Malam ini saya mau berbagi cerita tentang pengalaman salah satu anggota keluarga dari teman saya sewaktu kami masih duduk di bangku SMP
Sejujurnya, saya sendiri kurang tau apakah ini merupakan kisah nyata atau hanya cerita horror anak-anak
Pada masa itu cerita ini berhasil membuat saya dan beberapa teman SMP saya tidak berani melintas pada sebuah jalan besar yg letak nya tidak jauh dari sekolah kami ketika hari mulai petang
Mari kita mulai cerita nya
Saya merupakan satu dari sekian banyak lulusan dari SD yg sama
"Eh, boleh gak sih kita latian nya di studio deket rumah gw aja?"
Temen saya, Galih, yg rumah nya memang biasa kami pakai untuk latihan band bingung dan dgn nada sedikit...
"Emang kenapa Bim, bosen ya kalo main nya di rumah gw?"
"Bukan gitu", kata Bima.
Dia pun akhirnya menjelaskan,
"Jadi kemarin, tante gw yg punya katering main ke rumah. Tante gw curhat gitu ke nyokap. Trus gw gak sengaja nguping..."
"Jadi gini, udah sekitar 6 bulan belakangan tante gw nerima order katering harian buat di rumah-rumah..."
"Nah, sekitar 2 bulan lalu ada tlp ke rumah tante gw katanya mau langganan katering..."
"Alamatnya gak jauh dari rumah lo Gal", lanjut Bima
"Tapi ada yg aneh nih..."
"Aneh gmn Bim?" Tanya saya semakin penasaran dgn cerita Bima.
"Iya... Ini org gak ninggalin no.tlp ke tante gw. Cuma bilang tolong taro aja di depan pintu rumah tiap jam 8 pagi"
Kenapa?
Karena sebenarnya, semua cerita dimulai dari sini...
Bunyi telepon pagi itu menambah kepenatan tante Rima yang sedang sibuk menyiapkan pesanan katering beberapa pelanggan untuk hari itu
"Riing... Riing..."
"Iya, Iyaa... Sabar!" Sahut tante Rima mendengar suara telepon yg tidak berhenti...
"Ya, halo..." Sapa tante Rima kepada sisi lain telepon tersebut.
"Selamat pagi, Bu... Apa benar ini dengan Katering Cita Rasa Selera?"...
"Iya betul, Bu... Dengan siapa ini, Bu?" Tanya tante Rima melanjutkan
"Oh, akhirne dapet juga... Sudah dari beberapa hari lalu aku tak cari-cari no. telepon nya susah banget e..."
"Boleh boleh, Bu... Untuk berapa porsi ya Bu?"
"Cuma 2 sih, tapi aku mau pesen buat 5 orang ndak papa?"
Kata tante Rima sembari mengambil secarik kertas dan bulpen untuk mencatat informasi data yang sekiranya bisa dia dapatkan.
"Di Perumahan Blok H Jl. Rajawali No.47, Bu... Oh iya, aku tak bayarne mingguan ya..."
Jawab tante Rima sedikit bingung dengan respon dari sang pelanggan baru nya tersebut
"Biaya mingguane piro Bu?" Tanya suara perempuan itu melanjutkan
"Untuk 5 porsi total nya di Rp. 75.000 Bu untuk sekali makan"
"Yo wes bu, aku tak ambil 5 porsi untuk 3x makan sehari yaa...
"Ooh boleh boleeh Bu..." Jawab tante Rima dengan nada sumringah nya.
Usaha katering tante Rima memang sudah berjalan 5 tahun lamanya. Hanya saja semenjak kejadian kerusuhan Mei '98 omset usahanya turun drastis
Tegas suara perempuan
"Oh iya Bu, maaf saya boleh minta nama dan no.tlp nya?"
"Nanti aku ae yg telpon Bu... Wes ya, Terimakasih banyak Bu."
"Ceklak... Tut... Tut... Tut..."
