, 60 tweets, 10 min read Read on Twitter
dan ke dua adiknya menyambut dg riang, "Ros, piye? adik e nakal ora? gelem maem?"(Ros gimana, adiknya nakal gak,mau makan?)tanya emak, mbak Ros menjawab "gelem mak, Kayil(adik 1) mangane akeh, si Gun(adik 2) mek sitik, akeh ngombene"(mau mak, Kayil makanya banyak, si Gun cuma
sedikit) "yawes ayo mlebu nang njero omah, uwes surup cah cilik2 ora ilok metu nyang njobo yen ws surup"(yaudah ayo masuk rumah, sudah petang, anak kecil2 pamali keluar rumah kalau dah petang) ajak emak sambil meraih si Gun ke gendongannya. Di dalam rumah emak mulai menyalakan
ublik, satu2nya penerangan kala itu. Dalam suasana yg sepi emak berusaha menghibur anak2nya, hingga waktunya tidur malam tiba, saat emak menidurkan si Gun, tiba2 ada yg mengetuk pintu "tok tok tok", emak, mbak Ros, dan Kayil saling berpandangan, siapa gerangan malam2 begini ber-
tamu? dari kejauhan emak memberi isyarat agar mbak Ros dan Kayil tidak bersuara, karena emak merasa aneh, tidak ada suara langkah kaki namun tiba2 ada yg mengetuk pintu, terhitung sampai 3x ketukan itu kembali namun tidak ada suara permisi terucap, emak meraih mbak Ros dan Kayil
agar tidur berdekatan, saat mbak Ros dan Kayil sudah tidur suara itu sirna. Seperti ditelan bumi. Merasa aman, emak ikut menyusul tidur, sesaat setelah memejamkan mata, kembali terdengar suara "tok tok tok", emak merasa takut namun penasaran sekali siapa gerangan yg hingga ber-
kali2 mengetuk pintu, emak memberanikan diri untuk mengintip ke bethek depan, dg mengendap endap emak menuju salah satu lubang bethek dan memasang mata lebar2, melirik ke kanan dan ke kiri, hanya kegelapan, tak ada apapun atau siapapun diluar sana, emak merasa lega, hingga saat
emak hendak kembali ke arah dipan tempat tidurnya tiba2 "braak braaak braaak" suara ketukan berubah menjadi seperti menggedor pintu bethek yg reyot itu. Emak terperanjat mundur pelan2 dan memeluk anak2nya yg sedang tidur, anehnya suara yg begitu keras tidak membuat anak2nya ter-
bangun. Tubuh emak gemetar, emak merasa ada yg tak beres, karena jelas2 diluar tidak ada siapapun, emak hanya berfikir itu adalah makhluk tak kasat mata, apabila itu manusia apa yg dia butuhkan malam2 begini? disini rumah gubuk reyot apabila itu perampok? apa pula yg akan diambil
emak hanya orang miskin. Emak seakan tak memperdulikan ketukan pintu itu lagi, dan menaruh harapan besar agar malam cepat berlalu dan bapak segera pulang, dg merangkul ke 3 anaknya emak berusaha tidur kembali. Tak disangka, suara ketukan itu mulai mengelilingi rumah, yg tadinya
hanya di bethek depan, kini bergantian dari satu sisi rumah ke sisi yg lain, emak sangat ketakutan, namun tak ada yg bisa ia lakukan selain berharap, emak berdoa dalam hatinya agar semua segera berakhir, lalu emak berinisiatif mematikan ublik, seketika itu suara ketukan berhenti.
