai percakapan.
" Kita lewat jalur kampung aja ya, biar cepet " jawabnya sambil tidak sekalipun menatap wajahku.

" Dimana itu Den " sahutku,

" Ya nanti 1 km lagi kita belok kiri, kita lewat jalur tengah gunung ini " ucapnya jelas.

" Loh kita gak jadi lewat jalur Purwosari Den " tanyaku,
" Enggak " jawabnya singkat.

" terus, kita lewat mana, Tengah ?, memang ada jalurnya ya lewat situ " Tanyaku heran,

" Ya ada sih, tapi cuma warga kampung aja yang tau, jalannya enak kok bro " jawabnya santai,

" Ada pos perijinannya apa enggak nih ?" sahutku,
" Ya gak ada lah, nanti motornya kita titipin warga di kampung terakhir diatas bro, udah tenang aja " jawabnya.
Dan setelah perdebatan panjang pagi itu, akhirnya akupun menuruti semua ajakan Deni karena akupun tau, Deni lah yang saat itu lebih mengetahui seluk beluk Gunung yang akan kudaki tersebut.
Dan setelah semua kegiatan diwarung itu selesai, akhirnya akupun kembali memacu motorku sesuai arahan yang diberikan olh Deni
Waktu itu, aku benar benar diajak keluar dari jalan utama dan menuju sebuah kampung yang ternyata kampung tersebut terletak tepat dibawah kaki gunung ini
Dan setelah motorku kutitipkan dirumah salah satu warga yang tinggal dikampung tersebut, akhirnya akupun bersiap untuk memulai pendakianku dengan berjalan kaki.
Awalnya, aku dan Deni sebenarnya sudah diperingatkan oleh warga pemilik rumah yang kutitipi motor tersebut untuk tidak melakukan pendakian melalui jalur tersebut.
Namun, karena Deni memaksa dengan dalih dia sering mendaki Gunung tersebut, akhirnya pemilik rumah tersebut hanya diam sambil terus menatap wajahku dengan tatapan yang hingga kini tidak akan pernah bisa aku lupakan.

Dan singkat cerita, akhirnya akupun memulai pendakian.
........

Sepanjang perjalanan, aku tidak menjumpai satupun pendaki lain selain aku dan Deni, Semuanya nampak sepi dengan hanya sesekali terlihat warga kampung mencari kayu yang terlihat wara wiri.
Dan dengan mencoba terus berfikiran positif, akupun akhirnya mengikuti langkah Deni yang saat itu berjalan pelan sambil sesekali bernyanyi nyanyi.

" Jam berapa ini bro " ucap Deni sambil terus berjalan tidak berhenti.
" Jam 11.15 Den " jawabku sambil melihat kearah jam tanganku
" Oke, nanti kita jalan santai saja, gak usah dipaksa, lu kan baru pertama kali mendaki, jadi jangan sunkan sunkan bilang kalau misalkan nanti lu udah capek " ucapnya.

" Iya Den " sahutku.
Namun sayangnya, baru 2 jam aku berjalan, aku saat itu sudah sangat kelelahan karena selain itu adalah pengalaman pertamaku, waktu itu jalur yang kulalui ternyata penuh dengan tanjakan yang sangat menguras tenaga.
" Eh Den, kita istirahat dulu ya, gila lu, jalurnya naik terus, aku capek banget nih " protesku,

" Hus, digunung ini gak boleh ngeluh, nanti lu malah semakin capek " jawab Deni.
" Halah, aneh, masak bilang capek aja gak boleh, siapa yang gak capek naik gunung se gede ini, " ucapku sambil meletakkan tas punggungku.

Dan disitulah, semua ceritaku ini akhirnya dimulai.

