Mbak Tika menggeleng "Gak usah lah. Nginep aja"
"Nginep di rumah pean?" tanyaku.
"Gak usah. Kamu jaga toko sekalian tidur di rumah e mbah."
"Gimana Na? Mau kan? Ntar mbak emang ga bisa gaji banyak. Gak usah khawatir. Soal makan mbak yg tanggung."
"Nah gitu dong. Minggu depan siap-siap boyongan yah. Besok tak mulai nyuruh arek-arek (*pegawainya mbak Tika) bersih2 dan mindahin barang2 dagangan." ucapnya semangat.
Sehari sebelum pindahan mbak Tika ngadain selametan dan doa bersama di rumah mbah, dengan hanya mngundang kerabat terdekat.
"Aamiin." ucap kami serentak.
Kami sekeluarga sedang duduk mengitari sebuah nasi tumpeng yang cukup besar di atas sebuah karpet. Aku memandangi sekeliling rumah. Tidak ada yang berubah sejak 12 thn terakhir.
"Yuk Na, aku tunjukin kamarmu."
Aku pun berdiri lalu mengikuti langkahnya dari belakang, menuju ruangan dengan dua pintu kayu tinggi berwarna hijau muda. Mbak Tika membuka salah satu sisi pintu tersebut. Tampak sebuah ruangan
Di sisi utara kamar tersebut tampak sebuah jendela berpintu kayu tanpa kaca dgn teralis besi.
Aku hanya bisa menghela nafas pelan mendapati sebuah pemandangan yg pasti membuat siapapun sedikit .... merinding.
"Na, jangan pake kamar mandi dalam yg ini ya. Pke kamar mandi di belakang aja."
"Kenapa mbak?" tanyaku
"Ojo ngunu tow.."
(Jangan ngomong gitu lah).
Jujur aku gak begitu snang dgn candaan mbk Tika.
Aku duduk di tepi ranjang yg mmg disediakan sambil kembali memandang sekitar.
'Ceklek'. Aku mendengar suara kusen pintu. Dan mataku pun mengarah ke pintu kmar mandi yg sedikit terbuka.
Akhirnya aku berjalan ke arah kamar mandi dan melongok ke dalamnya. Temaram dan pengap. Cat berwarna hijau muda tampak mengelupas di sana-sini. Kotor dan tentu saja banyak sarang laba2. Tidak ada ventilasi sedikitpun dari
Kalo memungkinkan dilanjut ntar malem lah ya. Kalo nggak smpet ya bsok lagi.
Mau ngerjain kerjaan rumah dlu yg smpat tertunda.
Hari ini adalah malam ketiga menempati rumah mbah. Karena di dua malam sebelumnya aku masih ditemani mama menginap di sini.
Ah iya satu lagi, aku jg membawa serta kedua kucing kesayanganku. Kuletakkan kandang mereka di ujung belakang dekat dgn kamar mandi.
Seusai shalat isya' aku bersantai di kamar sambil bermain hp.
Padahal bunga kamboja kan nggak ada bau wangi-wanginya sama sekali :( .
Bukannya tak merasa, hanya saja aku mencoba mengabaikan keganjilan ini dengan bersikap tdk terjadi apa2.
Meoooooong... meoooooong.
'Oke ini sudah gak baik.' batinku.
Aku bangkit dari posisi dan mengambil langkah cepat menuju ke arah kandang.
Meooow... meow.
Momo memandangku aneh. Namun kini suaranya terdengar lebih pelan.
Tepat pada saat itu aku merasakan sebuah bayangan hitam melintas cepat keluar dari dalam wc. Aku benar-benar tak berani menoleh saat itu. Jantung rasanya sudah ingin melompat dr tempatnya.
Aku brusaha meyakinkan diri bahwa itu hanya halusinasiku, karena terlalu parno tgl sendiri.
Tiba-tiba terdengar suara air mengucur dari kran. Awalnya kukira suara air hujan. Tapi kalo hujan kan pasti suara airnya kedengeran dari atap jg dong.
Deg deg an lagi dong ah. Kali ini beneran udah sadar tapi gak berani melek.
Sayup-sayup ada suara org lagi make sandal, trus jalan kyk rada diseret-seret. Berharap bgt wktu itu aku msih dlm mode mimpi gaes.
Aku ya langsung kebangun, tapi ya gt gak ada siapa-siapa.
Sumpah badan lgsg gemeter kenceng sambil beristighfar. Trus baca ayat kursi dan surat2 pendek lain.
Kali ini bkn dr pgalamanku sendiri. Tapi cerita dari pgalaman tante & om ku (adiknya bapak). Mereka jg sempat tinggal di rumah mbah. Sebelum akhirnya rumah ini dibiarkan kosong bbrapa tahun kmudian.
"Kamu berani tinggal sdrian tow disini?" tanya tante Erin.
