Selamat membacaa ^^
“Pak Praban dimana Nyi?” Seseorang terdengar bertanya didepan rumah. Suara seorang laki laki.
“Disamping dapur dekat sumur” ujar isteri pak Praban.
“Sudah ditunggu Pak Rianto, pak” lelaki muda yg menyusul berkata.
“Sebentar. Hari ini pisauku harus lebih tajam dari biasanya. Sebab aku berfirasat lain. Bahkan saat ini aku udah mempersiapkan 3 pisau”.
Sebentar kemudian pak Praban dan pria itu berangkat kerumah Rianto. Saat mereka tiba, tampak orang sudah mulai ramai. Mereka bahu membahu mempersiapkan pesta pernikahan putri Rianto.
“Kebosuro!” Desis pak Praban.
“Apa keistimewaan nya pak Praban?”
“Dulu, konon orang orang percaya Kebosuro memiliki tuah, sehingga dilarang disembelih. Namun zaman sudah berbeda..” jelas pak Praban.
Walau hatinya tidak sejalan dengan perkataannya.
Setelah menyembelih kerbau, pak Praban menyerahkan pekerjaan selanjutnya ke Endro
Angan angan tentang Kebosuro yang siang tadi telah kehilangan nyawa masih mengantui pikirannya.
Jdher !! Pak Praban terperanjat bangun, dalam keadaan lampu listrik terang benderang, dia melihat dua sosok makhluk aneh berdiri didepannya.
Hanya bagian bawah pusar tertutup kain sudah kumal tanpa warna.
Dari sela sela rambutnya yang lusuh tumbuh sepasang tanduk.
“Ssii.. apa kalian?” Tanya pak Praban
“Saya penggembala Kebosuro. Kamu yang telah berani membunuh Kebosuro harus mengganti dengan nyawa mu !
Jdher ! Jdherr!!
“Ampun! “ teriak pak Praban kesakitan.
“Aku hanya disuruh. Semua dosa dan kutukan yang menanggung adalah yang menyuruhku”
Si Kebosuro lgsg menunduk layaknya kerbau siap menyeruduk Pak Praban.
Dengan nekad pak Praban mencoba menghindar. Perut Pak Praban yg dituju meleset mengenai betisnya sehingga pak Praban terpental kebelakang tembok
Jdher ! Jdher ! Pak Praban yang kakinya sudah tidak dapat digerakan lagi hanya bisa menerima cambukan yang menimpanya. Dengan tawa lebar dan parau penggembala berulang ulang mencambuknya.
Suara gemuruh itu tlh mengundang warga yg rumahnya tidak jauh dr rmh pak Praban. Mereka terbangun dan menuju kerumah Pk Praban
Lampu listrik yg terang membuat jelas kejadian didalam. Tiba tiba kursi melayang tanpa ad yg menggerakan, kemudian kursi itu menimpa pak Praban.
Tetapi orang orang tdk dapat menolong pak Praban sebab pintu masih terkunci dr dalam
“Pak sampeyan kenapa?” Isterinya yang baru datang karena disusul kontan saja menangis dan memeluk suaminya.
“Kebosuro... !” Hanya itu jawaban Pak Praban
Sampai para tetangga tetap menunggui pak Praban. Mereka takut Kebosuro datang lagi
Singkat cerita Kyai Umar pun datang dan langsung melihat pak Praban.
“Gawat!” Kata Kyai Umar setelah melihat kondisi pak Praban
Saat ini Pak Praban lumpuh dan semua badannya penuh dengan bekas luka cambuk.
“Insya Allah bisa, tetapi nanti malam harus saya tunggui dulu. Sebab nanti malam Kebosuro dan Penggembalanya pasti akan datang lagi..” jawab Kyai Umar
Jarum jam yang terpasang diruang tamu masih berjalan, namun Kyai Umar tak kunjung datang.
Penantian berlalu dengan sangat lambat. Para tetangga yang tidak kuat mulai berpamitan pulang sebab pukul dua belas telah berlalu.. namun dari dalam kamar belum ada terdengar suara yang mencurigakan
“Jangan halangi aku Kyai! Orang ini telah jelas bersalah membunuh kerbau peliharaan saya” suara serak itu terdengar dari dalam
“Tidak bisa !” Marah penggembala itu serta memecut pecutnya
terdengar suara pecut dari dalam bersamaan itu suara pukulan dan barang barang jatuh ramai terdengar. Semakin lama semakin seru..
Akhirnya terdengar suara kesakitan kepanjangan yang berulang dua kali.
Klotak !! Kreet ! Orang yang diluar terkejut. Ternyata yang keluar adalah Kyai Umar dengan keringat di seluruh wajahnya.
Orang- orang bernafas lega.
@bacahorror #bacahorror
Terimakasih untuk pembaca
Saya undur diri dan sampai jumpa di thread selanjutnya...