Profile picture
Brii.. @hantu_33
, 52 tweets, 8 min read Read on Twitter
Udah malem ternyata..☺️

Kita lanjut cerita Ana di #rumahteteh ya..

#memetwit
@InfoMemeTwit
"Interogasi" terhadap Ana kami lakukan dengan sabar dan hati2, gak mau juga nantinya Ana malah jadi terintimidasi dengan pertanyaan2 kami.

Tapi gw lebih banyak diam dan memperhatikan, karena pertanyaan2 yg ada di dalam benak sudah diwakilkan oleh yg lain.
Pada intinya, pengakuan Ana selama "hilang" adalah seperti ini:

Ketika sudah tidur, tiba2 Ana terbangun karena merasa ada yang memegang keningnya.

Ternyata itu teteh, yang berdiri membangunkannya dari sisi tempat tidur. Lalu teteh menggandeng tangan dan membawanya keluar kamar.
Mereka berdua berjalan ke arah belakang rumah.

Tapi sebelum itu. Ana bilang ke Teteh agar boleh mengajak om Brii untuk ikut serta, teteh bilang boleh.
Kemudian Ana langsung mengetuk pintu kamar, dan gw muncul dari dalam.
Ana mengajak gw pergi, dan beberapa saat kemudian mereka pergi ke arah lorong belakang rumah.
Pada saat itulah gw kehilangan Ana..

Kemudian Ana bilang tiba2 mereka sampai di suatu taman, dengan Teteh yg masih menggenggam erat tangannya.

Taman luas dan besar, beralaskan rumput hijau dan bersih. Suasananya seperti sore hari, dengan matahari bersinar gak terlalu panas.
Di taman itu banyak mainan, ada ayunan, jungkat jungkit, tali temali, rumah di atas pohon, dan lain sebagainya.

Ana gak sendirian, ada beberapa anak2 kecil lain yg bermain di situ. Mereka tampak gembira dan senang, sesekali bertegur sapa dengan Ana. Mereka gembira semua.
Selain teteh, ada juga orang dewasanya, yg Ana ingat ada tiga orang, dua laki2 dan satu perempuan.

Tiga orang dewasa itu hanya berdiri diam di pinggir taman, sama seperti teteh.
Ana sangat senang berada di taman itu, bebas bermain dan banyak teman.

Sampai pada saat teteh bilang kalau mereka harus kembali pulang.

Sebelum pulang, teteh berjanji akan mengajak Ana kembali ke taman itu esok hari..
Setelah itu mereka "pulang", teteh mengantarkan Ana sampai ke lorong belakang rumah, tempat dimana Ana tiba2 muncul.

Kurang lebih seperti itulah rangkuman cerita Ana yg bisa kami tangkap.

Aneh, tapi nyata, dan begitulah adanya..
Setelah Ana bercerita, gw dan Irwan gak bisa bohong dan menutupi lagi.

Kepada papanya Irwan dan keluarga, akhirnya kami cerita tentang sosok teteh di #rumahteteh seluruhnya.
Mereka cukup kaget mendengarnya, apalagi mamanya Ana. Dia langsung merapihkan barang2nya yg ada di kamar teteh, dan memindahkan semua ke kamar Irwan.

Tapi papanya Irwan beda, beliau malah tertawa melihat anak perempempuannya yg ketakutan.
Papanya Irwan berpendapat bahwa Ana hanya bermimpi, dan ketika menghilang Ana hanya bersembunyi di dalam lemari yg ada di lorong itu.

