Profile picture
, 34 tweets, 6 min read Read on Twitter
Happy Gayatri Jayanti! 🙏🏼🌺

Ekadashi (hari ke-11) suklapaksa, bulan Jyestha, diperingati sebagai hari turunnya Gayatri ke dunia. #Mantra #Gayatri adl mantra Veda paling utama, dan bahkan disebut Ibu Veda. Ada kisah yang menarik tentang ini.
Ribuan tahun yang lalu, ada seorang raja yang sangat perkasa bernama Vishvamitra. Kerajaannya luas, makmur, & damai.

Suatu hari, sang raja ingin "blusukan" menjelajah negerinya. Diikuti pasukan-pasukan terbaiknya, ia mengunjungi seluruh pelosok negeri.
Karena luasnya, perjalanan mereka memakan waktu lama. Suatu hari mereka sampai ke padepokan Resi Vasistha. Beliau dikenal sebagai 'Brahma-resi', yaitu resi yang telah mencapai kesadaran tertinggi, 'manunggal' dengan Hyang Agung.
Padepokan atau ashram Vasistha tersembunyi di tengah hutan, sangat sederhana. Namun cahaya kesadaran sang resi tidak bisa disembunyikan.

Raja Vishvamitra, dlm kunjungannya, tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan menemuinya. Ia mengganti pakaian & bersiap menemui sang Brahmaresi.
Kisah ini bisa dibaca di dalam Ramayana, buku pertama Balakanda. Utas ini saya racik dari beberapa versi, jadi mungkin tidak seratus persen sama, dan saya sajikan ulang dalam bahasa sendiri. 🙏🏼
Resi Vasistha menyambut kedatangan Vishvamitra dengan hangat. Mereka berdua kemudian duduk di alas sederhana lalu terlibat percakapan panjang.

"Apakah semua kebutuhan resi tersedia? Apa ada yang bisa kami bantu?", tanya sang raja.
"Terima kasih, Raja. Hidup kami di sini sederhana, dan atas berkat Hyang Agung, kami tidak kekurangan apa pun."

Sang resi bisa melihat kelelahan sang raja dan pasukannya yang telah berkelana berminggu-minggu. Ia kemudian menawari mereka untuk makan.
Di dalam hati, Vishvamitra berpikir: Apa yang bisa mereka tawarkan di sana? Semuanya serba sederhana, dapur mereka kecil, bagaimana bisa memberi makan satu pasukan yang kelaparan?
Resi Vasistha membawa tongkatnya, lalu berjalan keluar mendekati seekor sapi di halaman. Lalu ia memberi hormat, & meminta makanan.

Tak disangka Vishvamitra, dr perut sapi suci tsb muncul berbagai makanan, nasi, susu, madu, buah disajikan di atas piring emas & perak.
Vishvamitra takjub. Selama itu ia pikir sapi suci yang bisa memenuhi keinginan (kāmadhenu, Skt) ini hanya dongeng belaka.

Ia berkata dalam hati, "Bayangkan apa yang bisa kulakukan bila memilikinya! Tidak akan ada wargaku yang akan kelaparan dan kekurangan!"
Setelah makan, Vishvamitra berkata, "Resi, tidakkah sia-sia memiliki permata agung tapi hidup di tengah hutan?"

"Tentu saja, anakku."

"Engkau punya Kāmadhenu yang seperti permata yang sangat berharga. Bolehkah aku membawanya. Akan kuberikan 10 ribu sapi sebagai gantinya."
Sang resi menolak. "Sapi itu bukan Dharmamu, Nak." Vishvamitra masih bernafsu.

"Aku tambah lagi ribuan gajah untukmu." — "Nak, apa yg akan ku lakukan dgn gajah-gajah itu. Di sini kami hidup sederhana."

Vishvamitra terus membujuk, menaikkan tawarannya namun Sang Resi bergeming.
Dibutakan oleh nafsu, Vishvamitra marah. "Dasar Resi tidak tahu diri. Kau tinggal di atas tanahku. Aku berhak atas apa pun di sini!"

Vishvamitra lalu menyuruh pasukannya menangkap sang resi & membawa sapi suci. Namun tiba-tiba dari Kāmadhenu muncul ratusan prajurit perkasa.
Kedua pasukan terlibat perang. Akhirnya, tentara Vishvamitra kalah.

Vishvamitra, dengan ego yang luka, pergi melarikan diri ke Himalaya. Ia bertekad bertapa untuk memperoleh kekuatan tertinggi di dunia yang bisa mengalahkan siapa saja.
Dalam tradisi Hindu dikenal 3 sifat dasar alam raya:
- Tamas: gelap, bodoh, malas, inertia;
- Rajas: nafsu, gerak, energi;
- Sattva: mulia, terang, bersih, suci.

Saat itu Vishvamitra dikuasai sifat pertama. Ia bertapa untuk memperoleh yang bukan haknya. Ia dikuasai kebodohan.
Seorang yang tamasik mempercayai kekuatan fisik untuk merampas apa yang diinginkannya. Vishvamitra bertapa selama ribuan tahun.

Karena upaya kerasnya, Shiva datang & berkata, "Apa yang kau mau? Semua akan kupenuhi."

"Buat aku paling kuat, paling perkasa di muka bumi ini!"
Shiva mengabulkan keinginan Vishvamitra. Ia pun memperoleh senjata-senjata paling mutakhir.

Vishvamitra kembali turun gunung untuk mengalahkan Vasistha.

