, 53 tweets, 10 min read Read on Twitter
"PENGALAMAN PERTAMA DI DUNIA MEREKA" (pertama kalinya aku sadar,ada alam lain yang bersebelahan dengan dunia yang kita huni)

Berlatar belakang lagi2 kampungku.
Kampung "K",desa "T", di sebuah kota kecil di Jawa Tengah..tahun 1989..
Kawan #bacahorror
Inilah #threadhorror ke 3 ku
Masih bersama saya *ayashofya*
Yg sengaja menggunakan akun twit suami..dari pada mubazir gara2 gak pernah abdet setatus..😂
So..langsung saja kita ke teeekaaapeeeee...

Sebelum mulai..alangkah baiknya kita berdoa dulu menurut keyakinan masing2. Supaya apa..? Yah..supaya aman..
Tentram dan damai selama menikmati #bacahorror kali ini. Tanpa gangguan dari "Mereka"yg sedang akan kita omongin ini..
Berdoa..mulai..🤲
Cukup..
Dari sini..langsung saja kita masuk ke cerita..

Aku masih ingat betul,usiaku baru 4 tahun..(lagi2 cerita masa kecilku.. jadi...-
..jangan bosan ya gaes..pliiiiiis..🙏😁).
Tinggal di sebuah desa di tahun2 itu,masih lumrah sepertinya kalau hanya sedikit saja warga yg sudah punya fasilitas MCK di rumahnya.
Sebentar..kalau kawan2 bertanya, inikan #threadhorror ,kenapa malah bahas MCK sih..?
Karenaaa..yaa..
Karena semua kejadian2 selanjutnya yg bersinggungan dengan "Mereka"..semua berawal di sini..sampai sini kawan2 faham pasti..😁..ok..lanjut..
Untuk warga seperti kami yg katakanlah tingkat perekonomian masih di level menengah ke bawah alias kurang mampu,kamar mandi ber WC tentulah
Masih belum mampu kami miliki. Lalu,di mana ketika kami harus melakukan kegiatan seperti mencuci,mandi,atau buang hajat..?
Ok..sebelum menjawab pertanyaan itu,akan aku gambarkan tempat untuk melakukan kegiatan tersebut.
Di kampungku ini,ada sebuah "Blumbang"(semacam kolam atau-
sendang,yg bisa digunakan untuk mandi,dan mencuci)yang letaknya tepat di sebelah selatan rumahku. Dan di sebelah Blumbang itu,ada sebuah sungai kecil,kami menyebutnya "Wangang",semacam irigasi untuk pengairan sawah2 warga,yg memang kalau kawan2 masih ingat,rumahku terletak di-
pojok kampung,alias berbatasan langsung dengan sawah yg membentang. Jadi,yg membatasi antara rumahku dan sawah ya Wangang dan Blumbang itu. Kalau siang hari,banyak sekali anak2 kecil yg menggunakan Blumbang itu untuk bermain air,berenang,dikelilingi pemandangan sawah yg hijau
pepohonan yg rindang di kanan kiri. Benar2 tempat yang menyenangkan kala itu. Tapi..ada tapinya ini..semua akan benar2 nampak berbeda ketika malam menutup tirai hitamnya. Suasana yg tadinya menyenangkan ketika siang,tiba2 berubah sangat2 kelam yg lebih mendekati seram. Dan,
Sampai sekarang, Blumbang dan Wangang itu masih ada. Meski sudah tak seindah dulu. Karena orang2 sudah jarang menggunakan nya lagi. Nanti akan aku sertakan gambarnya. Tapi sebelum itu,sekedar informasi saja,Blumbang itu sekarang digunakan oleh pemiliknya untuk memelihara ikan.
Dan,ini adalah Blumbang yg saya ceritakan tadi. Dulu kolam itu sangat luas,berbentuk persegi panjang tepatnya. Sekitar 4x15 meteran. Dan dalamnya sekitar seleher orang dewasa,tp ada juga yg dangkal,sebatas dada anak kecil..yg letaknya dipinggir bagian yg disemen itu.
Nah ini adalah Wangang, sungai kecil tepat di sebelah Blumbang tadi. Dan ada sebuah "Uwot"(jembatan kecil dari bambu tau potongan kayu) yg di situ itu aku kecil sering nongkrong (BAB 😅).
Sekarang,kita mulai masuk lebih dalam ke bagian #ceritahorror nya..
