, 98 tweets, 15 min read
My Authors
Read all threads
Mungkin bagi sebagian orang, menginap dirumah nenek adalah kegiatan yang menyenangkan sepanjang liburan.
Namun berbeda denganku, meskipun nenek sangat memanjakanku, aku tak betah bila berlama-lama tinggal disana.
Cerita ini berawal sejak aku TK kecil dan barusaja mempunyai adik perempuan. Ayah dan ibuku tinggal terpisah karena urusan pekerjaan, dan setiap weekend aku dan ayah selalu mengunjungi ibu dan adik kecilku yang tinggal dirumah nenek
Hampir beberapa kali setiap malam menjelang dini hari aku mendengar suara ketukan pintu berkali-kali tanpa ucapan sepatah katapun. Kupikir itu tetanggaku yang ingin mengantar sesuatu namun anehnya mengapa tengah malam begini ia datang dan mengapa tak ada yang mendengar ketukannya
Aku selalu saja terjaga setiap dini hari karena mendengar ketukan pintu tersebut, ingin kubuka pintu dan melihat siapa yang mengusik ketenangan orang lain di gelapnya malam, namun apa daya ketika aku berniat akan beranjak keluar, ketakutan selalu menyergapku begitu saja
Pernah sesekali kubulatkan tekad untuk mengajak orang tuaku mengintip dari balik jendela namun terlintas di benakku bahwa yang berada dibalik pintu tersebut adalah pocong yang jail dan suka mengetuk pintu tengah malam dengan muka yang hancur dan hitam legam.
Ketika pikiran itu terlintas di pikiranku, entah bagaimana ketukan itu perlahan-lahan juga menghilang dan berganti dengan tatapan beberapa makhluk yang mengintai dari lubang kecil didinding kamarku. Kurasakan mereka dominan perempuan berambut panjang yang mengintip silih berganti
Kusembunyikan diriku dibalik selimut dengan nafas tersengal-sengal dan keringat dingin yang bercucuran. Rasanya ingin segera kembali terlelap tidur dengan tenang tanpa menjadi tontonan makhluk-makhluk itu.
Kurang lebih 5 menit kulewati dengan jantung yang berdebar-debar hingga adik kecilku tiba-tiba menangis dengan kencang dan membangunkan ibuku. Begitu ibuku terbangun seolah aku tak pernah mengalami hal yang menakutkan dan perasanku tiba-tiba terasa sangat tenang dan aku mengantuk
Keesokan paginya aku hanya memikirkan semua kejadian itu sendiri tanpa menceritakan pada siapapun.
Malamnya kejadian serupa terjadi namun kini ketukan dan intaian itu seolah menghilang bertepatan dengan terdengarnya suara kereta kuda yang lewat di jalan depan rumah
Aneh, siapa juga yang mau menarik pelanggan dengan kereta kuda di jam seperti ini. Ketika pagi hari tiba kuceritakan tentang kereta kuda yang kudengar semalam dan menanyakannya kepada ibu tanpa menyinggung ketukan pintu yang kudengar berkali-kali
Ibu hanya menjawab "alah wes biasa, jenenge wong meh narik dokar neng pasar nek awan rak uman wong, mugakno mangkate mbengi Ben oleh penumpang akeh"

(Alah sudah biasa, namanya orang meh narik kereta kuda di pasar kalau siang nggak kebagian orang, makanya berangkat malam
Biar dapat banyak penumpang)

Sejak kejadian tersebut aku jadi sudah terbiasa dan mengabaikan hal-hal yang tidak terlalu penting. Hingga adikku beranjak batita, ibuku menyewa pengasuh untuk mengurus adikku.