Beliau lebih percaya dengan alasan logis, untuk saat itu..
Mamanya Ana dan Mamanya Irwan sebenarnya sudah meminta agar mereka pindah ke hotel aja, atau mempercepat jadwal ke Jakarta. Tapi papanya Irwan bersikukuh tetap menginap di rumah teteh semalam lagi.

~~~
Malam ketiga dimulai..

Sampai jam sembilan malam itu, kami (gw, irwan, papanya Irwan, Asep, dan Nando) masih berbincang di ruang tengah. Sebagian besar pembicaraan membahas tentang "petualangan" Ana pada malam sebelumnya.
Papanya Irwan tetap beranggapan bahwa Ana hanya bermimpi, gak ada hubungannya dengan hal-hal mistis.

Gw dan teman yg lain mulai was-was dengan cara berfikir dan omongan beliau, takut teteh mendengar dan marah.
Kamar teteh yang tadinya diisi oleh Ana dan mamanya, kali ini dibiarkan kosong seperti sedia kala. Mereka pindah tidur ke kamar Irwan, sedangkan Irwan mengugsi ke kamar Asep. Gw tetap sendirian.

Suasana mulai terasa gak enak ketika papanya Irwan berkata:
"Kalian itu kok ya takut sama setan. Setan, hantu, atau apapun juga namanya, mereka kan derajatnya di bawah kita sebagai manusia. Manusia adalah mahluk Allah yang paling tinggi derajatnya.."

Omongan beliau memang benar, tapi kan.. takut ya tetep aja takut..
Firasat gw benar, ketika sekitar jam sebelas, tiba-tiba pintu kamar teteh terbuka dengan sendirinya..

Terbuka perlahan..

Kami semua langsung terdiam..

Memperhatikan pintu yg setengah terbuka..
"Tenang, itu pasti tertiup angin.." papanya Irwan coba mencari alasan logis.

Gw, Irwan, Asep, dan Nando tau, kalau itu pertanda teteh sudah mulai akan beraksi.

Lalu tiba2 papanya Irwan beranjak dari duduknya dan berjalan mendekati kamar teteh,
Beliau masuk ke kamar itu dan menyalakan lampunya,

"Nih...om nyalakan lampunya ya, supaya kalian tenang dan yakin kalau gak ada apa-apa di dalam sini.."

Kemudian beliau keluar kamar dan menutup pintu.
Melihat gelagat kami yang ketakutan, papanya Irwan menyuruh kami untuk masuk ke dalam kamar masing-masing dan tidur.

Kami menuruti omongannya..

~~
Sudah bisa ditebak, gw gak bisa langsung tidur di dalam kamar, perasaan gw gak enak.

Yang biasanya jendela kamar dibiarkan terbuka, kali ini gw tutup rapat2, selain gak tahan dengan angin dingin yg masuk, juga karena takut ada hal-hal seram mungkin terlihat dari luar.
Suasana sepi dan hening, gak terdengar suara apapun dari dalam dan luar rumah, hanya sesekali suara motor melintas di jalan depan.

Anehnya, tiba2 aja gw ngantuk berat, entah karena lelah dengan kegiatan pada siang harinya, entah ada hal lain.

Dan gw pun tertidur..

Pulas..

~~
Di dalam tidur gw bermimpi..

mimpi yang sangat jelas, nyaris seperti bukan mimpi..

Seperti antara sadar dan gak sadar..

Gw seperti berada di sebuah taman, taman yg rindang, taman indah yg tampak seperti taman bermain anak2,

Beralaskan rumput hijau, beratap langit cerah..
Gw lihat di taman itu ada beberapa anak kecil yang sedang bermain, ada yg bermain ayunan, jungkat jungkit, perosotan, dan lain-lain.

Iya, taman ini persis seperti taman yang diceritakan oleh Ana.
Berdiri di sudut taman sambil memperhatikan sekitar, gw takjub dengan keindahannya. Terlihat anak-anak kecil yg ada juga bermain dengan senangnya.

Pandangan gw berhenti pada satu anak perempuan yg menarik perhatian.

Gw melihat Ana yg sedang berlarian gembira..
Benar itu Ana,

Dia belum melihat gw yg berdiri memperhatikan. Ana masih asik bermain bersama "teman-teman"nya..
Gak jauh dari Ana bermain, gw melihat perempuan berambut panjang, berpakaian serba putih, berdiri memperhatikan anak-anak yang sedang bermain.

Itu teteh..

Kami berjarak sekitar 15 sampai 20 meter..

Anehnya, dalam mimpi itu gw gak merasa takut, biasa aja..
Pada akhirnya gw memutuskan untuk berjalan mandekati teteh,

Langkah kaki terasa ringan, gak seperti mimpi-mimpi gw sebelumnya..

Ketika jarak kami sudah cukup dekat, tiba-tiba..

"Om brii...!!" Suara Ana membuat gw menoleh ke arah kanan, Ana berlari mendekati gw..
"Om Brii ikut kesini juga ya.." Ana tersenyum senang melihat gw..

Gw hanya terdiam tersenyum, belum mampu berkata apapun..

Teteh terlihat tersenyum, ketika gw menoleh ke arahnya..
"Ana lanjut main aja ya.., om brii mau ngomong sama teteh dulu..."

