, 124 tweets, 21 min read
My Authors
Read all threads
-Kemah Bakti Tahunan 1-

thread

@bacahorror @ceritaht
#bacahorror
#horrorstory
Waktu STM, setiap tahun sekolahku mengadakan Kemah Bakti Tahunan (KBT) ke luar kota. Peserta kemah adalah siswa kelas 1 dan kelas 2. Sedangkan kelas 3, melaksanakan ujian nasional. Kemah disini bukan kemah acara pramuka ya gaes. Tapi kemah bakti siswa ke sebuah desa. Membantu
warga desa dalam banyak hal. Dan memberikan edukasi kemasyarakatan pada para siswa.

Karena ini Kemah Bakti pertama, jadi waktu itu aku masih kelas satu STM gaes. Waktu dimana aku masih dibilang awal mengenal hal ghaib yang bisa kulihat dan kurasakan. Aku kadang masih belum bisa
mengendalikan sesuatu yg jahat yg mendekat kepadaku.

Sebelum keberangkatan kemah. Siswa diberikan persyaratan barang2 yg harus dibawa dan dipersiapkan individu maupun setiap kelompok. Setiap kelompok di wajibkan membawa tenda dan peralatan lain. Kelas ku di bagi 4 kelompok.
3 kelompok laki2 dan 1 kelompok perempuan terdiri dari 8-10 orang maaing2 kelompok. Karena dikelaaku ada 9 perempuan, kami bisa membuat satu kelompok.

Sekitar satu minggu sebelum kemah. Aku dan teman2 kelompokku mempersiapkan barang2 dan perelatan yang harus dibwa.
Beberapa hari kami sibuk persiapan. Salah satu teman dikelompoku jatuh sakit, dia teman dekatku yg kuanggap saudara kembaran karena kami lahir dihari dan tanggal yg sama. Temanku sakit typus dan tidak bisa melanjutkan kegiatan atau pun mengikuti kemah.
Jadi dikelompok kami
menjadi 8 orang. Karena waktu itu musim hujan. Kami jadi sering kehujanan saat melakukan persiapan kesana kemari. Mungkin juga karena itu temanku sakit.
Satu atau dua hari temanku sakit. Aku mulai merasa badan ku sering gemetar dan sering diganggu juga diikuti beberap mahluk
halus. Akhirnya aku ikut tumbang dan sakit. Karena kondisi fisik yang lemah, banyak pula mahluk halus yg tertarik untuk mendekati. Aku dibantu pelatih silatku untuk menjauhkan beberapa mahluk yg bisa memperburuk kondisi fisik.ku. Tapi sepertinya belum berhasil. Tubuhku semakin
sakit dan tumbang. Aku juga sakit typus seperti teman kembaranku. Aku hampir tk bisa makan apapun. Minum juga tidak bisa. Semua makanan ataupun minuman akan keluar lagi.
Beberapa hari aku sakit drumah. Tiba waktunya keberangkatan kemah.
Aku minta ijin kepada oramgtuaku untuk
tetap mengikuti kemah bakti. Awalnya tidak diijinkan. Tapi akhirnya mereka luluh dan mengijinkan asalkan aku tidak banyak bergerak. Karena kondisiku masih lemah. Berjalan juga sempoyongan.
Hari itu sebelum berangkat ke lokasi perkemahan dengan bus. Para siswa dikumpulkan
dilapangan tenis. Aku dibantu berjalan oleh beberapa temanku ke lapangan tenis. Sebenarnya dalam hatiku agak khawatir bila ke lapangan tenis itu. Karena didepan lapangan tenis itu ada pohon tua besar yg dtunggu kakek tua yg dlu pernah menggangguku dan berjanji akan mengganggku
lagi kalau aku berada didekat tempatnya lagi.(ceritaku sbelumnya "mereka laki-laki")
Tapi karena ini diharuskan kesitu ya dengan terpaksa.
Saat itu kelompokku malah berbaris lurus sejajar dengan pohon tua yg ada sosok kakeknya. Aku hanya bergumam "oh tidak, tubuhku sudah
terlalu lelah, jangan menggangguku".
Tapi apa daya kakek itu tetap menggangguku. Badanku dibuat menggigil karena energi negatifnya. Saat ingin berpindah tempat agak menjauh aku bangun dan hampir pingsan dibuatnya. Untung sja ada temanku yang langsung memegangku dan menyadarkanku.
Aku dibantu pindah tempat agak jauh dari pohon itu.

Setelah diberi arahan. Kami semua diberangkatkan naik bus. Setelah beberapa jam perjalanan. Siang menjelang sore kami sampai dilokasi kemah. Lokasi kemah di bumi perkemahan dekat dengan sendang di satu daerah di Salatiga
Jawa Tengah.

