-based on true story-
Saat saya masih kecil sampai kelas 3 SD, kami tinggal di rumah kontrakan. Meskipun rumah kontrakan tp buat saya yg dilahirkan di rumah itu, rumah itu terasa spt rumah sendiri. Rumahnya setengah tembok bata setengah papan bercat putih
Rumah kontrakan yg kami tempati terkenal horor. Tepat di samping rumah di pingir sungai tdpt pohon waru yg kl mahrib menjelang selalu muncul bau rebusan kentang dr situ.
Cerita kali ini ttg...
Sejak kami pindah, kami tdk pernah bertemu lagi.
Sampai 20 tahun kemudian, saya sudah menikah & punya anak & pindah ke Jogja.
Tiba2.... "tulalit.... tulalit..." hape saya berbunyi dgn IC caller adik perempuan saya.
"Piye Yas?" (Gimana Yas?)
Saya mmg dikarunai dgn ingatan yg kuat.
"Kancaku jaman ng Bayeman kae po?" (Temenku pas di Bayeman dl itu kah?")
"Ho oh... kae nggoleki kowe mau." (Iya, dia tadi nyari kamu)
"Lho ono opo?" (Ada apa?)
Saya auto alert dong... mosok saya dicari org gila.
"Edan piye?" (Gila gimana?)
"Dia teriak2 manggil nama lengkapmu. Terus ditemui bapak. Njuk karo bapak ditanggap." (Lalu sama bapak ditanyai.)
"Jare dee goleki kancane."
"Jare kok pindah omah adoh temen, le nggoleki wis suwe. NJuk takon kowe saiki ning ndi." (Ktnya pindah rumah kok jauh amat, dia nyari dah lama. Lalu tanya kami di mana skrg.)
"Njuk bapak omong opo?" (Lalu bapak bilang apa?)
"Bapak omong kowe ning..
"Lha njuk?" (Lalu?)
"Njuk dee omong kok kowe pindah2 terus." (Lalu dia (Suhar) bilang kok kamu pindah2 terus)
"Lha ibuk ning omah po ra?" (Ibu di rumah gak?)
"Ho oh, karo ibu ditakoni, mamakmu ning ndi saiki?" (Iya, ibu nanyai dia,
Trus kata Suhar,"Mamakku lara stroke, mamakku ki tukang merdukun, pancen mamakku ki edan kok." (Mamakku kena stroke, mamakku suka ke dukun, mamakku memang gila).
Ibu tanya,"lha bapakmu?"
Suhar jawab,"Bapakku wis mati dinggo wadal ibuku." (Bapakku dah mati
Ibu tanya lagi,"Lha kowe kok iso tena kene?" (Kamu kok bisa sampe sini?)
Suhar,"Aku nggoleki kancaku, meh takjak dolan." (Aku nyari temenku mau aku ajak main).
Ibu,"Lha bocahe wis ning amerika." (Lha anaknya udah di Amerika)
Suhar,"Yo wis...
Ternyata, Suhar tidak hanya sekali dua kali datang ke rumah ortu saya. Dia pernah datang sambil mengamuk & melempar pak RT dgn batu yg cukup besar.
Krn prihatin, adik saya bertanya ke pak kiai.
"Bocah iki ora rumongso yen wis gede,"
"Rumangsane dee ijih bocah." (Dia merasa masih anak2)
"Lha selama ini dia gak sadar apa?" Tanya adik saya.
"Sukmanya ditidurkan, raganya ditempati mahluk lain."
"Kok bisa?"
"Itu perjanjian ibunya."
"Sama siapa pak?"
"Trus kita harus gimana pak?"
"Pun boten saget ditulungi. Akhire kados mekaten, pikirane boten kiat nampi kenyataan menawi raganipun pun dewasa"
"Lan donyane pun berubah. Kancane pun boten onten sedoyo. Logikane pun menolak sedoyo kasunyatan ingkang ujug2 benten sedoyo kali saking sg terakhir dipengeti."
Saya mendengar adik saya bercerita hanya bisa prihatin. Saya ingin menolong jg ga bisa krn selain jauh, saya juga khawatir dia bertindak
Terakhir kali Suhar datang ke rumah, Suhar ga bisa lagi melihat rumah kami karena rumah kami sudah dibentengi oleh pak Kiai, khawatir Suhar mengamuk lagi & melempari cucu2 ortu saya yg masih kecil2 dgn batu krn itu yg dia lakukan dgn pak RT yg mencoba menolongnya
Keluarga saya hanya bisa memandangnya dengan iba & mendoakan yg terbaik buat Suhar.
#ceritamisteri #supranatural #bacahorror