, 180 tweets, 24 min read
My Authors
Read all threads
_Based On The True Story_

*Kampung Tumbal*

Thread kali ini, sesuai janjiku akan berbagi cerita horor yg di alami adik kandungku Andin..

@bacahorror
#bacahorror
@ceritaht
#ceritaht
#malamjumat
Jadi kali ini aku jdi Andin yaa
Biar enak ceritanya hehe

Buat yg slalu nanya kok ceritanya dikit bgt sih?

Gini yaa .. apa yg aku tulis ini selalu real kisah nyata, jdi gk mungkin bersambung atau berpart part hehe
Aku juga gk nambahin atau ngurangin cerita yg aku alami.

Dan soal bahasa, aku slalu gunain bahasa non formal, biar asik aja kalean yg baca

Trlalu formal nanti malah berbelit belit hihi
Balik kecerita ..
Males banyak omong
Perkenalkan aku Andin, cerita ini terjdi pda tahun 2017 kala itu aku kelas 1 SMA

Aku bersekolah di salah satu SMA ternama di kota terbesar jawa tengah.
Pengalaman kali ini berawal saat sekolah ku mengadakan acara wajib tahunan "LIVE IN" di satu desa, dan masih di jawa tengah juga.

LIVE IN adalah kegiatan untuk siswa tinggal bersma org tua asuh beberapa hari, agar siswa merasakan hidup bermasyarakat di pedesaan, yg srba terbatas
Acara ini hanya ada di sekolahku, buat temen temen yg tau tempat LIVE IN ku ini tolong jgn ada yg komen tau tempatnya.

Karna aku takut warga di desa trsbut marah atau tdk terima atas cerita ku kali ini
Hari itu hari selasa kita berangkat kumpul di sekolah dan menaiki Bus yg di sewa sekolah
Kegiatan inj di lakukan 1 angkatan saja di tiap tahunnya.

Kalau di bilang plosok ya kampung ini tdk terlalu plosok, hanya saja masih banyak kebun kebunnya
Sekolah ku sdh bekerja sma bertahun tahun dengan kampung ini, jdi mereka sdh open gtu sma sekolahku, karna tiap tahunnya mereka dpt jatah anak asuh dadakan hehe
Meskipun hanya 1jam dri tempat aku tinggal, aku belum pernah ke kampung ini. Kampung ini mayoritas warganya bekerja di Luar negri menjadi TKI

Kalau nggk ya ngrantau ke kota kota besar, jdi jarang banget anak anak yg sdh lulus sekolah menetap di kampung ini
Kita di bagi kelompok, waktu itu ada 2 kampung yg bekerja sma dengan sekolah ku. 1 rumah untuk 2siswa.

Kala itu aku dpt 1 rmah bersma maya, anak IPA yg gk begtu dekat denganku. Walaupun ini tergolong desa tpi rumahnya gede gede gaiss
Kayak si Mutia dan Lutfi tmnku, dia dpt ibu asuh yg rumahnya mewah, kamar berac, kamar mandi ada bath up nya, wifinya kenceng pulaa

Nah nasib ku, dpt ibu asuh seorg janda, tinggal di rumah gubuk yg menurutku tk layak buat tinggal ibu
Kita panggil aja bu Asih ya ..

Bu Asih ini janda beranak 2, tpi anaknya merantau semua.
Bu asih tinggal seorg diri di rumah ini, dia memiliki warung makan kecil di depan rumahnya
Rumah bu Asih paling depan kampung pinggir jalan, kalau siang ramai tpi kalau malem sepi bgtt

Aku tidur di tempat tidur kayu berkasur tipis. Dan lampu berwarna orange. Tau kan bohlam kuning itu? Jdi remang remang dan semakin horor kesannya
Kamar mandi tidak berlampu, belakang kebon, samping kebon. Sedih bgt aku ngrasainnya

Pertama dtg kmi di sambut ramah oleh bu asih. Sudah di sediakan makan dan minum waktu itu.
Setelah makan, kami berkenalan dan berbincang bincang

"Dek, kalau bawa uang, uangnya di gulung trs di karetin ya" ucap bu Asih smbil menyodorkan karet gelang.

"Emang knpa ya bu?" Tanyaku polos yg emang gk ngerti buat apa
Oke lanjut bsook yaa Asal ngantuk gais hehe
Haiiii selamat pagiii

Kita lanjut ceritanya ya, ohya sebenernya beberapa dialog memakai bahasa jawa, tpi biar gk ribet aku tulis ke bahasa indonesia semua ya hehe
"Biar aman dek, gk di curi" ucap bu asih sambil mengunyah onde onde.