Baru turun dari bus, aku melihat tempat perkemahan yang rimbun dengan pohon-pohon yang sangat besar. Gerbang masuk perkemahan pun terdapat pohon sangat besar disisi kanan kirinya. Yang sisi kanan kiri gerbang perkemahan, ku lihat mahluk hitam, tinggi besar, sangat
garang, membawa tongkat. Tinggi mereka berdua setinggi pohon2 itu..tinggi dan besar.
"Astagfirullah, semoga aman disini"(pikirku). Kami semua memasuki area perkemahan berurutan. Aku masuk dan sedikit memberi salam pada para penjaga gerbang yang seram tadi. Mereka hanya melihatku
Masuk area perkemahan kondisinya sangat teduh... karena saking banyaknya pohon besar dan tinggi, membuat cahaya matahari yang masuk hanya sedikit hanya masuk disela2 dedaunan yg sedikit berjarak.
Sejuk, nyaman, teduh tapi juga engap.
di area belakang perkemahan ada jalan menurun
menuju sendang (seperti kali kecil sangat jernih). Di sepanjang jalan menurun tadi kanan kirinya ada banyak pohon mambu yg sangat rimbun. Jalan tadipun hanya sebuah jalan batu yg dtata oleh warga. Di beberapa bawah pohon besar dan bambu kanan kiri jalan aku lihat ad sesajen.
di belakang area perkemahan ada satu atau dua rumah saja. Dimana kita biasanya diijinkan untuk meminjam kamar mandi warga.

setalah masuk area perkemahan, kami di persilakan mendirikan tenda kami masing2. Tenda wanita yg hanya beberapa berada di dekat tenda besar guru pembina.
sedangkan tenda2 untuk laki2 yg cukup banyak berada di belakang tenda pembina yg tanahnya sedikit berkontur menurun. Sampai menjelang sore kami baru selasai mendirikan tenda. Di depan tenda kelompok ku ada sebuah pohon besar bercabang. Didepan tenda siswa wanita masih ada halaman
yang cukup untuk kegiatan siswa. sepert pensi, olahraga dll.
menjelang sore badanku mulai lemah lagi karena sakit typus ku yg blm sembuh benar. Diperkemahan aku hanya bisa makan satu potong ada dua potong coklat atau sedikit buah untuk bisa minum obat. Menjelang magrib kami
semua bersiap dan bergantian untuk sholat magrib. Saat aku melihat keluar tenda. Aku begitu kaget. Hampir setiap pohon yang ada diperkemahan sudah ada mahluk2 halus berada di atas maupun dibawah pohon. Pohon didepan tenda ku pun ada 2 sosok wanita seperti kuntilanak dan sundel
bolong. Dan pohon2 besar diperkemahan sudah penuh dengan mahluk2 serupa itu. Ada juga pocing dipohon pisang didekat tenda siswa. Ada mahluk2 hitam bermata merah juga dibeberapa pohon.
Aku juga melihat mahluk2 seprti anak2 kecil dibeberapa pohon belakang tenda siswi.
Tak lama ada kakak kelasku perempuan berinisial R mengagetkan ku dari pandangan para mahluk2 tadi. Kakak R ini jg bs melihat hal serupa. Dia menyapaku sambil membawakan titipan buah dari pelatih silat ku.
R : "hii.. rame ya ning kne?"(hii..rame ya di sini)
Aku :"hu um y mbak,
kiro-kiro ganggu opo orag ya bentukan ngnonan kui?" (iya ya mbak, kira-kira ganggu apa gak ya bentuknya pada kayak gitu?)
R :"mugo-mugo wae orak, koyone wes ono sing mageri ning kene ug, mbuh sopo".(semoga saja tidak, kayaknya sudah ada yang memagari disini, gak tahu siapa)
Aku :"iyo to mbak? mugo-mugo wae rak ono opo opo ya".
(iya to mbak? semoga saja gak ada apa2)
R :"iyo Aamiin, Sing penting dwe wes gawe penjagaan nggo wong2 koyo dewe ngne iki, mugo dewe aman".
(iya Aamiin, Yang penting kita suda buat penjagaan untuk orang2 sepertinkita ini,
semoga kita aman)
Aku :"iya, y wes yuk sholat"
(iya, ya sudah yuk sholat)

*disini yg dimaksud penjagaan oleh mbak R itu sebenarnya suatu gerakan kebatinan khusus yg diajarkan di pencak silat untuk melindungi diri sendiri dari hal2 ghaib yang energinya jahat, khususnya untuk
orang2 yang bisa melihat mahluk halus.
Malam itu, malam pertama semua kegiatan normal. Ada pensi antar kelas. Ada juga kegiatan ekstra2 lain. Yang tidak bisa melihat mahluk halus mungkin merasa nyaman saja dengan keadaan yang sejuk dan menyenangkan layaknya perkemahan bersama
teman-teman.
Tapi untuk kami yang bisa melihat mahluk2 seprti mereka, rasanya kami was2 dan selalu waspada. Selepas isya kegiatan pensi dimulai. Ramai dan semarak.
Tiba-tiba ada satu teman ku laki2 yg beda kelas beda jurusan, ya sahabat begitulah ya. Datang kepadaku dan meminta
pertolonganku untuk membentengi tenda ekstrakulikuler Paskibra. Ya sahabatku ini anggota Paskibra. Termasuk Kakak kelas R juga td juga anggota paskibra tapi mereka blm begitu dekat saat itu, masih sebatas senior dan junior. Jadi sahabatku tadi baru berani bicaranya denganku untuk
minta tolong. Karena kami memang terbiasa bercerita tentang hal2 ghaib yg kami lihat. 😁 Sharing gtulah ya..biar gk takut sendirian.
Sahabatku ini datang kepadaku dengan wajah pucat dan ngos2an seperti menahan sakit. Inisial sahabatku BM.
BM :"Tolongi aku nduk, tolong bentengi
tenda Paskibra, Aku rag kuat nglawan. Iki dada ku malah koyo dibalang watu panas".
(Tolongi aku, tolong bentengin tenda paskibra, aku gak kuat melawan. ini dadaku malah kayak dilemoar batu panas)

