Mendengar hal itu tentu saja kami semua yang ada di ruangan tersebut seketika terkejut dan seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh bu Yosep.
" Innalillahi wa innaillaihi rojiun " ucap kami.
Dan dengan tidak lama lama lagi, malam itu Ayahku dan pak Yoseppun akhirnya bergegas pergi meninggalkanku
" Wes samean turuo disek cek ndang waras ( sudah, kamu tidur aja dulu biar cepat sembuh ) " ucap ayah sambil berjalan pergi meninggalkanku.
Tanpa menjawab hal itu, akupun waktu itu hanya diam sambil mengangguk karena seluruh tubuhku yang juga masih terasa sakit tidak karuan.
Dan disela sela aku mencoba beristirahat, akupun kembali mengingat kenangan bersama mbok Marmi saat beliau masih hidup.
Semasa hidupnya, beliau adalah sosok yang sangat penting bagiku.
Selain pernah mengasuhku,beliau adalah salah satu panutan dalam hidupku.
Mengingat hal itu, tentu saja aku langsung meneteskan air mata dan ikut merasakan kesedihan atas meninggalnya mbok Marmi.
" Kemarin sepertinya aku masih melihatnya " fikirku dalam hati
Dan setelah mengingat semua itu, akhirnya akupun memutuskan untuk tdk lagi beristirahat dan segera pergi ke rumah pak Yosep agar aku jg bisa mendoakan alm mbok Marmi sbelum besuk pagi dimakamkan.
Singkat cerita,
Saat itu akhirnya akupun pergi keluar rumah mnuju rumah pak Yosep.
Namun baru sekitar 10 meter aku melangkahkan kakiku keluar rumah,
Tiba tiba aku mendengar suara orang memanggil namaku yang saat itu terdengar dari arah dalam rumahku.
" Sell...."
Mendengar hal itu, akupun langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut dengan perasaan yang sedikit terkejut.
Dan ketika aku memalingkan badan, ternyata saat itu ibukulah yang nampak berdiri di sela sela pintu sambil melihat kearahku.
Sebenarnya waktu itu aku juga sempat heran dengan keberadaan ibuku, karena sebelumnya aku merasa tidak menjumpai siapapun didalam rumahku setelah ayah berpamitan pergi kerumah pak Yosep.
" Lho itu ibu,,kok ibu dirumah ! perasaan tadi didalam rumah aku gak liat siapa siapa deh " fikirku dalam hati.
Dan tanpa memikirkan hal itu, akupun langsung berjalan kembali sambil menjawab panggilan ibuku.
" Iya bu..." Ucapku sambil berjalan kembali.
" Kate nandi ( mau kemana ) " ucap ibu pelan.
Mendengar hal itu, perasaanku seketika kebingungan, selain merasa heran dengan pertanyaan ibu, waktu itu aku mendengar ada yang berbeda dengan suara ibuku.
Suara ibuku saat itu sangatlah berbeda dari biasanya.
Waktu itu, aku mendengar suara ibuku terdengar lebih besar dengan nada yang sedikit lebih pelan dari biasanya.
Bahkan, masih teringat jelas dikepalaku, saat itu, suara ibuku terdengar serak seperti orang yang sedang sakit tenggorokan.
" Ten mbok Marmi buk,,Mbok Marmi Sedo..njenengan kok tasek ten nggriyo,, kulo kinten pun ten mriko "
( Kerumah mbok Marmi buk, Mbok Marmi meninggal, ibu kok masih dirumah ?
Tadi kufikir ibu sudah ada dirumah Alm Mbok Marmi ) Jwbku sopan.
Dan tanpa menjawab pertanyaanku, saat itu ibuku hanya trsenyum sayu sambil menjulurkan tangannya seraya mengajakku msuk kembali kedlm rumah.
Melihat hal itu, tentu saja aku langsung menuruti perintah ibuku dengan berjalan kembali masuk kedalam rumahku.
" Ibu gak papa bu " tanyaku.
Waktu itu,, ibuku hanya diam sambil terus menuntunku ke arah ruang tamu.
Dan ketika aku berjalan disamping ibuku, saat itu aku benar benar terkejut, karena akupun baru menyadari jika pakaian yang
dipakai ibuku waktu itu sama persis dengan pakaian yang dipakai oleh sosok perempuan yang sempat beberapa kali kulihat.
Balutan baju jawa kuno dengan selendang yang juga di slempangkan di pundaknya, membuat aku seketika teringat dengan sosok wanita tersebut.