Bagian,yg memberiku
Suatu pelajaran,bahwa masih ada alam lain yg batasnya benar2 tipis. Setipis kabut yg selalu menyelimuti area persawahan samping rumahku itu. Dan ketika secara tak sengaja kita menembus dimensi yg setipis kabut itu,kita tak akan pernah tahu bagaimana caranya. Hanya tiba2 saja
kita sudah berada di sana. Dan itu aku alami ketika aku masih sangat kecil,usia 4th aku ingat betul. Sekedar kawan2 tahu, aku memiliki semua memory masa kecil yg masih sangat detil hingga saat ini. Entah kenapa aku sendiri tak paham. Aku bahkan bisa mengingat setiap detil mimpi
yang terjadi di setiap tidurku. Sampai sekarang. Yg anehnya,untuk urusan lain di usiaku yg kepala 3 sekarang aku sudah sering lupa hal2 yg menurutku penting untuk diingat. Tp tentang mimpi dan memory masa lampau,aku masih meningatnya secara rinci detil demi detil. Terdengar aneh
iya memang. Dan masa itu,untuk anak sesusia dan sepolos itu,aku tergolong bukan anak yg penakut.
Seperti malam itu,baru saja selesai sholat magrib bersama mamak dan bapak,perut tiba2 terasa mulas..(tanda2 panggilan alam pasti😁).
"Pak..wetengku mules,pengen nang Wangang..!"
(Pak,perutku mules,pingin ke sungai). Sambil masih membaca wirid bapak menyahut.."Yo kono menyang Wangang ndisik,nko nek bapak wis rampung ndonga tak susul..!"(ya sudah cepetan ke sungai,nanti rampung doa bapak nyusul). Tanpa berat hati,aku kecil berangkatlah ke Wangang,sendiri..
Malam2,apa lagi kita tahu,orang tua2 dulu paling pantang ngijinin anak kecil keluar rumah ketika Magrib. Karena apa..? Takut anak2 mereka diganggu mahluk2 lain,yg kita semua pasti tahu, jam aktifitas mereka dimulai pada jam2 sekitar Magrib. Tapi tidak dengan bapak.
Karena bapak sendiri punya keyakinan,semakin anak ditakut2i,dan semakin anak menjadi penakut,maka akan semakin mudah pula "Mereka" akan mengganggu. Karena rasa takut manusia pada "Mereka" adalah sumber daya terbaik untuk energi "Mereka",yg bisa mempermudah "Mereka" sewenang2
pada kita..(perasaan banyak banget kata "Mereka" 😂). Jadi kawan,pesan saya..jadilah pemberani,jangan jadi penakut. Supaya mereka tak lebih kuat dari kita..MANUSIA (ngomong aja gampang,nglakuinnya susah klo sudah ketemu yg begituan yak..😅)
Sesampai di Wangang, aku baru ingat..
Aku lupa bawa senter.(Pasti gara2 sudah tak tahan ingin segera melakukan pelepasan)
Senter sangat penting kawan. Karena masa itu,bukan tentang karena takut gelap,tapi lebih ke takut pada hewan2 melata,khususnya ular. Namanya juga diarea persawahan. Sudah pasti banyak hewan2
seperti itu. Tapi memang,suasana sekitar sangat gelap. Cuma ada sedikit cahaya dari lampu penerangan luar rumah,itupun cuma lampu kuning 5 watt dari jarak sekitar 50 meteran. Cuma remang2 di sebagian tempat saja. Sampai ke Uwot ( jembatan sungai kecil) tetap saja gelap gulita.
Bagi kalian yg pernah menghabiskan masa kecil di kampung pd tahun 80an,pasti faham bagaimana mata bisa sangat terbiasa dengan gelap malam. Dan begitu juga aku kecil,sambil menoleh kanan kiri,cuma gelap dan gelap. Ah,masa bodoh..yg penting hajat segera dituntaskan..
Sebentar..tadi kalian masih ingatkan kawan,ketika aku pamit mau ke sungai bapak bilang apa?
Bapak berkata "Akan menyusul setelah selesai doa". Begitulah ya..?
Tapi..kenapa bapak tiba2 sudah ada di seberang Uwot..? Itu artinya bapak malah mendahului aku dong..?
Sambil berpikir,aku jd sedikit lupa mulasnya perutku. Jelas2 tadi aku yg keluar rumah duluan,dan bapak masih bersimpuh di atas sajadah..
Lalu..ah,biarlah..kenapa juga musti dipikirin. Pelan kulepas celana panjang hitam yg kupakai,biar tak jatuh karena tak ada pegangan.
(eits..jangan ngeres,itu cuma anak kecil yg mau bok*r gaes..😅)
Setelah lepas,kuberikanlah celana panjang itu pada yg ku kira bapak itu. Takut kalau kupegang nanti malah jatuh ke sungai. Jongkoklah aku di Uwot itu. Setelah kurasa cukup menguras isi perut,aku pindah ke blumbang..
