Undangan sudah banyak tersebar.
Namun "siapa yang akan menikah?"
Kisah nyata sepasang suami istri yang memiliki anak seekor buaya.
@bacahorror #bacahorror #bacahoror
Waktu itu saya masih berumur 8 tahun dan ayah - ibu saya mengajak untuk pergi ke desa s****** t*** untuk pergi ke acara pernikahan.
Ketika saya melihat isi undangan tersebut tertulis.
Bahkan tidak pernah terpikir sekalipun di benak saya waktu itu jika nur berwujud buaya dan basid berwujud ular.
Pagi itu ayah dan ibu mengenakan pakaian layaknya pergi kondangan karna masih anak-anak saya pun mau ikut dan ayah saya melarang karna tempatnya
Karna ngotot mau ikut akhirnya ayah pun menyerah dan mengizinkan saya
Lamanya perjalanan yang telah di tempuh, akhirnya kami pun sampai. Seperti pesta pada umumnya menggunakan tenda namun tidak ada pelaminannya.
Kemudian saya semakin penasaran
"buk.. Katanya pergi acara nikah. Kok pengantinnya gak ada"
Tanyaku kepada ibu waktu itu
"nurhasannahnya dimana kak boleh saya melihat". Ucap ibuku kepada orang tersebut.
Sangat jelas kelihatan di singgasana tersebut terlihat buaya putih dengan moncong panjang
Kemudian ibuku pun mendekat kepada ibu pemilik rumah tadi
"bagaimana bisa ibuk memiliki anak seorang buaya begini buk"
Lantas pertanyaan itu langsung membuat ibu yang punya rumah terdiam
Para tamu yang berada di dalam rumah pun diam dan duduk seoalah ingin tahu juga tentang bagaimana asal mula buaya itu menjadi anaknya.
Ucap saini dengan suara agak keras karena istrinya asmah sedang berada di dalam mencuci pakaian.
"iya pak.. Hati-hati." jawab asmah dari dalam rumah.
Kemudian saini pun pergi dan bekerja sebagaimana biasanya.
Sampai saat asmah mengandung lagi. Asmah mengandung anak ke
Di usia kandungannya yang 4 bulan asmah ngidam seperti ibu mengandung pada umumnya sampai ketika di waktu malam senin.
"pak... Pakk.."
"ada apa buk?. Si dedek mau apa" ucap saini sambil mengelus perut asma.
"ayam bakar pak"
Kemudian asma sedikit mengkerutkan dahinya.
"potong saja ayam yang di kandang satu pak. Bapak bakarin di belakang nanti Biar ibu buatin bumbunya"
"iya iya deh kalo gitu" ucap saini sambil berdiri dan mengambil pisau tajamnya.
Setelah itu dia menggali lobang lecil yang di atasnya di letakkan kayu melintang seperti panggangan.
"mana bumbu bakarnya buk" teriak saini dari
"ini pak bumbunya" ucap dani sambil memberikan mangkuk itu kepada ayahnya.
"lohh kamu kok belum tidur nak?"
Ucap saini sambil mengambil mangkuk itu
"yaudah kalo gitu naik kerumah lagi lanjut tidurnya"
"besok kamu mau sekolah nanti kesiangan nak."
"enggak kok pak cuman sebentar"
Kemudian ranting tadi terkumpul banyak dan saini mulai menghidupkan api untuk memanggang ayam
Di lihatnya dani seperti menahan kantuk.
"ini buk ayam bakarnya" sambil memberikanya kepada asmah.
Asma melihat dani yang lesu seperti seorang yang tengah mengatuk tersebut langsung menyuruhnya kekamar untuk segera tidur.
"gak cicipin ayam bakarnya dulu dan.?. Kasian tadi udah nemenin bapak bakarnya."
"besok pagi aja nanti ibuk tinggalin ayamnya biarkan dia
"yaampunn ibuk.. Katanya mau tinggalin buat dani besok pagi" ucap saini sambil menggelengkan kepalanya.
"ya gak tau pak. Ibuk aja gak sadar bisa mengabiskan ayam itu
"yaudah buk.. Besok beli aja di pasar kalo dani nyariin ayam bakarnya. Sekarang ibuk tidur lagi"
" iya pak.." ucap asma sambil melangkah ke kamar yang diikuti saini.
Saini bermimpi bertemu seseorang yang wajahnya sangat ia kenali.
Ternyata seseorang tersebut ialah sinampar kakek dari saini. Beliau sudah meninggal lamanya dan berasal dari kalimantan.
"cukk kakek boleh pinjam kamu gak.?"
Maksud di pinjam
Namun pada saat itu saini menolaknya.
" saya gak mau kek.. Asmah tengah mengandung. Kasian asmah dan anak saya."
Kemudian sang kakek terus aja memaksa saini Hingga paginya saini pun terbangun.
