, 58 tweets, 7 min read Read on Twitter
Selamat sore, purwokerto sedang turun hujan dari siang nih ngopi sambil bahas ssuwatu nak kali ya...
TABAYUN DAN INSTROPEKSI

WASPADA, NU DAN MUHAMMADIYAH MULAI TERSINGKIR OLEH ISLAM TRANS-NASIONAL...
Upaya Terselubung Islam "Anyaran" Dirikan Khalifah Daulah Islamiyah...
1. Siapa di Indonesia yg tak kenal Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah? Di atas kertas, merekalah dua organisasi Islam terbesar di negeri ini.
2. Sekitar 85 juta umat Islam di Indonesia adalah NU, dan 50 juta Muhammadiyah. Artinya, sekitar 65 % seluruh penduduk muslim Indonesia.
3. Ini jumlah yg besar, tetapi dalam kenyataannya, tampaknya 135 juta anggota NU dan Muhammadiyah hanya sebatas besar di angka statistik semata.
4. Buktinya? Lihat bagaimana NU dan Muhammadiyah tidak bisa lagi memegang kepemimpinan ummat.
5. Ummat justru dikendalikan oleh pergerakan Islam Trans-Nasional yang di Indonesia telah menjelma dalam wujud Islam “anyaran/baru”
6. Mereka adalah penerus gagasan Ikhwanul Muslimin dan Hizbut Tharir yang ingin mendirikan Khalifah Daulah Islamiayah di indonesia.
7. Pelan-pelan mereka terus menggerus kepemimpinan NU dan Muhammadiyah yang selalu setia dengan Pancasila dan NKRI.
8. Kenapa itu bisa terjadi? Karna kelompok Islam "anyaran" itu justru dibiarkan tumbuh subur di era SBY (2004-2014) dalam 10 tahun itu, kelompok Islam Trans-Nasional banyak dapatkan ruang hidup, bahkan mendapatkan subsidi dan juga difasilitasi untuk tumbuh.
9. Dengan cara itu, kelompok Islam Trans-Nasional makin besar, mereka mulai motong kaki NU dan Muhammadiyah di Mesjid, pengajian, dan sekolah. Pada awalnya mereka hanyalah kelompok kecil yang mulai hadir pada era tahun 1970-an.
10. Di era Orde Baru mereka masih tiarap, tapi setelah reformasi mereka mulai unjuk gigi. Melihat tren ini, SBY justru membiarkan mereka bergerak dan mengakomodasi untuk memperkuat kekuasannya.
11. Akhirnya, kelompok trans nasional tumbuh dan disokong bantuan asing dari timur tengah, dana Wahabi mengalir deras bersamaan dengan fasilitasi dari sang presiden saat itu.
12. Selama 10 tahun cukup untuk mereka membesar jaringan dengan dana asing yang tidak ber-seri itu. Mari kita lihat satu-persatu para Islam Trans-Nasional yang mulai membuat NU dan Muhammadiyah gigit jari.
13. Pertama, Ikhwanul Muslimin atau yang sering dikenal dengan nama Moslem Brotherhood kalau di luar negeri didirikan di Mesir pada Maret 1928, saat ini mereka menyebar di 70 negara dengan menggunakan methode Halaqah.
14. Gerakan Ikwan terbelah menjadi dua arus utama: Ikhwan Tarbiyah yang menjadi cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera. Serta Ikhwan Jihad yang gunakan kekerasan menjadi embrio Jamatul Muslimin, Jama’ah Islamiayah dan Jamaah Jihad yang berujung pada Al Qaeda.
15. Di Indonesia, Ikhwanul Muslimin dideklarasikan tahun 1994, mereka lebih banyak bergerak di kelompok Tarbiyah SMA dan Perguruan Tinggi (LMD/ LDK).
16. Setelah reformasi, mereka berubah bentuk jadi Komite Aksi Muslim Indonesia, lalu berubah jadi Partai keadilan dan selanjutnya jadi PKS. Tujuan utama Ikhwan Tarbiyah yaitu membentuk Daulah Islamiyah dengan cara non kekerasan.
17. Mereka manfaatkan instrumen demokrasi dengan mendirikan partai dan merebut kursi di Parlemen untuk mewujudkan cita-cita Daulah Islamiyah serta membentuk jaringan Ikhwan Tarbiyah seluruh dunia, yaitu The International Forum for Islamic Parliaments (IFIP).
18. IFIP pernah adakan pertemuan di Indonesia tahun 2007 di Jakarta, bahkan Jakarta ditetapkan sbg Sekretariat IFIP. Waktu itu SBY membuka acara IFIP di Jakarta nasional.tempo.co/read/91577/pre…
19. Sedangkan Ikhwan Jihadi atau Ikhwan sayap radikal muncul di Indonesia setelah dipicu oleh perang Afghanistan dan gerakan ini menemukan bahan baku pada aktivis Darul Islam Indonesia (DII). Kelompok ini juga dirikan Jammaah islamiyah (JI) pada 1991.