Saat itu aku menginjak kelas 1 SD dan bersekolah ditempat ibuku mengajar. Btw ibuku guru
Ketika pulang sekolah dan ibuku sedang memasak tiba-tiba saja pengasuh adekku bilang "Nok meh ngerti po, mau mbak seh nggendong adekmu diparani tuyul jug-jug neng jejerku teros tak takoni,
Koe sopo, arep opo neng kene, omahmu ndi. Jare d.e mung meh dolan mergo rak ndue konco, omae nggon SD kidul Sik pinggire kebon peteng kae"

(Nok mau tau ndak, tadi mbak lagi gendong adek kamu didatengin tuyul tiba-tiba disebelahku terus tak tanyain, kamu siapa, mau apa disini,
Rumahmu mana. Katanya dia cuma mau main karena nggak punya temen, rumahnya di SD selatan yang sebelahnya kebun gelap itu)

Aku benar-benar memahami dan tiba-tiba ngebayangin kejadian saat itu juga, ketika pengasuh adikku sudah pulang kerumahnya aku bercerita kepada ibu
Tentang kejadian yang dialami pengasuh adikku. Kata ibu itu cuma halusinasi mbak aja karena emang mbak lagi banyak pikiran. Aku lebih percaya sama si mbak daripada omongan ibu karena kurasa ibu menyembunyikan sesuatu agar aku tak takut saja.
Beberapa bulan setelah kejadian itu keluargaku mulai pindah ke rumah yang sebelumnya hanya ditempati ayah dan hanya kerumah nenek ketika event tertentu aja.
Ketika aku beranjak remaja, aku sering merasa tak nyaman untuk menginap lama dirumah nenek ketika libur panjang.
Pernah suatu ketika aku menginap saat libur lebaran dan saat itu bener-bener tinggal beberapa aja yang nginep karena udah h+5
Aku yang tidur dikamar nenek dengan adik sepupuku selalu saja merasa diawasi, namun ketika tidur di kasur didepan ruang kamar nenek yang terpajang foto alm. Kakekku aku merasa foto itu memperhatikan kami, bahkan kakak sepupuku pernah tak sengaja melihat foto itu berkedip sekali
Dikamar nenekku terdapat sebuah pedang yang berada didalam wadah besi yang berkarat. Entah mengapa tiap aku memandang pedang itu kurasakan energi negatif membayang-bayangiku, bahkan aku seperti berhalusinasi bahwa pedang itu pernah menjadi saksi bisu dibunuhnya beberapa orang
Ketika aku kelas 8 SMP dan sedang menjalani libur panjang dirumah nenek, aku tidur bersama adik sepupuku di kamar paling depan, dengan jendela kamar yang lumayan kuno menurutku.
Kurang lebih seperti ini.
Sumber: google
Sore menjelang magrib dan malam sebelum tidur sudah kupastikan mengunci jendela tersebut agar tidak ada maling yang masuk rumah. Namun entah mengapa ketika dini hari aku terbangun dan melihat keluar pintu kamar yang langsung menyuguhkan pemandangan gelapnya ruang tamu
Kulihat jam dinding menunjukkan pukul setengah 2 dini hari dan angin berhembus sangat dingin, aku yang baru saja terbangun ingin mengubah posisi tidurku agar tidak menghadap langsung ke pintu, namun tepat ketika aku membalikkan badan
Kulihat sosok perempuan berambut panjang dengan mata oranye menyala sedang memandangku, Yap dia berdiri didepan jendela yang terbuka dan anehnya aku tak takut sama sekali dengannya, dengan santainya aku melihat sekilas dirinya dan meneruskan tidurku
Kukira itu hanyalah mimpi atau halusinasi belaka karena kondisiku barusaja bangun tidur dan belum sadar sepenuhnya.
Ketika keesokan paginya saat subuh tiba, nenekku membangunkan aku dan adik sepupuku dan memarahi kami berdua
Katanya kami teledor tak mengunci jendela terlebih dahulu untunglah tidak sakit karena angin dari luar, katanya. Sontak aku kaget dengan ucapan yang nenekku lontarkan, bagaimana bisa jendela itu tak terkunci, aku sangat yakin kemarin sore aku sudah menguncinya
Dan juga telah mengeceknya sebelum tidur. Jadi tentang sosok perempuan itu, apakah itu benar?
