Hingga akhirnya akupun memilih kembali untuk berstirahat mengingat seluruh tubuhku yang saat itu memang terasa sakit tidak karuan.
Dan singkat cerita, akhirnya akupun saat itu kembali ketiduran dengan tetap memegang tangan ibuku.
Dan entah setelah beberapa lama aku ketiduran, waktu itu aku kembali terbangun dengan keaadaan yang semakin membingungkan..
Ketika aku membuka mata....keadaan waktu itu sangat sepi sekali..tidak ada satupun orang yang ada di rumah pak Yosep..
Ditambah waktu itu suasana rumah pak Yosep sangatlah gelap gulita dengan sumber cahaya yang hanya terlihat diruang tamu dengan sedikit redup...
Akupun saat itu juga bisa memastikan bahwa sumber cahaya tersebut adalah lilin.
Itu terlihat dari cahaya yang berwarna kuning dan bergerak gerak seperti terkena hembusan angin.
Karena aku berfikir saat itu memang sedang mati lampu, akupun tetap tenang dan mulai memanggil manggil orang tuaku..
" Bu......"..
" Yah...."...
Ucapku pelan.
Dan setelah beberapa kali aku memanggil orang tuaku dan tidak mendapatkan jawaban, akhirnya saat itu akupun mulai panik dan kebingungan...
Hingga akhirnya,
dengan badan yang masih sakit, akupun perlahan berdiri dan berjalan pelan kearah sumber cahaya tersebut.
Ketika aku sampai di sumber cahaya tersebut...aku kembali sangat terkejut karena saat itu aku tidak menjumpai siapapun.
Keadaan waktu itu benar benar sangat sepi dengan suhu dan udara yang kurasakan waktu itu benar benar terasa berbeda dari biasanya.
Waktu itu,
aku merasakan suhu di rumah pak Yosep ini sangatlah dingin sekali, hingga tanpa terasa tanganku mulai bergetar pelan karena kedinginan.
Tanpa menghiraukan hal itu, akupun kembali melanjutkan langkahku sambil terus berteriak memanggil nama orang tuaku.
Dan akhirnya,,,
Akupun kembali terkejut saat aku mengintip ke arah luar rumah.
Waktu itu, aku melihat pemandangan yang tidak seperti biasanya.
Meskipun gelap, biasanya dari sini masih terlihat jalan setapak yang ada di depan rumah.
Bahkan biasanya juga terlihat pos ronda yang kebetulan terletak berdampingan dengan rumah ini.
Namun saat itu aku tidak melihat semuanya.
Masih sangat jelas diingatanku, waktu itu, keadaan diluar rumah sangatlah gelap gulita.
Melihat semua itu tentu saja seketika aku langsung gemetar ketakutan dan mulai panik tidak karuan.
Dan yang paling membuat aku kaget adalah, ditengah tengah aku masih kebingungan dengan keadaan sekitar, waktu itu aku tiba tiba mencium aroma bunga melati yang sangat pekat.
Saat itu tentu saja aku semakin ketakutan dan mulai menangis perlahan.
Karena tak kunjung menjumpai siapapun, akhirnya akupun mulai frustasi dan berteriak memanggil nama kedua orang tuaku..
" Ayaaahhhhhh....Ibu........" Teriakku
Hingga akhirnya, ketakutanku semakin menjadi jadi ketika aku tiba tiba mendengar suara lompatan yang kuduga kuat adalah suara lompatan Pocong.
Suara tersebut melompat perlahan seolah datang dari kejauhan.
" Blek...Blek...Blek...blek..."
Mendengar hal itu, tentu saja aku langsung kebingungan dan berlari ke arah semua pintu yang ada di rumah pak Yosep ini untuk memastikan jika semua pintu sudah terkunci rapat.
Namun ketika aku sedang memastikan pintu dapur rumah pak Yosep, aku sempat melihat pemandangan yang sangat mencurigakan.
Waktu itu, aku melihat banyak sekali kulit telur ayam yang berserakan di lantai dapur rumah pak Yosep ini.
Bahkan aku juga masih mengingatnya, jika sebagian kulit telur ayam yang pecah tersebut masih baru dan masih terlihat sisa sisa isi telur yang masih kelihatan segar.
Dan tanpa menghiraukan hal itu, akupun terus mempercepat langkahku mengingat suara lompatan pocong tersebut semakin lama terdengar semakin dekat.
Dan setelah semuanya kupastikan terkunci, akupun kembali ketempat aku tidur dan langsung masuk kedalam selimut .
Waktu itu,
detik demi detik kurasakan terasa sangat mencekam, suara lompatan yang terdengar semakin dekat, membuat jantungku waktu itu sangat berdebar tidak karuan..
