Karena gua sedikit meresa kurang nyaman saat coba menceritakan ini secara langsung.
Gua mau kalian jangan coba sharing ke temen kalian secara langsung , baca ini sendiri di kamar , ketika lo udah merasa kurang nyaman jangan coba di lanjut.
Desember 2019 ,
Akhir bulan desember , sama seperti para kaum muda-mudi yang lain.
Dia merasa senang dan bersemangat
Saat itu malam , kumpul ngopi sambil gigitaran di teras depan rumah , ajibpun datang dengan perasaan hati
" Jing kayanya gua rencana buat nanti libur akhir taun" (jing itu kalimat panggilan temen akrab di kampung kita semacam djancok)"
Jawab kawannya
Ajib : " Gimana kalau kita naek gunung aja , gunung gede aja campcer di sana kayanya seru camping di alun-alun surya kencana".
Jawab jangkung , ( temen tongkronganya ajib ) "Jib kalau naek gede tahun baru gitu tau bisa apa engga , tapi nanti cob gua tanya dulu"
Jawab jangkung : " oke , nanti di kabarin di grup whatsapp bisa atau engganya"
27desember,
Jangkungpun memberi pesan online melalui whatsapp bahwa untuk tanggal 31des TNGG di tutup.
Seminggu selanjutnya ,(Jangkung kembali memberi pesan whatsapp)
" kemarin tahun baru pada gagal naek kan , gua nanti tengah januari mau naek atap jawa barat. Ada yang mau ikut ga"
Reply pesan jangkung: "mau, gua ajak temen yah , kayanya temen gua ada yang mau ikut
Satu persatu isi list nama mereka masing - masing.
18januari,
Kami semua ber12 mengadakan briefing sebelum keberangkatan mengenai kesiapan alat kelompok, logistik , dan kondisi tubuh masing - masing.
Pada malam itu kami semua
Pesan masuk di grub whatsapp dari natalia: " kayanya gua ga bisa ikut naik deh "
Reply natalia : " kenapa nat , ko gitu , yah elu mah "
Natalia : " iya padahal pengen ikut , tapi ini gua tiba - tiba mimisan "
Regina : kak kayanya aku juga ga bisa ikut deh.
Reply regina : " kenapa , ko dadakan banget "
Regina : iya kak ma'af banget aku ga bisa ikut , aku keserempet motor.
Jumat , 24jan. 10pm " (kami ber10 berangkat dengan menggunkan 2mobil pribadi) "
Kami ber10 di bekali sebotol air mineral dari ayah fatur. Dia bilang "airnya di minum ya buat semuanya"
" gua ga ngerti ya itu air apa , karna itu dari orang tua gua jadi coba menghargai pemberian dia untuk di terima. "
Sabtu , 25jan. 06am,
Sebelum mendaki jangkung yang di tunjuk sebagai ketua kelompok pendakian melakukan registrasi sesuai prosedur TNG di sana.
setelah menunggu hmpr setengah jam, jangkung langsung mengambil komando untuk berdo'a
Kaki mulai melangkah , langkah demi langkah kami lakukan. Wajah yang tampak lesu pun keluar. Keringat bercucuran.
Dan tibalah kami di pos1,
"Breakk " (teriakan kode untuk istirahat)
kami break makan siang , sebatang sans untuk atur pernapasan.
spontan, saat itu ada yang aneh
entah disengaja atau tidak, wajah jangkung tampak berubah tidak seperti biasa sinis tajam melihat ke arah pepohonan. Anehnya itu hanya saja,
semoga bukan hal yang buruk.
Break selesai, gerimis turun.
Gerimis, jalanan berlumpur, pohon di samping kanan kiri, kami tempuh perjalanan dengan sekuat mungkin.
Sudah hampir satu jam lebih, kami berjalan. Hujan semakin deras ,
Akhirnya kami bersiasat mendirikan bivak darurat untuk memulihkan kembali stamina yang sudah terkuras.
Setelah basa basi , ngopi + rokoan ( satu hal yang wajib di
"Lagi - lagi hujan Badai , kabut datang di setiap kami melanjutkan pendakian"
" dea dan rudi yang selalu jalan bersebelahan membuat percakapan tipis "
Jawab rudi,
" iya gua liat de , biarin aja udah dia dari tadi emang udah ada di situ kan "
Dea : " iya mas , gua juga liat dari pas kita mau berangkat dia ikutin kita dari rumah. Gua kira dia ga akan ikut sampe sini "
Jawab rudi,
Dea : " iya mas , dia cuma diem aja gatau mau jaga kita atau mau gangguin kita "
" rudi coba menegur ajib untuk memastikan keadaan, "
Jib gimana , aman?