Pikiranku tak karuan mengingat kejadian semalam ditambah Omelan dari nenek dan ibuku. Akhirnya perlahan-lahan aku mulai berpikir positif mungkin saat itu aku berhalusinasi
Ketika kelas 9 smp aku menginap dirumah nenek bersama adik kandungku, dan entah mengapa malam itu cuma kami berdua yang menginap dirumah nenek. Sebenarnya nggak sepi-sepi amat ya karena ada tanteku sama suaminya yang baru punya anak bayi tapi suasananya sangatsepi tak sepetibiasa
Setengah 1 malam aku terbangun gara-gara adikku minta tolong untuk diantar ke kamar mandi, aku yang sebenarnya takut mencoba memberanikan diri melewati tempat sholat yang gelap dan langsung mendapat pemandangan lorong dapur dan kamar mandi yang gelap sebelum kunyalakan lampunya
Kuberanikan diri menunggui adikku sendirian ditengah kesunyian malam menjelang dini hari. Ketika selesai dan merebahkan diri di tempat tidur, kudengar dari kamar belakang, seseorang sedang mengganti tombol kipas berkali-kali hingga terkadang kipas itu mati namun nyala lagi
Kamar itu ditempati omku yang belum menikah, dia anak bungsu dari nenekku dan mudah bergaul dengan keponakannya. Tapi kalo dipikir-pikir ngapain juga tengah malem dia mainin tombol kipas kaya nggaada kerjaan aja, biasanya juga nonton film horor tapi....
Anehnya malam itu tak terdapat suara komputer atau apapun selain suara tombol kipas yang di ganti-ganti. Sampai 20 menit berlalu suara itu baru menghilang dan berganti suara tangisan anak bayi tanteku yang baru berumur beberapa hari. Setelah tanteku terbangun aku baru bisa tidur
Hari silih berganti bulan, bulan silih berganti tahun.
2018 aku menginjak kelas 10 smk dikotaku. Entah mengapa semenjak banyaknya kejadian yang kualami tahun lalu dirumah nenek pun aku sering terbangun tengah malam dan kembali mendengar ketukan pintu berkali-kali
Selain ketukan pintu tersebut aku juga sering merasakan ada beberapa orang sedang berdiskusi diruang tamu dengan bahasa yang tak aku mengerti, bahkan aku pernah terbangun karena mendengar salah seorang dari mereka menggebrak meja kaca diruang tamu ketika saling berdebat
Aku juga sering mendengar seseorang berjalan mondar-mandir diatas atap kamar yang kugunakan untuk istirahat.
Terkadang hanya terdengar deritan barang dari papan kayu yang digeser dengan cara diseret sehingga menimbulkan bunyi yang tak enak didengar
Namun semua itu dapat kuatasi dengan caraku sendiri.