Aku : "Walah, lha kog iso ki lho bang? makane ojo dilawan jarne wae. Dwe kan ijen
ijen, deloko kono akih.e koyo ngno. Dewe rag sanggup bang!".(wah, lha kog bisa gtu bang? makanya jangan dilawan, biarkan saja. Kita kan cuma seperorangan saja, lihat itu mereka banyak sekali. Kita gak sanggup bang!.)
BM : "Tapi awakmu iso to mageri tenda paskibra? Kae lho KR bar
kesurupan digowo ning tenda guru pembina. Aku mbok njaluk tulung tenan nduk."
(tapi dirimu bisa to memagari tenda paskibra? Itu lho KR habis kesuruoan dibawa ke tenda guru pembina. Aku minta tolong banget)
Aku :"Maaf banget bang, iki aku gak iso bantu tenan, ngerti dwe awaku loro
iki wae durung mari, Aku mageri awaku wae iki direwangi konco2 karo pelatih silatku, bang. Nak Aku ngewangi mageri tenda paskibra, mbuh dadi piye awakku ngko."(Maaf banget bang, ini aku gak bisa bantu beneran, tahu sendiri aku sakit belum sembuh gini. Aku memagari diri sendiri sj
dibantu teman2 dan oelatih silatku. kalo aku membantu memagari tenda paskibra, aku gak tahu bakal gimana badanku.)
BM :"Tenan ki nduk rag iso? Aku wes kelaran tenan iki dodoku."( Beneran ini gak bisa? aku sudah kesakitan ini dadaku.)
Aku :"bener bang, maaf ya. Mari banyak doa aj.
Lalu dia pergi ke tenda guru pembina untuk istirahat. Kayaknya sih dulu sahabatku itu juga panitia kemah bakti. Jadi ikut bantu Guru pembina gitu. Dia juga anak OSIS. Pokoknya syok sibuk gitulah ya. 😂

Malam itu hanya ada satu gangguan saja ditenda paskibra. Dan yang tahu hanya
anggota paskibra dan guru juga panitia kemah.

Malam semakin larut. kegiatan Pensi siswa disudahi dulu. Karena besok pagi masih ada kegitan bakti sosial bersama warga sekitar.
Menjelang pukul 10-11 malam kami dipersilakan tidur. Dan tidak diijinkan berkeliaran kecuali ke
kamar mandi yang menumpang dirumah warga sekitar.
Karena sebelum tidur aku terbiasa bersih2 dllnya. Aku mengajak satu temanku SM (sekarng almarhumah, lain kali aku ceritain SM)
ke kamar mandi dirumah warga yang berada dibelakang perkemahan. Jarak rumahnya gk begitu jauh.
Hanya tetap melewati pohon besar dan sedikit kontur tanah yg naik turun. dengan kondisi jalan yang minim penerangan. Kami juga harus menggunakan senter.
Aku dan teman ku melewati beberap pohon besar. Dan aku lihat ada satu pohon besar dijalan tanah yg agak menurun. Dibawah pohon
itu aku melihat sesosok wanita menangis dengan satu kaki dirantai dengan pohon besar itu. Aku kurang begitu ingat baju yg wanita itu pakai, sepertinya kebaya putih, berjarik yang hampir semua pakaiannya sudah trcabik2. lusuh. seperti di siksa.
Aku hanya berlalu saja dengan teman
ku itu.Karena tidak ingin membuat takut temanku tadi.Dia hnya brtanya kenapa aku berhenti sebentar. Aku bilang tidak ada apa2. 😁

Kembali dri kamar mandi rumah warga.Aku melewati pohon yang ada sosok wanita dirantai tadi.Dan aku melihat sosok laki2 berpakaian belanda menyiksanya
aku agak kaget dan bergidik ngeri. Kenapa seram sekali pikirku. Tapi aku masih blm berani melihat lebih dalam apa yg sebenarnya yg terjadi antara sosok wanita yg kakinya dirantai dengan mister belanda td.Aku hanya berjalan cepat bersama temanku menuju tenda dengan sedikit melirik
ke arah wanita berantai tadi. Sepertinya dia memandangku, menyadari kalau aku bisa melihat keadaannya. Wajahnya tampak memelas kepadaku seperti meminta bantuan.
Aku hanya mengatakan dalam hati dan berbicara pelan pada wanita itu.
"maaf, aku belum bisa bantu sekarang,
masih ada mister itu. Nanti kalo ketahuan kamu bicara padaku malah akan makin marah mister". Kataku padanya sambil berlalu.
Wanita berantai itu hanya menunduk dan menangis.