20. Tujuan utamanya: Mendirikan Khilafah Islamiyah dengan menggunakan metode kekerasan. melancarkan aksi bom bunuh diri.
21. Kedua, adalah Hizbut Tahrir yang menolak konsep demokrasi dan menekankan tentang paham kekhalifahan. HTI jelas tidak menerima NKRI dan Pancasila, HTI juga tidak mau hormat bendera merah Putih. (sekarang sudah dibubarkan dan dilarang oleh pemerintah).
22. Metode perjuangan HTI adalah kaderisasi, sosialisasi dan merebut kekuasaan. Gerakan HT di Indonesia berawal dari aktivis masjid kampus Mesjid Al-Ghifari, IPB Bogor yg disebarkan melalui halaqah-halaqah.
23. Kader-kadernya sangat aktif melakukan sosialisasi dan kaderisasi dengan memanfaatkan Masjid. Sejalan dengan gerakan Tarbiyah, mereka juga lakukan kaderisasi ke sekolah dan kampus-kampus, selain mengajak ke pengajian HT Indonesia.
24. Karakter mereka adalah mengangkat isu struktural dan global, bahaya kapitalisme, dominasi USA serta sistem ekonomi dan politik alternatif. pedoman mereka hanya satu: ganti NKRI dengan sistem Khalifah. Bagi mereka Khalifah adalah harga mati!!!
25. Ketiga adalah gerakan Salafi Dakwah dan Salafi Sururi yg berkembang dengan bantuan dana pemerintah Arab Saudi. Awalnya mereka adalah alumni Lembaga Ilmu pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA). Perkembangan mereka berbasis pesantren.
26. Keempat adalah Syiah yang berkembang setelah Revolusi Islam Iran tahun 1979 dan menyebarnyanya alumnus Qum. Di Indonesia muncul dua organsiasi Syiah: pertama, Lembaga Komunikasi Ahlul Bait yang merupakan wadah alumni Al Qum.
27. Organisasi kedua tergabung dalam IJABI yang lebih berkiblat ke Ayatollah Sayyed Mohammad Hussein Fadlallah. Pengikut Syiah keturunan Arab lakukan bertaqiyah (sikap menyembunyikan diri) Jaringan Syiah yang kuat ditemukan di Jatim dan Pekalongan.
28. Di era SBY, perkembangan Syiah dianggap ancaman oleh kelompok Sunni termasuk Tarbiyah dan HTI karena Iran sangat mengganggu Arab saudi.
29. Inilah yang membuat kelompok Wahabi justru menyerang kelompok Syiah dan Ahmaddiyah. Sekali lagi demi dukungan, menyingkirkan NU dan Muhammadiyah, maka jaringan SBY fasilitasi konflik Sunni-Syiah ini.
30. Kelima adalah Jamaah Tabligh juga masuk kategori gerakan trans-nasional. Jamaah Tabligh ini berpusat di perkotaan dan bersifat non-politis. Anggotanya kurang lebih 20.000 orang.
31. Dalam 10 tahun di era SBY, gerakan Islam Trans-Nasional banyak menggerogoti basis organisasi massa. Masjid-masjid NU dan Muhammadiyah mulai dikuasai oleh Ikhwan dan HTI. Jemaah Tabliq menggerogoti beberapa basis penting NU di perkotaan.
32. Sedangkan gerakan Salafi mengambil jamaah @NahdlatulOelama puritan dengan pendekatan pesantren.
33. Jadi strategi kuasai Mesjid dari kelompok Trans-Nasional relatif berhasil. Dengan cara itu mereka menguasai Marbot, takmir sampai pendakwah. Sedangkan masjid digunakan untuk halaqah para Ikhwan dan HTI.
34. Selain itu para Ikhwan Tarbiyah (PKS) dan HTI aktif juga bergerak di sekolah dan perguruan tinggi. Mereka masuk melalui dua cara: pertama, melakukan kaderisasi yg sangat agresif di forum Kerohanian Islam (Rohis).
35. Kader2 mereka aktif mendekati pelajar dan mahasiswa dengan pendekatan emosional, empati dalam Liqo dan selanjutnya mengajak bergabung dalam Halaqah jaringan kaderisasi seperti bergerak berjenjang dalam model sel-sel kecil.
36. Tentu ini mengherankan karena model kerja sel kecil ini awal muasalnya diciptakan oleh komunis internasional. Padahal kita tahu, kelompok Islam Trans-Nasional gaungkan anti-komunis, tapi cara penguatan jaringan ala komunis ternyata mereka memakai juga.