Terdengar suara telepon yg dimatikan dari sebrang sisi
Bahkan yg paling lucu adalah, beliau sampai lupa menanyakan menu harian yg diinginkan sang pelanggan tersebut
Tante Rima bersama salah satu asistennya, mba Sum pun berangkat menuju ke alamat yg telah diberikan oleh si pelanggan
"Jl. Rajawali"
"Nah, sudah dekat nih... Tolong perhatiin nomor rumahnya ya mba Sum"
Pinta tante Rima kepada asistennya
Kira-kira sudah 1 Km mereka berjalan dan melalui sekitar 10-11 rumah, mba Sum pun melihat penanda jalan dengan tulisan
" Blok H --> "
"Belok kiri Bu tulisannya...", Kata mba Sum memberitahu
Tepat di posisi Hook di ujung jalan itu terlihat rumah putih besar dan lumayan megah, persis seperti rumah di sinetron-sinetron layar kaca
"Nah, Bu... Ini rumahnya!" Kata mba Sum dengan nada terkejut dan terkesima melihat rumah putih yg besar itu
"Pantes aja dia berani pesen buat langganan sebanyak ini ya bu, wong rumah nya aja segede gaban!" tambah mba Sum
Sahut tante Rima menimpali peryataan mba Sum
"Udah mba, coba kamu turun bel rumahnya.."
"Iya Bu, saya turun dulu yaa..."
Mba Suma pun segera menyiapkan 5 kotak makan berukuran besar...
Dengan berhati-hati mba Sum pun membawa ke lima kotak makan yg telah disusun bertingkat itu di depan dada nya. Sesampainya di depan pagar, dengan perlahan mba Sum meraih tombol bel yg terletak cukup tinggi..
"Cari siapa mba?"
Belum sempat menekan tombol bel, terdengar suara laki-laki samar-samar dengan nada rendah dan berat dari dalam rumah yg sontak membuat mba Suma terkejut
"Anu Pak, saya mau nganter katering"
Jawab mba Sum kepada suara tersebut sambil...
Tak begitu lama terlihat pintu utama perlahan terbuka, dan seakan tak ingin bertemu langsung dengan mba Sum, sesosok lelaki tua mengintip di sebagian daun pintu yg terbuka tadi
"Katering harian dari Ningrum?"
"Ningrum? Kurang tau pak saya... Cuma diminta nganter ke alamat sini"
Jawab mba Suma kepada lelaki itu
Dengan tatapan yg membuat mba Sum merasa tidak nyaman...
"Taruh saja di situ"
"I.. Iya Pak.."
Mba Sum segera meletakan tumpukan kotak makan tersebut di depan pagar dan bergegas kembali ke dalam mobil
"Kenapa kamu mba?"
Tanya tante Rima yg kebingungan melihat tingkah mba Sum yg aneh
Mba Sum menjawab dengan nada panik dan terlihat sekali ekspresi tidak tenang di muka nya
"Yowes, kita lanjut ya mba... Masih banyak nih orderan yg harus kita anter"
Lanjut tante Rima,
"Iya Bu..."
Mba Sum kembali menjawab seakan tidak tenang
Hanya kata itu yg terlintas dalam pikiran mba Sum dan tante Rima
mereka memikirkan sebuah kata yg sama dengan 2 sudut pandang berbeda
Di satu sisi, mba Sum mulai merasa ada hal yg tidak beres dengan order katering mereka kali ini
Ya, 5 tahun...
Dia adalah salah satu dari 3 karyawan paling lama yg bekerja untuk katering tante Rima. Mba Sum dan teh Rina telah mengikuti tante Rima sejak...
Selama mba Sum bekerja dgn tante Rima, baru kali ini dia merasakan perasaan...
Di sisi lain, tante Rima pun merasakan keanehan pada gelagat mba Sum.
Selama mba Sum bekerja dengan nya, belum pernah dia melihat...
padahal, dari semenjak mba Sum menyiapkan kotak makan di dalam mobil, turun ke depan pagar, sampai mba Sum kembali ke dalam mobil tak sekali pun tante Rima melepaskan pandangannya dari mba Sum dan rumah itu
Satu-satu nya keanehan yg dia lihat hanyalah ketika mba Sum berusaha menggapai tombol bel, kemudian terhenti dan terdiam kaku di depan pagar memandang...
Ketika itu, tante Rima yg melihat sikap mba Suma membuka kaca mobil nya dan memanggil-manggil namanya namun mba Sum seakan tak mendengar suar tante Rima
"Sumirah...!!!"
Suara teriakan tante Rima kemudia seakan-akan memecah lamunan mba Sum yg seketika itu lgsg terhenyak sambil meletakan tumpukan kotak makan yg ia bawa, kemudia bergegas kembali ke dalam mobil.
