Untuk mengisi kegiatan #dirumahaja, gw mau cerita sedikit pengalaman yang masih agak anget, peristiwa yang terjadi di sekitar bulan Juni 2016.
Pengalaman cukup seram bareng keponakan yang bernama Kiki. Kejadiannya di sekitaran kota Bandar Lampung.
Yuk simak.
***
"Ada apa ki?" Tanya gw penasaran.
"Gak om." Jawabnya pendek, setelah itu dia langsung menghadap kembali ke depan, melihat ke jalan.
Hanya ada gw dan Kiki di mobil ini, kami berdua menyusuri jalan aspal membelah perkebunan karet menuju daerah kecil yang bernama Bergen, satu tempat di daerah Lampung.
Jalan gelap tanpa penerangan sama sekali, cahaya hanya bersumber dari lampu mobil yang kami tumpangi ini. Hujan turun cukup deras menambah sempurna keadaan, jarak pandang jadi semakin pendek.
Gw dan Kiki dalam perjalanan pulang dari kota Bandar Lampung, siang tadi kami menghadiri prosesi pemakaman.
Subuh dini hari sebelumnya, kak Herman, kakak sepupu gw, ayahnya Kiki, meninggal dunia karena kecelakaan. Motornya bertabrakan dengan bis lintas Sumatera, almarhum meninggal di tempat kejadian dengan kondisi tubuh yang sangat mengenaskan.
***
Setelah mendengar kabar duka, semuanya langsung bergegas menuju rumah duka, di Bergen, Propinsi Lampung.
Kiki kelihatan tegar, gak ada airmata di wajahnya, namun gak ada senyum juga.
Hembusan angin sepoy di tengah hawa panas semakin menambah sesak suasana, aura sedih dan sedu sedan tangis menjadi satu.
Selamat jalan Kak Herman..
***
Hanya tinggal beberapa orang yang masih berada di sekitar makam setelah proses pemakaman selesai, ketika Kiki menegur gw.
Wajah sumringah Kiki sedikit melegakan hati, beda dengan Kikan yang masih saja terus diam bersedih berdiri di samping makam ayahnya.
"Nanti aku pulang sama om Brii aja ya,"
"Iya Ki, nanti kita pulang bareng ya."
Begitulah..
***
Kak Warni bilang begitu. Beliau adalah istri dari Almarhum, Ibunya Kiki.
Di rumah inilah kiki bertemu dengan banyak saudara-saudara sebaya, riang gembira dia bermain, sejenak melupakan rasa sedih ditinggal ayah tercinta.
***
“Iya Kak, besok pagi aja kami pulang.” Jawab gw pendek.
“Pokoknya Kiki mau pulang om, mau sama mama aja.” Begitu dia bilang.
***
“Iya Kak, Kiki maksa pulang tuh. Lagi pula dekat ini, dua jam juga sampai.” Jawab gw.
***
"Ada apa ki?" Tanya gw penasaran.
"Gak om." Jawabnya pendek, setelah itu dia langsung menghadap ke depan, melihat ke jalan.
Sepertinya ada yang menarik perhatian dia, di kursi belakang...
“Ada apa sih Ki? Kamu kenapa?”
Kiki masih diam,
Sepertinya benar, ada sesuatu di kursi belakang yang menarik perhatian Kiki...
***
Kiki mendekatkan tubuhnya, mendekat ke gw, lalu dia berkata sambil berbisik:
“Ada Bapak om, dia duduk di belakang.”
Benar kata Kiki, ada almarhum Kak Herman sedang duduk di kursi belakang.
***
Oh iya, malam minggu nanti bakalan ada yang baru di Briistory, layak ditunggu 😉,. untuk menemani teman-teman semua yang sedang #dirumahaja .
Sampai jumpa malam minggu nanti,
Salam,
~Brii~