, 191 tweets, 27 min read
My Authors
Read all threads
Based On True Story
RUMAH DINAS "TUNGGAL WELAT" (BAG. 1)





-A Thread-
@bacahorror | #bacahorror
(Source pic by : Google)
Ini adalah thread horror kedua saya, kali ini saya akan kembali menceritakan pengalaman pribadi saya yang terjadi pada tahun 2007 mundur 7 tahun kebelakang dari thread pertama saya yang terjadi pada tahun 2014.
Seperti biasa, sebelum saya mulai segala bentuk detail kejadian seperti nama kota, tempat dan nama² yang akan terlibat di cerita saya kali ini tidak akan saya sebutkan karena berdasarkan berbagai pertimbangan maka saya putuskan untuk tidak akan saya cantumkan alasan privasi.
Penokohan/karakter yang akan terlibat menggunakan nama samaran demi menjaga privasi yang bersangkutan, semoga tidak mengurangi imajinasi pembaca dalam memvisualkan perisitiwanya.
Tanpa basa/i lagi, saya akan langsung memulai thread ini.
Saya bekerja di perusahaan migas (meliputi gas, minyak dan solar) disebuah kota besar, perusahaan ditempat saya bekerja ini memiliki anak induk perusahaan lain di beberapa kota khususnya di jawa tengah.

Tugas dan tanggung jawab saya disini adalah melakukan kontrol dan kelola
beberapa spbu di anak induk perusahaan saya, jadi waktu saya lebih banyak dihabiskan untuk bepergian dinas di luar kota.

Dan berbagai peristiwa horror saya alami pada saat bertugas, kali ini saya akan berfokus pada peristiwa saat saya bertugas di suatu daerah di jawa tengah.
Pada bulan april tepatnya, saya menerima sebuah pesan melalui email dari pimpinan saya mengenai kunjungan dan melakukan kontrol ke berbagai daerah, tugas tsb tidak dilakukan sendiri.

Di kesempatan kali ini pimpinan saya meminta bertugas di daerah di temani oleh salah satu kepala
manager setempat dimana saya akan bertugas selama ±14 hari kerja.

Setelah menerima pesan tsb, saya segera menghubungi kep. manager dan melakukan koordinasi dan lain sebagainya.
Beliau adalah bpk efendi, usia beliau kira² 47 tahun dan sudah menjadi kepala area selama 10 tahun. Beliau mengelola 3 spbu di kota tsb, namun beliau bertugas dan melakukan segala operasional kerja di spbu pusat.
Di spbu pusat ini, satu-satunya yang memiliki rumah dinas. Biasanya apabila ada kunjungan dari seluruh kepala area se'jawa tengah, semua kegiatannya akan berpusat disana. Sebenarnya tidak diwajibkan pula untuk menempati rumah dinas/mess selama bertugas, tak jarang ada yang
memilih untuk tinggal di hotel apabila bertugas lebih dari 2 hari.

Berbeda dengan beberapa teman² supervisor yang biasanya memiliki masa kunjungan lebih dari 1 minggu, diharuskan sekali untuk menempati mess tsb guna memiminimalisir waktu kerja.
Pada saat hari penugasan saya itu, ini adalah kali pertama saya berkunjung ke daerah. Hal pertama yang saya lakukan waktu itu adalah bertanya kepada teman saya spv di kota tsb terkait rumah dinas, lingkungan spbu dan staff lainnya. Sekedar memastikan berbagai keperluan saya
akan benar² teecukupi, bukan tanpa sebab. Jujur saya kurang senang jika melakukan tugas di luar kota harus tinggal di mess, saya lebih nyaman tinggal di hotel meski hanya 1 hari sekalipun.

Yang selalu terbesit dibenak saya kala itu adalah tentang sebuah kenyamanan, tidak lebih.
Hari penugasan saya pun tiba, ±7 jam saya melakukan perjalanan darat, karena di daerah tidak ada penerbangan udara maka saya putuskan melakukan perjalanan darat yang sangat melelahkan.

Kala itu saya sudah disambut bpk efendi spbu (kantor) pusat dan beberapa staff lainnya
termasuk teguh (spv setempat) yang merupakan teman kerja saya, hubungan saya dengan beliau cukup baik karena pd beberapa kali kesempatan beliau sering ditunjuk untuk menghadiri pertemuan di jakarta dengan saya.
Waktu perkenalan pun tiba, spt pada umumnya. Saya diperkenalkan satu per'satu staff lainnya dan kepala spbu yang berjaga di tempat tsb.

Selang setelah perkenalan usai, saya berbincang² dengan bpk efendi dan teguh.
Tidak terasa 1 jam berlalu kami berbincang membahas aktivitas yg akan dilakukan selama ±14 hari itu, tiba saatnya teguh mengajak saya untuk naik keatas menuju rumah dinas (mess).

Ya, saya akan menempati mess ini seorang diri selama dinas berlangsung.
Sayangnya, teguh tidak bisa menemani saya untuk tinggal bersama di mess karena beliau sudah menikah. Tidak mungkin untuk saya paksa tinggal bersama.

Maaf sekali saya tidak bisa menggambarkan situasi di lingkungan mess melalui sebuah gambar.
Tetapi saya akan coba jelaskan detail tata lokasinya seperti apa.

Mess disini letaknya diatas, masih 1 area dengan spbu tsb. Untuk menjangkau area itu saya harus melewati tangga samping gedung yang terletak paling ujung.
Selama perjalanan ke atas, kami tidak banyak berbicara hanya sesekali teguh berkata "mas, maaf ndak bisa nemenin ya istri pasti ndak kasih ijin" kemudian saya jawab "ah sudahlah, gak perlu dipikirin"
Setibanya di atas, saya melihat kondisi sekeliling. Oh ya, bisa dikatakan di mess bagian atas berseberangan dengan rumah warga/penduduk setempat. Hanya dibatasi oleh tembok tinggi yg memiliki 1 pintu akses keluar/masuk bagi karyawan.
Di mess tsb hanya ada 4 rumah berjejer yang diberikan sela ±3 meter, masing² rumah dinas/mess ini memiliki 2 kamar tidur, dapur dan 1 kamar mandi.
Setelah melihat² kondisi sekitar mess tab, teguh menunjukkan rumah dinas yg akan saya tempati yaitu rumah ketiga.

Rumah pertama biasa digunakan khusus untuk pertemuan seluruh karyawan apbu /2mingguan, rumah kedua biasa ditempati khusus kepala manager yang dinas dari luar kota
sedang rumah dinas ketiga untuk spv/kepala area, dan yang keempat khusus digunakan karyawan spbu yg dinas atau bergantian shift malam-pagi.

Waktu menunjukkan pukul 5 sore dan setibanya didepan rumah dinas, teguh tidak menemani saya masuk dan hanya memberikan kunci akses masuk.
Disinilah awal semuanya berlangsung.

Segala bentuk penampakan, kejadian poltergeist activity (pergerakan benda/barang) dan hal² diluar logika yang sulit bisa saya terima dengan akan sehat bermula dari tempat ini.
Setelah teguh memberikan kuncinya, segera dia pamit karena jam kerjanya sudah usai dan akan segera pulang kerumah.

