Profile picture
, 46 tweets, 7 min read Read on Twitter
A Thread

Horor true story

-Portal-

#bacahoror @bacahorror
Saya bercerita sebagai orang ketiga ya guys, dan saya juga sudah minta ijin ke pemilik cerita. Dan Alhamdulillah nya diperbolehkan dengan catatan menyamarkan nama, tempat, dan alamat. Selamat membaca
Kisah ini berawal dari salah satu SMP di kabupaten C di provinsi Jawa tengah. Saat bel istirahat berbunyi, rendy. Begitu sapaan kawan-kawannya di sekolah.
"Heh koe ngerti Ra ren, adikelase dewek wis sue banget Ra mlebu" (hei, kamu tau gak ren, adik kelas kita sudah-
-lama sekali ga masuk) kata salah satu teman sekelas Rendi
"Paling ya meriyang, wis lah aja ngomong sing ora ora" (paling juga sakit, sudahlah jangan ngomong yang tidak tidak)
"Ih, temenan seh. Wong kiye jere wis sewulan ora nang umah. Gweh deleng, wong tuane ngantek-
-bola Bali ngeneh"(ih beneran tau, orang katanya udah sebulan ngga di rumah. Tuh lihat, orang tuanya sampai bolak balik kesini)
"Bocah koh ya, kaya kue tok digawe ribut"(anak ini, cuman gitu aja dibikin ribut) bela rendi untuk sedikit mengalihkan perhatiannya.
"krungu krungu jere di culik Wewe gombel" (denger denger dibawa Wewe gombel) bisik kawan Rendi itu dengan sangat perlahan
"Husss ngawur. Aja ngomong kaya kue." (Husss ngawur, jangan bicara seperti itu)

Dan tiba tiba bel masuk pun berbunyi. Saat diperjalanan Rendi menuju rumahnya
Dia memang terus terngiang apa yang dibicarakan oleh temannya itu tentang Wewe gombel. Karena menurut urban yang beredar, saat anak kecil bermain diluar saat Maghrib, itu memudahkan "dia" untuk mengambil anak kecil tersebut ke dunianya.
Awalnya memang Rendi tak percaya dengan hal itu. Sampai suatu waktu di mana Rendi pulang mengaji bersama teman temannya dihari yg hampir gelap. Saat mereka berjalan menuju rumah masing masing
Ada kerumunan warga yang terlihat kesal. Setelah Rendi dekati, ternyata adik kelasnya yg tempo hari dibicarakan ditemukan di bawah pohon asem di dekat rumahnya, menangis. Dengan raut wajah takut Rendi sedikit berlari menuju kerumahnya. Dan masuk kamar dengan perasaan campur aduk.
Beberapa tahun setelah kejadian tersebut, Rendi sudah kelas 2 SMA dan bersekolah di SMA favorit di kotanya. Seperti hari hari biasanya, setelah Rendi pulang sekolah tak langsung pulang kerumahnya. Dan karena kebetulan hari ini hari Jum'at,
Hari dimana ibu dan kakak perempuannya biasa mengikuti arisan, Rendi santai santai saja dan pulang kerumah sekitar jam setengah 3 sore. Dan langsung masuk ke kamar untuk sekedar tidur siang dan menghilangkan penat.
"ren Rendi. Bangun" panggil ibunya sambil menggoyangkan tubuh Rendi perlahan
"Hoaaaaammmm. Ya Bu" saut Rendi dengan nada yang pelan karena bangun tidur. Rendi pun sempat mengecek hapenya dan tak sengaja dia melihat jam yang menunjukkan pukul 17.13 sore
"ren kae Tulung, ponakanmu di petuk, masa dolan Bae Kon arus disit. Ibu tak beres beres" (ren, itu tolong, ponakanmu di jemput. Masa main terus suruh mandi dulu. Ibu lg beres beres)
"Lah bukane Melu ibu Karo mban Rani arisan ya ?" Loh bukannya ikut ibu Sama mbak rani arisan ya ?)
"ora, ibu ora arisan Dina kiye mandan mrengkel awake. Wis nganah dipetuk Nang umah sebelah. Aja kesuen wis arep Maghrib" (enggak ibu ngga arisan hari ini agak pegel badannya. Sudah Sanah dijemput di rumah sebelah. Jangan kelamaan sudah mau Maghrib"
"Iya Bu." Sahut rendi
Saat mau mengambil sandal di dapur Rendi melihat sesosok wanita menggunakan daster bermotif bunga sedang di dekat kandang ayam di kebun belakang.
"Mbak, Mbak Rani" panggil Rendi dengan nada tinggi
"Hoiii apa yah. Lagi ngempani ayam koh ya" (hoiii apa yah. Lagi ngasih makan ayam)
"oh yowes" sahut rendi dengan perasaan lega.