ya aneh memang, namun emak merasa lega karena meski tanpa cahaya, teror ketukan malam itu berakhir. Keesokan paginya, emak memanggil mbak Ros, "ndhuk reneo sedilut wae, emak arep takon"(nak sini sebentar, emak mau nanya), mbak Ros mendekat dg menjawab "iyo mak enek opo"(iya mak
ada apa),
emak : mambengi sampen krungu opo?(semalam kamu dengar apa)
Ros : gak krungu opo2 mak, smpean ngongkon aku turu aku langsung merem (gak dengar apa2 mak, emak nyuruh aku tidur aku langsung merem)
emak : yawis, nek ngunu emak pengen terus ngancani smpean ben bapak ae sing
kerjo(yaudah kalau gitu emak ingin terus nemeni kamu biar bpk aja yg kerja)
merasa jawaban emaknya gak nyambung, mbak Ros bertanya : sakjane ono opo tho mak kok ora teko mikir aku,(sebenarnya ada apa sih mak kok nggak bisa mikir aku)
emak meraih kedua pundak Ros dan menatapnya
emak : mak e njaluk sepuro ya ndhuk soale emak kerep ninggal smpean dewe nyang omah karo adik2mu thok(mak minta maaf ya nak karena emak sering niggal kamu sendirian di rumah dg adik2mu saja) ternyata emak mulai merasa khawatir setelah kejadian bayi bajang itu, kini emak merasakan
sendiri, betapa takutnya jika malam tiba. Apalagi baru semalam emak mengalami sendiri kejadian aneh ketukan pintu itu. Kemudian emak membuat kesepakatan dengan mbak Ros, sore itu sebelum semua orang masuk rumah emak berkata kedapa Mbak Ros dan kayil juga si gun bahwa apapun yg di
dengar dari luar sana ketika malam hari, jangan pernah mengintip apalagi sampai keluar rumah, dg menakut2i emak berkata "lek wani metu sko omah ngko smpean dogondol demit"(kalau berani kekuar rumah nanti kamu dibawa lari hantu) mbak Ros dan Kayil mengangguk tanda mengerti, lalu
dg sabar emak menggiring anak2 masuk kedalam rumah, setelah semua pintu bethek ditutup emak memanggil mbak Ros emak : ndhuk tak kandani tapi ojo wedi, ya ojo mok omongne adik2mu,(nak ku beritahu tapi jgn takut ya jgn sampai kamu beritahukan ke adik2mu)
*lanjut besok ya reader*
mbak Ros mengangguk, "yen enek suoro tothok lawang pas bengi, ojo dibukak yo, ojo omong opo2, ublik e ageh2 dipateni"(kalau ada suara ketok pintu malam hari jgn dibuka ya, jgn bilang apa2 lampu teplok nya cepet2 dimatikan)kata emak, dg penasaran mbak Ros bertanya "lha ngopo mak"
emak menatap mbak Ros tajam, "ono lelembut sg lagi pengen mertamu, koe sik kelingan kedadean kapan dino tho? emak kuatir yen ono kaitane"(ada makhluk halus yg sedang ingin bertamu, kamu masih ingat kejadian kapan hari? emak khawatir kalau ada kaitannya) mendengar itu Mbak Ros ter
diam lama, seperti sedang berfikir, entah mengerti atau tidak apa yg diucapkan emaknya, dia mengangguk. Seperti biasa malam itu dingin dan sepi, semua orang sudah tertidur pulas, berhari hari sudah bapaknya tidak pulang, mbak Ros terjaga mengingat omongan emaknya sore tadi, dia
merasa takut, berharap bapaknya pulang dg segera, saat mbak Ros hendak merebahkan badan, tiba2 "tok tok tok" terdengar suara ketukan di bethek depan, mbak Ros kaget, malam2 begini kira2 siapa yg datang, tanpa membangunkan emaknya, mbak Ros berjalan ke arah ublik, ingin mematikan-
nya, saat hendak melakukan itu tiba2 "tok tok tok" terdengar kembali ketukan yg tempo-nya lebih cepat, lalu "tuluuung" ada suara dari luar sana, suaranya melas sekali, namun mbak Ros tetap ingat pesan emaknya agar tidak mengintip atau membuka bethek, saat mbak Ros sudah mematikan
ublik, hendak kembali tidur tiba2 "braaak braaak braaak" terdengar suara seperti benda yg menabrak an diri ke dinding2 rumahnya mbak Ros pucat, dan emaknya terbangun seketika, memeluk erat mbak Ros, dan berbisik "ojo nyuoro opo2 ndhuk menengo"(jgn bersuara apa2 nak diamlah) mbak