Hari pun berganti hari. Mimpi saini masih saja sama seperti sebelumnya namun pada akhirnya kakek saini tersebut tidak lagi ingin
Di dalam mimpi, kakek saini tersebut kemudian merubah permintaannya.
" jika kau tidak ingin ikut aku. Kalo begitu aku meminjam putrimu saja nanti aku akan kembalikan" ujarnya
Namun di dalam mimpi itu saini hanya mengangguk karna dia sadar jika dia tidak mempunyai
Tanpa di sadarinya jika anak yang di kandung asmah bisa jadi seorang perempuan.
Setelah mimpi itu.. Saini masih saja tidak menceritakannya kepada asmah. Hingga suatu ketika dimana umur kandungan asmah sudah menginjak 9 bulan namun tanda - tanda asmah
Dimimpi, asmah seperti berjalan di pinggiran sungai. Lalu dia bertemu dengan seseorang dan orang itu mengatakan.
"kamu akan melahirkan anak kembar namun kamu harus
Sontakk membuat asmah kaget dan tiba-tiba seseorang yang mengatakan tadi hilang dan asmah tidak sempat melihat wajahnya karna posisinya yang membelakangi asmah.
Seketika asmah pun terbangun dan langsung menangis.
"ini loh pak.. Ibuk mimpi katanya kita harus mengiklaskan salah satu anak kita." ucap asmah sambil senggugukan menangis.
Saini pun mencoba berfikir dan mulai mengingat mimpinya lima
"katanya anak yang di kandungan ini akan kembar pak." tambah asmah.
" jangan langsung percaya buk.. Percayakan semua sama yang di atas. Besok kita akan ke rumah nyi lastri untuk cek kandungan"
"sudah ya jangan di pikirkan lagi. Ibuk lanjut lagi tidurnya."
Tambah saini dan kemudian asmah pun kembali tidur.
Mereka pun pergi kerumah nyi lastti untuk memeriksa kandungan yang sudah cukup lumayan besar bahkan seharusnya sudah waktunya melahirkan.
" alhamdulillah.. Gimana kondisinya nyi? Ucap saini yang bertanya kepada nyi lastri.
"Sehat sehat aja kok Nginap aja malam ini. Siapa tau nanti pas mau melahirnya saya tidak perlu datanf jauh jauh begitu juga dengan
Saini pun mengiyakan usul nyi lastri tersebut.
"kalo begitu saya pulang dulu mengambil keperluan istri saya saat jika terdesak ingin melahirkan"
Ucap saini.
Kemudian siang itu saini pun pulang
Hingga mereka pun menginap di rumah nyi lastri.
Setelah satu minggu lamanya tidak juga asmah melahirkan.
Hingga akhirnya merekapun pulang lagi kerumah karena asmah tidak juga melahirkan dan saini merasa masih ada kaitannya dengan mimpi
Sampai pada akhirnya usia kandungan asmah pun menginjak sebelas bulan yaitu tepatnya pada awal juni 1991.
Lalu enam hari setelahnya asmah bermimpi jika dia melahirkan seorang perempuan dalam keadaan banjir. Sontak ketika dia terbangun betapa terkejutnya dia.
"aaaa bapakkkk tolongg ibukk"
Saini yang tidur di sebelah asmah langsung terbangun dan di lihatnya asmah sudah mengeluarkan darah dan langsung keluar rumah menjemput nyi lastri.
"nyii.. Nyi lastri.. Buka pintunya.."
Kemudian tak lama nyi lastri keluar.
"ada apa pak saini malam malam begini gedor rumahku" ucap nyi lastri yang masih dalam keadaan ngantuk.
Kemudian nyi lastri langsung tercekat dan masuk kedalam dan langsung mempersiapkam diri menggunakan krudung seadainya dan langsung bergegas kerumah saini.
Di kamar asmah yang sedari tadi tidak bisa melakukan apa apa hanya terbaring di
"aduuhhh sakitt.. Pakkkk." teriak asmah dari dalam kamar.
Ketika itu saini dan keluarga sedang duduk di ruang tamu.
Mendengar jeritan dari asmah saini pun langsung menghampiri kamar
"pelan-pelan buk.. Tarik napass.. Laluu doronggg" ucap nyi lastri.
Asmah pun mengikuti dan akhirnya anaknya pun lahir. Setelah itu nyi lastri menunggu apakah masih ada anak yang akan lahir lagi.
"anaknya laki-laki buk."
Asmah mengucap syukur begitu pula dengan saini.
"katanya anak saya kembar nyi?.
Kenapa
Ucap asmah yang merasa sedikit khawatir karna memang nyi lastri juga pernah mengatakan jika dia akan memiliki anak kembar. Dia hanya takut apa yang di mimpikannya itu benar adanya.