"kreeek..."
Bunyi kunci pintu yang saya ayunkan terasa sedikit alot, seolah menandakan mess dirumah ketiga ini jarang digunakan.
Segera saya membuka pintu dan mulai untuk membawa koper saya masuk. Pada saat membuka pintu pertama kali, saya langsung dihadapkan dengan ruang tamu yg kosong tanpa ada meja ataupun kursi.

Sempat saya mengira "apakah sekosong ini didalam?"
Tanpa berpikir panjang kemudian saya masuk, beberapa langkah saya memasuki rumah tsb saya menengkok ke sisi kanan yang ternyata ada meja dan kursi yang diletakkan persisi ditengah² kedua kamar.

Namun, saya terkejut dan terheran-heran seraya mengernyitkan dahi.
Bagaimana tidak, saya melihat disitu ada pria duduk dengan posisi menunduk kebawah. Beliau hanya diam, seolah menghiraukan kedatangan saya disitu.

Pada saat kejadian tsb, jujur awalnya saya tidak berfikir itu adalah hantu atau apalah itu. Saya berfikir itu manusia
Sempat tertegun keheranan, kemudian saya memutuskan untuk berdehem dan mengucapkan sapa kepada beliau "selamat sore pak" ....
Tak ada sahutan apapun kecuali keheningan yang meliputi situasi canggung tsb.

Karena merasa terabaikan, saya mengulang mengucapkan salam.
Ternyata tetap tak ada respon apapun dari beliau, entah apa yang terbesit dipikiran saya waktu itu. Karena disini saya diabaikan, saya segera masuk ke kamar paling kanan dan menyeret koper yang saya bawa untuk di masukkan ke dalam kamar.

Setibanya didalam kamar, saya hanya
meletakkan koper dan tas di samping kasur, kemudian bermaksud untuk keluar lagi menemui beliau.

Namun, pada saat saya keluar persis didepan kamar tiba-tiba beliau bangkit dari tempat duduk dan berjalan melalui saya sambil bergumam "heem ehmmm"..... tanpa menoleh ke arah saya
Saya sempat merasa aneh dengan situasi ini. Beberapa detik setelah beliau keluar, saya tidak mendengar bunyi pintu depan tertutup.

Merasa ada yang ganjil, saya mencoba memastikan dan melihat kedepan. Sungguh aneh sekali, pintu sudah dalam kondisi tertutup.
Disini saya baru mulai merasakan bulu kuduk merinding. Setelah menyadari kondisi didalam rumah ini mulai gelap tanpa ada penerangan lampu, seketika saya menyalakan seluruh lampu dan masuk ke dalam kamar.
Tak ingin merasa berada didalam situasi yang aneh itu, saya langsung menghubungi kantor bawah untuk memastikan apakah bpk efendi menugaskan salah satu karyawannya untuk masuk ke dalam rumah ini atau tidak.

"tuuuuut...tuuuuuut........."
Tidak ada respon sama sekali.
Akhirnya saya memutuskan untuk turun kebawah menemui beliau dikantor.
Setibanya dikantor, saya tidak melihat staff lainnya sedang bekerja didalam hanya ada OB saja (pak ruslan)

Tanpa basa/i saya menghampiri beliau yang sedang mengepak sampah untuk dikeluarkan
Saya : maaf pak rus, apa bpk efendi ada?
P. Rus : oh maaf mas, bpk baru saja pulang. memang ada perlu apa mas?
Saya : gini pak, saya baru tiba disini dan akan bertugas beberapa pekan dan tinggal di mess atas. maksud saya cari beliau untuk menanyakan, apakah tadi ada karyawan yang
naik keatas?
P. Rus : kebetulan tadi saat mas naik saya sdg duduk ditangga dan hanya melihat mas teguh dari atas turun kebawah. kemudian langsung masuk kesini bersih²
Saya : gitu ya pak? kok aneh *benak saya*

Pak rus mendengar saya bergumam lirih tsb dengan bertanya balik
P. Rus : apanya yang aneh mas?
Saya : oh, gpp pak. ya sudah saya mau naik ke atas lagi bersih² lalu istirahat

....
30 menit kemudian selesai saya membersihkan diri, saya menghubungi teguh untuk menceritakan yang baru terjadi.
Setelah saya menceritakan itu, teguh membalas dengan nada bercanda "sudah bertemu rupanya? km disambut tuh" seakan tidak terima dengan candaan tsb saya membalas "ah, disambut bagaimana maksudnya? jangan mengada-ada ya"

Seperti tidak puas dengan jawaban saya, dia nyeletuk lagi
"lho, aku ndak bohong e.. njenengan sudah disambut oleh yang jaga dirumah itu"

Sampai sini saya merasa teguh tidak benar-benar sedang bergurau dan sedang serius menanggapi keluhan saya. Lalu saya tanya kembali, coba kamu jelaskan lagi bagaimana maksudnya?
Besok saja dikantor saya jelaskan, sekarang mau solat dulu, disambung besok ngobrolnya. Saya meng'iyakan.

Tak lama setelah mengakhiri obrolan tsb, tiba² saya mendengar suara seperti asbak (bahan tanah liat) jatuh dari meja diruang tamu

"praaaaaaaak........"
Saya yg pada saat itu masih melamuni kejadian ganjil 1 jam lalu, sontak saya kaget sekali mendengar bunyi asbak terjatuh dengan sendirinya.

Tak lama saya bangkit dari tempat tidur dan melihat sekeliling, saya melihat asbak itu terjatuh tepat didepan kamar saya *mungkin kebetulan
Tak ingin ambil pusing, segera saya kembalikan untuk diletakkan ke atas meja tanpa berfikir aneh². Namun pada saat itu saya merasa hawanya berbeda sekali, dan sesekali saya mencium bau sampah busuk yang entah dari darimana sumbernya berasal.
Sempat terbesit untuk mencari tau sumber baunya, namun saya lebih memilih untuk membaringkan badan saya ke kasur lantaran masih sangat lelah sekali menempuh perjalanan darat selama 7 jam mengendarai mobil sendiri.
Tanpa saya sadari selang beberapa menit ketika saya berbaring dikamar bau busuk itu tercium hingga kedalam kamar saya. Disini saya merasa terganggu sekali dengan bau itu, memutuskan untuk melihat keluar rumah siapa tau ada bau bangkai tikus atau sampah yang berceran diluar
Hasilnya nihil... Saya tidak menemukan apapun diluar, kemudian saya masuk dan bau busuk itu sudah hilang. "Syukurlah...." batin saya

Setelah itu saya mencoba untuk duduk diruang tamu sambil membalas pesan.
Dirumah ini kondisinya adalah meja kursi diletakkan persis ditengah² antara kamar 1 dan kamar yang saya tempati, apabila saya menengok ke arah kiri itu adalah dapur dan disebelahnya adalah kamar mandinya.