Ros mengangguk, malam itu rasanya seperti mimpi buruk, ia masih mengingat suara itu, suara parau yg berat sekali sampai2 hembusan nafasnya terdengar jelas. Keesokan paginya mbak Ros sedang menyapu sekeliling rumah,matanya yg awas, melihat dg teliti setiap jengkal tanah di sudut
rumah, seperti sedang mencari sesuatu. Dari kejauhan emak memperhatikan sambil menggendong si Gun, dari jauh emak berkata "hei ndhuk, opo sing mok golek i?"(hei nak apa yg kamu cari), mbak Ros berlari mendekat, "mak mak, mambengi pas enek suoro kui, aku krungu enek uwong omong
njaluk tulung"(mak tadi malam ketika ada suara itu, aku dengar orang minta tolong), emak mengernyitkan dahi,
emak :wong jaluk tulung? lanang opo wadon suarane?(orang minta tolong? cowok atau cewek suaranya)
Ros :lanang mak, suarane serak tapi abot koyo wong guedi sg lagi kesel
(cowok mak suaranya serak tapi berat seperti orang besar yg lelah)
emak nya kaget,
Ros : iki aku kepingin nggolek i tipak e mak, menowo kui pancen uwong lagi njaluk tulung(ini aku pengen nyari jejaknya mak siapa tau memang orang minta tolong)
emak : yawes kene emak melu nggoleki
(yasudah sini emak ikut mencari)
lalu emak dan mbak Ros berpencar mengelilingi rumah untuk mencari jejak semalam, namun nihil disetiap sudut rumah tak ditemukan jejak apapun, harusnya kalau manusia meninggalkan jejak, apalgi rumah bambu itu hanya beralas tanah di luar dan dalam
emak dan mbak Ros saling memandang, emak berfikir sejenak, lalu berkata "ndhuk pokok e yen bapak mu urung muleh ojo pisan2 nginceng opo mbukak lawang yen ono kedadean kyo mambengi, eling pesen emak cukup patenono ublik e"(nak pokoknya kalau bapakmu blm pulang jgn skali kali kamu
mengintip atau buka pintu kalau ada kejadian seperti semalam, ingat pesan emak cukup matikan lampu teplok) tanpa banyak tanya mbak Ros mengangguk seolah mengerti bahwa apa yg terjadi adalah ulah makhlus. Malam malam berikutnya pun masih sama, membuat emak dan mbak Ros semakin
ketakutan, selama 4hari berturut turut mereka hidup dalam ketakutan, hingga malam ke 5, emak bertekad untuk begadang, malam itu malam jum'at legi hari yg baik untuk menyelesaikan perkara, ketika anak2 sudah tidur, emak duduk sendiri an menghadap ublik, menanti kembalinya suara
ketukan itu datang, tak berselang lama "took took took" suara itu datang dg tempo yg sangat pelan, seolah olah tau kalau emak sedang menunggu, emak tetap diam menunggu ada suara yg muncul seperti yg diceritakan mbak Ros, tiba tiba "mak, aku ngerti yen mok enteni, mak tulungono
aku"(mak aku tau kamu menungguku, mak tolonglah aku) emak sangat takut namun emak bertekad menyudahi gangguan itu, dalam keraguan emak mematikan ublik, lalu tiba2 "braaak braaak braaak" suara menggebrak disekeliling rumah, emak memberanikan diri berkata "iki omahku, nyapo koe
kok wani ngamuk nang kene? koe sopo? ojo ganggu keluarga lan omahku aku wong ra nduwe"(ini rumahku, kenapa kamu kok berani mengamuk disini? kamu siapa? jgn ganggu keluarga dan rumahku aku orang tak punya) meski gemetar emak tetap waspada lalu sesuatu diluar sana menjawab dg marah
"nyapo ublikmu mok pateni? aku njaluk tulung, tulungono aku aku mung pengen eruh anakmu lanang"(kenapa ublik kamu matikan? aku minta tolong, tolong aku cuma ingin lihat anak lelakimu) emak kaget bukan kepalang, dia tau kalau emak memiliki anak lelaki, emak merasa ini tak masuk