Kala itu saat libur lebaran 2018 aku tidur dikamar paling depan dengan adik dan ibuku, tiba-tiba saja tengah malam aku terbangun dan mendengar barang dari papan yang berat sedang diseret
Entah mereka saling bekerjasama atau apa, sebelumnya aku sedang bermimpi bahwa hanya ada keluargaku dirumah nenekku ini dan perabotan yang kami gunakan itu seperti perabotan kuno dan rumah nenek juga masih sangat kuno dengan berdinding papan dibagian belakang
Tiba-tiba pintu depan diketuk beberapa kali dan aku mengintip melalui jendela, kulihat dia sosok lelaki tua yang kurus dan kering mengetuk pintu rumah nenekku berkali-kali dan tanpa kusadari tiba-tiba ibu bangun dan berkata kalau itu adalah alm tetanggaku yang sudah meninggal
Anehnya ibuku terlihat sangat tua dan sangat mirip dengan nenekku, dan adikku yang sedang ditidurkan ibu tidak mirip sama sekali dengan adik kandungku. Dalam mimpiku adikku sedang sakit-sakitan dan ibuku menggendong adik begitu saja keluar rumah untuk menghampiri alm tetanggaku
Namun ketika dihampiri alm tetanggaku sudah sembunyi dibalik pohon mangga tetangga, digelapnya malam kulihat ibu memarahi dan mencaci-maki ia namun yang kuperhatikan sosok itu berubah menjadi seperti kera hitam dengan mata merah menyala dan menantang ibuku
Dan tepat ketika aku terbangun dari mimpi, terdengar suara seseorang menyeret papan dari luar rumah namun sangat jelas terdengar ditelingaku. Terlintas dibenakku ada sosok makhluk hitam besar bermata merah menyala sedang menyeret sebuah lemari kayu besar yang sangat berat
Kupandangi dinding kamar dan kudapati banyak cicak disudut atas kamar. Kuingat perkataan guruku bahwa dimana cicak atau tokek berada biasanya terdapat makhluk halus disana, tak lama kurasakan sosok yang tadi berada dimimpiku sedang mengawasiku ditempat kerumunan cicak tadi
Cicak tersebut berbunyi bersama bersahut-sahutan, aku yang ketakutan mencoba memejamkan mata dan berdoa dalam hati agar ibuku segera terbangun.
Namun nihil 15 menit berlalu begitu saja tanpa hilangnya rasa takutku
Keringat dingin bercucuran deras dari dahiku, ketika kupaksa mataku terpejam kurasakan sosok itu mendekatiku dengan menyeringai. Aku semakin takut dan semuanya semakin kacau. Kudengar orang berdiskusi diruang tamu, orang berjalan di atap kamar, lemari kayu yang diseret
Dan tentu saja tatapan itu yang selalu menunggu aku lengah untuk mendekatiku.
Kunyalakan handphoneku dan kusetel murottal dihandphone namun semuanya tak berpengaruh bahkan makhluk itu hanya tersenyum mengejek melihat perlakuanku
Aku selalu memejamkan mata dan berdoa untuk mengusir jin dan setan namun semuanya seperti sia-sia, karena semakin aku ketakutan dan melafalkan doa mereka hanya memandang rendah diriku dan menertawakanku.
Hampir 45 menit berlalu dan aku tetap saja tak dapat terlelap
Hampir 1 jam aku terjaga dengan kondisi was-was dan rasa takut yang berlebih.
Aku menyerah dan mencoba membangunkan ibuku dengan berlagak seperti bangun tidur dan melontarkan pertanyaan 'suara opo kae buk?'
(Suara apa itu Bu?)
Dan yap tentu saja, suara itu menghilang tiba-tiba tepat ketika ibuku terbangun, juga perihal semua cicak disudut kamar, mereka pergi satu persatu.
Namun kurasa ibuku sempat mendengar suara kegaduhan sebelumnya yang membuatku tak dapat terlelap
Ibuku hanya menjawab
"Halah paleng ommu seh mbenerke kipas Karo resik-resik, cah kae nek sregep kan sregep neni rak kenal wayah"

(Halah paling juga om mu lagi membenarkan kipas sama bersih-bersih, anak itu kalau lagi rajin ya rajin banget nggak kenal waktu)
Hari silih berganti menjadi bulan, kuingat kala itu aku menginap dirumah nenek tanpa saudara setingkat yang menemani, ketika adzan Maghrib tiba aku dan nenek segera menunaikan ibadah sholat diruang sholat (ruang paling belakang)
Barusaja aku selesai menunaikan sholat tanteku tiba-tiba berteriak memanggilku sembari berlarian kecil karena sedang menggendong anaknya yang masih bayi
Nenekku pun langsung menghampiri bersama aku dan tanteku menceritakan bahwa....
