Kita mulai ya.
Jadi asik krn dua2nya expert dan melihat persoalan dari kerangka beda.
RRT bikin reklamasi bahkan tanpa alasan2 lingkungan. Full alasan ekonomi, dgn ksadaran penuh ini akan rusak lingkungan.
Jadi pemda hitung dampak kerusakan lingkungan dan biaya yg harus keluar utk mitigasi/rehabilitasi. Perusahaan hrs bayar biaya ini di muka.
Yg jg penting dicari adlh mekanisme yg mengantar pemulihan lingkungan mjdi peningkatan PDB.
Yg fatal, menurutnya, adlh bahwa proyek reklamasi ini tidak pernah menjalani audit lingkungan hidup.
Peraturan mengharuskan disediakannya porsi lahan di setiap pulau utk ruang publik. Nyatanya, di pulau2 yg sdh dibangun, ruang publik ini tak tersedia.
Kedua pembicara sepakat bahwa tidak demikian halnya.
Tanpa melakukan ini, reklamasi sebesar apapun tdk akan dapat cegah Jakarta tenggelam.
Kondisi desperado ini yg bikin PKC "nekad", menempuh jalan beresiko dlm pembangunan.
Tp, smua rencana pembangunan mrka dilampiri rencana pemulihan lingkungan jgka panjang.
Dan, spt tradisinya, rencana2 lingkungan hidup RRT jg berskala raksasa; bahkan smp memindah kota.
Bg Bagus menuturkan bhw dampak sosial reklamasi ini keras pada nelayan.
Dgn memisahkan nelayan dari laut; dampaknya nelayan dapat kehilangan jati diri.
1/ jalan trs dgn cara yg skrg, yg resiko LH dan dampak sosialnya besar;
2/ dihentikan sama sekali; yg implikasi hukum dan ekonominya besar;
3/ didesain ulang, dgn melibatkan msy terdampak sejak awal proses.
Eit, tapi shabis diskusi ditutup, bg Bagus buka2an soal aliran kapital yg bermain dlm proyek reklamasi ini. Ini mainan para raksasa, di mana Ahok dan Anies bahkan cuma level pemain tarkam.