.......
Ketika aku sedang beristirahat, siang itu tiba tiba Deni mengeluarkan satu botol minuman keras yang sepertinya sudah dia siapkan dari rmhnya
"Okelah, kalau gitu kita minum dulu, biar kuat nanti jalannya, hahaha " ucap Deni, smbl mulai meletakkan botol minuman tersebut tpt ddpnku
" Wah gila lu Den, kita mau jalan berat, lu masih aja " protesku,
" Udahlah, lu mau kan " rayu Deni,
" Iya sih hahaha " jawabku santai.
Singkat cerita, akhirnya siang itupun kami meminum minuman keras sambil menikmati pemandangan yang saat itu memang terlihat sangat menakjubkan.
Dan disaat itulah, Deni akhirnya menceritakan jika sebenarnya dia dilarang oleh orang tuanya untuk mendaki gunung ini.
Karena selain hari pendakianku waktu itu adalah hari yang menurut orang jawa adalah hari yang tidak baik, dimalam sebelum aku dan Deni melakukan pendakian waktu itu, Orang tua Deni mengaku mengalami hal yang tidak wajar yang diakhiri dengan mimpi buruk tentang keadaan Deni.
Mendengar hal itu, aku yang sebelumnya tertawa dan bercanda canda, siang itu seketika diam sambil mulai memikirkan untuk membatalkan pendakianku karena aku khawatir jika apa yang dikhawatirkan oleh Orang tua Deni benar benar terjadi.
Namun sayangnya, semua usulanku mengenai pembatalan pendakian waktu itu, seketika ditolak mentah mentah oleh Deni dengan alasan jika orang tuanya selalu berlebihan dalam menyikapi segala hal.
" Halah, orang tuaku memang suka gitu, biasa aja lah gak usah lebay, kita udah sampai sini, lu malah ngajak balik, aneh lu, balik aja sendiri " jawabnya sambil kembali menuangkan minuman kerasnya kedalam gelas.
Dan singkat cerita, setelah semua aktifitasku di tempat istirahat itu selesai, sekitar pukul 16.00 sore, akupun melanjutkan pendakianku yang kini semakin berat dengan kepalaku yang pusing karena pengaruh minuman keras yang saat itu memang sudah kami habiskan.
Langkah demi langkah kutapakai dengan mendengar ucapan ucapan Deni yang kini menjadi lebih cerewet tidak karuan,
Sekarang, dia lebih banyak ngomong ngelantur dengan sesekali tertawa tawa sendiri yang sepertinya semua itu terjadi karena pengaruh minuman keras yang telah mengganggu fikirannya.
Dan akhirnya, waktupun menunjukan pukul 17.30 sore.

Langit yang sebelumnya terlihat sangat cerah, sore itu perlahan lahan menjadi gelap gulita.

" Kita masih jauh ya Den ? " tanyaku,
" Iya lah, tapi kita main aman aja ya Bro, nanti kalau ada tanah agak lapang, kita diriin tenda, kita istirahat. kita lanjut besuk jam 5 pagi , gimana " usulnya.

" Terserah den " jawabku.
Dan singkat cerita, setelah menemukan tempat yang sepertinya cocok digunakan untuk beristirahat, akhirnya malam itu aku menata tendaku karena akupun tau,
jalur pendakian yang aku lalui waktu itu adalah jalur ilegal yang sepertinya sangat berbahaya jika pendakianku kulanjutkan dimalam hari.

.....
Setelah tenda berdiri, akhirnya aku dan Denipun mulai menata kompor untuk segera membuat makanan karena malam itu perut kami memang sudah lapar tidak karuan.
" Nanti setelah makan, kita langsung istirahat ya, besuk pagi kita harus jalan lagi, jadi jangan tidur malam malam, besuk kita sampai puncak, terus kita nginep lagi satu malam, lusa kita turun deh " ucap Deni jelas.

" Siap bro " jawabku dengan melahap makananku.
Setelah semua aktifitasku malam itu selesai, sekitar pukul 20.00 malam, aku sudah beristirahat dengan udara yang ternyata benar benar terasa sangat dingin tidak karuan.

Dan akhirnya,
Ditengah tengah aku beristirahat, malam itu, tiba tiba aku terbangun karena aku mendengar suara langkah kaki orang mondar mandir yang terdengar jelas seolah sedang mengelilingi tenda.

" Plek, plek plek plek, plek, plek plek plek, "
Mendengar hal itu, akupun seketika terkejut bukan main sambil mataku yang melirik kekanan dan kekiri dengan diiringi perasaanku yang semakin lama semakin aneh saja.
Dan tidak berhenti disitu saja, malam itu aku juga mendengar suara orang batuk hingga suara erraman yang jika didengar lebih teliti lagi, suara erraman tersebut seperti suara erraman harimau.

" Arrrrrrrrrrrgggghhhh "
Mendengar hal itu, tentu saja akupun seketika membangunkan Deni yang malam itu terlihat tidur dengan sangat nyenyak.

" Den bangun den, deennnn " ucapku sambil terus menggoyang goyangkan tubuhnya.
Namun karena Deni tidak kunjung bangun dari tidurnya, akhirnya akupun mencoba kembali menguatkan diri dengan terus diam sambil memejamkan kedua mataku.

