Di balik manisnya kesejahteraan materi, mesti tahu ada juga pahit-pahitnya saat hidup & kerja di Kuwait. (thread)
Seperti halnya merantau di negara orang, kerja di Kuwait tetep harus punya ketrampilan. Bisa aja kerja tanpa ketrampilan khusus, jadi pekerja domestik. Sayangnya, perlindungan hukum utk pekerja luar belum cukup baik. Sering kejadian majikan yg menyiksa pekerjanya.
Atau berbulan2 ngga digaji krn alasan sepele atau ngga jelas. Penipuan juga masih sering terjadi, merugikan pekerja. Belum lagi yg kontraknya berbahasa arab & kalau diartikan bisa bermakna ganda.
Pelayanan publik pada pekerja imigran juga bisa dibilang buruk. Mereka cenderung wegah2an kalau melayani kita, spt ngobrol sambil minum teh padahal antrian panjang. Lalu bisa disuruh pergi tanpa alasan yg jelas 😂
Jumlah pendatang 2/3 lebih besar dari warga Kuwait sendiri. Karenanya, mereka sedang gencar ngusir2 & mendeportasi imigran yg ilegal. Bahkan yg legal pun bisa dideportasi krn masalah kecil. Kita bisa dideportasi jika ketahuan nyetir tanpa driving license.
Kemana-mana harus bawa kartu identitas. Walau cuma ke warung depan rumah. Polisi bisa tiba-tiba razia. Ketahuan ngga bawa kartu ID, mesti siap di penjara. Hal ini udah biasa kejadian, temen masuk penjara hanya karena lupa bawa ID.
Harrasment udah jadi makanan sehari-hari. Anak-anak mudanya kurang ajar kalo udah lihat pendatang. Ngga lihat cowok atau cewek. Cowok bisa digodain juga. @ditut sampe bawa botol air buat jaga-jaga nyambit mereka kalo diisengin.
Pernah kejadian dilecehkan secara fisik, temen lapor polisi. Besoknya tembok apartemen dicorat-coret dng kaya vulgar.
Belum lagi kasus rasisme, terutama ke bangsa asia.
Belum lagi kasus rasisme, terutama ke bangsa asia.
Lalu bagaimana kami bisa survive 7 tahun di Kuwait & cenderung bisa menikmati hidup di sana? Tiap orang beda-beda jalan hidupnya. Tapi menurut kami, kami bisa survive karena tinggal di sana sebagai keluarga dengan anak-anak.
Orang arab suka & sayang dengan anak kecil. Banyak sekali kasus-kasus kami ‘diselamatkan’ karena hadirnya krucil dalam tiap kesempatan.
Salah satu contoh. @ditut mo bikin SIM. Urusannya ngga kelar2. Selalu kurang ini kurang itu. Suatu hari dateng ke kantor polisi bawa Neo yg masih balita, eh pak polisinya suka sama dia. Urusan hari itu pun lancar 😂 
Contoh lagi. Gue ngga punya SIM tapi nyetir bawa @ditut & krucil. Terus kena razia. Gue udah panik “Wah kena deportasi nih.” Polisi nanya surat2, cuma gue kasih STNK. Terus dia lihat ke dalem mobil, ada krucil yg bobok. Dia balikin STNK, tersenyum suruh gue jalan lagi. Fiuh.
Selain itu, kami banyak bergaul dengan lingkungan Kuwaiti terutama dalam lingkup seni & kreatif. Ini juga membuat kami merasa nyaman hidup di sana. Karena kami merasa diterima, baur secara alami dng keseharian masalah sehari2 di Kuwait.
