My Authors
Read all threads
Kenapa ada orang2 yang terkesan menggampangkan COVID19? Masalah ini bisa dijelaskan dengan Health Belief Model.

Perilaku kita untuk mencegah tertular COVID itu dipengaruhi oleh perceived susceptibility — yaitu perasaan apakah kita merasa bisa terkena virus tersebut.
Pengalaman kolega saya dr Italia ini mungkin bisa utk refleksi. Tanggal 2 Feb dia melihat teman2nya nyantai dan tidak khawatir wabah COVID19. Tapi kemudian jumlah pasien yang meninggal bertambah berlipat2. Tanggal 13 Maret, 10 halaman koran Bergamo dipenuhi berita lelayu.
Kemudian, kolega saya menekankan bahwa kita harus sangat waspada terhadap COVID19 dan harus sangat serius menekan pemerintah untuk bertindak mencegah penyebaran virus ini.
Kembali ke perceived susceptibility. Mungkin, kewaspadaan di Indonesia masih rendah karena banyak orang belum melihat secara langsung dampak dari virus ini mengenai orang2 yang mirip dengan kita.
Tapi begini, orang cenderung akan melakukan tindakan pencegahan penyakit jika merasa tujuan hidup jangka panjangnya akan terancam jika terkena penyakit tsb.
Sebagai contoh, banyak orang ingin umur panjang supaya bisa menyekolahkan anaknya sampai sarjana, mengasuh cucunya, naik haji, dll. Jadi, penting untuk menyelaraskan pencegahan penyakit dengan tujuan hidup tiap orang.
Namun, perceived susceptibility itu cuma sebagian dari cerita. Apakah seseorang akan melakukan tindakan pencegahan penyakit juga dipengaruhi oleh perceived barriers — perasaan apakah kita akan menemui hambatan ketika melakukan tindakan pencegahan.
Contohnya, Ibu A tahu betul resiko ketularan COVID19 jika dia tidak menjaga jarak (social distancing). Tapi Ibu A harus bekerja untuk membiayai SPP anaknya, akhirnya beliau memilih untuk kerja. Ini mengilustrasikan betapa tekanan ekonomi dapat menjadi hambatan untuk hidup sehat.
Demikian sekilas tentang Health Belief Model. Ringkasannya ada di Wikipedia. en.wikipedia.org/wiki/Health_be…

Referensi lengkapnya ada di Google Scholar: Champion, V.L. and Skinner, C.S., 2008. The health belief model. Health behavior and health education.
Disclaimer, teori perilaku kesehatan—termasuk HBM—harus dipakai dengan hati2. Sebuah teori kadang tidak cukup untuk menjelaskan sebuah perilaku kesehatan. Ada baiknya teori ini dipakai sebagai kerangka berpikir, dan bukan untuk menghakimi sebuah perilaku.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Herman Saksono

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!