Disini kepanikan mulai terjadi. Rendi yang sedari tadi mencari ke rumah rumah disekitar nya belum juga menemukan adik keponakan nya itu. Lebih dari 8 rumah disekitar rumahnya sudah di tanyai. Tapi tak ada yg melihat.
Pikiran Rendi mulai tak karuan. Rendi sudah berpikir yang tidak tidak. Rendi langsung pulang kerumah untuk mengambil motor dan mencari hampir sekeliling desa. Berkali kali dan mata Rendi selalu tertuju pada pohon asem yang berkali kali pula dia lewati. sampai adzan Maghrib
Berkumandang tak juga menemukan adiknya itu. Saat kembali ke rumah. Suasananya sudah berbeda. Ibu Rendi dan Mbak Rina menangis sangat dalam. Ayah Rendi kebingungan dengan raut sedikit tegang. Ayah Rendi sudah sempat akan lapor polisi. Rendi menuju ke dapur untuk sekedar
Membebaskan dahaga. Tapi apa yang terjadi ? Dia malah mendengar suara anak kecil menangis. Dan parahnya lagi suaranya adalah suara perempuan. Padahal adik keponakan nya itu anak laki laki. Kesabaran Rendi pada makhluk itu sudah habis. Semua lampu yg bisa dijangkau nya dimatikan
"Tian, Tian kamu dimana Tian" panggil Rendi setelah mematikan semua lampu. Sembari memanggil Rendi pun membuka semua lemari yang ada di dekatnya. Dan tiba-tiba suara tangisan anak perempuan td menghilang. Dan muncul lagi bahkan lebih keras. Saat Rendi membuka pintu
Menuju kebun yang ada di belakang hawa panas tiba tiba menjadi dingin dan sunyi senyap. Tanpa rasa takut Rendi terus menuju ke kebun belakang. Tepatnya di bagian sekitar kandang ayam