Ia melihat seorang lelaki yang katanya agak pendek seperti Ucok baba, lelaki itu berjalan mondar-mandir dari kran air di depan warung nenekku menuju jembatan, tanteku kira orang itu ingin membeli minuman kemasan atau semacamnya namun ketika tanteku berdiri
Orang itu tampak berdiam diri di kran air, tanteku mencoba melihat keluar jendela apakah yang ia lihat benar-benar orang atau bukan karena tanteku orangnya minus. Tante sudah membaca ta'awudz berkali-kali namun makhluk itu tak kunjung hilang
Lantas tanteku pun berteriak sambil sedikit berlari menghampiriku, aku yang mendengar ceritanya lantas langsung pergi kearah ruang tamu dan menatap keluar jendela.
Kosong, tak terlihat siapapun diluar rumah dan bahkan tetangga nenek yang menjual bakso saja berkata tak melihatnya
Saat nenekku bercerita dengan tetangga penjual bakso itu aku melihat sekeliling termasuk lorong yang terdapat antara rumah nenekku dengan rumah tetangga ini, tepat diujung lorong kulihat sesosok perempuan menatapku dengan tajam maka segera kualihkan pandanganku
Kutelusuri setiap sudut dari rumah nenekku dan kurasakan ada sosok yang sempat dilihat oleh tanteku ketika Maghrib, benar saja ia hanya memakai celana pendek dan bertelanjang dada duduk diujung Selatan rumah dekat dengan jemuran nenek
Dia sendirian termenung dalam kegelapan seakan sedang sibuk mengais debu di lantai membentuk sesuatu.
Semakin lama ia menghilang dan tak menampakkan wujudnya kembali seakan lenyap begitu saja.
Tentu saja aku hanya bungkam dan menyimpan semuanya sendirian karena nenek dan tetanggaku tak dapat melihatnya, bahkan tetanggaku sedang melayani pelanggan yang membeli bakso ketika tanteku melihat sesosok tersebut
Dan ketika nenekku bertanya tentu saja beliau menjawab tidak ada seorang pun di depan rumah nenekku kala itu dan pelanggannya pun tak ada yang bertubuh pendek seperti ciri-ciri yang disebutkan tanteku
Setelah obrolan selesai nenek menyuruhku pergi membeli sate ke pasar untuk makan malam. Btw rumah nenekku memang dekat pasar tradisional yang jaraknya kurang lebih 50m
Aku yang memang sudah lapar memantapkan niatku membeli sate meskipun sendirian
Kutatap pohon mangga disamping tempat sampah, tepat dimana orang bertubuh pendek itu menghilang kata tanteku, namun tetap saja ia sudah tak berada disana
Kubulatkan tekadku bahwa tak akan terjadi apapun denganku, bahkan aku berharap bertemu dengan sosok yang sempat dilihat oleh tanteku. Kurasa tak masalah jika ia tak memiliki luka di wajah atau tubuh
Aku terus memikirkannya dan kembali mengingat kejadian yang pernah kualami dirumah nenek sejak kecil. Sepulang aku membeli sate, sejak dari jauh kutatap tajam rumah nenek dan sekitarnya, tempat-tempat gelap yang memungkinkan ia untuk bersembunyi disana
Sayangnya aku tak menemukan keberadaannya, namun kini aku tengah melihat sebuah wajah yang hitam legam berada disela-sela jemuran nenekku. Disana, tempat itu gelap dan terdapat banyak baju sehingga aku tidak dapat memastikan apa yang terdapat disana
Kutatap tajam sosok itu dari kejauhan dan mulai kudekati, namun nihil tak terdapat apapun di sana. Kupikir dia adalah sesosok pocong yang sedang bersembunyi dibalik baju, namun ah mana mungkin ada sosok seperti itu dirumah nenek, pikirku saat itu.
Ternyata ada sesuatu yang tak ku ketahui tentang rumah ini.