Sementara didepan saya hanya teras kosong tanpa ada interior apapun
Kala itu ketika saya sedang duduk santai diruang tamu, entah bagaimana tiba-tiba bulu kedua tangan saya merinding. Jika dilihat dari ekor mata saya sebelah kiri, saya melihat seperti ada anak kecil sedang duduk sambil mengayun-ayunkan kedua kakinya.

Jujur saya tidak berani untuk
menengkok ke arah tsb yang merupakan dapur. Saya mencoba menenangkan diri, namun bulu kedua tangan saya masih merasakan merinding.

Ingat sekali pada saat itu saya mengatakan "siapapun kamu, punten jangan ganggu. saya sedang dinas disini, saya tidak ganggu kamu"
Setelah mengatakan itu, saya masih merasa sosok itu masih duduk mengayunkan kedua kakinya. Selang beberapa menit berlangsung, sosok itu menghilang lalu saya memutuskan untuk kebawah mencari siapapun yang bisa diajak ngobrol melupakan suasana mess yang saya tinggali.
Esok paginya, saya baru selesai mandi dan mengenakan seragam. Pada saat saya keluar kamar, saya melihat diteras tengah yg kosong itu ada kunci mobil saya tergeletak dibawah.

Dalam hati "bagaimana bisa? saya merasa tidak mengeluarkan kunci dari saku setibanya saya disini kemarin"
Sudahlah, saya tak mau perdulikan lagi hal itu. Kemudian saya beranjak keluar dan turun kebawah menemui teguh. Pas sekali, dia baru saja tiba dikantor. Kami berbincang sebentar lalu kami segera memulai untuk beraktivitas diluar.
Tak terasa pekerjaan hari ini bisa terselesaikan, hanya tinggal membuat laporan kerja harian saja yang bisa dilakukan malamnya sebelum saya tidur.

Saat itu kami bergegas kembali kekantor, mengantarkan teguh untuk mengambil kendaraanya. Namun, setibanya disana tiba² ponselnya
berbunyi, seperti bunyi sebuah pesan singkat...

Saya memutuskan untuk turun, sementara teguh masih berada di dalam mobil.

Tak lama, kemudian dia menghampiri saya dan berkata "mas, malam ini biar saya temani menginap diatas"

Lalu saya balas "lho, sudah ijin istrimu?"
"istriku sedang dirumah adiknya, bantu² bikin kue kering karena ada pesanan banyak dan besok pagi harus dikirim"

"Oh.. ngono? Yo wes tah, ayok" balas saya.
Waktu menunjukkan pukul 6.15 teguh hendak melakukan solat dan memilih kamar sebelah yang kosong, saat itu saya masih berbaring dikasur dan teguh mulai beranjak dan masuk ke kamar sebelah.

Tak lama setelahnya, saya memutuskan untuk mandi. Hal aneh pun terjadi.
±15 mnt saya selesai mandi, saya akan masuk ke kamar dan melihat teguh sedang duduk diruang tamu sambil melamun, pikirannya kosong seperti orang kebingungan.

Ternyata bukan tanpa sebab, inilah yang terjadi.
(cerita berdasarkan penuturan teguh)

Situasi :
- Pada saat teguh memutuskan untuk solat dikamar sebelah, dia tidak tau kalau diwaktu bersamaan saya masuk ke kamar mandi. Ini yang terjadi pada waktu teguh solat dan pada saat saya mandi.
Mas, tadi pas aku solat rakaat pertama aku denger kamu nembang lagu jawa. Apa aku salah denger ya? Terus tadi pas aku sedang dzikir, aku denger mas ketuk² pintu minta tolong, suara awalnya sayup-sayup namun perlahan semakin jelas kamu minta tolong di carikan kepala.
Disitu aku gak ngerti maksudmu minta tolong begitu, ketukan pintunya makin keras dan lama

"tokkk..tokkk..tokkk...tokkk...toookkk...tooook.."

"Mas tolong mas buka pintunya, tolong carikan dimana kepalaku"

Disitu aku kaget mas kok sampai maksa begitu, terus aku coba bangun
dan buka pintunya, ternyata gak ada siapa². Yang aku dengar hanya suara mas lagi mandi, karna aku liat dikamar kosong.

Terus tadi yang nembang jawa sama ketok² pintu siapa?
(cerita sudut pandang teguh selesai) ini tanggapan saya..

Saat keluar dari kamar mandi dan akan masuk ke kamar melihat teguh duduk melamun saya nanya "mas teguh, kok bengong mikirin apa?"

Tak ada respon.... tak lama saya berucap "tak pakai baju dulu sebentar ya"
Selesainya itu saya keluar kamar dan duduk bersama dengan teguh, kemudian dia menjelaskan apa yang terjadi.

Setelah tau apa yang baru dia alami, saya hanya mengatakan kalau saat kamu solat saya juga masuk ke kamar mandi jadi tidak mungkin saya ganggu kamu solat.
Kemudian saya mencoba untuk menanyakan beberapa hal, berkaitan dengan kejadian di hari pertama saya tiba dirumah ini.

Saya lihat teguh menghela nafas panjang dan mulai memandang ke arah saya dengan berkata "mas, yg kemarin ditemui mas itu kemungkinan besar staff lama yang me
ninggal ditempat akibat serangan jantung"

Belum selesai teguh menjelaskan, saya tiba² memotong dengan mengatakan :

"tunggu tunggu, ini setau saya ciri fisiknya tua, usia ±50thn, badan sedang, kulit cokelat menggunakan seragam warna bawahan hitam dan atasan kemeja abu²"
Ciri² pakaian terakhir yang digunakan almarhum saat meninggal sesuai mas, berarti benar.

Disini juga pernah ada kepala area dinas 5 hari menempati rumah ini, tapi hanya sehari ditempati beliau pamit minta check-in di hotel saja.

Saat ditanya kenapa alasannya tidak direspon
Kebetulan saat beliau dinas kurang lebihnya sekitar 2 mingguan almarhum meninggalnya, tanpa ada satupun staff yg mengatakan bahwa ada yang meninggal menempati rumah tsb.

Selebihnya rumah dinas ini kosong hampir 5 bulan, semenjak cerita² penampakan beliau yg masih menampakan diri
Disudut rumah, juga penampakan lainnya yang sukit dijelaskan nalar termasuk apa yang tadi saya alami saat solat.

Kemudian teguh melempar pertanyaan serius ke saya "mas yakin mau stay dirumah dinas sampai 2 minggu?"

Saya jawab dengan santai "yakinlah, sudah gpp"
Setelah bincang² itu, kami memutuskan untuk beristirahat untuk melanjutkan pekerjaan yang masih tertunda hari itu. Namun terlihat jelas sekali raut wajah teguh yang nampak masih shock tidak bisa tertutupi dihadapan saya.
Kengerian apa yang baru saja dihadapi oleh teguh belum berakhir, karena intensitas gangguan kepada saya justru semakin meningkat.

Keesokan paginya, teguh mengatakan untuk tidak bisa menemani saya di malam kedua karena urusan istrinya sudah selesai. Saya meng'iyakan
Pagi itu cuaca sedang tidak baik, gerimis turun yang kemudian semakin membesar disertai gemuruh petir menyambar langit.