Jawab ajib,
" Aman mas cuma gatau kenapa kaya berat aja ini "
Jawab ajib,
" Engga usah deh mas , tenang aja masih aman. "
Enggan melakukan break di pos 2, karena waktu yang sudah mengejar - ejar dan tujuan pertama kami yang masih cukup jauh.
Sembari berbicara lirih, Dea dan Rudi yang seharusnya ceria wajah mereka seketika berubah nampak murung.
Tatapan murung Dea dan Rudi, disambut tatapan bertanya oleh semua temanya, seolah ada yang mereka sembunyikan dalam dirinya.
Junjun yang paling penakut di antara rekan tim yang lain sudah menjadi gelisah dan
Di tengah kebingungan itu,junjun menegur Dea dan Rudi
Junjun : " ada apa De , Rud? Ko keliatan murung gitu.
Jawab Dea dan Rudi ,
" Gak apa - apa kok , udah ayo lanjut jalan lagi aja nanti malah kemaleman di trek kita "
Suara - suara kelompok kami bersamaan,
Jangkung bersuara,
" Tur jalan di depan biar gua di belakang sweeper "
Jawab fatur,
" oke , ayo semangat "
Karena faktor cuaca yang kurang bersahabat , kelompok kita sempat terkena
Regu paling terdepan di komandoi fatur , regu yang hanya beranggotakan Dea saja , lalu
Regu kedua di komandoi Rudi , yang memiliki anggota paling banyak dari regu yang lain yaitu :
Yang di komandoi Jangkung , beranggotakan Ibal dan Indra.
Merasakan kelelehan yang berlebih regu rudipun , ambil keputusan untuk melakukan break sejenak. Pembicaraan santay di lakukan Ajib dan yang lain untuk
Ajib : " Di belakang ada siapa , sama di depan ada siapa? "
Jawab rekan satu regu ajib,
" di belakang regunya jangkung , di depan fatur sama dea "
Ajib : " Sialan kita jadi kepecah kaya gini , yaudah sekarang kita mau nunggu si jangkung
Jawab rekan satu regu ajib,
" Jalan aja kalau diem mah malah dingin "
Rudi , " yaudah ayo lanjut kalau mau pada lanjut "
Yang awalnya semua baik - baik saja , setelah kelompok kami terpecah dan terjadinya hal - hal yang janggal. Suasana kelompok pun
" Bertemulah mereka dengan regu Fatur. "
Ajib , Rudi , Pale , Rona , Bepe , Junjun yang awalnya tersenyum penuh dengan candaan, tiba-tiba diam, raut wajahnya berubah dan tak tertebak.
Ajib : " inget napa tur , kita teh baru pertama kali naek gunung ini. Kita kan dari awal ada peraturan buat sama - sama , sedangan elu malah jalan di depan tanpa peduli yang belakang. "
Jawab fatur,
Fatur : " dea duluan ( dengan nada lembut )
Fatur : " dea duluuaaannn ( dengan nada yang menghentak )
Sementara itu dengan regu jangkung yang tertinggal di belakang ,
Di pertengahan jalan menuju tempat pemberentian regu rudi dan fatur. Jangkung mendapat masalah ,
Pada saat itu menemukan kegajilan, indra yang melihat jangkung yang mendapat masalah karena sepatunya ia malah menertawai(Tawa itu seperti tawa perempuan yang kegirangan).
Jangkung kebingungan,lalu ia menegurnya.
" Jangan ngetawain napa elu teh , bukanya nolongin "
Indra tetap saja terus tertawa. Jangkung yang mengira indra menertawai sepatunya yang rusak itu akhirnya diam saja dia rasa mungkin memangnya lucu
Selepas itu hampir sampainya regu jangkung di tempat pemberentian regu fatur dan rudi.