"Berani lah. Lha ini ada Momo dan Mimi. Hehe."
(Berani bener)
"Ya berani. Lha wong gak ada apa2 kok." Ngeles aku.
"Ah mosok?"
(Ah masa?)
Tiba-tiba tante Erin berjalan ke kamarku.
"Awakmu turu kene?"
(Kamu tidur di sini?)
Aku mengangguk.
Wah hawa-hawa gak enak sih kalo uda ngomong kek gini. Kebiasaan jelek tante Erin itu suka nakut-nakutin. Jahil bgt orangnya. Mukaku pun lgsg berubah jadi masam.
Kali ini aku akan bercerita menjadi sudut pandang org ketiga.
berusia 5 bln yg bernama 'Rama' dan meletakkannya di box bayi. Ia melihat jarum jam sudah menunjukkan angka 10 malam.
Rasa lelah dan kantuk mulai menghinggapi. Akhirnya ia memutuskan kembali ke kamar utama (kmr mbah).
"DOKKK DOKK DOKK."
Terdengar suara pintu yg diketuk sangat keras. Tante Erin yg kaget jelas lgsg terbangun.
"DOKKK DOKKK DOKKK!!"
Suara ketukan itu berbunyi lg
Ia menoleh dan mengguncang2 tubuh suaminya. Pasalnya dirumah itu hanya ada mereka bertiga saja.
Tapi om tidak bergeming sama sekali.
Suara ketukan yg keras itu berubah menjadi suara pintu yg digedor dari dalam. Seolah2 ada 'sesuatu' yg ingin mencoba keluar dr dalam sana.
Tante Erin makin ketakutan, hingga badannya terasa membeku.
Tiba-tiba terdengar suara org berdeham.
Tampak dua bola mata berwarna merah mengintip dr sana. Tante Erin lgsg memejamkan mata sambil melantunkan doa2 yg dihapalnya. Sampai2 ada beberapa ayat yg
Tanpa membuka mata, akhirnya tante Erin segera berbaring dan membungkus tubuhnya dgn selimut.
(masa sih?)
"Kandani kok. Bien omah iki kan jek tak panggoni kabeh. Jek bablas kebon mburi san."
(Dibilangin kok. Dulu rumah ini -sisi barat & timur- masih aku tempatin semua. Hingga halaman rumah belakang)
(Kadang ya Na. Aku sering mencium bau bunga melati. Kayak mbah lagi lewat. Terus jam 2 atau 3 pagi, aku sering denger
Wagelaseh! Bunga melati emang bunga favorit mbah dulu pas masih hidup. Tiap mbah lewat pasti bau bunga melati.
Bunganya srg ditaruh diatas sajadah sih. Bahkan beliau aja sampe nanem bunga melati di halaman depan.
"Waduhh kembangku.."
Bandel bener dah 😂.
"Gimana Na. Kerasan gak tgl dirumah sebelah?"
Tanya mas anto, suami dari kak Lisa.
Kamis malam setelah isya' aku biasa nongkrong di rumah kak Lisa. Numpang nonton tv.
"Toko rame gak?".
"Ya ga mesti mas. Kdg rame kdg sepi. Lha saingan depanku Distr**** loh." Jawabku sambil ngunyah camilan.
"Awakmu gak dikethok i opo ngunu nk sebelah?"
(Km ga diliatin apa gt d rumah sbelah).
"Gak sih. Paling cuma bau2 wangi kembang gt. Tp ya gak ada apa2."
Paling males lah kalo bahas ginian. Tiba-tiba mas Anto nyeletuk.
"Ngerti gak. Aku tau ngalamin kejadian gak ngenakin pas di halaman belakang."
"Opo mas?"
Aku takut tapi kepo dong.
Oke kali ini aku akan kembali menceritakan dr sudut pandang orang ketiga lg.
"Hon.. aku oleh jaluk tlong ga?"
(Hon *singkatan dr honey**, aku boleh minta tlg ga?)
ucap kak Lisa tiba2
"Duh. Aku jek tas teko. Jek kesel ndaa."
(Duh. Aku baru dtang. Masih capek nda.)
"Ayolah hon. Aku arep bungkusi jajan ki. Gak iso ditinggal."
(Ayolah hon. Aku mau bungkus kue-kue psenan orang. Gak bsa ditinggal.
(Minta tolong apa?)
"Angkatin jemuran baju. Takut e ntar basah gegara kena embun kalo ga sgera diangkat."
"Ck.. iyo iyoo."
Akhirnya mas Anto bangkit dr tempatnya dan berjalan menuju halaman belakang.
Jadi rumah mbah ini memang modelnya memanjang ke belakang. Di halaman belakang selain untuk tempat menjemur, juga berfungsi sebagai tempat menanam bbrpa jnis sayur dan buah2an.