Akhirnya, saya memutuskan untuk menetap sementara dan bekerja dikantor bawah dan tidak melakukan kunjungan menunggu hujan mulai reda.
Sepertinya memang hari itu cuaca akan gelap hingga sore hari, tidak ada ciri-ciri nampak seperti akan cerah berawan seharian ini.

Dan ternyata benar dugaan saya, kala itu hujan hampir seharian. Jadi saya tidak melakukan kunjungan diluar melainkan stay dikantor.
Waktu menunjukkan pukul 5.30, beberapa karyawan sudah pulang kerumah dan tak lama setelahnya saya bergegas untuk naik ke mess atas untuk mandi dan makan malam lalu istirahat.

Pada saat selesai mandi dan makan, saya menerima email revisi pekerjaan. Kemudian saya putuskan untuk
segera menyelesaikan dan dibuatkan laporannya sebelum pukul 10 malam karena sudah ditunggu, akhirnya saya putuskan mengerjakan diruang tamu.

Kondisi diluar terjadi masih hujan lebat, saat itu terasa sekali hawa dingin masuk hingga keseluruh ruangan rumah.
Pada saat saya mengerjakan tugas, sesekali mata saya seolah terjaga memandangi sekeliling merasakan seperti ada "mereka" yang tak terlihat sedang mengawasi saya bekerja.

Namun tak jarang juga saya acuhkan dan konsentrasi dengan pekerjaan didepan saya.
Akhirnya pekerjaanpun selesai, saya bergeas ke kamar untuk tidur.

Disini ada banyak kejadian² aneh yang disaksikan oleh petugas spbu yg bertugas dibawah. Sekedar menggambarkan situasinya, jadi dari mess diatas ini bisa jelas sekali memantau aktifitas dibawah. Begitupula dengan
petugas spbu yang berada dibawah, bisa dengan jelas melihat kondisi mess diatas seperti apa. Terlebih di beberapa dinding kaca mess diatas hanya bagian kamar saja yang diberikan tirai, hanya ada 1 sudut yang tidak diberikan tirai.

Ini yang hendak disampaikan oleh beberapa pe
tugas yang sedang shift malam hingga pagi.

Di hari ke'5 hingga ke'7 pada saat jam istirahat siang, saya sering ikut gabung sekedar duduk² atau ngobrol santai dengan petugas yang hendak bergantian shift siang.

Ini beberapa yang mereka sampaikan kepada saya.
(cerita/pengakuan dari sudut pandang salah 1 petugas shift malam - namanya roni)

Pak, saya waktu jaga malam pernah beberapa kali lihat bpk sedang berdiri disamping kaca sambil telfon melihat kearah bawah. Bahkan sesekali saya melambaikan tangan, tapi bapak diam saja.
Tapi anehnya jika diperhatikan lagi, bapak seperti sdg telfon tapi saya lihat bibir bpk tidak bergerak sama sekali layaknya sedang berbicara di telfon.

Pernah juga saya lihat kurang jelas apa sosoknya loncat² kesana kemari, kalau gak salah itu ruang tengah rumah dinas bapak
tapi yang jelas itu bukang pocong, tidak terlihat seperti pocong. Lebih seperti menyerupai pria kurus lusuh.

Lalu petugas lainnya waktu itu doni sesekali lihat perempuan baju putih, rambut panjang yang sepertinya rambutnya menjuntai hingga ke lantai sedang berdiri dikaca
Cerita² dari petugas malam itu saya coba dengarkan baik dan respon saya saat itu adalah "saya juga merasa dirumah itu tidak kosong, bahkan ramai seperti ada yg sedang diskusi tapi entah situasi macam apa itu sulit dijelaskan"
Namun yang pasti petugas disini sering sekali melihat sosok tinggi besar berbulu ada di samping tangga menuju mess diatas, sosoknya usil dan sering memindahkan karyawan yg tidur secara tiba-tiba. Hal itu sering sekali terjadi

Kembali ke fokus cerita utama.
Di hari ke 10 hari saya bertugas disini, pada hari itu kami kedatangan salah 1 mantan kepala manager yang dulu menempati posisi pak efendi namun beliau sekarang sudah menjadi kepala manager area jawa tengah (namanya bpk yogi)

Beliau ini dulu memimpin disini sekitar 6 tahun dan
banyak menghabiskan waktu istirahat bahkan tak jarang beliau menginap jika sedang banyak pekerjaan di rumah dinas yang saya tempati saat ini.

Dihari pertemuan kunjungan beliau itu, kita bertemu pertama kalinya dan banyak berbicara mengenai tugas masing², hingga pada suatu
obrolan, tanpa basa/i bpk yogi ini nyeletuk "mas, digangguin apa aja disini? ceritakno wae, sharing sekalian siapa tau saya bisa bantu"

Sontak saya kaget sekali mengetahui beliau tiba² menanyakan hal itu yang seolah tidak ada beban sekali dari raut wajahnya, lantas saya menjawab
"ah, pak yogi ini bisa saja.. dihari saya tiba di mess sudah disambut oleh "yang jaga" di area bangunan ini katanya.

Kemudian pak yogi benar² fokus melihat ke arah saya dengan wajah serius, nampaknya kali ini beliau ingin mengatakan hal yg tidak saya ketahui mengenai apa yang se
benarnya terjadi, dan benar saja. Kali ini pak yogi akan menceritakan apa yang beliau alami dan ketahui. Bisa dikatakan cukup pilu, namun itu adalah sebuah tragedi.

Sebuah tragedi kelam "TUNGGAL WELAT" yang jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia artinya "Masih Satu Keluarga"
Untuk bagian ini, nanti akan saya tutup sekaligus saya ceritakan detail di bagian kedua terpisah dari thread ini.

Kemudian saya akan melanjutkan bagian yang masih belum usai karena masih ada sisa 4 hari kejadian yang akan saya ceritakan sebagai penutup thread Bagian 1.
Kala itu di hari ke 11-12 hari penugasan saya dilakukan di spbu A dan B, namun kegiatan operasional saya banyak dilakukan di spbu A. Disana memang tidak memiliki rumah dinas/mess, tapi ada 1 rumah yang memang berada di area spbu yang mana dirumah tsb ditempati oleh kepala
spbu dan istrinya, bukan inventaris melainkan tanah tsb dulunya sebelum dibangun memang rumah warga yang tidak mau dibongkar guna pembangunan spbu. Namun seiring berjalannya waktu, 3 tahun setelah operasional penghuni rumah tsb mau menjualkan rumahnya alhasil sampai sekarang di
tempati oleh kepala spbu area itu.

Namun pada penugasan saya kali ini tidak akan menempati rumah tersebut, melainkan menginap di belakang rumah itu. Sebenarnya kurang tepat dibilang sebuah rumah, melainkan dulunya digunakan sebagai gudang untuk menampung galon (usaha dari pem
ilik rumah terdahulu) sekarang sudah dikosongkan dan dirapihkan untuk 1 kamar kosong.