"Aneh!"
Kata itu saja yg terngiang di otak mereka
"Mba Sum, ayok temenin saya ambil kotak-kotak makanan"
Ajak tante Rima kepada mba Sum
Mendegar ajakan tante Rima tersebut...
"Bu, maaf... Aku boleh gak gantian sama teh Rina bersih-bersih peralatan aja di rumah?"
"Lho kenapa? Tumben mba kamu nawarin diri buat bersih-bersih alat?"
Tanya tante Rima bingung dengan sikap mba Sum yg...
"Gak papa Bu, lg pengen bersih-bersih aja..."
Jawab mba Sum bingung harus berkata apa kepada atasannya itu. Mba Sum tau betul tante Rima bingung dengan jawaban yg ia berikan. Namun ia jg tidak tau harus beralasan apa
"Iya bu..." mba Sum menjawab dan segera pergi ke bagian belakang rumah untuk memanggil teh Rina
"Teh, sore ini kamu yg temenin ibu ambil kotak makan yaa..." Pinta mba Sum kepada the Rina
Tanya teh Rina bingung
"Gak papa teh, perasaan ku gak enak aja..."
Jelas mba Sum
"Gak enak kumaha eta tah?"
Sahut teh Rina semakin bingung
"Ho'oh... Ku naon sama order nya mba?"
"Tadi pagi, aku sama Ibu nganter ke sana..." mba Sum menjelaskan
"Di dalem rumah, aku liat Bapak-bapak, dia nyuruh aku taro aja kotak nya di depan pager..."
"Iya, tapi aneh..." Kata mba Sum
"Iyaa, aneh kumaha?" Tanya teh Rina penasaran
"Gini teh, aku tuh ngerasa ada yg..."
"Mba Sum! Teh Rina nya manaa? Ayok, udah mau jam 5 ini...!"
Seketika suara tinggi tante Rima...
"Iya Bu...!" Sahut mba Sum
"Udah sana teh, berangkat... Hati-hati ya teh"
Pesan mba Sum kepada teh Rina
Dengan berat hati dan diselubungi kebingungan akan sikap sahabatnya teh Rina pun berjalan menuju mobil
Tante Rima dan teh Rina masih dalam perjalanan mereka menuju alamat terakhir untuk mengambil kotak makanan katering
Dan, yaa...
alamat terakhir tujuan mereka adalah Blok H Jl. Rajawali No.47
Kali ini, beliau sendiri yg turun untuk mengambil kotak makan yg tadi pagi ditinggalkannya
Teh Rina yg yg duduk di bangku sebelah pengemudi pun dengan cekatan membalikan sebagain tubuh atas nya...
* Di sini saya akan jelaskan sedikit mengenai denah area di sekitar rumah tersebut supaya teman-teman tidak bingung... *
Ditengah kesibukannya, tiba-tiba sekelebat teh Rina dikagetkan oleh bayangan yg lewat tepat di belakang mobil mereka
"Heeh... Dasar jurig! Ngagetin wae..." Celoteh teh Rina yg terkejut. Namun tanpa teh Rina sadari, kata-kata itu justru memancing kejadian lainnya
Masih dengan pikiran positif, teh Rina menduga guncangan itu disebabkan oleh pergerakannya yg sedang gumurusuk merapihkan kotak-kotak makanan.
Guncangan itu pun terjadi lg, namun teh Rina masih blm menggubrisnya
Sampai...
"Astaghfirullah...!"
"Naon eta tah...??" Sembari terkejut teh Rina menoleh ke kiri dan ke belakang mencari tau asal suara tersebut.
Tidak mungkin arah suara itu datang dari sisi kanannya...
Masih berusaha mencari asal suara tersebut, tanpa sengaja teh Rina menengok ke sisi kanannya dan melihat sesuatu yg aneh...
Kemana perginya rumah putih itu?
Kemana perginya tante Rima?
Perasaan tidak enak seketika menyelimuti pikiran dan hati nya, membuat bulu kuduknya berdiri
Sadar akan situasi yg dihadapinya, membuat teh Rina berusaha meraih knop pintu mobil untuk bergegas keluar dan menyelamatkan diri
Tangan teh Rina yg berusaha meraih knop pintu tiba-tiba terasa kaku dan nyeri, seakan ada yg mencengkram menahan tangannya, membuat teh Rina semakin ketakutan
"Ibuuuu... Tolong saya Buu!!!"