Aku sampai ketenda dengan temanku. Masih terpikir wanita tadi. membuatku kesulitan tidur.
Hari kedua kami peserta kemah melakukan kegiatan bersih desa bersama warga. Kami dibagi beberapa kelompok untung saling membantu membersihkan desa. Kelasku kebagian membersihkan jalan menuju sendang, sendang dan parit2 sekitar sawah dekat sendang.
Aku masih melihat beberapa
sesajen diletakan di bawah pohon besar dan pohon bambu. Sebenarnya aku agak penasaran untuk apa sesajen itu. Aku tidak berani bertanya ke guru pembina apalagi warga setempat. takut pamali waktu itu.
Sebenarnya aku juga agak merasa aneh pada warga setempat yang terkesan kurang
menerima kehadiran kami. Warga hanya sedikit bicara pada kami. Bahkan kalo kami meminjam kamar mandi, mereka agak sedikit berwajah terpaksa dan kurang senang.
Hanya beberapa perangkat desa saja yg bicara agak banyak.
Menjelang sholat Dzuhur , kegiatan bersih desa sudah selesai.
Kami diijinkan kembali ke perkemahan untuk bersih2, sholat, makan dan istirahat.

Sore hari setelah ashar jam setengah 4an. Tiba2 ada kelompok kemah dari tempat lain mendirikan tenda disamping kemah kami. Ada 2 atau tenda saja. Tapi orang2nya agak berisik. Membuat kami khawatir
Guru pembina dan panitia mengingatkan kami agar lebih berhati2 dan menjaga barang bawaan kami di tenda.
Menjelang malam kedua kegiatan kami dilanjutkan dengan Pensi lanjutan untuk kelas yg belum tampil. Malam itu masih semarak ramai dengan pensi yg menyenangkan.
Karena lapar
teman ku SM mengajakku kr warung mie dadakan dibelakang tenda perkemahan. Aku hanya menemani SM, karena perutku masih belum bersahabat dengan makanan berat apapun, efek typus.
Menuju ke warung mie dadakan tadi melewati pepohonan yg tidak begitu besar tidak sama dengan di area
perkemahan utama tapi tetap tinggi menjulang. Dibawah pohon2 ini terlihat beberapa sosok mahluk halus jin berbentuk anak kecil. Mereka bukan anak kecil yg terlihat lucu. Tapi sosok anak kecil dengan wajah yg cukup menyeramkan. Ada yg wajahnya hampir hancur dan berdarah, Ada yg
wajahnya menghitam entah gosong atau kenapa, ada beberapa lg yg bagian tubuhnya tidak utuh. Aku tidak ingat tepatnya mereka ada berapa. Aku hanya melewati mereka dan menuju kewarung. Saat menunggu temanku memakan makanannya. Aku melihat ke arah pepohonan tadi. Kulihat para sosok
anak2 tadi melihatku dan tersenyum padaku. Aku hanya menganggukan kepala tanda membalas sapaan senyum mereka. Tiba2 aku dikagetkan temanku SM yang menepuk pundakku.sambil berkata
SM :"heh, kog malah ngelamun? ndelok opo?"
(hai, kog melamun ? lihat apa? )
Aku :"hem, kae lho..."
(hem, itu lho..) Aku sambil menunjuk kearah pepohonan.
SM :"Opo to? rag ono opo2 ngno kog, mung wit".(apa to? gak ada apa apa gtu kog, hanya pohon)
Aku :"Eh..hehe gakpopo. Ragpopo kog, wes lanjutke maemmu". (Eh..hehe gak ada apa apa. Gakpapa kog, sudah lanjutkan makanmu)
Akuntak sengaja kelepasan mengatakan kepada temanku tadi.
SM :"y wes, ojo medeni lho. Lha kowe gak maem tenan iki? mayan lho mie ne".(Ya Sudah, jangan nakutin lho. Lha kamu gak makan beneran ini? Lumayan lho mie nya)
Aku :"Gak, ngko malah muntah kabeh, lemes aku"
(gak, nanti
malah muntah semua, lemas badanku)

selesai pembicaraan kami, aku menoleh kearah pohon dan... betapa terkejutnya aku mereka "para anak kecil" sudah ada dihadapanku. Aku sampai mundur terkaget hampir jatuh dari kursi yang ku duduki. Betapa menyeramkan dan merasa kasihan juga
melihat wajah mereka yg berantakan. Aku tanya pada mereka, apa yg mereka inginkan sehingga mendekat kepadaku. Ternyta mereka ingin mengajakku bermain. Tapi aku menolaknya dengan halus.
Aku :"Silahkan main, aku melihat saja dari sini, badanku capek seharian ini.
maaf ya lain kali
mereka hanya tertunduk sedih.
kemudian mereka pergi dan terlihat bermain kesana kemari yang sesekali melihat kearahku dan tersenyum. Dan aku hanya memandang mereka membalas senyum mereka.
Disini aku hanya berpikir, kalau aku menuruti untuk bermain bersama mereka. Mungkin energi
tubuhku akan habis dan semakin lelah. Juga memungkinkan aku bisa diajak bermain ke alam mereka. Ya kalau aku bisa kembali, kalau tidak bagaimana.

setelah temanku selesai makan, kami kembali ketenda.
Aku juga berpamitan pada "mereka". Aku mengatakan pada mereka supaya tidak
mengikuti ku ke tenda. Di depan tenda ada wewe dan kuntilanak kataku.
Mereka "para anak kecil" ini memang cenderung tidak suka pada kuntilanak dan wewe. Lebih tepatnya takut.
Itulah kenpa mereka tidak berada pada pohon2 besar di dalam perkemahan utama.

Aku kembali ketenda dan
melihat kebelakang seprtinya mereka memang tidak berani mengikutiku.

