Bagi Yang Haid, Nggak Shalat Itu Taat 
1. Ceritanya umum diketahui: Khalifah Umar dalam perjalanan ke Syam, lalu diberitahu ada wabah disana. Umar musyawarah, hasilnya, putar balik
2. Abu Ubaidah, sosok yang digelari aminul-ummah oleh Rasul, lantas protes" "Apakah kita hendak lari dari takdir Allah?". Umar kaget, sebab harusnya Abu Ubaidah sudah paham
3. Lalu Umar menjawab dengan perkataan yang sangat terkenal: "Ya, kita lari dari takdir Allah yang satu, kepada takdir Allah yang lain", brilian
4. Abdurrahman bin Auf menengahi mereka, membacakan hadits Rasulullah: "Bila kamu mendengar wabah di suatu negeri, jangan datangi. Bila wabah itu di negeri tempatmu, janganlah keluar dari situ" - HR Muslim
5. Urusan selesai, semua pihak puas. Itu contoh terbaik, dari generasi terbaik. Sebab bila fatwa sudah dikeluarkan, prosesnya tepat, ulamanya punya kualifikasi, maka fatwa benar dapat 2 pahala, fatwa salah dapat 1 pahala
6. Berikutnya, Amru bin Al-Ash, meminta manusia berpencar ke gunung-gunung, agar tak berkerumun hingga wabah bisa diputus penyebarannya, wabah pun usai
7. Dan saya membayangkan, di zaman ini, bakal ada yang komen dengan fatwa itu: "Apa? Lockdown? Masak kita nggak boleh masuk ke negeri itu? Dan di negeri itu tak boleh keluar? Ini namanya memutus silaturahim, dan ini haram". Gitu
8. Atau ada yang komen: "Ini melemahkan kaum Muslim, masak jamaah kaum Muslim jadi dipisah-pisah ke gunung-gunung? Bukannya ke Masjid? Di masa fitnah masjid kok malah ditinggal? Takut wabah atau takut Allah sih? Harusnya cari selamat datangi masjid, bukan rumah!". Gitu
9. Dan saya hanya mau menasihati diri saya. Bahwa ketaatan itu bukan tentang nafsu kita, perasaan kita, tapi tentang hukum
10. Bagi mereka yang haid, mereka mungkin merasa bahwa mereka dekat pas shalat, tapi ujiannya disitu, pas haid justru taat dan pahala itu ada pada sabar menjauhi shalat, puasa, pegang mushaf atau ke Masjid
11. Bagi yang sudah biasa jamaah ke Masjid, biasa kajian, ya ini ujiannya, taat pada fatwa ulama, ujiannya dan pahalanya justru ada pada sabar dengan nggak jamaah dulu sementara
12. By the way, sampai saya menulis ini, saya masih berpikir dan berbuat semampu saya untuk membantu mereka yang mau nggak mau harus keluar rumah untuk cari nafkah, meski harusnya pemerintah yang bisa menyelesaikan
13. Dan buat mereka yang terpaksa keluar rumah, nggak ada kecuali doa terbaik semoga selalu dilindungi dan sehat senantiasa