Tiba-tiba knop mobil yg taid tidak mampu diraihnya terbuka, disertai suara yg sangat familiar ditelinganya
Suara teriakan tante Rima yg sangat diharapkannya, terdengar di telinga teh Rina...
"Rina takut Bu..."
Teh Rina menjawab suara tante Rima masih dengan mata terpejam dan menutup kedua telinga nya
Tante Rima mengulurkan kedua tangannya meraih tangan teh Rina. Teh Rina segera menggenggam tangan tante Rima begitu ia merasakan sentuhan tangan tante Rima yang berusaha merangkul di sekitar pundak nya
Betapa kagetnya teh Rina ketika ia membuka kedua matanya. Bukannya wajah atasannya yg ia lihat, malah sosok Bapak-bapak tua yg menatap mata nya dengan tatapan yg sangat mengerikan sambil tersenyum...
Seketika itu juga teh Rina berteriak dan terjatuh di jok belakang mobil tidak sadarkan diri
Tiba-tiba terdengar suara teriakan yg familiar dan cukup untuk membuat teh Rina tersadar seketika
Ia sadar, itu adalah suara mba Sum, sahabat nya yg telah lama bersama-sama dengannya di usaha katering milik tante Rima.
"Sum... Urang teh udah pulang?"
Dengan suara lemas terbata, teh Rina berusaha mengkonfirmasi keberadaanya sekarang
Jawab mba Sum dengan nada sedikit terisak, kebingungam dan sedih melihat kondisi sahabat nya.
Mba Sum memang sudah menduga akan terjadi hal yg tidak menyenangkan dan jauh dari logika. Ia sudah merasakannya semenjak pagi tadi
"Iyaa Rin... Saya di sini"
Tiba-tiba tante Rima masuk ke dalam kamar teh Rina, melihat kondisi salah satu karyawan setia nya.
"Maafin Rina ya Bu, tadi Rina pingsan ya...?" Ucap teh Rina kepada tante Rima
"Tapi Rina teu enak ku Ibu..."
"Gak usah kamu pikirin Rin. Besok aja lanjut ceritanya, sekarang kamu istirahat dulu ya..."
Tante Rima berusaha menengakan karyawannya yg terlihat lemas itu
Tante Rima pun kemudian beranjak meninggalkan kamar teh Rina, dengan pikiran nya yg tak menentu. Ia mencoba menelaah peristiwa-peristiwa aneh yg menimpa karyawan nya hari ini
Tante Rina berusaha mengingat momen demi momen yg terjadi tadi sore di depan rumah putih yg megah itu
Ia ingat, setelah ia turun dari mobil untuk mengambil kotak makan yg diletakan si pemilik rumah di depan pagar yg tinggi tadi ia mendengar suara...
"Rima Rahayu Ningsih..."
Dengan nada lirih dan intonasi yg sangat pelan, hingga terdengar seakan seseorang tengah berbisik kepadanya dari jarak 1 meter
Tante Rima menoleh ke arah datang nya suara itu
Seketika ia melihat dari balik jendela yg berdampingan dengan pintu utama, seseorang sedang melambaikan tangan kepadanya
Entah siapa...
Namun yg tante Rima tau, orang itu mengenakan pakaian seperti...
Sesaat ketika tante Rima memfokuskan pandangannya, ingin memastikan apa yg ia liat, tiba-tiba terdengar suara benturan yg cukup keras dari dalam mobil
Namun apa yg tante Rima liat justru semakin membuat nya terkejut...
Ia menyaksikan teh Rina, salah satu karyawan setia nya itu sedang menggebrak-gebrak kaca mobil...
Pandangan teh Rina seperti pandangan seekor serigala yg sangat bahagia menemukan mangsa nya dari kejauhan
Teriak tante Rima kepada teh Rina
"Rin, nyebut Rin... Nyebut!"
Tante Rima segera membuka pintu mobil dan mencengkram tangan teh Rina dengan erat, khawatir sosok yg dia hadapi saat ini akan menyerangnya tiba-tiba
Hanya kata itu yg dapat keluar dari mulut teh Rina sambil tetap menatap tante Rima dengan seringaian yg mengerikan
Namun aneh nya, suara itu bukan suara yg familiar di telinga tante Rima...