Dan benar sekali,
Malam itu, aku benar benar kembali mendengar suara langkah kaki yang kini terdengar semakin lama semakin dekat saja.

" Plek, plek, plek, Plek, plek, plek "
Dan tidak berhenti disitu saja, aku juga melihat dengan mata kepalaku sendiri, jika tendaku malam itu juga terlihat ditekan tekan dan dielus elus oleh seseorang dari arah luar tenda.
Semua itu, terlihat dari kain tenda yang terlihat mengecap tangan ditambah suara yang terdengar semakin lama semakin dekat dan sangat kencang.

" Hhhmmmmmmmmrrrrggggggg "
Karena aku merasa sudah tidak aman, akhirnya akupun memberanikan diri untuk perlahan melihat kearah luar tenda karena aku takut jika malam itu benar benar ada orang yang sengaja ingin berbuat hal hal yang tidak aku inginkan.
Dan setelah tenda kubuka, malam itu aku benar benar sangat terkejut, karena saat itu, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, tepat didepan tendaku, ada 3 sosok laki laki tua yang sedang berdiri tegak sambil melihat kearah tendaku.
Ke 3 sosok tersebut menatap kearahku dengan tatapan yang sangat menakutkan.

Wajahnya hitam dengan bajunya yang terlihat tidak beraturan, membuat sosok tersebut tentu saja hingga saat ini tidak akan pernah bisa aku lupakan.
Mengetahui semua itu, akupun seketika kembali masuk kedalam tenda dan membangunkan Deni dengan berteriak teriak tidak karuan.

" Den bangun den...den bangun, aku diganggu setan,,, sialan lu " teriakku
Mendengar teriakanku, Deni yang sebelumnya tertidur pulaspun akhirnya terbangun.

" Apasih berisik aja lu, udah diem aja, disini emang gitu, udah biasa " jawa Deni sambil menarik sarungnya untuk kembali tidur ditempatnya.
" Aku takut Den, " rintihku sambil menyusulnya tidur tepat dibelakang punggungnya.

" Gunung ini bukan gunung sembarangan, jadi apapun yang lu lihat dan lu denger, gak usah lu fikir, diem aja " terang Deni.
Dan setelah mendengar penjelasan Deni, akhirnya malam itupun aku tidur dengan menahan semua rasa ketakutan yang sangat luar biasa.

Dan singkat cerita, akupun akhirnya bertahan dan ketiduran hingga esok hari tiba.

Keesokan harinya,

Semuanya semakin aneh saja,
Ketika aku membuka mata, pagi itu aku benar benar terkejut karena aku tidak lagi melihat adanya Deni disampingku.

Mengetahui hal Itu, tentu saja aku segera keluar dari tendaku sambil berteriak memanggil manggil nama temanku itu.

" Den, Deni " teriakku.
Namun karena aku tak kunjung mendapatkan jawaban, akhirnya akupun berfikir jika Deni saat itu sedang pergi mencari kayu bakar atau sedang buang air besar.

Namun anehnya, setelah beberapa lama aku menunggu, aku tidak kunjung melihat batang hidungnya.
Dan yang paling membuat aku terkejut adalah.

Saat itu aku mulai sadar, jika Pemandangan yang ada di sekitarku tiba tiba terlihat asing bagiku.

Pohon pohon, rumput rumput dan segala macamnya, saat itu sepertinya belum pernah sama sekali aku lihat.
" Loh, kemarin sepertinya aku tidak tidur ditempat ini deh, kemarin kan ada jalan setapaknya dan ada batu batu, sekarang kok jadi ilalang dan pohon pohon rapat sih " fikirku dalam hati sambil menoleh kekanan dan kekiri.
Dan setelah beberapa lama mengamati, akhirnya pagi itupun aku mulai menyadari jika aku sepertinya telah dipindah yang kemungkinan besar dilakukan oleh penunggu gunung ini.
Dan disaat itulah, aku yang sebelumnya tenang, pagi itu tiba tiba gemetar tidak karuan, jantungku berdetak kencang dengan diiringi rasa takut yang sepertinya sudah tidak lagi bisa kutahan.

Pagi itu,
Aku seketika berteriak histeris meminta tolong sembari memanggil manggil nama Deni dengan perasaan yang sudah sangat ketakutan.
" Toloooonggg,, Den,,,,Deni,,,kamu dimana,,, Tolooongggg..... ya allaah, toolloooong,, siapapun Tolooongg " teriakku kencang.

Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, akhirnya akupun mencoba tetap tenang sambil mulai menjernihkan fikiran.
" Ya allah, ya allah, ya allah, sekarang aku dipindah, aku tersesat dan aku sendirian, aku harus tenang dan berjalan turun agar bisa segera pulang "

Fikiran seperti itu, terus saja kutekankan di otakku agar aku tidak terlalu jauh tersesat dan bisa segera selamat.
Dan setelah sarapan, akupun akhirnya membereskan barang barangku dan selanjutnya aku berjalan turun dengan sesekali berteriak meminta bantuan.

" Tolloonnggg, tollooonnnggg " teriakku,
Entah apa yang ada difikiranku saat itu, yang jelas, jalan turun lah yang saat itu terus kutempuh dengan harapan jika aku tidak menemukan temanku, minimal aku sudah sampai dibawah untuk mendapatkan bantuan, fikirku.
Namun sayangnya, sudah hampir setengah hari aku berjalan, waktu itu aku tidak kunjung bertemu dengan siapapun.

Dan yang paling membuat aku terkejut adalah, setelah lama aku berjalan kaki, aku tiba tiba kembali sampai ditempat dimana aku mendirikan tenda sebelumnya.
Hal itu selain dikuatkan dengan adanya tempat dimana bekas tendaku berdiri, di tempat itu, aku juga melihat sisa bungkus mie instan,snack, kopi dan rokok yang memang tidak lain dan tidak bukan adalah bekas sisa sarapanku pagi tadi.
Mengetahui hal itu, akhirnya ketakutanku pun semakin menjadi jadi, aku berteriak ketakutan, sambil kembali meminta pertolongan.

" Tolong, tolong, toloooooooong " teriakku.
Dan tidak berhenti disitu saja, waktu itu aku juga menangis tersedu sedu dengan perasaan yang sudah campur aduk tidak karuan.

Bagaimana tidak,
Waktu itu aku benar benar tersesat di gunung tersebut seorang diri, dan anehnya, waktu itu aku seolah tidak sedang berada di gunung Arjuna. Semuanya nampak aneh dengan pemandangan yang hingga kinipun aku masih tidak bisa menjelaskannya.
Dan disela sela aku masih kebingungan,
Tiba tiba pandanganku teralihkan dengan adanya sesosok kakek kakek yang terlihat duduk tidak jauh dariku.

Sosok tersebut, terlihat jelas sedang asyik memakan dedaunan dengan tidak sekalipun menghiraukanku.
Tubuhnya kurus, badannya hitam dengan seluruh tulangnya nampak terlihat tidak beraturan, membuat sosok kakek kakek tersebut benar benar terlihat sangatlah menakutkan.
Mengetahui hal itu, tentu saja aku seketika berteriak kencang dengan kembali berlari turun dengan terus membaca Doa sebisanya.

........

Singkat cerita,
Setelah beberapa lama aku berlari,
Waktu itu dari kejauhan, aku tiba tiba melihat seperti ada pendaki lain yang terlihat jelas sedang berjalan turun.

Melihat hal itu, akupun seketika berteriak meminta tolong dengan mempercepat lariku agar aku lebih cepat sampai didekatnya.

" Maaaaas, tolooongg " teriakku.
Namun anehnya, bukannya menolong , sosok pendaki tersebut malah terlihat berlari menjauhiku dengan tidak sekalipun menoleh kearahku.

Mengetahui hal itu, akupun segera mengejarnya dengan sisa sisa tenaga yang saat itu memang sudah semakin habis saja.

Dan hasilnya.
Aku tidak berhasil mengejarnya,
namun untungnya, aku malah menemukan sebuah jalanan setapak yang sepertinya adalah jalan keluar dari gunung ini.

Melihat hal itu, tentu saja aku seketika lega dengan harapan jalan setapak ini nantinya bisa membawaku keluar dari Gunung ini.
Dan singkat cerita,
Setelah aku berjalan lama mengikuti jalanan setapak tersebut, akupun akhirnya mendengar suara motor yang sepertinya berasal tidak jauh dariku.
Mendengar hal itu, akupun seketika berteriak histeris sambil berlari tidak karuan dengan hrpn aku bisa sgr mendapatkan pertolongan.
Dan akhirnya,
Akupun saat itu sampai di sebuah jalanan besar yang kuduga kuat jalanan tersebut adlh jalanan utama yang biasanya dilalui oleh wrg
Namun anehnya, setelah aku berhasil keluar dari tempat tersebut, kepanikanku bertambah besar ketika aku tau ternyata waktu itu aku tidak lagi berada di Gunung Arjuna.