Tangisanku yang saat itu juga semakin kencang seolah sudah tidak ada yang menghiraukan lagi.
Dan puncaknya.
Nafasku terasa terhenti ketika aku mendengar suara lompatan pocong tersebut terdengar seperti masuk kedalam rumah dan menuju kearahku.
Waktu itu aku hanya bisa pasrah dan sudah tidak berani lagi membuka mataku sambil terus menangis tersedu sedu.
Hingga akhirnya,
suara tersebut tiba tiba terdengar berhenti didalam rumah yang sepertinya tidak jauh dari tempatku berlindung saat itu.
Sosok pocong tersebut seolah sedang berdiri di tempat yang sangat dekat denganku.
Itu dapat kurasakan dari aroma busuk yang saat itu tercium, ditambah dengan bayangan besar hitam yang terlihat samar dari dalam selimutku.
Dan singkat cerita,
Karena aku sudah tidak kuat lagi, akupun berteriak seperti orang tidak waras..
" Pergii kamuu....pergiiii.....siapa kamu...jangan ganggu..aku,,,aku tidak takut denganmu....kamu sudah matiiiii " teriakku lantang.
Dan tidak lama setelah itu, akupun memberanikan diri untuk membuka selimutku sambil mengintip kearah kanan kiriku.
Anehnya, waktu itu aku tidak melihat siapapun di dalam rumah ini, sosok yang kuduga pocong tersebut saat itu juga sudah tidak tampak.
Bahkan aku juga sempat berdiri dan menoleh ke arah kanan kiriku untuk memastikan bahwa sosok pocong tersebut sudah benar benar pergi.
Namun ketika aku menoleh kearah kanan kiriku, tiba tiba pandanganku teralihkan ke arah ruang tamu.
Waktu itu,
Aku seperti melihat adanya seseorang yang sedang duduk sambil menatap ke arah lilin yang memang sedari tadi menyala di ruang tamu rumah pak Yosep ini.
Melihat hal itu, akupun langsung berteriak memanggilnya karena aku mengira itu adalah ibuku.
" Bu......" Ucapku sambil bergegas kearahnya.
Namun sesampainya aku di ruang tamu, aku sangat terkejut bukan main,
Karena waktu itu yang kulihat bukanlah ibuku, melainkan sosok perempuan yang memakai baju kebaya yang kuyakini perempuan tersebut adalah sosok yang kulihat saat aku bersama ibuku kemarin.
Hal itu kukuatkan dengan baju yang dikenakannya memang benar benar sama persis ditambah kerudungnya yang juga masih tetap sama digelantungkan di bahunya.
Tapi sayangnya saat itu aku tidak bisa melihatnya dengan jelas seperti apa wajahnya, karena selain dia sedikit menunduk, saat itu keadaan memang masih gelap meskipun adanya cahaya lilin yang menyala didepannya.
Melihat hal itu, langkahku langsung terhenti, mataku melotot dan sekujur tubuhku kembali bergetar tidak karuan.
Karena aku merasa perempuan tersebut berbahaya, waktu itu akupun kembali melangkahkan kakiku mundur perlahan.
Namun ketika aku melangkah mundur..
Pandanganku lagi lagi teralihkan dengan adanya sosok lain yang tiba tiba ada disampingku.
Sosok tersebut berada tidak jauh dariku sambil berdiri seolah sedang melihat semua aktifitasku.
Waktu itu,,aku melihat dengan sangat jelas bahwa sosok tersebut adalah sesosok Pocong.
Mata yang sangat hitam ditambah pipi yang berlubang membuat aku sudah tidak lagi bisa menahan teriakkan.
" Pocoonggg " teriakku.
Saat itu akupun langsung berteriak dan berlari kearah dapur dan segera keluar melalui pintu belakang rumah ini.
Dan tidak berhenti disitu saja, ketika aku baru saja keluar dari rumah pak Yosep tersebut, aku juga melihat ada sosok kakek kakek yang sepertinya pernah kulihat ketika aku sedang bersama mbok Marmi.
Sosok kkek kakek tersebut terlihat tersenyum lalu berjalan pelan meninggalkanku
Tanpa memperdulikan hal itu,,akupun terus berlari ke arah luar sambil terus berteriak minta tolong.
Dan tidak lama setelah itu, akupun sedikit lega,
karena saat itu dari kejauhan aku seperti melihat adanya mbok Marmi yang terlihat melambaikan tangannya seolah memanggilku.
Melihat hal itu tentu saja aku langsung berteriak sambil mempercepat lariku menuju ke arah mbok Marmi sambil sesekali terseok seok merasakan kakiku yang memang saat itu terasa sakit sekali.