Sudah hampir satu tahun belakangan nenek Hanya tinggal dirumah bersama omku yang belum menikah, namun namanya anak muda ia terkadang tidur larut malam karena menonton acara atau film horor sendirian di kamarnya.
Kala itu aku sedang membaca novel horor miliknya sembari sesekali bercerita tentang pengalaman pribadi yang kualami dimana pun termasuk dirumah nenek yang kami gunakan sharing pengalaman horor waktu itu.
Ia menimpali bahwa ia pernah bermimpi terbangun tengah malam karena haus dan pergi mengambil minum di ruang makan, kebetulan ruang makan ini berbatasan langsung dengan ruang kosong yang digunakan untuk parkir motor dan rak sepatu
Btw ruang parkir ini terletak di bagian rumah selatan yang sebelumnya kupergoki sosok bertubuh pendek duduk di teras dan sosok wajah hitam legam itu dibalik pakaian, karena memang biasanya nenekku suka meletakkan jemuran didepan ruang ini begitu saja meskipun sudah malam
Ketika omku sedang meminum air dengan posisi jongkok tiba-tiba ia melihat puluhan pocong menatapnya didalam kegelapan tepat dimana rak sepatu berada, ia ingin berlari dan berteriak namun seakan semuanya tak bisa dilakukannya, tubuhnya kaku dan keringat dingin mengucur deras
Seketika ia terbangun dari tidurnya ditengah malam dengan keringat yang bercucuran dan nafas yang tak beraturan. Ia segera menjalankan sholat malam kemudian berdoa agar dijauhkan dari gangguan jin dan setan juga berharap diberikan mimpi yang baik
Jelas aku kaget tentang apa yang dimimpikan omku, kini aku berfikir sosok yang bersembunyi diantara jemuran adalah salah satu dari diantara puluhan makhluk bungkusan tersebut.
Omku menambahkan cerita tentang pengalamannya ketika mengejek temannya yang tak berani membaca thread KKN di desa penari @SimpleM81378523
Dengan bangganya dia berkata "ah Moco kok awan yo rak ono sensasine Moco ki mbengi ben mlebu neng critone"

(Ah baca kok siang ya ngga ada sensasinya baca itu malam biar masuk kedalam ceritanya)
Malamnya ia benar-benar membaca thread itu ditengah malam dengan posisi di ruang kamar sendirian
Tepat tengah malam katanya pada saat suatu scene dalam cerita tiba-tiba ia merinding begitu hebat dan merasakan hawa tidak enak
Namun ia tak mempedulikan dan tetap melanjutkan membacanya, tiba-tiba dari arah ruang makan terdengar seperti anak kecil berlari menuju k kamar mandi yang kebetulan berada tak jauh dari ruang kamarnya
Tiba-tiba saja suara larian tersebut berpindah menjadi tepat diatas kamarnya, bulu kuduknya meremang dan ia pun mulai berdoa dan bersiap mengambil wudhu dan menunaikan ibadah malam
Keesokan harinya ketika ia bercerita kepada ibunya (nenekku) omku malah kena omel nenek karena tengah malam bukannya tidur malah baca cerita seperti itu, nenekku juga berasumsi tentang suara yang berlari diatas kamar omku hanyalah tikus yang kebetulan lewat
Namun, namanya juga anak muda ia tetap bersikukuh bahwa itu bukanlah seperti tikus karena beratnya memang seperti anak-anak yang lebih dari 6 tahun, secara logika dan perasaan pergerakan suatu benda atau makhluk hidup pasti akan menimbulkan suara berbeda sesuai beratnya
Ia juga pernah mendengar ketukan pintu ditengah malam ketika tidur di kamar depan yang pernah aku tempati sebelumnya,
Malam itu om seorang diri dirumah karena nenek sedang menginap dirumah saudara, om pun memutuskan untuk pulang larut sehingga sampai rumah bisa langsung tidur, pikirnya.