"Kamu bukan Rina, kan?!" Bentak tante Rima
"Rin, eling Rin..."
Melihat hal itu, tante Rima segera bergegas menyalakan mesin mobil nya dan pergi meninggalkan area tersebut
Tante Rima berjalan menuju kamar tidur nya sambil tetap memikirkan semua kejadian aneh tadi
Hingga terlintas dipikirannya, bahwa besok ia harus menemukan jawaban dari keanehan-keanehan tersebut
Tante Rima sudah bersiap untuk mengantar kotak-kotak makanan ke setiap rumah pelanggan nya
Tapi ada yg berbeda hari ini, tante Rima tidak hanya ditemani oleh mba Sum, tetapi jg disertai oleh satu lg...
Ingat kan di awal saya tulis bahwa tante Rima punya 3 karyawan yg paling lama ikut bekerja dengan beliau,
Ini adalah orang ketiga tersebut...
Mang Jamal.
Begitu lah beliau dipanggil. Mang Jamal adalah karyawan yg paling senior dari semua karyawan tante...
Bukan hanya dari lama masa kerja nya, tetapi jg dari usia.
Mang Jamal awalnya adalah supir dari Mbah Kakung nya Bima, teman saya.
Yaa, supir dari Ibu nya Bima dan tante Rima sedari mereka masih duduk di bangku SMA
Usia mang Jamal memang sudah tidak muda lg
Mang Jamal merupakan sosok yg ramah, sopan dan menyenangkan, bahkan bagi kami teman-teman sekolah Bima.
Tapi ada yg menarik dari mang Jamal,
Lebih tepatnya, beliau pernah mendalami ilmu bela diri yg bersinggungan dgn ilmu kebatinan. Jadi sedikit banyak beliau paham mengenai hal-hal yg tak kasat mata
Berangkat lah tante Rima ditemani dengan mba Sum dan mang Jamal pergi oengantar kotak-kotak makan para pelanggan satu demi satu,
Hingga akhirnya tersisa lah 1 kotak makan terakhir dengan alamat tujuan Blok H Jl. Rajawali no.47
Namun, metode tersebut sengaja tante Rima tetapkan dengan sebuah tujuan...
Karena sebenarnya, ada kejadian aneh lainnya yg mereka alami pagi ini, ketika salah satu karyawan tante Rima, Euis tengah mencuci kotak-kotak makanan untuk menyiapkannya ia menemukan hal aneh...
Dan, yaa... Di depan kotak makan itu tertulis alamat dari rumah putih yg megah itu
Awalnya Euis mencium aroma yg tidak sedap seketika ia membuka kotak makan tersebut. Namun Euis masih berpikir positif, namanya jg bekas makanan...
Namun kejanggalan berikutnya yg Euis temukan tidak lg dapat ditoleransi oleh akal sehat nya...
Euis menemukan potongan daging yg membusuk dan dipenuhi belatung, jg bercak darah yg mengering
Inilah yg akhirnya membuat tante Rima semakin yakin untuk memantau rumah tersebut dari kejauhan dan mengajak mang Jamal untuk menemani
1 jam, 2 jam tidak terjadi apa-apa...
Hingga akhirnya jam menunjukan pukul 11:47 WIB,
Mereka melihat sosok lelaki muda berseragam, mang Jamal pun segera membuka kaca mobil dan menyapa dengan sopan
"Siang mas..." Sapa mang Jamal kepada lelaki muda itu
"Siang Pak!" Jawab nya,
"Anu pak hansip, saya lagi nungguin orang rumah itu..."
Jawab mang Jamal sambil menunjuk ke arah rumah putih megah yg sudah mereka pantau sejak pagi...
"Itu lhoo Pak rumah yg..."
Jawaban tante Rima tiba-tiba terhenti
Seketika mereka semua yg berada di dalam mobil kaget bukan main saat tante Rima menunjuk ke arah rumah putih megah itu
Mereka melihat bersama-sama ke arah jari tante Rima menunjuk, namun apa yg mereka temukan benar-benar di luar nalar dan logika mereka...
Benar-benar tidak masuk akal!
Dipenuhi dgn ilalang yg tinggi menjulang di pekarangan depan dan cat yg sudah lapuk. Jendela yg sudah tidak berkaca dan pintu yg...