Aku kembali melihat acara pensi bersama teman2 yang lain. Malam semakin larut pensipun segera usai. kami kembali ke tenda masing2 untung istirahat dan tidur.
Sebelum tidur aku ke kamar mandi warga bersama
temanku AR. Kami melewati pohon besar yang ada wanita berantai di kakinya. Aku hanya melihat dia sendiri trduduk dan menangis sambil memegang kakinya yg dirantai.
Pikirku, Ah kesempatan ini tidak ada mister belanda yg membawa cambuk, mungkin bisa bertanya kepada wanita itu.
Aku menghampiri pohon besar itu dan berhenti sejenak seraya menyuruh temanku ke kamar mandi duluan dengan alasan supaya bisa bergantian. Aku bertanya pada wanita yg dirantai tadi.
Aku :"Mbak? kamu ngapain kog bisa dirantai disini? Mister kemana kog gak kelihatan?"
(aku menanyakan
mister juga karena agak takut tiba2 nanti dia muncul)
Wanita: (menangis) Aku di seret kesini dan dipaksa menikah dengan mister. Tapi aku tidak mau dan terus berusaha melarikan diri. tapi selalu gagal dan akhirnya aku dirantai disini agar tidak bisa lari lagi. Aku disiksa disini
sampai mati. Aku ingin bertemu orangtuaku".
Aku :"lha gimana mbak? sepertinya aku tidak bisa membantu (tapi aku sambil memegang rantai dikakinya berusaha melepaskan tapi tetap tidak bisa), lihat mbak aku tidak bisa.(disini mungkin kalau org lihat aku seperti org aneh dibwah pohon
karena membungkuk dan mengusap2 tanah kelihatanya, tapi sepertinya tidak ada teman yg melihatku. Aman 😁)
wanita :"tolong, tolong aku"(menangis)
Aku :"maaf mbak aku sudah tidak bisa, ini tanganku hanya panas dan memerah."
Aku pergi dlu, jangan menangis mbak."

lalu aku berlalu
meninggalkan wanita itu dan menyusul temanku ke kamar mandi.
Aku sambil berpikir, Eh si mbak nya itukan jin yg meniru. Dulu apa benar ada kejadian begitu ya. Ah entah. 😆

Hampir semua sudah terlelap. Hanya ada beberapa suara dari panitia yang bertugas menjaga perkemahan.
Tiba-tiba ada yang memanggil manggil ku dari luar tenda. Suara teman laki-laki sekelasku D.
D : "Te...metuno. Kae lho FR kesurupan. Pye kae iso nulungi rag kowe?." mukanya cemas(Te, keluar. Itu FR kesurupan. Gimana itu bisa bantu gak kamu?)
Aku :"(keluar daritenda dengan lelah
karena typus yg gk karuan kalau malam hari)
Ono opo to kog nyeluk? sopo sing kesurupan?".(ada apa kog manggil? siapa yg kesurupan?)
D :"kaelho FR sing kesurupan..tulungano!".(itu lho FR yg keusurupan, tolongin!)
Aku:" haduh, jarke wae. Ncen ngno kui kog cah kui, de en aing mbedo
sek kog".(haduh, biarin aja. Memang begitu anaknya, dia yg godain dluan)
D :"lha ? he eh to? tapi cah-cah kae do wedi". (lha? iya to? tapi temen2 pada takut)
Aku :"wes jarno, ngko nak kesel kn metu dwe, anteng dwe..haha".(udah biarin, nanti kan kalo capek keluar sendiri, diem)
D :"yo wes, tenan ki tak jarke".(ya sudah, bener ya ini tak biarin)
Aku :"hu um, wes kono turu wae. Awaku y wes kesel bgt iki".(hu um, sudah sana tidur saja. Badanku udah capek banget ini)

Lalu teman ku D kembali ke tendanya.
Hah... Aku jadi makin lelah dan lemas. Aku hanya
berpikir segera istirahat. Tapi aku malah sulit memejamkan mata. Aku agak kepikiran temenku tadi yang kesurupan. Pasalnya dia anak yg suk jahil dan malah mencari cari hal aneh pada mahluk halus. Soalnya sebelum pensi selesai, aku melihat dia seperti bercengkrama dengan sosok
pocong yg ada di pohon pisang dekat dengan tenda para siswa laki2. Aku perhatikan awalnya dia dan pocong itu sperti berdebat biasa. Tapi lama kelamaan pocong itu terlihat marah dengan mata yg memerah nyala. Aku hanya agak kaget dan berdoa semoga temanku FR tidak diganggu nanti
oh ternyta benar dignggu dia.
Ya sudahlah pikirku. Itu salah dia. Ngapain gangguin pocong yg hanya berdiri tenang.