akal, karena merasa ini membahayakan anak2nya emak berfikir bagaimana mengulur waktu agar hari segera pagi, lalu "yen niat mu apik aku gelem nulung tapi yen niatmu olo ngaliho ko kene, kene omahku koe mung tamu sing ora diundang"(kalau niatmu baik aku mau menolong tapi kalau niat
jelek pergilah dari sini, ini rumahku kamu hanya tamu yg tak diundang) sesaat tiba2 sesuatu itu hilang seperti ditelan bumi, lalu tiba2 terdengar suara tangisan, suaranya seperti orang yg sedang kesusahan dan sedih sekali, dan tiba2 "brook broook broook" lagi lagi makhlus itu
mengamuk, menabrak dinding2 rumah reyot itu, khawatir dan merasa terancam, emak yg cethek ilmu agama saat itu merasa tak tahan dan berfikir untuk membuat kesepakatan
emak :aku gelem buka lawang nganggo siji syarat, koe ojo nglamak yen koe wani nglamak karo bojoku kowe dipateni
(aku mau buka pintu dg satu syarat, kamu jgn kurang ajar kalau kamu berani kurang ajar suamiku akan membunuhmu)
makhlus : aku ngerti bojomu ora nang omah, ora usah ngedeni aku, aku ngerti totokromone mertamu pkok koe iso ngajeni tekaku rene(aku tau suamimu tdk dirumah g perlu
menakuti aku, aku tau tatakrama bertamu asal kamu menghargai kedatangan ku)
emak heran, jika itu memang demit kenapa dia bisa berbicara sebanyak dan sepintar itu? kemudian emak berkata "janji koe ora macem2 uripmu slamet, ng jero kene keturunan e joyo ruseni, wes kondang nang
dunyane menungso lan ghoib, ojo macem2"(janji kamu tidak macam2 hidupmu selamat, didalam sini keturunan Joyo Ruseni, sudah terkenal didunia manusia dan ghaib, jgn macam2) mendengar itu tiba2 si makhlus merintih menangis, "sepunten e kulo, kulo mboten ngertos"(maafkan aku,aku tdk
tahu) note : Joyo Ruseni seorang dukun putih sakti pada masa itu, tinggi ilmunya namun banyak menolong orang dan makhlus yg butuh ditolong.. lalu dengan perlahan emak menuju bethek, dg gemetar emak membuka perlahan lahan bethek itu, saat bethek setengah terbuka emak melongo kaget
seakan tak percaya dg apa yg ia saksikan, seekor monyet setinggi mbak Ros dg bulu lebat berwarna putih, emak bersimpuh karena lemas, tak percaya harus menghadapi makhlus semacam ini. Emak menangis memohon agar makhluk itu tak menyakiti sesuai janji sebelumnya, makhlus itu setuju
lalu dia berkata "mak, aku mrene pengen njaluk tulung, aku dibuak keluarga sing ws ngopeni aku metaun taun, aku pengen ngenger rene, mengko sampean tak ewangi golek duit mak"(mak aku kesini ingin minta tolong, aku dibuang keluarga yg sudah merawatku bertahun2, aku ingin ikut di
sini, nanti kamu tak bantu cari uang) dada emak bergetar, emak sadar bahwa monyet putih itu adalah monyet pesugihan yg sudah tidak diinginkan tuanya, lalu emak bertanya "lha ngopo koe kok dibuang"(lha kenapa kamu dibuang) monyet itu menjawab "anak2 e kabeh wes sunat, ora ono sing
tak pangan maneh mak"(smua anaknya sudah disunat tak ada yg bisa ku makan lagi) emak terperanjat mendengar itu dengan tegas ia menolak
emak : aku ora lilo yen kudu kelangan anak mergo pengen sugeh, bondho donyaku yo mung anak(aku tak rela kalau harus kehilangan anak karena ingin
kaya, harta bendaku ya cuma anak)
mendengar itu si monyet membujuk "mak aku ora sir nyawane anakmu, aku ngerti anakmu 2 lanang do rung sunat, aku mung butuh daging kulup e nggo panganku"(mak aku tak ingin nyawa anakmu, aku tau 2 anak lelakimu belum sunat, aku cuma butuh daging
kulup*bagian kulit yg dipotong saat sunat* untuk makan ku) emak menangis, emak sadar monyet itu berusaha membuat kesepakatan dg nya, lagi2 emak menolak, batinya ingin menyudahi semua ini, namun emak bingung harus bagaimana, monyet siluman itu sedang berdiri dihadapannya, setelah