" Baju ibu kok sama dengan yang dipakai perempuan kemarin ya " fikirku dalam hati
Melihat semua itu,
tentu saja aku langsung gemetar dengan jantung yang mulai berdetak tidak karuan
Dan sesampainya di ruang tamu, akupun langsung duduk sambil melihat kearah wajah ibuku yang saat itu ternyata juga terlihat berbeda dari biasanya.
Wajah ibuku saat itu terlihat pucat dan kaku.
" Entenono,,,,,,mariki teko ( Tunggu saja,,sebentar lagi datang " ucap ibu.
Dan hanya mengatakan hal itu, waktu itu ibuku tiba tiba langsung berjalan pergi meninggalkanku.
" Lho buk,,ten pundi ( lho.. bu kemana ) " tanyaku sambil melihat ibuku yang saat itu terlihat berjalan pelan kearah kamarnya.
Karena aku mulai curiga dengan tingkah ibuku yang saat itu terlihat aneh,,akupun waktu itu langsung berdiri dan bergegas mengikuti langkahnya.
" Bukk loh buk..pripun se..( bu..lo..bu...gimana se ) ucapku sambil berjalan mengikuti langkah ibuku yang terlihat masuk kedalam kamar tidur.
Namun sesampainya dikamar tidur.Tiba tiba jantungku berdetak cepat, keringatku bercucuran dngan tubuh yang kembali gemetar tidak karuan.
Semua itu kurasakan karena saat itu aku tiba tiba tidak lagi melihat adanya ibuku yang waktu itu sangat kuyakini beliau barusan masuk kedalam kamar ini.
Waktu itu,,keadaan kamar ibu benar benar kosong tidak ada siapapun.
" Lho kok hilang " ucapku kebingungan.
Melihat hal itu tentu saja aku langsung kaget dan segera memanggil manggil ibuku dengan perasaan yang semakin tidak karu karuan..
" Buuuu.." teriakku.
Dan tidak berhenti disitu saja, disela sela aku masih berteriak memanggil nama ibuku, Waktu itu aku juga mencium aroma bunga melati yang sangat kuat menusuk hidungku.
Karena aku merasa sudah tidak aman lagi, akhirnya akupun memutuskan untuk segera pergi dari rumahku dan segera menyusul ayahku yang ada di rumh Alm mbok Marmi.
Namun ketika aku masih berjalan keluar dari kamar tidur orang tuaku, lagi lagi aku mendengar suara yang sangat kuyakini bahwa suara inilah yang menjadi sumber dari setiap kejadian kejadian aneh yang Akhirnya menimpaku.
" Tik..tik..tik....tikk...tik....tik....tik....
Bersambung ( besuk malam )..
• • •
Missing some Tweet in this thread? You can try to
force a refresh
Melihat hal itu, tentu saja aku kembali berteriak dengan jantung yang mulai berdegup kencang.
" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa " teriakku.
Namun anehnya, setelah aku berteriak dan tidak berani melihatnya lagi, waktu itu tubuhku tiba tiba lemas dengan kepala yang saat itu mendadak pusing tidak karuan.
Mataku seketika berkunang kunang, ditambah dengan langkah kakiku yang mulai geloyoran.
Mendengar hal itu tentu saja aku langsung gemetar dan berlari keluar rumah menuju rumah pak Yosep dengan tidak berani menoleh kebelakang lagi....
Sesampainya dirumah pak Yosep, saat itu aku melihat ada beberapa warga yang duduk duduk dan ada juga yang terlihat mempersiapkan nisan mbok Marmi yang akan dimakamkan esok hari.
Malam itu, tanpa menyapa satupun warga yang ada didepan rumah pak Yosep,
Langkah kaki tersebut tidak terdengar normal seperti layaknya orang yang sedang berjalan.
Mendengar hal itu tentu saja aku dan ibuku semakin gemetar tidak karuan dengan keringat yang juga sudah tidak berhenti bercucuran.
Malam itu,,,,,
Suara langkah kaki tersebut terdengar perlahan semakin dekat seolah melewati ruang tengah rumahku dan menuju ke arah dapur.
Bahkan yang paling membuatku semakin gemetar adalah, sesampainya di depan pintu kamarku, suara langkah kaki pincang tersebut tiba tiba terdengar berhenti.
Setelah obrolan kedua orang tuaku berakhir, Akhirnya siang itupun ayahku kembali keluar rumah menuju rumah Alm pak Parman untuk menunggu kedatangan jenasahnya dari rumah sakit. Setelah ayah pergi, akupun kembali melakukan aktifitasku seperti biasanya.
Namun tidak beberapa lama setelah itu, tiba tiba ibuku mengajakku pergi kepasar untuk berbelanja. " Selly mariki terne ibuk neng pasar ( Selly habis ini antar ibu kepasar ) " . Ucap ibu, " Injih ( iya ) " jawabku sopan.