Tak lama aku terus coba memejamkan mata. Saat hampir terlelap, tiba2 aku merasakan hawa dingin yg lbih dingin dari tadi sbelumnya. Aku coba membuka mata ingin
meminjam selimut atau jaket tambahan pada temanku. Namun saat aku membuka mata, kulihat pocong itu sudah berdiri disampingku yg rebahan dan memandangku dengan muka yg amat seram.
Tubuhku jadi kaku dan berdebar. Aku memejamkan mata lagi sambil berdoa sekuat tenaga dan berusaha
biacara pada pocong itu agar kembali ketempatnya. Aku tidak punya maksud atau tujuan apapun jarena memikirkannya. Setelah berdoa membaca ayat Al Qur'an apapun yang aku bisa. Aku coba membuka mata lagi. Tak kulihat lagi pocong itu. Lega rasanya. Aku membalikan badan dan mencoba
tidur miring. Tapi lagi2 kulihat pocong itu berdiri di ujung tenda dalam dan berdiri diatas temanku yg sudah tertidur. Aku hanya membiarkannya dan terus menyuruhnya pergi sampai aku terlelap sendiri karena terlalu lelah.
Hari ketiga kemah bakti.
Pagi hari kegiatan kami adalah melakukan bakti ke warga2 melalui program setiap ekstra kurikuler, mungkin seingatku begitu.😁
Dan beberapa temanku masih tetap membantu merawatku yang masih agak terkulai lagi.
Masih dibujuk agar mau makan nasi. Sampai mau
nyariin makanan apa saja yg aku inginkan. Pagi hari aku masih belum sanggup makan berat, masih dengan sepotong coklat dan secuil buah.
Siang ini masih normal semua teman tampak senang dan melakukan kegiatan masing2, ada yg bermain di sendang. Aku pun sempat diajak ke sendang
bersama temanku supaya dapat udara segar. Aku tidak merasakan keanehan yg mencolok pada siang itu. yah hanya melihat sesajen2 yg sama seperti hari sebelumnya di sekitar jalan dan sendang.
menjelang sore hari sekitar jam 5-6 sore menjelang magrib, beberapa teman mengambil foto
dengan kamera jadul yang masih pake roll film sebagai kenang2an saja.
Temanku SM dan sahabatnyan RN yg beda jurusan ikut meminta foto dibawah pohon depan tenda.
Aku melihat mereka dari tenda berpose 2 orang menyilang membentuk huruf X yang tangan mereka menunjuk keatas pohon
saat aku melihat atas pohon ternyta sudah ada 2 sosok kuntilanak seperti dtunjuk kedua temanku tadi.
Aku segera menyuruh mereka pergi dari bawah pohon. Takutnya mereka akan diganggu. Sampai magrib tiba aku mulai melihat lebih banyak lagi mahluk2 tak kasat mata di pepohonan.
Malam ketiga ini rencana nya akan melanjutkan kegiatan pensi dari beberapa kelas yg belum tampil.
Setelah magrib tiba2 ada sedikit kehebohan di samping tenda panitia. Ternyta ada dua siswa laki-laki yang ketahuan merokok. Mereka dimarahi guru pembina dan dihukum berdiri menjaga
gerbang pintu masuk perkemahan. Yang mana digerbang itu ada dua sosok besar yg mengerikan. Aku sempat khawatir. Aduh kog harus dihukum disitu sih. Pasalnya sosok besar penjaga gerbang tidak suka ada manusia yg mendekat apalagi mengganggu tempatnya berdiri tegak disitu.
aku hanya berdoa semoga setelah ini tidak ada yg terjadi.
Sampai isya tiba kami semua sudah bersiap untuk kegiatan pensi. Yang tiba2 hujan turun. Awalnya hanya gerimis. Kami semua dibubarkan dan disuruh masuk tenda kami masing2 untuk berteduh dulu menunggu hujan berhenti.
beberapa saat menunggu. Hujan tak kunjung reda, malah semakin deras. Kami agak khawatir kalau air akan rembes ditenda kami. aku dan teman2 ku memakai ponco jas hujan yg sudah menjadi barang bawaan wajib kami. Kami mencoba memperbaiki parit2 kecil sekeliling
tenda kami yang mulai tertutup tanah yang terbawa aliran air. Supaya air tidak masuk ke tenda kami.
Setelah selesai kami segera masuk kembali ke tenda. Baru kami duduk kembali didalam tenda kami mendengar jeritan keras sekali dari tenda samping kiri kami yg persis tendanya berada
lurus dengan pohon yang aku katakan didepan tenda kami. Setelah jeritan disusul suara tangisan yang keras. Dan aku rasa beberapa yang ada ditenda itu jadi ketakutan.
Tak lama dari suara jeritan dan tangis dari tenda sebelah. Kami dengar bebarapa suara panitia datang ketenda
sebelah yang dibarengi dengan listrik padam seketika.
Semua listrik yang ada diperkemahan.
Dari listrik yang memakai diesel. Dan listrik yg menyambung dari warga skitar yg hanya untuk penerangan jalan. Tapi yg aneh rumah warga dari kejauhan tak ada tampak satupun listriknya yg
padam. Diesel sudah berusaha diperbaiki tidak juga berhasil nyala.
Beberapa saat kemudian banyak suara panitia menyebar ke tenda2 siswi. Termasuk ke tenda kami. Para siswi diwajibkan untuk tidur ditenda panitia saja. Semua siswi kecuali dari tendaku, dikawal ke tenda panitia.
Semua itu dilakukan untuk keamanan para siswi. Terutama yang sedang datang bulan. Karena penasaran kami tanya pada panitia tentang suara jeritan dari tenda samping kami. Ternyata ada siswi yang kesurupan dan sudah dibawa ketenda panitia. Kami dibujuk beberapa panitia bergantian
agar semua orang yang ada ditenda ku pindah ke tenda panitia. Tapi kami tidak mau. Karena kami tahu tenda panitia tidak cukup untuk semua siswi. Kami kukuh akan tidur di tenda saja. Dan kami berdoa didalam tenda. Dengan membaca ayat2 suci Al Qur'an. Semua siswi sudah pindah ke
tenda panitia, tapi kami masih belum mau walaupun dibujuk berkali2 oleh beberapa panitia yg berbeda. Sampai si BM yg soib ku beda jurusan yg juga panitia juga berusaha membujuk kami. Tapi kami tetap tidak mau.
Aku sempat bertanya kepada BM.
Aku :"Wes dwe ning kene wae bang. Ning
kono mesti kebak banget to? Dewe malah gak iso turu".(udah kita disini aja bang.Disana pasti sudah penuh banget kan? Kita malah gak bisa tidur)
BM :"Lha ngko dwe sing diseneni guru pembina iki to.
Ayo to melu rono wae".
(Lha nanti kita yang dimarahin guru pembina. Ayo ikut saja
kesana)
Aku :"Wes orag, Penting panitia ojo omong guru wae nk jek ono dwe ning kene.
Tur kae mau sing kesurupan sopo bang? Kog koyok.e sak iki tambah rame sing jerit2 ning kono?".(Udah gaklah, Yang penting panitia gak ada yg ngomong ke guru kalau kita masih disini. Itu tadi yang
kesurupan siapa?
kog kayaknya sekarang aku denger jeritan lebih banyak?)
BM :"Iyo weslah tapi nak nopo nopo langsung kondo panitia ya. Ngko ben ono sing njogo ning kene.
Kae mau sing kesurupan anak.e guru pak MW. Trs malah nimbal akeh sing kesurupan ning tendo panitia".
(Ya sudahlah, tapi kalo ada apa2 langsung bilang panitia ya, nanti biar ada yg jaga disini.
itu tadi yang kesurupan anaknya guru pak MW. Terus jadi yg lain ikut kesurupan)
Aku :"Astagfirullah...Pantesan bang bang mau sore aku kog weruh sing ning duwur wit kui motone abang madep
tendo sebelah, Opo ganggu koyo ne bang".(Astagfirullah..pantas tadi sore aku lihat sosok yg diatas pohon depan tenda matanya merah melotot ke arah tenda sebelah,apa di ganggu kayaknya)
BM :"mosok nduk? wah opo salah omong ya cah kui"(masak? wah apa salah omong ya anak itu)
Aku :"mungkin, lihat bang disana, rame banget semua turun dan marah".(sambil menunjuk keseluruh area perkemahan yg saat itu menjadi gelap gulita karena tak ada penerangan sedikitpun)
BM :"wah kog jadi kayak gitu?"
Aku :"Entah" (sambil menaikan pundak) jangan kesana! Oke!".
BM :"Oke..y wes tak ke tenda panitia".