Dalam sekejap, Vishvamitra membumihanguskan padepokan sang resi dan berupaya membunuhnya untuk mengambil Kāmadhenu.
Vasistha yang baru kembali, melihat padepokannya rata dengan tanah. Ia melihat Vishvamitra yang dikuasai aura kegelapan berdiri di atasnya.

Vishvamitra melemparkan segala macam senjata kpd sang Brahmaresi, namun berkali-kali gagal. Kekuatannya tak bisa menyentuhnya sama sekali.
Kecewa, Vishvamitra melarikan diri lagi. Ia mulai sadar bahwa kekuatan fisik masih belum cukup. Kali ini, ia ingin menjadi seorang Brahmaresi seperti Vasistha.

Vishvamitra naik kelas. Dari tamas ia menjadi rajas. Ia bertapa selama seribu tahun memohon kpd Brahma.
Akhirnya, Vishvamitra memperoleh apa yang ia inginkan. Ia menguasai sekian banyak cabang ilmu dari Brahma, dan mendapat gelar Brahmaresi.

Namun Vishvamitra masih merasa ada yang kurang. Kesadaran mulai muncul dalam dirinya. Ia mulai meniti ke dalam diri.
Vishvamitra mulai bisa melihat: keinginan yang tak pernah puas melahirkan amarah. Keinginan berasal dari keterikatan dg dunia benda. Apa yang bisa memutusnya?

Karena mulai hidup berkesadaran, kebisingan pikiran makin reda, & suara hati nurani Vishvamitra semakin kuat terdengar.
Vishvamitra naik kelas lagi; dari rajasik ia menjadi sattvik. Ia menyadari bahwa untuk mencapai kebahagiaan ia perlu mencariNya di dalam diri.

Kemudian ia bertapa kembali selama seribu tahun hingga suatu ketika Vishnu muncul di hadapannya dan memberkatinya.
Vishvamitra kini menjadi manusia yg berbeda. Ia semakin peka melihat pederitaan makhluk-makhluk di dunia. Ia berkeliling, membantu, melayani semua karena ia bisa melihat Hyang Agung dalam diri mereka.

Kini, ia benar-benar menjadi sahabat (mitra) alam semesta (vishva)—takdirnya.
Vishvamitra selalu mencari cara bagaimana agar manusia terbebas dari sengsara (saṃsāra, Skt) dunia.

Ia mulai mendengar tembang dari dalam dirinya. Awalnnya sayup, semakin lama semakin kuat. Tembang itu adalah mantra Gayatri.
Oṁ Tat Savitur Vareṇyam
Bhargo Devasya Dhīmahi,
Dhiyo Yo Naḥ Pracodayāt.

Siapa pun yang melantunkan mantra Gayatri akan dilindungiNya, setahap demi setahap kesadarannya akan berkembang sehingga bisa mengatasi saṃsāra, kesengsaraan yang lahir dari kesadaran redah.
Kami bermeditasi kepada cahayaMu yang paling indah, agung, Oh Savitṛ—asal segala sesuatu. Terangilah pikiran kami agar kami bisa memilah dan memilih tindakan yang tepat dari yang tidak tepat.
Mantra ini sangat bagus diucapkan saat 3 waktu:

- subuh, menjelang fajar—saat ini Ia adl Gayatri;

- tengah hari saat Matahari di puncak—Ia adl Savitri;

- senja, sebelum matahari terbenam—Ia adl Sarasvati.
Silakan simak penjelasan Swami Anand Krishna (bahasa Inggris) tentang mantra, makna Gayatri dan cara pengucapannya:
youtube.com/playlist?list=…
Ramayana dibuat dari suku-suku kata dalam mantra Gayatri—disebut Gayatri-Ramayanam. Setiap suku kata ini mengawali sloka-sloka dalam Ramayana:

stotram.lalitaalaalitah.com/2011/12/gayatr…
Mantra Gayatri diwujudkan sebagai seorang Dewi. Ya, mantra tertinggi dalam Hindu ini digambarkan sebagai seorang perempuan (feminin) yang digdaya.

Apa saja makna simbol-simbolnya?

Mantra Gayatri erat kaitannya dengan Matahari (Surya). Karena itu Ia digambarkan mengenakan kain merah, duduk dan membawa teratai merah yang merekah sempurna. Tiga waktu meditasi yang dijelaskan sebelumnya juga terkait dgn posisi Matahari.
Khususnya mereka yang memiliki "gangguan" pada Surya di dalam dirinya (kurang percaya diri, sulit menangkap pelajaran, penakut atau sebaliknya arogan dan pemarah), dianjurkan mengucapkan mantra ini setiap hari.
*akan dijelaskan lebih detail di @divyabhasa*
Ia bermuka 5—yaitu 5 bagian mantra—masing-masing bermata tiga, melambangkan intuisi, kecerdasan spiritual, Ājñā-cakra.

Gayatri bertangan 10 melambangkan kedigdayaan. Ia membawa senjata untuk melindungi mereka yang mengucapkan mantra & mengenyahkan rintangan.
Dua tangan terdepannya melakukan 2 mudra: abhaya (menghilangkan ketakutan) pada tangan kanan & varada (memberikan berkah) pada tangan kiri.

Sisi kiri tubuh, dalam tradisi Hindu, dikaitkan dengan unsur feminin yang ramah, pemurah. Sedangkan sisi kanan, maskulin.
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Harimbawa
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!