Kemudian nyi lastri memberikan bayi itu kepada saini dan
"tidak ada anak lagi di dalam kandungan ibuk. Mungkin belum rezeki ibuk untuk dititipkan anak kembar" ucap nyi lastri.
Kemudian raut wajah asmah sedikit bersedih namun dia tahan karna baginya meskinpun yang lahir hanya satu
"tak apa buk. Yang penting anak kita lahir dalam keadaan selamat dan ibuk juga selamat." hibur saini kepada asmah.
Asmah pun kembali tersenyum dan anak itu di beri nama roni oleh saini.
Karna tinggal di dekatan sungai, saini pun merubah fropesi dulu dia menyadap karet
Lama kejadian sewaktu asmah melahirkan itu itu, asmah sering kali bermimpi mendengar suara yang mengaku sebagai anaknya.
"ibu.. Ibu.. Aku ini anakmu."
Begitu terngiang di telinganya. Namun asmah hanya mendengarkan dan tidak menjawab satu patah katapun.
Namun siapa sangka, mimpi itu berkaitan dengan kejadian yang asmah alami dulu.
Anehnya, asmah hanya mengalami mimpi itu ketika malam senin dan malam jumat.
Di malam jumat setelah satu bulan kejadian. Ketika di mimpi asmah pun mencoba ingin berbicara dengan suara yang sosok tidak bisa dia lihatnya itu.
Ketika suara yang memanggil asmah dengan sebutan ibu
"siapa kau.. Kenapa memanggilku ibu tunjukan ragamu di hadapanku"
"Aku anakmu bu.. Kakek memberiku nama nurhasannah. Ibu melahirkanku sewaktu mengalami pendarahan tempo lalu"
Asmah pun terkejut mendengar apa yang dikatakan sosok itu.
"ibu jangan khawatirkan aku. Nanti ketika aku pulang, aku akan dtang lagi mencari ibu"
Dan seketika suara itu lenyap dalam waktu lama.
"nakk.. Nakk..."
Teriak asmah memanggil lalu kemudian dia terbagun.
"ada apa buk.. Mimpi aneh ya?"
Tanya saini kepada asmah yang melihat asmah terbangun dalam keadaan menangis.
"anak kita pak.. Diaa. Diaa masih hidup." ucap asmah sambil menangis senggugukan.
"masih hidup.? Maksud ibuk siapa?"
"nurhasannah pak"
"istigfar buk.. Ingat.. Kita tidak punya anak yang bernama nurhasannah." ucap saini.
"ada pak.. Katanya yang menamainya nurhasannah adalah kakek."
Saini terkejut mendengarnya
"terus katanya dia lahir sewaktu ibuk pendarahan sebelum roni di lahirkan." tambah asmah
Saini pun mencoba menenangkan asmah.
"udah buk.. Serahkan semua kepada yang di atas. Jangan
Cukup lama hening dan saini terlihat melamun.
"ada apa pak. Apa ada yang bapak pikirkan" ujar asmah yang melihat saini begitu bingung dengan lamunannya.
"kakek sinampar pernah mengatakan jika dia ingin meminjam bapak untuk ikut bersamanya.
"6 juni 1991. Bapak sudah mengingat tanggal dimana waktu itu ibuk mengalami pendarahan.
Asmah hanya mengangguk meskipun di hatinya dia merasa kecewa jika dia tidak memilik anak perempuan dan ketika sudah hampir memiliki malah kejadian seperti ini.
Asmah dan saini menjalani hidup sebagaimana biasanya semenjak dari mimpi itu, asmah sudah tidak lagi bermimpi bertemu dengan suara yang mengaku anaknya itu hampir sudah 9 tahun lamanya.
Ketika di tahun 2000 tepatnya pada bulan awal januari
Saini pun bermimpi. Dia bermimpi bertemu dengan kakeknya namun dilihatnya waktu itu, sang kakek sedang mengendong seekor anak buaya.
"saini.. Sesuai janjiku. Akan aku kembalikan anakmu. Tapi aku kembalikan dalam wujud seperti ini (sambil menyodorkan anak buaya
Saini yang melihat itu hanya bisa diam dan tidak bisa berkata-kata kemudian saini menerima dan mengendong buaya tersebut. Buaya tersebut nampak tidak ganas atau pun liar justru ketika di gendong saini dia menjadi diam.
Saini pun beranjak dari tempat tidurnya mencuci muka dan mulai sholat subuh meskipun telat.
Setelah itu dia ke dapur untuk mengambil perbekalan sekalian sarapan.
Ketika sudah sudah sarapan saini pun pamit.
"bapak pergi melaut dulu buk" ucap saini
"hati-hati ya pak" ucap asmah kepada saini.
Kemudian saini pun melangkah keluar dan mulai menuju sungai yang berada di seberang pekarangan rumahnya tersebut.