"Iya om..." jawab Ana dan langsung kembali bermain,

Gw kembali berjalan mendekat ke arah teteh..
Ketika jarak kami sudah cukup dekat, gw gak bisa bicara apa-apa, mulut tercekat, kaki gw gak bisa melangkah lagi.

Tiba-tiba gw merasa takut..
Kami berdiri berhadapan..

Dalam mimpi itulah akhirnya gw bisa melihat teteh seutuhnya, dengan rambut panjangnya, dengan wajah yang nyaris gak terhalang apapun.

Jelas gw melihat parasnya..
"Brii..." dengan suara datar dan sambil tersenyum teteh menyebut nama gw, untuk pertama kalinya..

Gw terdiam, gak bisa bicara..

"Aku ajak Ana main sebentar ya, sebentar lagi kami pulang..."

Gw tetap terdiam gak bisa bicara, hanya bisa mengangguk..
Tinggi teteh nyaris sama dengan gw, kulitnya putih kecoklatan, berparas cukup cantik, dengan rambut hitam terurai hampir menyentuh pinggangnya.

Bajunya berwarna putih cerah, gak kusam dan kotor..

Gw tertegun melihatnya..
Cukup lama kami berdiri berhadapan, sesekali teteh mengalihkan pandangannya ke arah taman dimana Ana dan "teman-temannya" sedang bermain.

Gw? Tetap berdiri diam, gak bisa bicara dan berbuat apa-apa..

Gw mulai semakin ketakutan..

Dan tiba-tiba..
"Brii...brii...!!" Suara orang di luar kamar membangunkan gw dari tidur.

Kaget, gw langsung keluar kamar..

"Ana hilang lagi..." Irwan membuka omongan.

Jam tiga pagi itu, seluruh penghuni rumah ternyata sudah berkumpul di ruang tengah.
Menurut mamanya Ana, beliau sudah tidur dengan memeluk Ana, supaya Gak hilang lagi. Tapi ternyata Ana tetap menghilang.
Mereka sudah mencari ke segala penjuru rumah sebelum gw bergabung, termasuk lemari di lorong yang dicurigai oleh papanya Irwan tempat Ana bersembunyi, semuanya nihil, Ana gak ditemukan.
Gw mencoba tenang dan gak ikutan panik, walaupun gw masih agak kebingungan dengan mimpi yg baru aja gw alami.

Mama dan neneknya Ana terlihat menangis, papanya Irwan tetap sibuk mencari Ana ke setiap sudut rumah.

Kami semua berdoa, semoga Ana cepat kembali..

~~
Jam sudah menunjukkan pukul empat pagi, Ana belum juga ditemukan..
Gak berapa lama kemudian, sayup-sayup terdengar suara orang mengaji dari masjid.

Dan setelahnya, terdengar ketukan dari pintu belakang yg memang dalam keadaan tertutup.

Papanya Irwan langsung berlari ke arah pintu dan membukanya,

Ada Ana berdiri di balik pintu, dia tersenyum..
Terlihat lelah, Ana langsung dibawa masuk ke dalam kamar dan tertidur..

Tanpa ada pertanyaan apapun dari kami semua..

~~
Gw masih berkutat dengan pikiran sendiri, memikirkan mimpi aneh yg gw alami semalam. Mimpi yg seperti nyata..

Aneh, teteh berani menampakkan wujudnya dengan jelas. Mungkin karena kami sudah "kenal" cukup lama..

Mungkin..

~~
Siang harinya, Ana berperilaku normal seperti biasanya, seperti gak pernah terjadi apa-apa, padahal dua malam berturut-turut dia mengalami hal yg cukup aneh.
Ana hanya bercerita kalau dia memang diajak teteh bermain di taman yg sama dengan malam sebelumnya.

Bedanya, malam kedua di taman itu, Ana bilang Om Brii juga ada, dan berbincang dengan tante teteh.

Begitu katanya..

~~
Selepas dzuhur, Papanya Irwan dan keluarga termasuk Ana berangkat ke Jakarta.

Selesailah "petualangan" Ana di #rumahteteh..

☺️
Sejak saat itu, setiap ada keluarga yang membawa anak kecil, kami selalu was-was, takut kejadian Ana terulang lagi.

Tapi alhamdulillah, hanya Ana yg diajak "jalan-jalan" oleh teteh, gak pernah terulang lagi kejadian yg pernah dialami oleh Ana..
Cukup sekian cerita teteh dan Ana malam ini, salah satu bagian cerita #rumahteteh yg cukup seram menurut gw,

Oh iya, tampaknya ini akan jadi thread terakhir tentang rumah teteh.

☺️
Cerita #rumahteteh akan gw coba tuangkan dalam sebuah buku. Di buku itu nanti akan lebih detail urutan peristiwa dan kejadian-kejadian seramnya, endingnya akan ada, dan siapa itu teteh akan terungkap.

Mohon doanya supaya bukunya cepat selesai dan segera terbit..☺️

Doain ya..
Sampai ketemu lagi di cerita pengalaman seram gw lainnya..

Met bobo, semoga mimpi indah..

Salam
~Brii~
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Brii..
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member and get exclusive features!

Premium member ($3.00/month or $30.00/year)

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!