Fatur : " Kung si dea nangis tuh ( bicara dengan raut wajah yang sinis ) "
Jawab jangkung,
Fatur : " Gatau tuh ( masih dengan raut wajah yang sinis ) "
" Jangkung , indra , dan ibal langsung bergegas ke depan menghampiri dengan yang sedang nangis "
" Dea udah jangan diem mulu ngomong , nanti takut kenapa - kenapa . "
Tibalah regu jangkung ,
Jangkung : " Itu si dea kenapa? "
" Tau tiba - tiba nangis abis liat bocah adu argumen , di tanya juga diem terus. Gamau jawab. "
Jangkung menghampiri dea,
" Dea kenapa , ko malah nangis "
Dea pun tetap tidak menjawab malah membuang muka dari tatapan jangkung.
" Dea , dea udah dea.. Jangan nangis , iya gua juga ngeliat apa yang elu liat. Udah hayu kita jalan lagi. "
Jangkung langsung berasumsi untuk kelompok pendakian pada saat itu juga ,
Di saat jangkung coba mencari lapak untuk mendirikan tenda ,
" Kung kayanya mending sekarang kita lanjut aja jangan diriin tenda di sini , soalnya kalo kita ngecamp di sinimalah nanti tambah ga beres. Kita lanjutin aja sampe pos4 "
Indra dan yang lainnya masih coba menenangkan dea , akhirnya dea kembali lebih tenang dari sebelumnya. Ketika jangkung dan rudi kembali ,
Suara kelompok ,
" Iyaudah lanjut aja , iya lanjut aja mumpung belom gelap banget , bener mending tanggung juga di sini mas. "
Jawab Dea,
" Iya tadi gua sedih aja kena hentak sama fatur , terus liat fatur ajib adu argumen pake nada tinggi gitu. Cuma kalo dalam sepenglihat gua itu bukan mereka yang bertengkar tapi sesosok kakek - kakek kung. "
Jawab dea,
" Iya dia itu udah ikutin kita dari rumah kung , cuma gua juga ga ngerti kenapa dia ikutin kita terus "
Jangkung : " Tapi gimana sekarang , udah aman? "
Jawab dea , " aman kung "
Ajib yang merasakan tangan begitu pegal meminta tolong kepada pale untuk di pijitkan pada bagian lenganya.
Setelah mencoba mengalihkan perhatian , Dea yang paling sensitif soal seperti itu. Dia mencoba panggil ajib,
Dea : " Jib sini "
Jawab ajib ,
" Kenapa de? "
Dea : " Tangan pegel ya jib "
" Iya nih gatau kenapa ko tiba - tiba berasa pegel banget kaya gini "
Dea : " Coba dulu sama elu sendiri , di pijit dari kanan sampai ke kiri terus di hempasin. jangan lupa sambil doa "
Jawab ajib ,
" Oh , yaudah gua coba ya. "
Dea : " Coba sini "
Antara takut dan kaget seketika lengan ajib yang tadinya pegal , langsung kembali normal. Dea yang hanya melakukan gerakan seperti menghempaskan angin dari bagian bahu hingga ke siku.
Ajib yang penasaran berbisik kepada dea,
" De ko bisa kaya gitu sih "
Jawab dea ,
" Iya jib tadi tangan ajib di gelatungin sama anak kecil makanya kereasa pegel. "
Langsung ajib yang tadinya kebingungan , berubah jadi ketakutan.
Dea yang sangat sensitif ketika melihat temanya saat terjadi sesuatu coba mengahampiri ajib.
" Iya , berat banget rasanya. Langsung ajib menurunkan carriernya. "
" Nah gitu jib , di turunin carriernya soalnya tadi ada kakek - kakek yang dudukin carrrier lu tapi ko tengil.
" Tengil kenapa ya? Ajib tanya dea. "
" Itu dia malah dudukin carrier elu masa. Katanya "
Setelah kejadian ,
menukar carriernya dengan rona yang membawa carrier dengan muatan lebih ringan.
Meskipun kelompok kita selalu mengalami hal-hal yang kurang mengenakan kita tetap melanjutkan pendakian.
" Wey si junjun tuh kaya kedinginan. Ajib berteriak "
Heren , biasanya dia tidak seperti ini. Entah mengapa , mungkin karna faktor yang kurang bersahabat dan fisik yang sudah lemah.
Jangkung sebagai leader bingung harus bagaimana , hampir-hampir tak percaya akan terjadi seperti pendakian kali ini.
Sudah lelah kami semua selepas perjalanan yang begitu melelahkan dab sangat menantang ,