Karna dari pagi hingga siang hari terlihat seseorang mondar-mandir melewati rumahnya. Seperti ingin mencari sesuatu namun tidak mau mendekat.
"assalamualikum.. Bapak pulang.."
Ucap saini sambil mengetuk pintu.
"walaikumsallam" ucap asmah dari dalam sambil menuju pintu lalu membukanya.
"alhamdulillah buk. Hari ini hasil tangkapan bapak lumayan banyak. Nih uang hasil dari menjual ikan tadi" sambil menyodorkan uang dari sakunya
Kemudian asmah pun mengambil uang itu dan menyimpannya.
Ketika saini duduk di depan, orang yang tadi mondar-mandir di rumahnya itu lewat lagi saini pun memperhatikan orang tersebut kemudian tak lama orang itu bergegas pergi.
"ada apa dengan orang
Tak lama asmah pun keluar dengan membawa secangkir kopi.
"ini pak di minum dulu" ucap asmah sambil menaruh kopi di lantai tepat di depan saini.
"terima kasih ya buk. Ohh iya tadi itu siapa ya buk. Lewat depan rumah kita. Ketika bapak pandang
"ibuk juga gak tau pak. Justru orang itu dari pagi mondar-mandir melewati rumah kita. Seperti ada yang dia cari namun tidak berani mendekat." ucap asmah sedikit mengadu kepada saini.
"semoga saja bukan niat buruk terhadap kita buk".
Tak lama saini duduk di depan teras, orang yang tadi itu pun datang menghampiri rumah saini namun tidak sendiri. Dia berdua dengan seseorang yang di lihat dari pakaian seperti orang pintar di lihat batu cincin di tangannya.
"waalaikumsallam" ujar saini sambil menyambut tangan oran tersebut kemudian diikuti orang satunya lagi.
"sebelumnya saya minta maaf jika membuat bapak ataupun istri bapak merasa
"sebenarnya saya lah yang menyuruhnya untuk melihat apakah bapak ada di rumah atau tidak namun dia malu untuk bertanya secara langsung" ujar orang tersebut.
"perkenalkan nama saya sattar dan ini anak murid saya udin. Sebenarnya kedatangan saya kesini hanya ingin menyampaikan pesan" ucap orang tersebut yang membuat
"pesan dari siapa.? Dan maksud tujuannya apa?"
Kemudian sattar pun duduk lalu menghidupkan rokonya kemudian menghisap panjang rokok itu lalu di hembuskannya.
"dia orangnya pak yang mondar-mandir sambil mengawasi rumah kita" ucap saini sambil menunjuk udin.
"ibuk jangan salah paham dulu. Mereka tidak berniat jahat kok" ucap saini.
Udin pun berdiri kemudian meminta maaf kepada asmah dan saini sekaligus.
"buk buatkan minum untuk tamu kita ini" perintah
"diminum dulu kopinya"
"iya pak terima kasih"
Ucap sattar.
Asmah pun ikut duduk di sebelah saini sambil berbincang tentang asal sattar
Beliau memiliki batu semacam penghubung dengan dunia ghaib yang dia dapat sewaktu bertapa untuk menyempurnakan ilmunya.
"ohh iya pak kata bapak tadi mau menyampaikan pesan. Pesan dari siapa ya?"
Sattar pun menyesap kopi lalu terdiam sejenak.
Karna batu yang dia dapat sewaktu bertapa tersebut telah di buat menjadi cincin
"bisa ambilkan saya kertas dan pensil?" ucap sattar kepada asmah.
Asmah pun mengangguk dan langsung masuk kedalam. Lalu asmah keluar membawa barang yang di minta oleh sattar itu.
Sattar pun mengambil dan memberikannya kepada udin.
Kemudian dia berdiri lalu
Sepontan udin pun langsung kesurupan dan mulai mencoret coret kertas tadi. Tampak seperti acak namun sangat jelas. Setelah gambar sudah mulai selesai, sattar memegang kepala udin dan langsung mengeluarkan sosok yang
"ini.. Apakah bapak mengenalinya?"
Ucap sattar sambil menunjukannya kepada saini.
Saini pun terkejut melihatnya. Karna gambar itu mirip sekali dengan kakeknya sinampar.
Ucap saini kepada sattar.
"mungkin mimpi bapak ada kaitannya dengan pesan yang di sampaikan dengan saya ini.
Beliau mengatakan jika saya harus mencari seseorang yang tinggal beseberangan
"lalu beliau mengatakan jika dia ingin mengembalikan apa yang dulu pernah di pinjamnya. Dan saya melihat beliau mengendong seekor buaya putih dengan moncongnya yang panjang."
Kemudian saini teringat dengan mimpinya dimana sang kakek memberikannya seekor buaya.