"Astaghfirullaahal azhiim...!!!"
Hanya kata itu yg bisa mereka ucapkan bersama
Seperti sudah paham dengan situasi nya, hansip itu pun bertanya kronologis cerita nya kepada tante Rima dan akhirnya bersedia membantu untuk mengambilkan kotak makan yg...
Masih menyusuri Jl. Rajawali yg cukup panjang, mba Suma yg sejak awal duduk sendiri di jok belakang tiba-tiba berkata,
"Bu, koq hati ku rasa gak enak ya..."
"Gak enak gmn mba Sum?"
"Iya bu, koq rasa-rasa nyium bau busuk ya..."
"Duh, jangan aneh-aneh kamu mba Sum... Eling ya!"
"Capek aku ngadepin teh Rina kayak kemarin..."
Kata tante Rima menahan kepanikan nya
"Bu, mba Sum, dzikir ya... Baca-baca apa aja yg kalian tau..."
"Nek opo toh Mang?" Tanya mba Sum dgn aksen Jawa nya...
"Iya mang, ada apa emang nya...?" Tanya tante Rima yg jg penasaran
"Astaghfirullaah... Apa lagi toh mang...???"
Sahut tante Rima penasaran sambil tetap berusaha menahan rasa takutnya
Mba Sum yg mendengar perkataan mang Jamal lgsg menggenggam tangan tante Rima yg sudah pindah ke jok belakang dgn erat
Sampai...
Suara hentakan yg keras dari kaca sebelah kiri mobil, yg tepat di terletak di samping mba Sum membuyarkan bacaanya
Dan refleks mba Suma menoleh ke arah kaca
Namun apa yg ia lihat...
Sesosok perempuan bergaun merah dengan mata hitam pekat menempelkan kedua telapak tangannya yg penuh dengan bercak merah di kaca mobil mereka
Kali ini tak hanya mba Sum,
Teriakan mba Sum dan tante Rima pun tak henti-henti nya keluar sembari mengucap kalimat takbir
"Baca ayat kursi Bu, mba..."
Ucap mang Jamal kepada kedua perempuan yg ia tau mereka sudah tidak kuat lagi menyaksikan hal aneh semacam ini
Seolah berusah mencegat menghentikan laju mobil itu...
Mobil itu pun terus melaju dengan kencang,
Sampai...
Seperti adegan di film-film horror, mobil mereka menembus sosok tersebut... Dan bertepatan dengan momen itu, mereka semua mendengar suara...
"Laa... paar..."
Seketika itu, sosok perempuan bergaun merah itu lenyap dari pandangan mereka.
Tapi yg jelas setiap kami main ke rumah nya dan iseng bertanya kepada Ibu nya Bima tentang cerita ini, kami selalu mendapat jawaban yg tidak memuaskan...
Sulit sekali untuk mendapatkan konfirmasi mengenai cerita ini,
Hampir semua org yg mengalami nya termasuk mang Jamal yg sampai terakhir kami lulus SMP masih suka menjemput Bima di sekolah selalu menjawab...
"Udah kaseep... Jangan dibahas-bahas"
Memang kami sering mendengar rumor bahwa rumah itu ditinggalkan pemilik terakhirnya setelah kerusuhan Mei '98, karena sang pemilik mengalami kebangkrutan pada perusahaannya
Sebuah lukisan perempuan cantik dengan gaun warna merah yg konon katanya tidak lapuk termakan usia
Untuk tante Rima sendiri, terakhir kali saya bertemu Bima waktu kuliah semester 5, katanya kateringnya masih berjalan
Teh Rina tidak lama dari kejadian itu sempat pulang ke Subang, namun beberapa tahun kemudian kembali lg dan masih membantu usaha katering tante Rima
Cerita meninggalkan ketakutan yg cukup lama selama kami di SMP.
Selama hampir 2 tahun kami berusaha menghindari melewati jalan itu apabila hari sudan mulai sore
Mohon maaf apabila ada kesamaan dalam penulisan nama atau lokasi, maaf jg untuk beberapa typo yg sempat tertulis.
Apabila dianggap kurang menarik atau kurang menakutkan, saya mohon maaf...
Saya pamit,
Semoga hari teman-teman esok lebih baik dari hari-hari sebelumnya.
Salam
bonkioong