, 21 tweets, 3 min read Read on Twitter
1. Bible and Qur’an
Seri kelas “Islam dan Teologi Kristen”

Minggu ini kita diskusikan hubungan Qur’an dan Bible. Kita mencoba untuk melampaui perbincangan yg sudah umum tentang tahrif, yakni tuduhan bahwa kaum Kristiani telah mendistorsi kitab suci, atau bahwa Bible tdk otentik.
2. Ada banyak alasan untuk menguburkan diskusi tdk produktif semacam itu. Pertama, al-Qur’an mengakui secara eksplisit otentisitas Bible sebagai bersumber dari Allah.
3. Kedua, setiap kali menyebut Taurah atau Injil, nada Qur’an selalu positif. Misalnya, di dalamnya terkandung “petunjuk dan cahaya” atau “hukum dan peringatan.” Ketiga, bahkan saat mengkritik sikap kaum Kristiani rhdp kitab sucinya sekalipun tidak jelas apa yang dikritik Qur’an.
4. Mahasiswa2 saya di kelas menggambarkan hubungan Qur’an dan Bible dengan berbagai ekspresi, seperti “mixed feeling” atau “complicated.” Ekspresi itu terkait hubungan cinta. Ya kan? Mungkin karena mereka masih remaja.
5. Saya yg tdk lg remaja pernah nulis artikel melukiskan hubungan Qur’an dan Bible sbg “benci tapi rindu.” Qur’an mengambil jarak dari pengaruh Bible, tp jg sering menyebutnya. Pepatah Arab, man ahabba syai’an katsura dhikruhu (orang yang mencintai sesuatu akan sring menyebutnya)
6. Dalam Qur’an banyak terkandung “Biblical materials.” Ini sesuatu yang tak perlu diperdebatkan. Ada dua argumen yang saya kembangkan di kelas dan menyulut diskusi menarik.
7. Pertama, Qur’an itu lebih dekat kepada kitab suci Kristen daripada Yahudi. Bukankah kitab suci Yahudi juga diakui kaum Kristiani sebagai Perjanjian Lama? Jawabnya, iya. Tapi, Qur’an lebih condong ke tafsir Kristen.
8. Mari saya jelaskan dengan contoh. Misalnya, cerita Adam dan jatuhnya ke bumi. Yang diceritakan Qur’an itu mirip dengan kitab Kejadian dalam Perjanjian Lama. Salah satu yang membedakan adalah, dalam Qur’an, Adam dan Hawa (nama ini tdk disebutkan) digoda oleh setan.
9. Kalau dalam Perjanjian Lama, yang memperdaya Hawa adalah ular. Menariknya, dalam tafsir Kristen, ular itu kadang dipahami sebagai setan. Jelas kan Qur’an lebih condong ke versi Kristen.
10. Contoh lain, misalnya, kisah Kabil dan Habil (nama mereka juga tdk disebut eksplisit Qur’an), tapi ceritanya ada. Dalam dialog mereka sebelum Habil dibunuh, ia berkata “Jika kamu mengulurkan tangan untuk membunuhku, aku tak akan mengulurkan tangan untuk membunuhmu.”
11. Itu seperti prototipe ajaran Yesus: Tidak membalas kekerasan dengan kekerasan. Disebutkan, Yesus mengajarkan: Jika kamu ditempeleng di pipi kanan, berikan pipi kirimu. Artinya, kedepankan cinta kasih, jangan balas kekerasan dengan kekerasan.
12. Implikasi argumen ini sangat jauh dan dahsyat terkait usal-usul atau konteks historis kelahiran Islam. Sangat sulit dibayangkan Islam lahir dalam lingkungan musyrikum, orang-orang yang menyembah berhala. Ini tema diskusi menarik yang saya diskusikan di kelas dengan agak detil
13. Argumen kedua saya terkait audience Qur’an itu: Mereka pastilah sangat mengenal kisah-kisah dalam Bible. Mereka bukan penyembah berhala seperti yang umunya diduga. Qur’an itu sulit dipahami jika audience-nya tidak mengenal Bible dgn baik.
14. Banyak mufasirun kesulitan memahami ayat-ayat tertentu dlm al-Qur’an justeru karena mereka tidak lagi membaca/mengenal Bible. Saya bisa ajukan banyak contoh, tapi utk kepentingan kuliah virtual ini cukup satu saja ya
15. Jika kita baca Kitab Kejadian 18 (ayat 2), di situ diceritakan 3 orang yang bertamu ke Ibrahim. Setelah makan, Yahweh mengumumkan bahwa Sarah, istri Ibrahim, akan segera melahirkan anak.
16. Mendengar kabar itu, Sarah tertawa. “Mana mungkin saya akan punya anak, umur saya sudah terlalu tua,” kira-kira begitu kata Sarah. Cerita itu dimaksudkan untuk menjelaskan nama anaknya “Ishaq”, yang dalam bahasa Ibrani berarti “dia tertawa.”
17. Nah, coba baca Qur’an surat Hud. Ayat 71: “Dia (Sarah) tertawa dan Kami memberinya kabar gembira tentang Ishaq.” Pembaca al-Qur’an akan bingung: Sarah itu tertawa dahulu baru diberi kabar ttg kehamilannya, atau kabar kehamilan (yg tdk mungkin) itu menyebabkan dia tertawa?
18. Urutan dlm Qur’an kan yang pertama. Dan itu tdk masuk akal. Karena itu, para mufasirun kesulitan memahami kronologi kejadian itu. Makanya, ada mufasir yg memahami kata “dlahikat” sebagai “menstruasi,” bukan “tertawa.” Artinya, Sarah mengalami menstruasi lgi dan kemudian hamil
19. Padahal kalau Qur’an & Bible dsandingkan akan mudah memahaminya. Tdk perlu mengada2 makna “dlahikat” sbg menstruasi. Cukup kata “wa” stlh dlahikat diartikan “ketika,”bukan “dan”. Jadi begini: “Dia (Sarah) tertawa KETIKA Kami memberinya kabar gembira tentang Ishaq.” Beres kan?
20. Itulah pentingnya mengembangkan tafsir yang kreatif, bukan mengulang2 tuduhan tahrif yg sudah kadaluarsa. Seperti halnya mahasiswa saya di kelas mengajukan banyak pertanyaan, anda pasti ingin berkomentar. Moggo, silahkan.

Sekian. Sampai jumpa minggu depan ya….
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to Mun'im Sirry
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!