Buat apa..? Yaaa..membersihkan sisa2 pembuangan,alias cebok. Ku tengok,bapak masih berdiri diantara Wangang dan Blumbang. Tepatnya di bawah pohon kelapa yg di atas jalan setapak menuju persawahan.
Setelah kurasa bersih, aku menuju ke bapak. Aku digandengnya. Tangannya...
Dingin sekali kawan. Bahkan tanganku yg seharusnya dingin karena baru saja terkena air,bisa merasakan tangan si bapak lebih dingin. Celana masih ada pada si bapak,aku selalu memakainya di rumah. Karena untuk anak sesusiaku pasti susah jika harus mengenakan celana panjang sambil
berdiri di pinggir sungai lagi..jadi, kubiarkan bapak membawa celana panjang hitam itu. Sambil terus menuntunku,aku merasa,jalan kami amat sangat lambat sekali. Dan..ini yang aneh..jarak antara Wangang dan rumah yang hanya 50 meteran, yang harusnya bisa ditempuh hanya dalam
hitungan kurang dari 5 menit, kenapa yang aku rasa malah lama sekali sampai ke rumah..? Dan kenapa aku tak bisa melihat rumahku..?Ingin tahu apa yg aku lihat waktu itu? Sebuah istana megah kawan..bercat putih bersih.. dengan pintu gerbang melengkung yg berukir bunga2 warna warni.
Masih bingung dengan semua itu,aku berpikir keras, mencoba mengingat,aku berada dimana sebenarnya..? Tapi tetap saja tak secuil ingatanpun melintas diotakku waktu itu. Suasana waktu itu terang,tapi lebih ke temaram. Seperti ketika matahari menjelang terbit atau tenggelam.
Terang dengan nuansa warna orange. Yah,seperti itu kurasa suasana yg ku rekam di otak waktu itu. Masih berjalan dengan dan gandeng bapak. Entah kenapa aku seperti enggan untuk sekedar mendongak. Memastikan apakah benar2 bapak yg menggandeng tanganku itu. Semakin lama berjalan,
yang tadinya ku kira istana itu nampak dekat,nyatanya sekian lama berjalan,tak juga kunjung sampai,bahkan gerbang yg tadi nampak di depan mata,kenapa belum juga melewatinya.
Entah kenapa hati mulai tidak nyaman.Seiring kurasakan hawa dingin yg tak biasa.Membuatku tiba2 bergidik.
Lebih ke merinding.Di kejauhan Nampak orang2 berjalan berseliweran,memulai aktifitas pekerjaan. Kebanyakan seperti petani. Karena yg ku lihat waktu itu banyak dari orang2 itu yg membawa perlengkapan untuk ke sawah. Seperti cangkul, sabit,dan juga mengenakan caping. Apalagi kalau-
bukan petani..? Pikiran anak kecil tentulah masih sangat sederhana. Cuma menebak dari hasil analisa atribut. Meski tak banyak berpikir, tetap saja aku merasa aneh. Kenapa mereka saling diam..? Tak satupun dari mereka bertegur sapa. Sekecil itu aku sudah tahu,sangat umum bagi kami
warga kampung untuk saling menyapa atau sekedar menanyakan kabar ketika berjumpa atau beriringan dengan warga lainnya. Tapi ini..ah,kenapa bisa begini..? Cuma pemikiran yg sangat sederhana yg terlintas, apa orang2 itu sedang marah2an..?(kalimat yg biasa anak kecil gunakan ketika-
kami ngambek satu sama lain)
Tapi,masa iya orang segitu banyaknya semua saling marah2an..?
Bahkan mereka berjalan bersama,beriringan,tapi kenapa tak saling bicara..?
Lama kelamaan,aku semakin merasa aneh dengan keadaan itu.
Seiring perjalanan,ku lihat kakiku,nampak telanjang..
sedikit demi sedikit melintas ingatan2 kecil di otakku. Pantas saja kakiku kedinginan,ternyata aku tak memakai celana. Lalu berurutan,ingatan lainnya mengikuti, ingat kenapa aku tak memakai celana,ya tadi habis buang air di Wangang.
Tiba2 suasana yg tadinya ramai oleh orang2..
Tiba2 semakin lama semakin sepi. Ku coba melihat sekeliling, cahaya keemasan yg tadinya ku tak tahu entah itu pagi atau senja,perlahan2 seperti tersedot sedikit demi sedikit,seperti ketika matahari yg menuju tenggelam. Seiring sayup2 ku dengar suara orang memanggil2 namaku.