"Pak pak, tolong ambilkan senter" teriak Rendi ke ayahnya yang berada di teras rumah.
"Yo, sek" (ya tunggu)
Setelah beberapa menit ayah Rendi datang dan memberikan senter yang diminta. Rendi benar benar menerangi semua sudut kandang ayam nya. Dan tidak ditemukan apapun berkali kali Rendi menerangi kandang ayam itu tak ada apapun yg ditemukan
Padahal dia yakin suara anak perempuan tadi berasal dari sekitar kandang ayam. Rendi mencari ke sekitaran kebun. Giliran ayahnya yang mencari disekitar kandang ayam. Dan hal mengejutkan terjadi (lagi)
"astaghfirullah" jerit ayah Rendi yang membuat Rendi sedikit berlari mendekati ayahnya. Dan ayah Rendi pun sedikit menghentak "ren ngeneh bapak ndeleng apa kiye" (ren sinih, bapak lihat apa ini)
Setelah Rendi melihat kebawah kandang ayam yang tadi, Rendi melihat
Ada sepasang kaki seperti sedang duduk selonjor. Sontak Rendi pun berteriak
"astaghfirullah apa kue" (astaghfirullah apa itu)
Dengan perasaan sedikit gemetar, perlahan menerangi dengan senter bagian belakang kandang itu.
"Astaghfirullah Tian, kamu ngapain disitu sendirian" teriak Rendi dengan nada yang sedikit ngos-ngosan.
Tian hanya terdiam seperti orang linglung. Setelah nya ayah Rendi langsung
Membopong nya keluar. Tian hanya terdiam dengan pakaian dalam yang biasa dia kenakan dirumah. Badannya penuh dengan tanah, kotor dan bau busuk yg dihirup oleh Rendi dan ayahnya.
FYI disitu Tian ditemukan
Setelah menemukan tianr rendi segera memanggil ibunya dengan keras. Ibu Rendi dan Mbak Rina yang awalnya berada di teras rumah berlari dengan tergopoh-gopoh.
"Koe kang ndi Bae. Uti khawatir meng koe"(kamu darimana saja, Mbah uti khawatir ke kamu) tangis ibu Rendi
Yang langsung memeluk erat Tian. Tanpa terasa adzan isya mulai berkumandang. Dan Tian pun dibawa masuk ke dalam rumahnya. Dipanggil lah pak kiyai, kawan ayah Rendi. Tian dipangku bundanya dan dipijit kakinya dengan keras oleh pak kiyai. Tian diam tak bergeming.
"aku wis seru loh guli mleret. Kok ora nangis ya ? Padahal wong wis tua kaya dewek mesti kelaran"(aku sudah keras loh ngurutnya. Ko gak nangis ya ? Padahal orang kaya kita juga mesti nangis)
Tak selang beberapa lama, mbak rina bertanya kepada putra yang sangat dicintainya. Sambil menangis tersedu sendu
"Tian daritadi kemana ? Bunda nyariin kok gak ada"
Dengan nada yang sangat polos Tian menjawab "Tian dari tadi disitu Bun gak kemana mana"
"Tian juga liat bunda ngasih makan ayam tadi. Bunda ku panggil panggil diem aja gak nyaut sama sekali"
Semuanya terdiam dan saling memandang.
"Padahal tian mau ngenalin temen Tian. Dua. Satu cewe, satu cowo Bun."
Semua orang semakin heran, kecuali Rendi.
Dengan nada sedikit membentak Rendi bertanya "masa sih. Om tadi juga kesitu. Pas malem malem. Pas habis adzan Maghrib. Tian ngga ada. Temennya Tian juga gak ada"
"Malem apanya om. Orang tadi Tian juga liat om. Tian malah bingung om terang terang mbawain senter"
"malem Tian. Abis adzan om kesitu nyariin Tian" Rendi menyangkalnya
"Siang ommm. Orang Tian mainan pasir sama temen temen Tian" sahut Tian lagi
"Makannya Tian kaget waktu Kakung nggendong Tian. Kok tiba tiba gelap"
Malam sudah berlalu. Keesokan harinya Rendi tak mau kejadian itu terulang lagi. Sepulang sekolah, Rendi langsung pulang dan menemui Tian.
"Naaaahh kemaren tuh siang siang kaya gini om waktu om ndatengin Tian pake senter" sahut Tian secara tiba-tiba
Tapi Rendi tak menggubris dan tetap bermain dengan Tian. Beberapa tahun setelah kejadian, tian yg sudah beranjak besar malah terlihat semakin kuat fisiknya.
Terlihat saat ibu Rendi baru saja selesai merebus air. Dan kondisinya sangat panas karena mau digunakan untuk menyeduh teh. Tanpa sengaja menabrak Tian yg sedang berlari kecil. Dan PYUURRRR air yg baru direbusnya tumpah ke punggung Tian.
Saat semua panik, Tian dengan santainya berbicara "om liatin punggung Tian. Kok rada perih ya"
Dan Rendi melihat punggung Tian yang sudah melepuh terkena air sekaligus mengeluarkan banyak darah"
"masyaallah Tian, kamu gak ngerasa sakit atau apa ?"
"Enggak om, perih doang sedikit" jawab Tian dengan tegas. Dan sejak malam kejadian itu, kawan ayah Rendi yang notabennya kiyai datang kerumah Rendi silih berganti. Dan Alhamdulillah nya lagi sampai saat ini
Kejadian yg sama tidak terulang lagi.
Tempo hari sebelum Rendi menceritakan hal tersebut, kita sedang berkumpul bersama. Ada salah satu anak yang memang diberi sedikit kemampuan khusus oleh Allah. Irfan namanya.
"Aku wedine Nang umahmu ana portal sing ngubungna ndunyane dewek Karo ndunyane mereka"
(aku takutnya diumahmu ada portal yang menghubungkan dunia kita dan dunia "mereka") Sahut Irfan setelah mendengar cerita dari Rendi.
"Aku ya wedine kaya kue. Tapi Alhamdulillah sampel siki ora ana kejadian apa apa maning"
(aku juga takutnya seperti itu. Tapi Alhamdulillah sampai sekarang gak ada kejadian apa apa lagi)
Sekian guys cerita malam ini, ini akun baru jadi belum banyak cerita. Tapi bakalan banyak cerita yang bakal aku bagi kekalian. Terimakasih sudah membaca. Salam hororism
Mohon maaf kalo ada typo dan cerita yang gak nyambung. Intinya thanks
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Hororism
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!