Maka datanglah metal ionophores, secara selektif dia membukakan pintu buat zinc tersaturasi dalam sel.
Selama berada dibawah ambang batas tertentu, gak sakitlah dia.
Gak sakit bukan berarti imun. Bukan berarti ga bawa2.
So personal hygiene tetap harus dilakukan.
Metal ionophorenya? Obat2 malaria.
Apakah memang begini cara kerjanya? Entah. Perlu randomized testing, yg belum bs dilakukan dalam keadaan histeria massal begini.
Belum lg soal drug abusenya nanti.
Baik dari sisi obatnya, maupun dari sisi habitnya.
Sumber zinc & ionophoresnya probly banyak di makanan orang indo(yg banyak jg gw gak mau makan). Tapi payah nak cakap, orang kita panikan dan kebay, bilang A, besok A habis
Tapi posisi khan serbasalah. Begitu dibilang X efektif dan kita ada banyak, habislah X di pasaran.
Terpaksalah kerahkan intelijen buat pantau para penimbun. Begadanglah para intel itu wara wiri.
Kita mah bodo amat sih, cuma netijen ini.
Udah bagus para hanzo hattori mantengin apotik2. Sekalian biar gak ditabrak terus kek apotik senopati.
Gw bilang, biarin aja sih jen, selama nggak harmful.
Di titik ini, semua ikhtiar itu belum randomized testing, dan paper2nya belum peer reviewed.
Probly right, probly not, we dont know for sure, karena belum ada paper randomized testing peer reviewed yg menyatakan either way.
Jangan2 justru yang kedua yang hoax?
(*sodor cermin)
Ikhtiar dengan mengabaikan the basics justru harmful.
You can quote me on that.
Cuma krn efektif di flu lainnya, kita anggap efektif pula di covid.
Levelnya ikhtiar. Konon di flu sebelumnya mengurangi 20% chance tertular.