Dua cerita akan gw angkat malam ini. Ingat, jangan pernah baca cerita di sini sendirian.
@InfoMemeTwit
Setengah enam sore, suatu hari di tahun 2011, di atas motor gw menyusuri jalan pantai Anyer. Pulang kantor di Labuan, menuju rumah di Cilegon.
Kira-kira tiga tahun gw jalani seperti itu.
***
Sama juga pada hari itu, jam lima gw sudah menyusuri jalan pinggir pantai. Mulai dari pantai Carita lalu lanjut pantai-pantai berikutnya.
Biasanya kalau kemalaman karena pekerjaan, gw akan menginap di kantor atau di rumah rekan kerja yang tinggal di Labuan.
***
Setelah itu jalanan akan menurun, nah kira-kira 300 meter di depan sudah sampai tikungan Jambu.
Melambatkan laju motor, gw tertarik untuk mengetahui kegiatan apa yang orang-orang ini sedang lakukan.
"Ada apa Pak? Kok rame banget?"
Tanya gw kepada salah satu orang, ketika sudah turun dari motor.
Jawab orang itu sambil matanya tetap terus memandang ke arah pantai.
Sekali lagi, pandangan gw sebar menyusuri setiap sudut pantai dari tempat gw berdiri.
Di bagian paling ujung karang, gw melihat sesuatu, titik yang sudah berada di bagian pantai yang cukup dalam.
Jarak gw ke tempat laki-laki itu sekitar seratus meter, masih cukup jelas terlihat kalau dia mengenakan kaos hitam, bercelana pendek.
"Ngapain orang itu di tengah laut?"
Tanya gw dalam hati.
Gak lama, hanya sekitar lima menit kemudian, orang itu berdiri dan menghadap ke arah tempat gw berdiri.
Dia sepertinya tahu kalau gw sedang terus memperhatikannya..
Hingga akhirnya, dia melambaikan tangan, seperti sedang menyapa gw.
Bingung, gw gak balas melambai tangan, karna sepertinya gak kenal. Gw malah celingak celinguk ke kanan dan ke kiri, siapa tahu dia melambaikan tangan ke orang lain yang berada di sekitar gw berdiri.
Semakin aneh lagi, ketika gw memandang kembali ke tempat laki-laki misterius itu berada, ternyata dia sudah hilang, gak ada lagi.
Aneh, sangat aneh..
"Pak, di ujung karang di tengah itu udah diperiksa?" Tanya gw.
"Udah tadi, gak ketemu kok, kosong." Begitu jawab Bapak itu.
Sedikit memohon gw meminta Bapak itu dan timnya untuk menyisir karang itu sekali lagi.
Mereka menyanggupi, karena memang rencananya akan menyusuri seluruh bagian pantai sekali lagi.
Seketika itu juga, orang-orang langsung mengerumun ketika mereka sudah sampai di pantai.
Begitu yang gw dengar dari salah satu orang.
Benar, akhirnya korban tenggelam ditemukan sudah meninggal, terjebak di bawah karang yang menjorok ke tengah laut itu.
***
Ada bebapa bagian, yang jangankan malam, siang hari aja kalo melewatinya sedikit membuat bulu kuduk berdiri. Agak seram..
Jadi, letaknya berseberangan dengan villa-villa besar di pinggir pantai.
Tapi, rumah ini dalam keadaan kosong, sepertinya sudah kosong sejak lama, terlihat dari keadaannya yang sudah sangat gak terawat.
Benar-benar menyeramkan melihat keadaannya, seperti rumah angker yang berhantu.
Kebayang ya?
Kalau sudah kebayang, gw akan mulai ceritanya..
***
Seperti yang sudah gw ceritakan di awal tadi, Anyer pada hari kerja gak seramai ketika menjelang akhir pekan, sangat sepi malah.
***
Gw gak bisa terlalu laju mengendarai motor, karena agak ramai.
Nah, dari pemakaman inilah peristiwa ganjil yang gw alami pada hari itu dimulai.
***
Gerbangnya masih berdiri kokoh, walaupun sudah terlihat lusuh dan renta, membentuk barisan panjang ketika bersatu dengan dinding putih di kanan kirinya.
Seorang Ibu yang sedang menggandeng anak perempuan pada tangan kanannya.
Posisi mereka berdiri di pinggir jalan seperti sedang menunggu angkutan umum.
Gw terus melanjutkan perjalanan.
***
Ditambah dengan mulai memasuki wilayah pantai, gw terus menyusuri garisnya di sebelah kanan jalan, perjalanan jadi gak membosankan.
Memang ada beberapa rumah, tapi tetap aja keadaannya sepi kalau masih pagi. Saat itu sama sekali gak ada kendaraan lain, mobil ataupun motor, hanya ada gw sendirian melintas di jalan.
Ada sesuatu yang menarik perhatian, sekitar tiga puluh meter di depan gw melihat sesuatu.
Perempuan ini berdiri sambil menggandeng anak perempuan kecil, dengan payung hitam terbuka di atas kepala keduanya.
Bentuk tubuhnya sama, pakaiannya sama, cara berdirinya sama, karena (mungkin) memang orang yang sama.
Gw masih pikir positif, belum berpikir macam-macam. Mungkin aja mereka naik ojek dan gw gak sadar kalau sudah didahului, mungkin begitu.
Lalu gw melanjutkan perjalanan.
***
Semakin mendekati kota Labuan dan pantai Carita, keadaan semakin sepi, kendaraan sangat jarang melintas, hanya sesekali angkot yang lewat mengantar penumpangnya.
Dengan bentuk tubuh yang sama, penampilan dan pakaian yang sama, posisi berdiri yang sama pula.
Rok panjang hitam yang dikenakan si Ibu melambai-lambai tertiup angin pantai, sementara tangannya tetap menggandeng anak perempuan kecil di sebelahnya.
Gw pun lanjut jalan.
Perempuan setengah baya, anak perempuan yang sedang digandengnya sama diam juga seperti ibunya.
Yang mengerikan, mereka kelihatan pucat, layaknya orang yang sudah mati.
Gw semakin ketakutan dan mempercepat laju motor,
***
Gw bergumam dalam hati..
Gw berhenti di pinggir jalan, beberapa belas meter dari pagar rumah besar itu.
Mereka berjalan seperti tanpa halangan, padahal di hadapannya banyak alang-alang dan semak belukar, aneh..
Benar, mereka sedang berjalan menuju pintu utama rumah, ketika gw sudah berada persis di depan pagarnya.
Gw ketakutan, langsung tancap gas menuju kantor..
***
Cukup sekian cerita malam ini, kita lanjut minggu depan aja ya..☺️
Tetap sehat, supaya bisa terus meninding bareng.
Met bobo, semoga mimpi indah.
Salam sayang,
~Brii~