Di hari pertama saya akan menghuni bangunan tsb, jujur saya merasa sangat lembab sekali dan pengab karena minimnya ventilasi udara yang masuk ke kamar tsb.

Mungkin dikarenakan jarang sekali
digunakan untuk tidur. Namun bisa dikatakan cukup layak jika sekedar untuk tidur saja, jadi saya putuskan menetap saja 2 hari.

Dibelakang bangunan ini adalah lahan kosong, lebih mirip seperti halaman terbengkalai yang sangat rimbun dan gelap. Terlihat jarang sekali dibersihkan.
Pagi itu saya mulai beraktifitas dan melakukan kegiatas operasional dikantor bergabung bersama yang lainnya.

Di depan halaman kantor ini hanya terdapat 1 pohon mangga yang sangat rindang sekali, namun dari cerita yang beredar dari staff lama di spbu tsb pohon ini bisa dikatakan
cukup sering menampakkan berbagai perwujudan.

Siang itu, jam istirahat pun tiba. Saya memutuskan untuk pesan makan ditawari oleh spv dikantor tsb (namanya dimas).

Sembari menunggu pesanan kami datang, dimas memulai percakapan demi mengakrapkan diri dengan saya.
Awalnya obrolan kami berlangsung baik dan cukup ringan seputar job masing², kemudian dimas memulai percakapan dengan beberapa kejadian aneh yang meliputi beberapa sudut di area spbu ini.

Konon hampir setiap malam saat pergantian shift, beberapa petugas disini sering sekali
kerasukan, yang sering dialami adalah petugas petugas perempuan. Tidak dijelaskan kenapa, namun hal itu kerap berangsur² terjadi.

Kabarnya sosok yang merasuki petugas perempuan disini bersemayam di pohon mangga tsb, diperkuat dengan salah seorang ustadz/ulama yang beberapa kali
membantu menyadarkan petugas yang kesurupan.

Semakin menarik obrolan kami, hingga kemudian pesanan kamipun datang. Kami menunda obrolan tsb dan siap menyantap makan siang.
Sore harinya disaat saya menyelesaikan pekerjaan, kepala area meminta saya untuk membantu melakukan kontrol dan ekspedisi pengiriman gas dan minyak yang sekiranya akan tiba sekitar pukul 10 malam.

Saya meng'iyakan dan mengakhiri pekerjaan dna berjalan menuju rumah belakang.
Waktu menunjukkan pukul 8 malam, saya tidak bisa beristirahat dengan baik dan diliputi perasaan gelisah. Mengingat 2 jam lagi saya harus melakukan kontrol

Di sela-sela saya berbaring dikamar, sesekali saya mendengar suara seperti orang sedang berjalan disemak-semak
Entahlah, kala itu suasana benar-benar hening, saya bisa mendengarkan dengan sangat jelas sekali suara langkah tsb.

Lambat laun suara itu hilang, namun keanehan lain pun muncul tak lama setelahnya.

Dikeheningan malam saat itu, saya mendengar seperti suara benturan kepala yang
dengan sengaja dibenturkan tepat dibelakang kepala saya yang berbataskan tembok, lantas saya mencoba untuk bangun dan memastikan suara apa itu barusan.

*dug...dug...dug...dug...dug...*
Ventilasi kamar tersebut letaknya cukup tinggi, sekalipun saya mengintip naik ke atas kasur
saya tidak yakin akan bisa melihat dengan sangat jelas, untuk mengurangi rasa takut saya maka saya putuskan untuk bertanya
"Siapa itu? Tolong jangan membuat kebisingan, saya hendak istirahat disini"

Tak ada balasan apapun... saya masih berdiri memandangi tembok tersebut dengan
perasaan berkecambuk.
Tak lama setelahnya, saya mendengar suara eraman (saya tidak tau jenis suara tsb, tapi yang pasti terdengar seperti entah suara pria paruh baya atau suara binatang buas berdehem)

"ehheeeeeeem.. rawwrrrr.........." terdengar lirih namun jelas sekali
Saya mulai merasa panik dan tidak tau harus melakukan apa, saya hanya diamkan suara tsb dan mencoba menghiraukannya.

Waktu kemudian menunjukkan pukul 10 dna tiba saatnya untuk melakukan kontrol ekspedisi pengiriman minyak melalui kontainer ditemani bpk darman (kepala area spbu)
Pada malam melakukan kontrol tsb, entah kenapa mata saya selalu tertuju untuk memandangi pohon rindang tersebut. Entahlah, saya merasa disana seperti ada sosok yang berdiri mengawasi siapapun yang sedang bertugas, atau ini hanya sugesti dari saya.

Hingga suatu ketika saat saya
sesekali mencuri pandang ke pohon tsb, bpk darman yang sedari awal sudah memperhatikan gelagat saya yang cukup aneh tiba-tiba menegur saya dengan bertanya "diliatin sosok apa mas di pohon itu?" "ah, tidak ada pak. hanya ingin mengarah ke arah sana saja, tidak lebih" sahut saya
Mendengar jawaban saya yang kurang memuaskan, pak darman menunjukkan raut wajah asam seolah tidak yakin betul dengan apa yang baru saja saya sampaikan. Terlihat seperti memendam sesuatu yang hendak ingin beliau sampaikam, namun tertahan.

Entahlah..
Tak terasa, waktu kontrol kami berakhir dan waktu menunjukkan pukul 00:30 saya segera pamit untuk istirahat, begitupula pak darman.

Sekedar informasi, petugas yang berjaga malam saat itu hanya ada 4.. 3 laki-laki dan 1 perempuan. Semua berjaga stand by di pos masing²
Saya melangkah menuju rumah belakang yang melewati 1 pagar berukuran 2 meter, pagar pintunya besi berjeruji. Ketika saya hendak menjangkau pintu tsb, tiba terdengar suara "plaaaak........."

Suara batu kerikil yang dengan sengaja dilemparkan mengenai leher belakang saya
Sontak saja saya memalingkan badan melihat ke arah belakang, namun saya tidak melihat siapapun kecuali petugas yang sedang berjaga. Sesekali memandangi atap bangunan kantor, dan tidak ada apapun.

Tak lama setelahnya, bulu kuduk saya merinding disertai hembusan angin malam itu.
Dalam benak saya menggerutu kesal :
"yang benar saja, menganggu manusia kok gak mengenal waktu sih. setan!”

Mengabaikan sumber yang melempari saya itu, saya beranjak melewati pagar dan mulai masuk menuju kamar.
Setibanya persis didepan pintu kamar, ketika saya akan mengeluarkan kunci dari saku dari depan pintu terdengar jelas sekali seperti ada suara pria paruh baya batuk dan berdehem sangat pelan pelan sekali

"uhuuuk..uhukk... errhhhmm......"
Batin saya "oalah gusti, iki opo meneh... ada² saja gangguannya sih"

Kemudian saya memberanikan diri untuk menghadapi apapun sosok yang sedang berada di dalam kamar tersebut dengan membuka pintu tersebut perlahan

"kreeekkkkkk............."
Didalam tidak ada siapapun, kosong"
Hanya 1 hal yang baru saya sadari, di dalam itu saya mencium aroma tembakau dan seperti aroma asap dupa/kemenyan yang sedang dibakar.