Namun anehnya, waktu itu mbok marmi bukannya menunggu kedatanganku, beliau malah terlihat melangkah pergi meninggalkanku.
Masih teringat jelas dikepalaku, senyumannya yang terlihat sayu sambil mengenakan jarik kesayangannya, beliau melangkah pergi seolah tidak memperdulikanku.
Waktu itu tentu saja aku kembali berteriak sambil tidak berhenti berlari.
" Lho....mbokkk...mbok... Tunggu.." Teriakku.
Dan ketika aku masih berteriak memanggil mbok Marmi, tiba tiba telingaku berdenging kencang, kepalaku mendadak pusing hingga mataku berkunang kunang.
Merasakan hal itu tentu saja aku langsung jongkok sambil berpegangan di salah satu batang pohon yang saat itu berada didekatku.
Dan akhirnya.....
Ketika aku sedang merasakan kepala yang sangat pusing tidak karuan, tiba tiba kakiku terasa ditarik oleh seseorang yang membuatku akhirnya tersadar jika saat itu aku ternyata sedang berada di dalam kamar orangtuaku sendiri.
Waktu itu,
Ketika aku membuka mataku,
Aku benar benar sangat terkejut, karena selain aku tiba tiba berada di kamar orang tuaku, saat itu aku juga melihat adanya pak Yosep dan Ayahku yang terlihat
kelelahan dengan keringat yang bercucuran disertai nafas yang ngos ngosan.
Mereka berdua terlihat berdiri tepat disampingku sambil terus menatapku dengan tatapan yang seolah ketakutan.
" Ya Allah,,kenapa aku ini " ucapku dalam hati sambil masih kebingungan dengan apa yang sebenarnya telah terjadi kepadaku.
Dan belum sampai aku mengucapkan sepatah katapun, Tiba tiba rumahku digedor oleh istri pak Yosep yang datang sambil menangis tersedu sedu.
" Mass...embok mass...." Ucap istri pak Yosep...
" Ono opo buk...." Jawab pak Yosep kaget..
" Simbok raonok ( simbok meninggal ) " jawab bu Yosep.
Bersambung....( Besuk Malam )
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Melihat hal itu, tentu saja aku kembali berteriak dengan jantung yang mulai berdegup kencang.
" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa " teriakku.
Namun anehnya, setelah aku berteriak dan tidak berani melihatnya lagi, waktu itu tubuhku tiba tiba lemas dengan kepala yang saat itu mendadak pusing tidak karuan.
Mataku seketika berkunang kunang, ditambah dengan langkah kakiku yang mulai geloyoran.
Mendengar hal itu tentu saja aku langsung gemetar dan berlari keluar rumah menuju rumah pak Yosep dengan tidak berani menoleh kebelakang lagi....
Sesampainya dirumah pak Yosep, saat itu aku melihat ada beberapa warga yang duduk duduk dan ada juga yang terlihat mempersiapkan nisan mbok Marmi yang akan dimakamkan esok hari.
Malam itu, tanpa menyapa satupun warga yang ada didepan rumah pak Yosep,
Mendengar hal itu tentu saja kami semua yang ada di ruangan tersebut seketika terkejut dan seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh bu Yosep.
" Innalillahi wa innaillaihi rojiun " ucap kami.
Dan dengan tidak lama lama lagi, malam itu Ayahku dan pak Yoseppun akhirnya bergegas pergi meninggalkanku
Langkah kaki tersebut tidak terdengar normal seperti layaknya orang yang sedang berjalan.
Mendengar hal itu tentu saja aku dan ibuku semakin gemetar tidak karuan dengan keringat yang juga sudah tidak berhenti bercucuran.
Malam itu,,,,,
Suara langkah kaki tersebut terdengar perlahan semakin dekat seolah melewati ruang tengah rumahku dan menuju ke arah dapur.
Bahkan yang paling membuatku semakin gemetar adalah, sesampainya di depan pintu kamarku, suara langkah kaki pincang tersebut tiba tiba terdengar berhenti.
Setelah obrolan kedua orang tuaku berakhir, Akhirnya siang itupun ayahku kembali keluar rumah menuju rumah Alm pak Parman untuk menunggu kedatangan jenasahnya dari rumah sakit. Setelah ayah pergi, akupun kembali melakukan aktifitasku seperti biasanya.
Namun tidak beberapa lama setelah itu, tiba tiba ibuku mengajakku pergi kepasar untuk berbelanja. " Selly mariki terne ibuk neng pasar ( Selly habis ini antar ibu kepasar ) " . Ucap ibu, " Injih ( iya ) " jawabku sopan.