Semakin kudengar keras orang itu memanggilku,semakin gelap pula suasana sekitar. Hingga kegelapan total terasa membutakan mataku.
Sensasinya persis seperti ketika mati lampu. Masih ku dengar suara orang yg memanggil2ku tadi. Dengan sedikit linglung, aku menyahut panggilan itu..
"Aku nang kene..!"(aku di sini)
Dari dekat ku lihat sorot lampu senter. Tepat menyorot ke arah wajahku. Silau, dan tiba2 orang itu menjerit sambil mengucap asma Allah. "Ya Allaaah nduuk,kowe Ki nopo ndodok Ng ngisor wit gayam..?"(ya Allah nak,kamu kenapa jongkok di bawah pohon-
gayam) oh iya,di sekitar itu ada sebuah pohon gayam besar,kata orang yg memang punya mata lain (mata batin) mereka bilang, kalau itu bukanlah sekedar pohon. Melainkan sebuah istana megah.
Sambil tergopoh2,orang yg tadi memanggil2ku,yg ternyata adalah bapakku. Sambil terus-
beristighfar. Mencoba menyingkirkan semak belukar yg sedikit mengelilingiku. Dengan sedikit susah payah,karena memang di area sekitar pohon gayam itu,selain letaknya di seberang sungai, banyak sekali semak belukar yg rimbun di bawahnya. Akhirnya bapak berhasil mendapatkanku.
Dengan masih terus masih menyebut asma Allah bapak menggendongku pulang ke rumah. Sesampai ke rumah,masih sedikit syok ( di sini bukan aku yg syok,tp malah bapak dan mamak yg syok mendapati anaknya yg sebentar tadi dikira hilang,mereka temukan sedang jongkok di bawah pohon gayam-
sendirian,dan tak mengenakan celana. Setelah dipakaikan pakaian ganti yg bersih,dan di beri minum, bapak pelan2 menanyakan perihal kenapa bisa aku berada di tengah belukar di bawah pohon gayam.
Masih bingung,tak tahu musti bercerita bagaimana. Karena memang sangat membingungkan
bagiku waktu itu. Dan ketika bapak menanyakan "dimana celana panjangku..?" Barulah aku bisa menceritakan kronologi kejadian secara gamblang. Dari ketika ku kira yg kutitipi celana panjang hitam adalah bapak,hingga ketika aku di ajak jalan menuju istana megah yg orang2nya semua-
tak ada satupun yg bicara. Mungkin entah karena takut terjadi sesuatu,bapak membawaku ke guru mengajiku ( saat itu aku belum mengaji di majlis ta'lim,aku mulai mengaji di sana ketika umur 6th)
Aku masih ingat betul,beliau berkata "Mulai saiki sing molat yo ke momong anakmu iki,
anakmu wis kebukak. Yen anakmu mengko kok soyo tambah lelaranen,ojo kaget yo..!"(mulai sekarang,lebih berhati2lah menjaga anakmu,sekarang mata batinnya sudah terbuka,kalau nanti dia semakin sering sakit2an,jangan kaget). Dan benar saja,aku yg sejak lahir dianugrahi penyakit astma
turunan,sejak kejadian itu jadi tambah sering sakit2an. Dari yg sering panas, atau tiba2 astma sering kambuh meski hanya gara2 main di halaman bersama teman2.
Dan ini yg paling penting,aku jadi semakin sering melihat "Mereka", dan selalu saja setiap kemunculannya seakan2-
menghisap setiap daya tahan tubuhku. Membuatku semakin "Bencirih" kalau orang Jawa bilang alias sakit2an terus. Itu aku rasakan hingga aku kelas 4 SD.
Dan di rentang waktu itu banyak sekali kejadian2 yg melibatkan aku dengan mahluk2 yg tentu tak ingin kawan temui,yg setiap detil-
ceritanya masih terpatri jelas di ingatanku.Hingga detik ini..!!
Yg akan aku bagikan cerita demi cerita pada semua kawan2 yg masih setia membaca #threadhorror ku ini.
Sekian dulu kisah ini ku akhiri.
Kita ketemu lagi di #threadhorror selanjutnya,yg pernah aku janjikan..
di threadku yg sebelumnya,tentang pengalamanku ketika "sekarat".
Sekian,terimakasih..
Wassalam..!

(Catatan: Paginya setelah kejadian itu,bapak sengaja mencari celana panjangku,hingga menyusuri sepanjang sungai kecil itu. Tapi nihil,celana tetap tak ditemukan,sampai sekarang)
*ayashofya*
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Joekaka13
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!