Bau itu terasa sangat pekat sekali menempel hidung saya, sesekali saya batuk lantaran baunya seakan menusuk sekali. Tidak tahan dengan aromanya
Lalu saya putuskan untuk berbaring dan tidur. Selang beberapa jam saya tertidur, tepatnya pukul 3.15 saya tiba-tiba terbangun dikagetkan mendengar suara seperti tumpukan galon yang tersusun tinggi jatuh ke lantai

"Astaga, suara itu" tak lama setelahnya saya membuka pintu dan me
lihat ke sekeliling, tidak ada apapun dan sumber bunyi suara tsb hilang. Disini saya baru menyadari, bagaimana bisa ada suara tumpukan galon jatuh sementara di depan halaman kamar saya hanya lahan kosong, tidak ada apapun disana.

Saat itu saya mencoba untuk tidak mau ambil pus
ing darimana sumber suara tsb ditengah² gelapnya malam, dan akhirnya saya putuskan kembali beranjak tidur.

Saya ingat sekali, ±15menit saya melanjutkan tidur terdengar jelas sekali dari depan pintu terdengar suara ketukan

"tokk..tokk..tokk..tokk..tokk........"
"tokk..tokk..tokk.. ndo, buka pintunya..tokk..tokk.."
(nak buka pintunya)

"Astaga, siapa yang mengetuk pintu kamar saya ditengah malam begini" kemudian saya berteriak "siapa diluar? tolong jangan ganggu..."

Tak lama sumber suara ketukan itu hilang.
Kemudian saya membalikkan posisi tidur yang awalnya menyamping tepat ke arah pintu, kali ini saya mengganti posisi menghadap tembok.

Beberapa menit kemudian, saya merasa dari belakang saya terasa ada hembusan angin malam masuk memenuhi seisi kamar saya.
Bisa dibayangkan pada saat itu, kondisi saya ½ sadar dan meringkih ketakutan tidak tau lagi harus berbuat apa.

Mau tidak mau saya harus membalikkan badan saya untuk mengetahui, apa yang terjadi di belakang saya.

Baiklah, saya beranikan diri untuk merubah kembali posisi tidur
seperti semula mengarah ke pintu. Dan pada saat saya membalikan badan, saya melihat pintu kamar saya sudah terbuka lebar "bagaimana mungkin? saya sudah menguncinya dari dalam"

Tanpa berfikir panjang saya bangkit dari tempat tidur dan berdiri untuk menjangkau pintu tersebut,
namun keanehan lainnya seketika muncul. Persis didepan pintu saat saya akan menutup pintunya, persis didepan saya terdengar jelas sekali suara langkah kaki seperti sedang mondar mandir di halaman kamar saya

"duukkk..dukk...dukkkk...dukkk...dukk........"
Suara ini berangsur cukup
lama...
Ketika saya sedang dalam posisi diam mengamati suara langkah kaki itu, terdengar jelas suara deheman itu kembali terdengar kira² jaraknya 1.5 meter persis di depan saya.

Pandangan saya kosong, mengarah ke depan pintu pagar.
Untuk sepersekian detik setelah mendengar suara itu, saya melihat sosok pria (yg saya lihat saat itu menyerupai siluet hitam) kami beradu pandang...

Tak lama setelahnya, sosok itu membalikkan badan dan mulai berjalan perlahan-lahan.
Bodohnya saya waktu itu memberanikan diri untuk mengikuti kemana sosok itu akan membawa saya.

Akhirnya saya menutup pintu kamar dan memutuskan mengikuti sosok tsb
Anehnya, setelah saya berjalan melewati pagar ±10 langkah setelahnya saya memutuskan berhenti dan memandangi dari sini akan kemana sosok itu menghilang.

Ya benar saja sosok itu berjalan menuju pohon mangga yang rindang itu menembus ke dalam pohon tersebut. Sulit dipercaya tetapi
itu yang saya lihat.

Astaga, tiba² jantung saya berdegub sangat kencang sekali, keringat dingin seketika mengucur dari badan saya.

Sesekali bibir saya berujar "ya tuhan, apa yang baru saja saya lihat itu"
Tak ingin berkutat terlalu lama dengan perasaan takut itu, saya putuskan untuk bergegas lari masuk ke dalam rumah dan mengunci pintunya.

Keesokan paginya saya bangun dan memulai aktifitas di hari ke 12
Pagi itu saya harus melakukan kontrol persediaan minyak dan gas ke spbu B, jadi ±5 jam saya melakukan segala aktifitas operasional dan lain sebagainya disana.

Hingga akhirnya waktu menunjukkan pukul 2 siang, saya segera menghubungi OB di spbu A untuk meminta tolong carikan saya
makan siang.
Selesai mengirim pesan itu, saya berjalan menuju mobil dan mulai perjalanan kembali ke spbu B.

Setibanya disana, di meja kerja saya sudah disiapkan makanan yang saya pesan. Kemudian saya melahapnya.
Sore itu, saya lihat di sekeliling saya tidak ada siapapun diruangan kerja selain saya.

Tak lama kemudian, saya menerima pesan dr pak darman (kep. area spbu setempat) beliau mengatakan untuk meminta saya menjaga kontor, karena doni dan winda sedang meeting diluar sedangkan agus
ijin tidak masuk.
Jadi mau tidak mau saya harus stay hingga pak darman kembali dari tugas diluar.

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 6 sore dan saya mencari OB untuk mengunci kantor sementara karena saya akan mandi
Selesainya mandi, saya mulai berkemas mengepak seluruh pakaian saya. Karena ternyata penugasan saya disini sudah berakhir 2 hari lebih cepat dari perkiraan.

Setelah ini saya akan dinas ke magelang.
Beberapa waktu sudah berlalu, semua pakaian saya sudah dimasukkan ke dalam koper dan kemudian saya bergegas kembali ke kantor.

Malam menunjukan pukul 7.45
Di perjalanan keluar pagar, terlihat OB sedang berjalan mengarah ke saya untuk mengantarkan kunci kantor karena beliau akan ijin solat isya di musholla.

Ah, kebetulan sekali waktunya. Lalu beliau memberikan kuncinya, dan saya bertanya ke beliau "mas, pak darman sudah pulang?"
beliau menjawab "sepertinya belum mas, karena saya belum lihat ada mobil beliau".... "Ya sudah" sahut saya, seraya bergegas kembali menuju kantor.

Malam itu situasi di spbu sedang tidak begitu ramai, maklum di daerah tidak sepadat di kota besar.
Setibanya didepan kantor, sambil memasukkan kunci untuk membuka dari luar saya melihat seperti ada sosok pak darman yang sedang duduk di dalam meja kerjanya.