37. kaderisasi di perguruan tinggi, gerakan Tarbiyah pelan-pelan masuk ke sektor negara jadi PNS, anggota TNI, Polri dan profesional.
38. Di era SBY mereka juga menikmati fasilitas beasiswa dan tugas belajar ke luar negeri disana mereka aktif membangun jaringan dan semakin terbentuk setelah kembali ke tanah air. Mereka kemudian mulai menguasai Mesjid kementerian/BUMN dengan pendakwah dari kader Tarbiyah dan HT
39. Dakwah lain yg dikembangkan adalah melalui media dan medsos Kelompok ini aktif mengisi acara dakwah di TV maupun radio Nasional bahkan di BUMN.
40. Mereka diberi ruang gerak karena SBY mengangkat Menteri Kominfo yang kader PKS @tifsembiring
41. Dengan penguasaan kementerian Kominfo oleh Tarbiyah, mereka mengendalikan media resmi seperti TVRI, RRI dan Antara dan menempatkan kader mereka di posisi eselon 1 sampai 3 untuk jaga kontrol internet dan medsos.
42. Mereka juga agresif menyediakan jasa Ustad-Ustad untuk mengisi pengajian-pengajian komunitas Islam bahkan stasiun TV yang memerlukan penceramah agama juga disediakan oleh mereka secara gratis dan juga melakukan dakwah melalui pengajian di radio-radio.
43. Kelompok Trans nasional terutama Ikhwan dan HT mulai ubah strategi dg membuat aliansi strategis antar kelompok Islam dg berbagai nama. Bisa menggunakan Forum Umat Islam (FUI) ataupun Front-front Aksi yg bersifat taktis seperti GNPF-MUI (ingat aksi 212)
44. Dengan cara itu, mereka tidak terkungkung oleh dominasi kepemimpinan @NahdlatulOelama dan @muhammadiyah Upaya menggerogoti kepemimpinan NU dan Muhammadiyah juga dilakukan SBY dengan membentuk Majelis Dzikir Nurussalam.
45. Dengan bentuk kelompok ini, SBY ingin punya kendali langsung atas massa Islam tanpa harus bernegoisasi dg NU dan Muhammadiyah. Cara ini juga berkembang sejalan dengan tren maraknya Habib dirikan kelompok Dzikir yg pengikutnya ribuan.
46. Kegiatannya sekilas hanya berdizikir, namun dengan acara itu, bisa jadi ajang baru untuk melakukan konsolidasi massa terutama anak-anak muda. Alasan itu yg melatar belakangi SBY memobilisasi Majelis Dzikir Nurussalam yg dipimpin oleh Utun Tarunadjaja pada thn 2000.
47. Kelompok Trans-Nasional melanjutkan aksinya menggerogoti kepemimpinan NU dan Muhammadiyah. Dengan cara merebut kepengurusan organisasi fatwa seperti Majelis Ulama Indonesia.
48. Dengan menancapkan pengaruh di MUI maka mereka bisa memberikan legitimasi pada aksi yg dipakai dengan bekal fatwa MUI (lagi-lagi aksi 212 ada fatwa yang dikeluarkan MUI).
49. Dengan penguasaan MUI ditambah dengan terbentuknya Front aksi, maka kelompok Trans-Nasional berhasil merebut kepemimpinan umat Islam dari NU dan Muhammadiyah, serta bisa kendalikan agenda politik keumatan. (PILKADA DKI dan PILPRES 2019).
50. Berbagai cara mereka gunakan untuk menguji kepemimpian mereka (kelompok islam trans-nasional). Mulai safari Maulid Nabi ke berbagai daerah, salat subuh berjamaah sampai dengan pengumpulan dana untuk bergerak.
51. Demi persatuan aksi Daulah Islamiyah dan Kekhalifahan, para Islam Trans-Nasional terpaksa mau terima Rizieq sebagai pemimpin gerakan. Walaupun kelompok islam trans-nasional ini tahu, bahwa Rizieq FPI dibesarkan oleh elit tentara.
52. Tapi mereka juga tahu kelemahan Rizieq yang mudah dibeli oleh elit politik dan punya sejumlah “cacat” (kasus firza husein) yang bisa setiap saat untuk disingkirkan. Lalu didorong masuk perangkap makar hingga lari keluar negeri.
53. Ketika kepemimpinan NU dan Muhammadiyah jatuh, maka jatuh pula NKRI dan sangat mudah digantikan dengan Negara Khilafah Daulah Islamiyah.
54. Dan betapa beruntungnya umat tahun ini karena mereka mempunyai wakil presiden dari kalangan ulama besar NU.
Matur nuwun sederek sedoyo, Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dengan keragaman dalam balutan NKRI.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Trah Abrit
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!