Bm pun pergi ke tenda panitia. Beberapa saat ada dua suara panitia lain yang katanya akan menunggu didekat tenda kami dan menyuruh kami segera tidur.
Hujan masih mengguyur dan semakin deras dan angin kencang.Cahaya semakin redup karena kami
hanya mengandalkan kekutan baterai senter. Di tenda panitia pun hanya tinggal satu atau dua lampu emergency yang bertahan menunggu baterainya turut habis. Kami tak bisa pake lilin. Karena angin kencang dan kami didalam tenda.

Malam itu semakin mencekam karena peserta kesurupan
bukan makin berkurang malah makin bertambah. (peserta gaes 😅)
Aku juga sedikit mengintip keluar tenda semakin banyak mahluk halus yg datang mendekat, tak hanya dari atas pepohonan perkemahan yg turun kebawah tapi dari sekitar perkemahan semua datang kesitu. Aku dan teman2 ku
didalam tenda terus berdoa. Aku hanya merasakan hal ini diawali dari kesalahan dua siswa laki2 yg ketahuan merokok dan dihukum berdiri digerbang perkemahan. Mereka marah dan memberi komando pada mahluk lain untuk menyerang beberapa siswa yang kurang beretika ditempat itu.
Termasuk siswi anak guru pak Mw yg pertama kali kesurupan.
Dari beberapa teman setendanya sepertinya dia sedang datang bulan dan pada saat itu sedang ada konflik dengan teman yg lain dan berbicara kurang sopan.

Malam itu sebenarnya sudah malam terakhir kemah kami.
Seharusnya
jadi malam yg lebih menyenangkan. Tapi semua berbanding terbalik dengan banyak insiden.
Malam itu sungguh mencekam. Banyak suara teriakan kesurupan dan suasana ketakutan diantara semua peserta kemah. Dengan hujan yg tak kunjung reda, bahkan sampai kita terlelap tidur.
Kurasa hampir semalaman hujan tak berhenti. Listrik juga tdk bs menyala. Ditambah baterai lampu emergency dan senter kami sudah habis. Sehingga tak ada cahaya yg memadai.