(Oh ya, pintu kantor ini hampir full berlapiskan kaca. Jadi dari luar bisa terlihat kondisi di dalam kantor dengan jelas)
Saya sempat keheranan, karena tidak mungkin ada orang didalam sementara kondisi pintunya terkunci dari luar. Seandainya itu benar beliau yang ada didalam dengan menggunakan kunci cadangan, tetapi bagaimana mungkin kondisi pintu teekunci dari luar?
Sosok yang terlihat dari luar itu hanya sebatas lengan tangan saja, kondisi ruangan kerja beliau ½ pintunya tertutup.

Untuk menghilangkan rasa penasaran saya itu, akhirnya saya segera membuka pintu kantor dan masuk ke dalam ruangan beliau. Ternyata kosong, tidak ada siapapun.
"ini aneh, ah sudahlah" batin saya seraya mengabaikan halusinasi saya.

2 jam setelahnya, terdengar langkah kaki dari depan kantor. Seperti yang sudah saya duga, pak darman sudah kembali bertugas diluar dan menyapa saya.
Kemudian saya mulai berbicara ke beliau mengenai rencana saya berpamitan mengakhiri tugas disini, karena saya besok harus kembali dinas ke magelang.

Pak darman sempat keheranan lalu meng'iyakan tanpa berkompromi terlalu panjang. Akhirnya saya kembali ke rumah belakamg untuk
istirahat, mempersiapkan diri melanjutkan perjalanan selanjutnya.

Waktu menunjukkan pukul 1 pagi, entah kenapa saat itu saya gelisah tidak bisa tidur dengan nyenyak. Seperti gusar tidak tau gelisah karena apa.
Saya sempat berdiam diri menatap ke langit² atap, tak lama berselang terdengar suara ketukan pintu
"Tokk..tokk..tokk..tokk..tokk......."
Suara ketukan itu disertai aroma semerbak bau tembakau yang sangat menyengat di hidung.
Saya abaikan suara ketukan pintu itu dan kembali untuk tidur. Namun, lagi-lagi hal ini kembali terulang.

Saya merasa hawa dingin yang berhembus cukup kencang didalam, ya benar saja. Pintu kamar saya tiba sudah terbuka tanpa terdengar suara daun pintu
Kemudian saya yang saat itu dalam kondisi badan sudah sangat lelah sskali bekerja seharian, masih harus dihadapkan dengan penunggu di tempat ini yang terus saja mengusik istirahat saya. Namun kali ini berbeda, saya kembali melihat siluet hitam menyerupai sosok manusia berdiri di
depan pagar jeurji, seolah ingin mengajak saya ke suatu tempat.

Kali ini saya mengikuti sosok tersebut, namun ditengah saya akan berjalan mengikuti beliau tiba² saya merasa langkah kaki saya terasa berat sekali seperti ada yang menahan kedua kaki saya untuk melangkah
Perlahan saya berjalan sekuat tenaga mengikuti kemana sosok tersebut, namun tak lama setelahnya sosok itu menghilang begitu saja. Yang saya lihat hanya 2 petugas yang sedang berjaga dipos duduk membelakangi saya.
Ditengah langkah saya ingin membalikkan badan, pandangan mata saya tertuju ke atas pohon mangga tersebut.

"Astaga, saya melihat ada sosok perempuan berpakaian putih lusuh, rambutnya sangat panjang sekali, badan'nya kurus namun panjang sekali postur tubuhnya"

Dari kejauhan itu
saya melihat kurang begitu jelas, namun saya mencoba fokuskan kembali sosok itu.

Dan saya perhatikan dikejauhan seketika sosok perempuan itu perlahan turun dari atas pohon. Namun caranya menuruni pohon itu tidak terbang, melainkan merangkak dengan posisi kayang badan terbalik
kepalanya berputar 180°, lidahnya menjuntai menjulur kebawah tanah. Matanya merah, dan kondisi giginya bertaring atas bawah.

Ya tuhan, sosok itu benar² merangkak dengan posisi badan terbalik perlahan-lahan turun kebawah.
Saya saat itu tidak bisa menggerakan sekujur badan saya, semuanya terasa kaku dan seakan mematung.

Kala itu saya sangat ketakutan, ingin teriak namun sulit sekali seakan tertahan oleh sesuatu. Dalam situasi panik tersebut ssaya mencoba tenang dan menutup mata sembari
berdoa menurut keyakinan saya. Perlahan saya mencoba untuk menggerakan anggota badan saya dan mulai berjalan, awalnya terasa berat namun saya bisa membalikkan badan saya membelakangi sosok tersebut.
Pelan-pelan saya coba gerakkan kaki saya untuk melangkah, kaki saya gemetar badan saya lemas tidak berdaya.

Tak lama saya memejamkan mata, saya coba untuk membuka kedua mata saya dan berjalan melewati pagar dan masuk ke kamar
Setibanya di dalam kamar, saya mengunci pintu dan berbaring. Sementara badan saya seketika menggigil kedinginan dan separuh badan saya rasanya panas.

Lambat laun, kondisi badan saya pulih dan membaik.
Keesokan paginya, ada suara ketukan pintu kamar saya "tokk..tokk..tokk.."

"Mas, ini doni. Mas, sudah bangun atau belum?"

Badan saya rasanya masih lemas dan seperti tidak ada tenaga, kemudian saya tekatkan sekuat tenaga untuk meraih pintu dan membukanya.
"Lho, mas kok pucet gitu?" Panjenengan sehat apa sedang sakit?" timpalnya lagi

Saya menjawab "gpp, mungkin kecapean aja"
Doni seakan meragukan perkataan saya dan mulai duduk, raut wajahnya sekilas terlihat serius sekali ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Saya sempat diam beberapa saat, dan mulai membuang nafas panjang....

"Don, semalem saya lihat sosok aneh. Awalnya saya mengira itu kuntilanak tapi tidak terlihat seperti kuntilanak kebanyakan"

"Maksudnya bagaimana mas, saya ga paham?" tanya doni ke saya
Jadi, 2 hari menempati kamar dan bertugas disini selama 2 malam berturut² saya diganggu sosok penunggu pohon mangga dan sosok perempuan itu.

Setelah mendeskripsikan kejadian yang saya alami, doni nampak seperti ingin mengatakan sesuatu
Kemudian doni mulai menceritakan asal mula sosok yang menganggu saya disini, yang hingga menunjukkan wujud aslinya sampai membuat saya keheranan bukan kepalang.

(Dari sini cerita dimulai dari sudut pandang dan pengalaman doni)
Dulu sebelum bangunan ini akan dijadikan lahan bisnis, ada 1 anggota keluarga yang menolak untuk digusur untuk pembangunan spbu. Pohon mangga itu pun seharusnya terkena dampak penembangan, namun beberapa tukang tidak pernah berhasil menumbangkan pohon tsb.

Banyak hal² diluar
logika yang sulit kita cerna, usut punya usut kita sempat carikan orang pintar maupun ulama setempat. Beliau menyampaikan untuk sebaiknya tidak menebang pohon ini, karena penunggunya tidak mau dipindahkan.

Kalaupun terpaksa harus dipindahkan, ada syarat yang harus dipenuhi.
Namun, berbagai pertimbangan itu kami menolak untuk memenuhinya dan memutuskan membiarkan pohon itu tetap kokoh berdiri.