Benar sekali,
Saat itu aku tiba tiba berada di Gunung Wukir yang terletak puluhan Kilometer jauhnya dari Gunung Arjuna.

Mengetahui hal itu, tentu saja akupun seketika lemas dan seolah tidak percaya dengan semua kejadian yang ada.
Dan singkat cerita, setelah mendapatkan tumpangan dari warga yang melintas, akhirnya akupun meminta untuk diantar menuju rumah Deni dengan harapan tidak terjadi apa apa dengannya.
Namun sayangnya, sesampainya aku dirumah Deni, aku kembali terkejut setelah aku mendengar penuturan dari semua keluarganya.
Menurut keluarga Deni, Deni tidak pulang kerumah sudah 4 hari lamanya, dia keluar rumah dengan tidak berpamitan dengan orang tuanya sehingga orang tuanyapun tidak mengetahui keberadaan nya.

......
Dan setelah aku menceritakan semua kejadian yang sebenarnya, akhirnya keluarga Denipun meminta bantuan kepada warga sekitar dan membuat laporan kepada RT setempat atas hilangnya Deni.
Dan setelah semua laporan selesai, akhirnya aku bersama beberapa warga kembali melakukan pendakian ketempat dimana aku dan Deni terakhir bersama.

Namun syukurnya, ketika aku baru saja sampai dirumah warga kampung terakhir tempat aku menitipkan motor.
Waktu itu aku sudah melihat Deni sedang berbaring di rumah bapak bapak tersebut dengan keadaan yang sudah sangat menghawatirkan.
" Saya menemukan Anak ini tadi siang ketika saya pergi keladang, saya melihat anak ini sedang berlari lari dalam keadaan telanjang. Karena saya fikir dia adalah anak yang menitipkan motornya dirumah saya, akhirnya sayapun mengejarnya dan berhasil menyelamatkannya.
Karena saya tidak menemukan identitasnya ,akhirnya sayapun mengistirahatkan dia dirumah saya sembari menunggu keadaanya sedikit membaik.
Karena sayapun tau, dia dalam keadaan tidak baik dan sedang diikuti oleh makhluk halus penunggu gunung ini " tutur bapak bapak pemilik rumah tersebut.
Dan setelah mendengar penuturan bapak bapak tersebut, akhirnya kamipun membawa Deni pulang agar dia bisa segera mendapatkan pertolongan.

Namun akhirnya, Deni berhasil disembuhkan setelah beberapa bulan lamanya.
Sebelumnya, semenjak dia berhasil ditemukan saat itu, dia bisa dikatakan sedikit aneh dengan tingkah lakunya.

Waktu itu, Deni tiba tiba menjadi anak yang suka tertawa sendiri seperti anak yang tidak waras,
Namun setelah berobat beberapa bulan lamanya, akhirnya dia kini dinyatakan sembuh meski menjadi anak yang lebih pendiam daripada sebelumnya.

Pengalaman itu, tentu saja sangat tidak bisa dijelaskan secara akal sehat manusia.

Bagaimana tidak.
Aku yang awalnya mendaki Gunung Arjuna, saat itu tiba tiba keluar di Gunung Wukir yang memang berjarak puluhan kilometer jauhnya.

Namun setelah berkonsultasi dengan warga sekitar, semua itu memang ada hubungannya.
Karena menurut warga sekitar, mitosnya, dulu gunung Arjuna adalah gunung yang sangat Tinggi, namun karena terlalu tinggi, akhirnya Gunung tersebut dipotong dan potongan Gunung tersebut dilemparkan jauh yang akhirnya menjadi gunung Wukir.
Terlepas dari itu semua, akupun menyadari jika aku sudah melakukan perbuatan yang memang tidak seharusnya dilakukan.

Untuk itulah, dipindah menurutku bukanlah sebuah peringatan yang berat mengingat aku sampai sekarang masih dalam keadaan yang selamat.
Andai saja waktu itu aku tidak kembali dikeluarkan dari gunung itu, mungkin saat ini aku tidak bisa berbagi pengalaman ini kepada kalian.

Oleh sebab itu, aku tetap bersyukur dan menyesali semua perbuatan yang sudah aku lakukan.
Meminum minuman keras, tidak selayaknya dilakukan ditempat yang disucikan. Apalagi itu adalah sebuah Gunung yang tentu saja memiliki banyak sekali pantangan dan kepercayaan.
( Dilarang keras copas, story telling, reupload semua cerita lakon story di Youtube, website, blog, aplikasi podcast atau dimanapun tanpa ijin dari lakon story. semua peraturan tentang reupload, sudah tersedia di fanpage lakon story,
silahkan dibaca terlebih dahulu jika ingin reupload. Jika kami menemukan cerita lakon story di reupload tanpa ijin, kami akan langsung menindak dengan sangat tegas).