"beliau pernah datang kemimpi saya pak. Sebelumnya beliau ingin membawa saya dan saya menolaknya. Lalu tak lama beliau mengatakkan jika saya tidak mau ikut maka dia
Kemudian sattar kembali menghidupkan rokoknya dan mulai menyesap kopinya lalu mengatakan
"sepertinya buaya putih itu adalah anak bapak yang telah di pinjamnya"
"bagaimana bisa pak.? Kenapa berwujud buaya" ujar saini
Asmah yang mendengarkan apa yang dikatakan sattar tadi hanya bisa terdiam namun setelah itu dia pun mulai berbicara.
"jika memang itu anak kami. Saya harap dia bisa datang ke pekarangan rumah ini. Saya akan tetap menerimanya" ujar asmah kepada sattar.
"baiklah buk. Nanti malam saya akan menyampaikan
Setelah itu sattar pun pamit untuk pulang karna mengingat hari yang sudah mulai petang.
Sebelum pergi sattar menyampaikan pesan kepada saini "besok bapak saya sarankan tidak usah
"baiklah pak. Terima kasih sudah menyampaikan pesan ini. Ucap saini kemudian sattar pun pamit dan mengucapkan salam.
"kenapa pak.. Jangan di pikirkan.. Kita terima saja jika itu anak kita"
Ucap asmah sambil menepuk pundak saini.
"bapaknya hanya terpikir tentang bagaimana tanggapan tetangga jika kita menjadikan buaya
Ucap saini yang tampak sedikit murung.
"semoga ada hikmahnya pak. Kita terima saja takdir ini" ucap asmah sambil meyakinkan saini sambil tersenyum. Lalu saini memandang asmah dan membalas senyumnya.
Tidak ada yang aneh di malam yang saini lewati begitu pula dengan asmah.
Hingga pagi hari mereka menjalankan rutinitas seperti biasa. Namun kali ini saini tidak pergi melaut. Dia membantu pekerjaan asmah untuk meringankan beban asmah sedikit.
"gimana pak. Ada nemu?"
"gak ada buk. Bapak udah telusuri sungai namun tidak menemukan buaya. Sungai itu kan memang tidak di huni buaya selama bapak mencari ikan juga gak pernah ketemu"
"yaudah kalo gitu pak. Makan dulu"
Asmah pun mengambil piring dan memberikannya kepada saini juga anak-anaknya.(jadi cerita ini hanya fokus kepada sainj dan asmah maaf jika anaknya jarang timbul)
Lalu pada pukul 3 sore asmah seperti melihat ada sesuatu yang mendekat ke arah pekarangan rumahnya.
Dia berjalan pelan dengan langkah kecilnya.
Asmah tidak memperhatikan dengan jelas dia hanya melihat
Kemudian dia pun mulai mendekat, di lihatnya seekor buaya putih dengan moncong panjang sejenis buaya muara.
"pakkkk cepatt kesinii... Dia datangggg" teriak asmah sambil memperhatikan buaya itu.
Saini yang mendengar itu pun tercekat dari
"mana buk"
"itu pak.. Nurhasannah sudah datang" ucap asmah terdengar seperti haru namun tidak menangis.
Melihat buaya itu awalnya saini takut untuk memegangnya. Setelah dia coba ternyata buaya itu jinak dan tidak agresif ketika di pegang.
"tunggu dulu buk.. Nanti kalo bapak di gigit gimana" ujar saini yang sedikit merasa takut.
Namun siapa sangka naluri seorang ibu kuat dan dia yakin tidak akan apa-apa dan seorang anak tidak akan menyakiti ibunya.
Kemudian asmah pun segera
"kita letakkan dimana dulu pak"
"letak di baskom besar aja dulu buk. Besok bapak akan buatkan kamar khusus untuk nurhasannah" ucap saini.
Keesokan harinya, saini pun membuatkan kamar khusus untuk putrinya yang seekor buaya itu. Kamarnya hanyalah ranjang yang agak rendah dan terdapat bak mandi yang di buatnya dari keramik untuk mandi buaya itu lalu setiap sisi kamar
"gimana ini pak.. Belum di makan juga dari pertama kita ketemu sampe sekarang nur tidak makan sedikitpun" ucap asmah yang sedikit khwatir.
"ya gak tau buk. Coba ibuk ingat-
Kemudian asmah pun teringat dia pernah ngidam mau ayam bakar sewaktu malam senin.
Bahkan setiap malam senin dan malam jumat, asmah selalu menyuruh saini untuk membeli ayam bakar.
"hmm iya buk. Ibuk juga sering minta belikan ayam bakar ketika bapak kepasar".
"kalo begitu coba kasih ayam bakar aja
"iya buk bapak ke pasar dulu"
Ucap saini sambil menggunakan baju nya dan pergi keluar.