Dulu pas waktu kecil, aku sama kakak2ku langganan dikejar soang klo pas lg maen
Karena itu jika kita pergi ke halaman belakang. Kita bakal ngeliat bekas kandang binatang yg terbuat dr kayu dan jaring2 kawat.
Mas Anto akhirnya sampai di halaman belakang. Suasana saat itu katanya dingin banget, tapi gak ada sama sekali.
Mas anto mulai melepaskan penjepit dan mengangkati jemuran satu persatu.
Setelah hampir separuh ia mengambil sisa jemuran, tiba2 ada
"Kratakkk... kratakkk..."
Kali ini malah ia dilempar pasir.
Mas anto yg kaget langsung menoleh ke arah bekas kandang. Terdengar suara berat org yg sdg tertawa
Tampak 'sesuatu' bertubuh tinggi besar dan berbulu berdiri di sana.
"Jiampuuuut!" Serapah mas anto kemudian. Tanpa pikir panjang ia pun segera berlari masuk
Antara pgn ketawa dan takut jg sih dengerin cerita dr mas Anto.
"Sampean sih mas. Gak dungo2 dhisik."
(Mas Anto sih gak baca2 doa dulu).
(Takut banget aku. Badan gemeteran pas ngeliat genderuwo itu. Aku juga baru ingat kalo pas kejadian itu
Kebetulan ini hari kedua aku lagi 'dapet' alias haid. Badan terasa sakit semua dan mood lg ga bagus bgt.
Anehnya kalo mood lg jelek, aku jadi org yg
Malam harinya aku melepaskan Momo dan Mimi dr kandang. Seringnya mereka kulepas di malam hari memang, kalau
Kali ini mereka bermain2 di kmar, sedang aku bersantai sambil rebahan di ranjang. Waktu itu aku memang lg asik chat dgn pacal (*sekarang jd mantan by the way dan udah nikah ma org lain :v )
Kupikir diatas sana mereka sdg melihat cicak. Mereka memang suka berburu cicak, kdg serangga.
Sekali lg ku lihat langit-langit kamar, namun tak ada apapun di sana. Kosong melompong.
Aku mulai melantunkan ayat kursi dan surat2 pendek pengusir jin yg lain.
'KRATAK KRATAKKK KRATAK'
"Astaghfirullah." gumamku
Kalo sudah begini tandanya makin ga bagus. Mgkin 'mereka' ada yg ingin mencoba masuk. Sialnya lg, aku dlm kondisi sdg tidak suci.
Bagaimana aku bisa tau? Yah karena sebelum2nya aku pernah
Segera kunyalakan lantunan murrotal ayat2 suci Al-Qur'an. Sekitar hampir 10 menit aku bergulat dgn mereka scara mental-batin dan ikut membaca beberapa ayat. Ini bener2 gak mudah. Serius :(
Posisi waktu itu tepat lg didepan kandang kucing. Aku kaget ehlah. Baru kali ini menghadapi
Nahh, dr dulu Momo dan Mimi jg gak suka dgn situasi gelap gulita gini. Mereka jg ikut auto panik. Wkwkwk.
Niat hati segera mengambil hp sbg lgkah pertama penerangan.
'SREKKK SREKKK'
Tiba-tiba ada suara langkah kaki yg stgah diseret tepat dibelakangku
Sumpah otomatis deg deg an, bener2 ga siap batin ngehadapin mereka dlm kondisi skrg ini.
Aku pun kembali melangkahkan kaki. Suara itu makin cepat mengikuti, aku pun
'SREET SRETT'
Aku juga merasakan ada hembusan nafas dingin tepat di tengkukku.
"Allahuu Akbar."
Kutahan rasa nyeri jempol, bodo amat. Rasanya klo gelap gini ntah knp napas jg ikut sesak.
Tepat saat mau ngidupin mode senter, tiba-tiba ada yg niup kuping kiriku kenceng bgt. Untung ga ada riwayat jantung Ya Allah.
Makanya pas kejadian mati listrik, 'mereka' berhasil melakukan kontak lbih intens dgnku. Karena aku bener2 lemah scara mental saat itu.
Hanya itu saja. Selanjutkan ku hbiskan semua stok lilin yg kupunya, dan kunyalakan di seluruh rumah.
Anyway selama aku tinggal di rumah samping makam ini. Sebenernya mereka gak
Selalu diingat bahwa dunia kita dan dunia 'mereka' saling berdampingan. Usahakan jgn pernah takut, karena derajat kita lebih tinggi dari mereka. Kita manusia adalah ciptaan yg lbih sempurna dari kaum Jin dan syaitan.
Bagi yg tdk percaya, it's okay kalian bisa menganggap sbg thread horor biasa 😁.
Wassalamu'alaikum.
Sampai jumpa di thread horor selanjutnya.