Akhirnya bangunan ini selesai pengerjaannya dengan kondisi pohon tsb tetap ada di area ini.
Memang, imbasnya beberapa karyawan disini sering mengalami kesurupan saat jam istirahat dan itu masih berangsur terjadi.

Namun, keanehan lainnya tidak berhenti sampai disitu saja. Ada hal lain yang tidak kalah membuat kami keheranan dengan pohon mangga itu.
Tahun demi tahun berlalu, pohon mangga itu menghiasi area disini, namun ada 1 hal yang luput terlewatkan dari perhatian kami para staff yang bekerja sejak awal berdirinya kantor kami hingga sekarang yaitu pohon mangga ini tidak pernah sekalipun berbuah atau sekedar tumbuh bunga.
Kamipun baru menyadarinya dari salah satu karyawan yang memperhatikan, pada saat musimnya seharusnya pohon ini tumbuh bunga dan berbuah. Namun kenyataanya berbanding terbalik

Pohon mangga ini tidak pernah berbuah, hanya dedaunan yang semakin rindang menutupi atap kantor.
Dulu kami pernah menanyakan ke salah satu kerabat, beliau ini bisa dibilang memiliki kemampuan supranatural atau sekarang ini yamg biasa kita sebut sebagai anak indigo (cmiiw)

Kami bertanya mengenai penghuni sosok pohon tersebut dan menanyakan kenapa pohon ini tidak berbuah?
Berangkat dari rasa penasaran itu, kami memberanikan diri untuk mencari tau. Apakah ada kaitannya satu sama lainnya? Dan jawabannya mengejutkan, ternyata bukan tanpa ssbab pohon ini tidak pernah berbuah
Setelah ditelisik lebih jauh melalui penerawangan mata batin, pohon ini ternyata dihuni oleh sosok perawakan tinggi besar yang bisa dibilang sosoknya adalah "genderuwo" dan sosok lainnya yang lebih dominan adalah "kuntilanak pria"

Ya, kalian tidak salah dengar.
"kuntilanak pria" penghuni pohon tersebutlah penyebab kenapa pohon mangga ini tidak akan pernah berbuah sampai kapanpun.

Awalnya kami mengira bahwa sosok kuntilanak itu jenisnya hanya perempuan, tapi kami mengetahui fakta baru.
Bagi kami ini sulit sekali untuk diterima dengan akal sehat, namun kenyataan mengatakan sebaliknya.

Sosok ini sangat dominan dan kerap menganggu karyawan di area ini, sulit untuk dipindahkan. Seandainya akan dipindahkanpun mereka meminta "syarat"
Jujur, kami tidak bisa berkata apa-apa mengetahui kebenaran itu. Namun itulah realitanya.

Dan sosok yang mas lihat semalam adalah sosok kuntilanak pria yang menghuni pohon itu.
Jika dilihat dari ciri²nya, sosok ini memang tidak terbang seperti kebanyakan jenis kuntilanak yang sering dijumpai melainkan merangkak/kayang dengan badan terbalik.

Lidahnya merah menjuntai panjang kebawah, rambutnya ikal berantakan, kukunya panjang sekali dan posturnya yang
tinggi semampai.

Setelah kami mengetahui fakta itu, cerita mengenai sosok ini mulai tersebar keseluruh staff yang bekerja. Dan merupakan ketakutan tersendiri bagi siapapun yang diperlihatkan sosoknya.
(cerita dari sudut pandang doni saya akhiri)

Setelah mengetahui fakta yang sebenar-benarnya saya alami, jujur tubuh saya lemas tak berdaya seakan tidak percaya apa yang telah saya hadapi beberapa malam menginap disini.
Akhirnya saya memutuskan untuk menerima kenyataan dan mencoba untuk menenangkan diri.

Tak lama setelahnya, doni menghubungi temannya yang indigo itu. Lalu dia berkata "mas, saya coba bantu hubungi beliau ya?" Saya jawab "untuk apa don?"
Sekedar memastikan kondisi kesehatan mas ini, apa sudah stabil atau masih ada energi yang menempel di badan mas ini. Saya khawatir, maka saya putuskan menghubungi beliau

Akhirnya saya meng'iyakan doni menghubungi yang bersangkutan.
Singkat cerita, kerabat doni itu menyambungkan ke saya dan melakukan "pembersihan diri" jarak jauh melalui telefon.

Jujur, saya tidak tau apa² mengenai metode ini, namun saya akui setelah pembicaraan kami selesai badan saya perlahan kembali normal dan pulih.
Beberapa jam setelahnya saya pamit dan bergegas melanjutkan perjalanan untuk dinas di kota lain.

Sampai saat ini jika saya harus mengingat kembali kejadian beberapa tahun itu rasanya saya hampir gila dibuatnya.
Namun lagi² kita sebagai mahluk ciptaan tuhan yang jauh lebih tinggi drajatnya tidak boleh kalah dengan mahluk halus, biar bagaimanapun kita hidup dan tinggal di dunia ini berdampingan dengan dimensi dari dunia lain.

Senang atau tidak, mau tidak mau kita harus menerima kenyataan
eksistensi "mereka yang tidak terlihat" ada di sekitar kita.
Sekian cerita dari thread kedua saya kali ini, saya akhiri untuk menutup thread horor kedua bagian pertama ini.

Terlepas dari pembaca nantinya akan berpendapat beraneka ragam, disini saya tidak memaksa kalian untuk mempercayainya.
Disini saya hanya mencoba untuk menuangkan pengalaman horror saya, tidak lebih.

Percayalah, menceritakan detail pengalaman mistis yang terjadi beberapa tahun belakang itu tidak mudah. Bagi saya akan jauh lebih mudah untuk mengarang sebuah cerita ketimbang harus merunut kembali
detail pengalaman pribadi di masa lalu.

Semua saya serahkan kepada seluruh penikmat cerita thread horror, saya terima segala macam bentuk kritik dan saran guna membantu saya di thread berikutnya agar jadi lebih baik lagi.

Tapi tolong gunakan bahasa yang sopan dalam memberikan
saran dan kritiknya.

Ingat, jaga lisanmu dan etika dalam berkomentar di sosial media.
Oh ya, untuk bagian kedua akan saya lanjutkan segera. Bagian kedua ini adalah akhir dari keseluruhan thread.

Mohon bersabar ya, sampai bertemu di thread bagian kedua. Akhir kata sekian dan terima kasih

xx
Dally.
Hampir lupa, maaf jika dalam membuat thread kedua ini terkesan bertele-tele dengan plot yang sangat lambat sekali.

Tapi serius, membuat thread sepanjang ini berangkat dari pengalaman pribadi itu tidak mudah. Butuh waktu dan kesiapannya

Mon maaf sekali lagi ya 🙏🏻
Ini thread horror pertama saya yang sudah lebih dulu di publish, siapa tau ada yang belum membaca dan melewatkan pengalaman pertama saya.

Hehe ✌🏻
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with 🍂

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!