Tak lama saini pun pulang dari pasar dan membawa ayam bakar. Ayam tadi kembali dia letakkan di hadapan nurhasannah. Namun tidak juga di makannya.
Saini hanya membalas dengan mengangguk sambil memperhatikan nurhasannah.
Sementara asmah di rumah mengerjakan pekerjaan rumahnya. Ketika cahaya matahari mulai terang, asmah pun berfikir jika nur mau berjemur karena buaya memang indetik dengan berjemur di matahari.
"lahh kenapa nak.. Tak mau berjemur?"
Pertanyaan asmah hanya di balas oleh nur dengan mengetuk ngetukan moncongnya ke bak mandi yang biasa nur gunakan.
"yaudah kalo gitu ibuk tutup lagi jendelanya"
Ucap asmah memberikan perhatian kepada nur.
Saini mau pun asmah menceritakan menurut mimpi mereka masing-masing. Ada orang sebagian percaya namun ada sebagian menghina bahkan mengejek mereka. Namun asmah yakin jika semua ini akan ada hikmahnya.
Tahun demi tahun mereka lewati
Mimpinya hanyalah mimpi biasa tentang pengaduan seorang anak kepada sang ibu.
Di dalam mimpi asmah seperti benar benar memiliki seorang anak perempuan pada umumnya meskin pun di dunia nyata raganya berbentuk buaya.
Hingga banyak orang yang datang bahkan dari luar desa hanya karna penasaran dan ingin memastikan benar atau tidaknya. Meskipun awalnya saini dan asmah sedikit kaku menjelaskannya
sehingga pada tahun 2007 hari kamis di waktu magrib sehabis magrib. Seorang wanita kesurupan saat para warga sedang berada di rumah asmah yang seperti biasa ingin tahu tentang nurhasannah.
Wanita yang kesurupan ini tak lain ialah orang kampung mereka dan
Assalamulaikum pak.. Buk.."
Wanita yang kesurupan ini langsung menyalami tangan saini dan asmah. Dan ternyata yang merasukinya adalah nurhasannah.
Wanita yang kesurupan itu tanpak duduk dengan melipat kakinya dengan mata terpejam.
"sekarang umur saya sudah 16 tahun pak.. Buk..
Saya ingin menikah. Apakah bapak dak ibuk merestuinya?" ucap nurhasannah yang
"menikah?.. Sama siapa nak?" ucap saini.
"dengan H Basid. Dia adalah temanku sedari kecil. wujudnya adalah seekor ular pak dan dia berasal dari kalimatan sama seperti kakek."
Mendengar itu, saini dan asmah sedikit terkejut.
"saya basid bin muhammad.
Apa yang di katakan putri bapak itu memang benar. Saya akan menikah anak bapak. Berapa uang mahar untuk putri
Sejenak saini berfikir kemudian.
"saya minta 10 juta gimana buk cukup kan?" tanya saini kepada asmah. Asmah pun hanya mengangguk.
"baiklah kalo begitu pak..buk.. Saya menyanggupinya. Namun tentunya uang
Ucap basid. saini hanya mengangguk seolah dia paham apa yang di maksud dari basid.
Sainu pun merasa bingung. Kemudian menanyakan maksud dari syarat yang ingin di ajukan oleh calon menantunya itu.
"apa syaratnya nak?"
"tolong persiapkan kamar pengantin kami layaknya kamar pengantin manusia.
Saini pun merasa janggal dengan syarat yang di ajukan menantunya itu.
"baiklah nak akan saya atur sebaik mungkin seperti permintaan kamu"
Ucap saini yang kemudian basid pamit lalu wanita yang kesurupan tadi langsung tersadar.
"ambilkan air putih buk." perintah saini
"diminum dulu buk."
"iya tterima kasih" ucap wanita itu yang masih memulihkan kesadarannya.
"mohon maaf ya buk. Tadi raga ibuk di pinjam sebentar sama
Lalu wanita itu temenung sebentar.
"gak papa kok buk cuman kepala saya saja sedikit pusing" ucap wanita tadi.
Asmah dan saini meminta maaf sekali lagi karena merasa tidak enak dengan wanita itu.
Tak banyak yang menentang karna memang secara logika ini sangat tidak mungkin. Menjelang akad yang mana tanggal nya sudah di tentukan bertepatan
Menjelang awal tahun saini pun mulai mempersiapkan hal-hal tentang perencanaan pesta itu. Karna pesta itu sekalian dengan acara khatam anaknya roni yang di yakinin sebagai kembaran nurhasannah.
Warga yang menentang pernikahan itu melaporkannya kepada kepala desa agar saini
Untuk itu saini pun di panggil untuk menghadiri pertemuan muspika (musyawarah pimpinan kecamatan) yang telah di hadiri beberapa tokoh masyarakat
Para tokoh agama beserta tokoh masyarakat setempat menolak adanya pesta pernikahan buaya itu.