Malam itu kami dipaksa segera tidur dengan kondisi seperti itu. Gelap, Basah, Dingin dan juga ketakutan.
aku dan teman2 ditendaku berusaha merebahkan diri dan berusaha tidur dengan saling berpegangan tangan.
Saat itu tenda kami sudah hampir rembes melalui atap tendanya.
Aku berbaring paling ujung menjaga pintu masuk tenda. Karena aku takut teman2ku diganggu mahluk tak kasat mata jg.
Temanku yg paling ujung dalam tenda. Terus brdoa dan sampai trtidur memegang surat yasinnya.
Sampai larut aku masih blm bisa tidur, terlalu dingin. Bahkan dari atap tenda sudah menetes air rembesan yg jatuh persis diatas dadaku sampai membasahi jaket tebal yg kupakai.
Disampingku ada SM (yg skrg sdh almrh) berbaring terpejam tapi tidak nyenyak. Dia bergerak terus seperti tidak nyaman. Aku menepuknya dan mennanyainya.
Aku :"Nopo SM? kog obah terus?gak iso turu opo?".(kenapa SM?kog gerak terus? gak bisa tidur?)
SM :"iyo ki kog aku gk iso turu y"
(iya ini, aku kog gak bisa tidur ya)
Aku :"lha nopo? opo awakmu kesel? opo atis? opo ngelih?".(lha kenapa? apa capek? apa dingin? apa laper?)
SM :"Gak kog, gak ngerti kenopo".(gak kog, gak tahu kenapa)
Aku:"kene tak peluk? ben turu".(sini tak peluk? biar tidur)
Aku menwarinya. SM malah tertawa dan mencubitku. Kemudian berbalik badan tidur miring. Aku hanya tersenyum sambil membersihkan air dijaketku.
Sesaat ku tengok SM lagi. Tapi...... betap aku kaget dan kaku. Diantar celah aku dan SM yg miring ada sosok pocong yg ikut rebahan dan
tersenyum padaku dengan matanyg hitamndan merah.
Aku sungguh tidak tahu harus berbuat apa. Memajamkan mata dan berdoa sekuat tenaga. Sampai aku terbatuk keras karena menahan nafas karena takut.
Karena suara batuk ku. Dua panitia yg menjaga dibelakang tenda kami jadi mendekat
ke pintu tenda dan menannyakan apakah kami didalam baik2 saja? Apa ada yg sakit.

Aku segera membuka mata. Uhft...betapa leganya pocong itu menghilang. SM juga berbalik ke arahku lagi dan beberapa teman trbangun sambil memberikan isyarat kepadaku agar tetap diam dan tidak
menjawab pertanyaan panitia yg datang. Aku mengamgguk2 tanda mengerti. Kami melakukan ini agar dikira sudah tidur semua. 😁

Kami kembali pada posisi rebahan masing2. Dan melanjutkan tidur yg sudah bisa tidur tadi.
Aku sedikit mengintip kepintu tenda. Ternyta panitia sudah pergi
Dari intipan ku tadi. Aku masih melihat mahluk2 halus yg ramai itu sudah semakin mendekat ketenda panitia. Aku terus berusaha memejamkan mata dengan tangan menengadah didada menampung tetesan air dari atas tenda. 😆
Sepertinya malam itu aku berhasil ketiduran yg diselingi dengan batuk kedinginan setiap beberapa saat.hehe

SUbuh...hujan sudah reda. Listrik sudah bisa menyala. Dan kondisi perkemahan berantakan. Banyak daun dan ranting yg berjatuhan karena angin kencang tadi malam. karena masih
gelap kami disuruh sholat subuh di tenda panitia.

ketika matahari sudah mulai tampak dan sudah mulai ada cahaya terang. Kami bergegas membersihkan perkemahan. Sambil sarapan dan mengemas barang2 kami untuk pulang nanti siang.
Aku masih dibujuk temanku agar mau makan nasi.
Sampai2 di mintakan nasi ke panitia. Tapi aku hanya sanggup makan sesuap nasi.
Dan segera minum obat. Yang tiba2 BM datang ketenda kami. dan duduk ditenda dengan ekspresi kesakitan.
Katanya dadanya masih terasa sakit dan panas.
Aku hanya mengatakan mungkin sj kecapekan karena
kondisi tadi malam kerja ekstra panitia. Sebenarnya dia mengatakan itu karena hal lain. Tapi aku ingin membuatnya berpikir positif aj supaya tdk lebih sakit.

Siang itu kami sudah bersiap untuk pulang kembali ke sekolah. Kami apel kepulangan dahulu di lapangan depan perkemahan.
Saat apel dilapangan aku memandang area perkemahan dan berpamitan dengan dua penjaga gerbang yg tinggi dan seram itu. Aku katakan pada mereka jangan cepat marah dan mengganggu orang2 yg kemah selanjutnya.
Mereka hanya memandangku.
setalah apel kami segera naik bus dan pulang dengan membawa kenangan perkemahan yg penuh kesenangan, persahabatan, ada juga yg cinta...cie..tak lupa horornya yg tak bisa dilupakan.
Kami semua sampai lagi di Semarang dengan selamat.

Sekian dulu cerita kemah bakti 1 ini.
Besok aku cerita lagi..masih ada kah bakti yg kedua ditempat berbeda.Dan cerita2 lain dari mahluk2 halus yg aku lihat dlu.
Buat yg baca dan retwet terimaksih banyak.
Buat temenku yg baca..moggo bernostalgia dikehororan kemah kita dlu. Kalo yg juga bisa lihat dlu. mohon maap
kurang lbihnya itu yg bisa kuingat.

Maaf banyak salah ketik.
😁

makasih..😉

#bacahorror #ceritaht
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with inTan_T

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!