Terimakasih teman teman, semoga cerita ini menemani hari hari kalian.
Sampai jumpa di cerita cerita kami selanjutnya....

• • •

Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh
 

Keep Current with Lakon Story

Lakon Story Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

PDF

Twitter may remove this content at anytime! Save it as PDF for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video
  1. Follow @ThreadReaderApp to mention us!

  2. From a Twitter thread mention us with a keyword "unroll"
@threadreaderapp unroll

Practice here first or read more on our help page!

More from @Lakonstory

28 Aug
Baju dari kain kafan
( Pesugihan bar bar dari Timur )

A thread

Kisah nyata

@bacahorror
#bacahorror

#lakonstory #lakonmistis #ceritahantu #ceritaseram #ceritaserem #bajudarikainkafanlakonstory
Cerita ini datang dari beberapa narasumber yang berbeda, namun setelah kami gali informasinya, ternyata semua cerita yang dikirimkan kepada kami menceritakan tentang terror yang sama.
Untuk itulah, akhirnya cerita ini sengaja kami rangkum dari sudut pandang yang berbeda agar kami dapat dengan lebih mudah untuk menyampaikannya.
Read 140 tweets
26 Aug
" Melahirkan Di Rumah Sakit Terbengkalai "

A Thread

Full Story
KISAH NYATA

@bacahorror
#bacahorror

#lakonstory #lakonmistery #ceritahorror #horrorstory #threadhorror #kisahnyata #rumahsakitangker #ceritaseram Image
" Semua nama dan tempat dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf jika ada kesamaan "

( Dilarang keras copas, story telling, reupload semua cerita lakon story di Youtube, website, blog, aplikasi podcast atau dimanapun tanpa ijin dari lakon story.
semua peraturan tentang reupload, sudah tersedia di fanpage lakon story, silahkan dibaca terlebih dahulu jika ingin reupload. Jika kami menemukan cerita lakon story di reupload tanpa ijin, kami akan langsung menindak dengan sangat tegas).
Read 71 tweets
22 Aug
Jika diajak kembali mengenang pengalaman waktu itu, sebenarnya bisa dikatakan aku akan sedikit keberatan.
Hal itu memang bukan tanpa alasan, karena setiap aku mengingat bahkan menceritakan pengalaman tersebut, rasa sakit bercampur takut, rasanya sudah tidak lagi bisa kutahan.
Bahkan, tidak jarang pula setiap aku menceritakan pengalaman itu, air mataku selalu menetes membayangkan kenapa pengalaman sepilu itu bisa terjadi kepadaku.
Namun karena aku juga tidak ingin menyimpan pengalaman ini seorang diri dan aku ingin memberikan pelajaran bagi orang lain
Read 80 tweets
21 Aug
RUQYAH

" Rumah / Tempat Usaha ( Warung, Toko, Dll ) "

...............

Sediakan air satu galon lalu campurkan daun Bidara yang sudah dihaluskan, bisa diblender atau ditumbuk.
Baca ke 6 Surat yang ada di Bawah dengan perlahan ( Al fatihah, Ayat Qursy, Al kafirun, Al iklas, Al falaq dan An nass lalu tiupkan kedalam Air yang sudah disiapkan.
Read 7 tweets
14 Aug
( Semua nama dan tempat dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf jika ada kesamaan. Hal ini dilakukan agar kita tetap nyaman dalam mendaki gunung yang ada didalam cerita ini ).
( Dilarang keras copas, story telling, re- Upload semua cerita lakon story di Youtube, website, blog, aplikasi podcast atau dimanapun tanpa ijin dari lakon story.
Read 81 tweets
30 Jul
( Dilarang keras copas, story telling, reupload semua cerita lakon story di Youtube, website, blog, aplikasi podcast atau dimanapun tanpa ijin dari lakon story.
semua peraturan tentang reupload, sudah tersedia di fanpage lakon story, silahkan dibaca terlebih dahulu jika ingin reupload. Jika kami menemukan cerita lakon story di reupload tanpa ijin, kami akan langsung menindak dengan sangat tegas).
Read 64 tweets

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just two indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3/month or $30/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!

Follow Us on Twitter!

:(