lama berfikir emak mendapatkan jawaban yg menurut nya tepat, "aku ngerti koe iki kethek pesugihan, ws suwi ngenger menungso, kowe pinter koe nduwe kekuatan, mbalik o menyang keluarga asalmu wae, sebab menungso mung nggoblok i koe, menungso kui licet wes oleh opo2 koe dibuang"
(aku tau kamu itu monyet pesugihan sudah lama ikut manusia kamu pintar kamu punya kekuatan pulang saja ke keluarga asalmu sebab manusia hanya membodohi mu, manusia itu licik sudah dapat apa2 kamu dibuang) mendengar itu si monyet menunduk seakan berfikir bahwa emak tak mudah di
perdayai, kemudian emak mengingatkan kembali "koe salah yen arep ngenger rene, pak Joyo kui dukun putih ora kiro gelem nerimo koe, iso2 koe malah dipateni, wes muliho wae menyang asal kelairanmu timbang akhire koe mati nyang kene"(kamu salah kalau mau ikut disini pak Joyo itu
dukun putih nggak bakal mau nerima kamu, bisa2 kamu malah dibunuh sudah pulang saja ke asal kelahiranmu dripada kamu berakhir mati disini) mendengar itu niat monyet putih mulai goyah, dia hanya menunduk, kemudian emak meninggalkannya masuk kedalam rumah, sesaat seperti hilang di
telan bumi namun tak disangka monyet itu mengamuk diluar sana, emak tak bisa berbuat banyak hanya merangkul semua anaknya saat mendengar suara barang2 terbanting diluar sana diiringi suara monyet yg gaduh,emak hanya bisa menangis namun emak yakin monyet itu tak akan berbuat lebih
jauh, karena dia tau siapa bapak, tak lama kemudian terdengar ayam jantan berkokok pertanda hari sudah pagi, dg sendirinya monyet itu tak terdengar lagi, emak sangat lega, tak lama kemudian suara bapak datang dg ciri khas suara cikar(gerobak yg ditarik oleh sapi) itulah satu2nya
kendaraan yg keluarga ini punya, saat emak membuka pintu, emak kaget barang2 milik emak berserakan diluar sana, bapak memungutnya. melihat emak datang bapak berucap "syukur kowe karo anak2 ora popo"(syukur kamu dan anak2 gpp) nampaknya bapak tau apa yg sudah terjadi lalu emak
mendekati bapak, "pak lek lungo ojo suwe2 aku wedi"(pak kalau pergi jgn lama2 aku takut) bapak berbisik "mak sg anteng ora usah wedi, mau bapak simpangan karo kethek kui, wes kabeh ws rampung"(mak yg tenang g usah takut tadi bapak sudah berpapasan dg monyet itu, semua sudah
selesai) emak merasa lega meski tak tau apa yg dilakukan bapak untuk membuat monyet itu berhenti mengganggu keluarganya. Setelah membereskan bekas kegaduhan semalam, bapak emak dan anak2nya berkumpul kemudian bapak memberikan sebuah bungkusan untuk emak, bapak : mak lek sak wayah
wayah ng omah enek gangguan maneh, iki sebaren nang sak ubengane omah, bapak ora iso mbendino nang omah(mak sewaktu2 rumah ini mendapat gangguan lagi ini disebar di sekeliling rumah bpk tdk setiap hari bisa dirumah) emak mengangguk, mbak Ros yg belum tau kejadian semalam hanya
melihat, kemudian bapak juga berpesan kepada mbak Ros agar tetap menjadi pemberani dan menurut dg apa yg diperintahkan emaknya karena banyak makhlus yg suka memgganggu rumah dan keluarga ini sebab ada hubungannya dg tersohor nya bapak sebagai dukun putih. Demikian thread bagian 2
ini, semoga berkenan dihati reader. mohon maaf atas typo dan susunan thread yg berantakan, ada beberapa alur cerita yg saya rubah agar reader mudah memahami isi cerita, terimakasih salam dari sya mama dua anak, see u soon 🤗
Missing some Tweet in this thread?
You can try to force a refresh.

Like this thread? Get email updates or save it to PDF!

Subscribe to NNJouvina
Profile picture

Get real-time email alerts when new unrolls are available from this author!

This content may be removed anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!