"kami menolak tentang rencana pernikahan nurhasannah yang berwujud buaya serta basid yang tanpa wujud itu hanya di katakan berwujud ular. Jangan sampai hal semacam
Ucap seorang
Lalu para tokoh masyarakat setuju atas tanggapan dari para tokoh agama. Saini hanya bisa diam karna untuk membenarkan perihal putrinya itu pun tidak mungkin rasanya orang bisa percaya karna memang sulit di terima oleh logika.
Memberikan keputusan.
"Berdasarkan tanggapan dari tokoh agama serta tokoh masyarakat dan tidak adanya pembelaan dari pihak pak saini. Kami pihak kapolsek membenarkan jika pak saini harus membatalkan pesta pernikahan itu.
Keputusan dari polisi itu hanya bisa di terima saini dan muspika pun di bubarkan
Saini pun pulang dengan wajah lesu.
"akhirnya pak saini pulang. Besok adalah hari pernikahan nurhasannah dan akan di lakukan di alamnya mereka" ucap sattar dan saini tetap saja memasang
"ada apa pak? Bagaimana pernyataan pertemuan muspika tadi?" ujar asmah yang menyadari jika saini sedang tidak baik-baik saja.
Asmah hanya terdiam mendengarnya. Tidak mungkin rasanya di batalkan karna semua persiapkan sudah di pesan.
"lalu bagaimana kami akan melihat acara resepsinya pak"
"besok saya akan kesini. Membukakan batin pak saini dan buk asmah. Namun perwalian di serahkan kepada bangsa mereka saja.
"baiklah kalo begitu pak. Asalkan semua berjalan lancar"
"Okee. Besok saya akan dtang lagi kesini. Urusan tenda serta pelaminan jangan bapak dan ibuk batalkan"
Saini dan asmah hanya mengangguk
"saya pulang dulu pak buk.. Assalamualikum."
"walaikumsallam"
Hari itu berlalu terasa sangat cepat.. Hingga pada keesokan harinya di pagi hari. Saini dan asmah menunggu kedatangan sattar. Namun sattar tak kunjung juga datang.
"aduhh kenapa pak sattar belum datang juga ini."
"sabar pak.. Mungkin dia ada alasan kenapa belum datang juga"
Lalu tak lama sattar pun datang pada siang hari.
"baiklah pak.. Lakukanlah yang terbaik"
Sattar mengangguk lalu mengatakan.
"tolong persiapkan kamar kosong hanya untuk kita bertiga"
" nanti saja sebelum jam 2 siang"
..
Hingga jam pun menunjukan jam 2 kurang 20 menit.
Sattar pun segera bangkit dari tempat duduknya.
"mari pak. Buk.. Kita mulai melihat akadnya."
"iya iya.. Kesini kamrnya" ucap
Kemudian sattar seperti mengeluarkan kain hitam di sakunya. Lalu di dalam sakunya itu terdapat dua keping sisik buaya.
Ucap sattar sambil memberikan mereka masing-masing satu.
Saini dan asmah pun meraih sisik itu.
Saini dan asmah pun mengangguk mengatakan jika mereka mengerti maksud dari sattar.
Mata mereka pun mulai terpejam.
Ketika saini membuka mata. Dia sudah berada di sebuah tempat. Yang di lihatnya seperti istana namun jarak mereka dengan keramaian begitu jauh.
Di lihatnya orang sangat ramai
Baru saja saini ingin menanyakan sesuatu kepada sattar namun sattar mengetahui apa yang ingin di tanyakannya.
"mereka belum menyadari kehadiran kita. Jadi jangan terlalu dekat. Atau mereka akan berubah
Di lihatnya ada seorang pria menggunakan pakaian pengantin berwarna kuning. Yang terlihat sangat tampan sedang duduk berhadapan dengan seorang yang kelihatannya lebih tua. Posisi nya seperti orang yang sedang ingin mengucapkan ijab kabul.
Saini dan asmah tidak bisa mendengar apa yang terjadi di keramaian itu.
"lebih baik jangan pak. Nanti mereka akan berubah wujud jika mereka menyadari kehadiran kita."
Ucap sattar yang sedikit mengingatkan saini.
Kemudian saini berjalan maju yang diikuti asmah. Setelah cukup dekat barulah dia bisa mendengar apa yang terjadi.
Tak lama setelah itu, ternyata ada yang menyadari kehadiran saini dan asmah.
Sontak sattar pun langsung berteriak.
"lepaskan sisik ituuu"
Ada yang bentuknya bermacam-macam dari kerbau, banteng, monyet kalajengking namun anehnya bentuknya separuh manusia dan separuh hewan.