Ketika ia merebahkan diri di tempat tidur ia memang tak merasakan apapun, ia mulai terpejam sedikit demi sedikit, namun baru setengah terpejam (antara sadar dan tidak sadar) omku mendengar ketukan pintu namun lagi-lagi tanpa mengeluarkan sepatah katapun dari si pengetuk
Ia pun bangun dan memastikan apakah benar ada seseorang yang hendak bertamu ditengah malam seperti ini
Ditunggunya ketukan selanjutnya, ia berusaha terjaga selama beberapa saat namun hening, tak ada suara apapun bahkan langkah kaki pun tak terdengar. Ah mungkin salah dengar, pikirnya.
Ia segera memejamkan mata dan kembali terlelap namun ketukan itu kembali terdengar beberapa kali, ia segera tersadar dan menajamkan pendengarannya, apakah memang benar ada seseorang yang mengetuk pintu ditengah malam seperti ini. Namun suara itupun segera kembali menghilang
Omku pun mulai merinding dan mulai berdoa agar terhindar dari gangguan setan dan jin, ia pun mengabaikan apa yang barusan dialami dan berharap pagi segera datang. Akhirnya ia pun berhasil tidur dengan cukup tanpa gangguan
Belakangan kuketahui omku berkata bahwa yang dijadikan sebagai kamar omku (dekat kamar mandi) ini memang 'katanya' dari dulu sudah dianggap angker
Pernah ada saudara nenek menginap disana dan tidur dikamar belakang tersebut, keesokan harinya beliau bercerita bahwa semalam mendengar ringkikan kuda dan langkah kaki kuda, padahal tetangga sekitar tak ada yang memiliki kuda.
Thread ini akan sampai disini karena memang diantara kami tidak pernah membahas atau menggali informasi lebih lanjut, pernah dikatakan oleh nenek bahwa alm tetanggaku (yang pernah kumimpikan) sedang mencangkul di lahan yang tak jauh dari rumah nenekku
Mungkin -+ 10m ke selatan dari rumah nenekku, katanya beliau menemukan sebuah tengkorak yang sudah lumayan lama. Untuk benar atau tidaknya rumor ini saya tidak bisa membuktikan dan memberikan penjelasan karena dilahan tersebut telah dibangun rumah
Namun jika dilihat sekilas memang terasa aneh di rumah ini, tetapi karena saya juga tidak mempunyai bukti lebih nyata saya tidak bisa memutuskan begitu saja.
Tentang sosok yang bertubuh pendek sebelumnya ayahku sempat memberikan keterangan bahwa biasanya perawakan seperti itu digunakan sebagai penglaris namun benar tidaknya kita tidak boleh menuduh sesuka hati.
Intinya dimana pun kita hidup pasti berdampingan dengan jin maupun setan karena memang Tuhan menciptakan kita untuk beribadah menyembah Tuhan.
Jangan mudah terpengaruh bujuk rayu setan dengan menggunakan klenik dikehidupam sehari-hari
Mungkin di dunia kita dapat memanfaatkannya dan meminta pertolongannya namun ketika telah tiada orang tersebut akan dijadikan budak dan dipaksa bekerja keras di dunia 'mereka' menurut beberapa kejadian orang yang ditumbalkan juga akan dijadikan budak oleh jin tersebut
Perjanjian bisa diubah kapan saja agar orang tak curiga tentang perjanjian yang dijalinnya dengan cara tak baik, ketika si 'Tuan' (pemilik jin) tersebut telah menjadi tumbal selanjutnya biasanya akan berakhir, namun beda kisah jika ada generasi yang meneruskan
Sebagai penutup saya ingatkan si 'Tuan' biasanya akan mati dengan sangat perlahan dan menyakitkan itu karena dia adalah tumbal terakhir dari pesugihan yang diterimanya. Sekian dari saya, selalu berdoa dan berserah diri kepada Tuhan Jangan mengambil jalan yang buruk :)
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with unknown

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!