Asmah yang tidak kuat sontak langsung melepaskan sisik itu seketika
"cepatt kembali pak.. Kenapa masih disana"
Ucap asmah yang sedikit khawatir terhadap saini.
Kemudian sattar tiba-tiba meraih
Kemudian tak lama saini pun tersadar.
Asmah menangis sambil memeluk saini.
"kenapa buk.. Bapak tidak apa-apa kok ternyata mereka baik."
Mendengar itu sattar pun mengingatkannya.
"jangan sampai bapak terpedaya.
Saini pun terdiam cukup lama. Sampai akhirnya sattar pun mengajak mereka keluar dari kamar itu.
"besok apapun yang terjadi jangan dibatalkan acaranya ya pak. Karna bisa saja terjadi hal yang tidak diinginkan jika sempat di batalkan.. Kedoknya khatam anak bapak roni saja biar warga tidak marah"
Ucap sattar sebelum
Hingga seperti rencana, keesokan harinya tepatnya hari selasa. Para dekor pelaminan serta pemasang tenda mulai berdatangan.
Para warga yang melihat mulai memanggil kepala desa dengan maksud ingin secara baik-baik tanpa ada kerusuhan. Hingga kepala desa pun datang
"assalamulaikum.. Pakk.. Pak sainii"
Ucap kepala desa sambil memanggil saini beberapa kali.
"walikum sallam. Ada apa ya pak?"
"begini pak saini.. Bukannya sudah di setujui di muspika jika acara pesta akan di batalkan"
"yaa memang saya batalkan pak.
"lantas kenapa ada pelaminannya pak jika cuma acara khatam?"
Saini pun terdiam sebentar lalu menjawab dengan wajah sedikit sedih.
"semua sudah terpesan jauh hari pak. Uangnya jugq sudah di bayar. Lantas ketika saya minta batal memasang pelaminan
Ucap saini yang mencoba mencari alasan agar warga tidak marah.
"ohh jadi begitu.. Yasudah. Kalo begitu para warga silahkan bubar.. Kalian sudah mendengar penjelasan dari pak saini."
Tak lama para warga pun bubar.
"kalo begitu saya permisi dulu ya pak"
Ucap kepala desa berpamitan dengan saini.
"iya pak.. Silahkan."
Tak lama kepala desa meninggalkan rumahnya, saini pun menghela napas lega lalu masuk kedalam rumah.
"gimana pak.. Apa tanggapan kepala desa?" ucap asmah yang penasaran.
"mereka mengizinkannya buk. Namun kemungkinan. Para warga disini tidak akan ada yang datang dihari pesta nanti tepatnya hari jumat" ucap saini sedikit
Asmah kemudian terdiam wajahnya sedikit berubah.
"tak apalah pak. Mungkin itulah ujiannya. Kita cukup sabar saja" ucap asmah lalu saini hanya mengangguk tak berucap kata-kata lagi.
******
Ucap seorang ibuk yang biasa di panggil asmah itu.
Kemudian para tamu yang duduk mendengarkan kisah dari ibuk tadi mulai banyak yang berdiri.
"buk.. Boleh saya memegang nurhasannah?"
"silahkan buk. Tapi jangan pegang bagian kepalanya" ucap
Sesampainya di atas ranjang buaya itu tetap terlihat tenang. Dengan sisik putih dan moncongnya yang panjang.
"ibuk.. Cepetan kita pulang. Bapak di luar udah nungguin" ucapku waktu itu
Ibuku hanya mengangguk dan mulai mengajak buk asmah turun dari ranjang nurhasannah.
"terima kasih buk telah berbagi cerita dengan saya. Semoga keluarga ibuk selalu di berikan keberkahan tentang pristiwa ini" ucap ibuku
"iya buk Sama-sama. Lain waktu silahkanlah berkunjung kesini lagi" ucap ibuk asmah yang hanya di balas senyuman oleh ibuku.
Kemudian ibuku keluar dari rumah itu dan mencari ayahku Untuk segera pulang.
Aku yang terlalu lelah kemudian merebahkan tubuh di kamar. Kulihat ibuku tengah menceritakan tentang apa yang di dengarnya dari ibuk asmah itu.
Aku tidak menghirauknanya karna waktu itu masih tidak
"jangan percaya akan hal-hal yang ghaib begitu. Bisa jadi itu hanyalah tipu daya untuk tidak mempercayai yang satu Yaitu tuhan."..
**
Ada yang karna penasaran atau pun meminta air bekas mandi buaya itu yang KATANYA bisa menyembuhkan luka atau pun sebagai penglaris usaha. Tergantung dari niat
Apapun itu janganlah sesekali kita langsung percaya. Karna kekayaaan ataupun kesembuhan itu datangnya dari allah yang mahakuasa. Jangan sampai kita salah arah..
Tamat.
Sekian.. Terimakasih.. 😊