"Emm disini banyak pencurinya emang bu?" Maya yg tba tba angkat bicara

"Iya, tpi tk kasat mata." Jawab bu asih tenang dan tetap mengunyah onde ondenya
Si maya tba tba mencengkram tanganku kuat, tanda dia akan mengatakan sesuatu.

"Bu, kami ke kamar ya istirahat dulu." Sambil menarik tanganku.
Bu asih mengangguk saja
Sesampai di kamar maya terlihat gelisah

"Ndin, kmu ngerti kan yg di mksd bu asih?"

"Enggak .." jawabku cuek dengan menatap layar Hp
"Hissss .. mksdnya pencuri tk kasat mata itu tuyul!!!" Bentak maya di depan wajahku.

"Heh sembrono? Masak sih may?" Tanyaku masih gk percaya.
Secara aku baru tau kalau ada tuyul, di tempatku sma sekali gk ada berita tentang tuyul.
Selepas maghrib bu asih memanggil kmi, untuk makan malam.

Disela sela makan malam, bu asih bercerita. Bahwa di kampung ini hampir seluruh warganya memiliki peliharaan. Peliharaan yg di mksd disini ya kayak tuyul, genderuwo, pocong, bahkan ada yg berwujud macan putih
Hanya beberapa org yg tk pakai pesugihan itu, termasuk bu Asih.

"Meskipun warga sini rajin sholat, masih banyak yg musrik dek." Ucap bu asih smbil memainkan sendoknya.

Aku dan maya hanya diam penasaran mendengarkan cerita bu Asih
"Ada yg sadis, demi kedudukannya rela mengorbankan istrinya untuk tumbal." Tpi kali ini nada bu Asih sedikit pelan hampir kmi berdua tk mendengar suara bu asih
Kmi berdua terbelalak, jujur awalnya aku gk percaya. Masak iya sih ada org tega gtu.

"Kalau sdh selesai, piringnya tinggal aja, biar ibu yg beresin." Ucap bu asih sambil merapikan piring dan gelas bekas makan dia
"Loh bu .. ceritanya belum selesai kok?" Kali ini aku benar benar penasaran.

"Kalian duduk di depan tv dulu ya, tunggu ibu beresin ini semua."

Kmi mengangguk meninggalkan bu asih yg merapikan bekas makaj kita
Kurang ajar bgt yaa, uda numpang gk mau bantuin lgi wkwkwk

Habisnya bu Asih yg meminta membereskannya sendiri
"Kepala desa sini namanya pak prapto, belom 40 hari istrinya meninggal di depan rumah ibu." Ucap bu Asih yg sedikit was was.

Jujur aku dan maya juga takut, tpi penasaran bgt.
Jdi gini, belum genap 40hari istri pak prapto meninggal. Dan meninggalnya tepat di depan rumah bu asih. Ya di depan gang kampung ini

Kebetulan bu Asih kala itu ada acara dan menginap di rumah saudara selama 3hari
Menurut beberapa warga meninggalnya istri pak prapto tdk wajar. Siang itu istri pak prapto berjalan kaki pulang dri pengajian di tetangga gang sebelah

Dia jalan sendirian, di pinggir jalan. Tpi ketika tewas dia dlm keadaan terlindas truk. Disini memang sering lalu lalang truk
Untuk mengambil hasil pertanian dan perkebunan. Yg di bilang tdk wajar disini adalah dia berjalan, knpa bsa sampai terlindas truk? Dan posisi tewasnya di tengah jalan.

Waktu itu minim saksi jdi ya gk ada yg tau pasti bagaimana kecelakaan itu bsa terjadi.
Ketika pulang kerumah, baru bu asih di ceritain bahwa tdi siang istri pak prapto terlindas truk di deoan rumahnya.

Ada warga yg mengatakan bahwa bu prapto menjadi tumbal suaminya sendiri. Memang seminggu setelah meninggalnya bu prapto, pak prapto terpilih menjadi kepala desa
Padahal banyaj warga yg tdk menyukai pak prapto, entah mengapa dia bisa terpilih.

Setelah meninggalnya istri pak prapto malam harinya bu asih tdk bsa tdur. Gk ngerti apa yg menbuat bu asih gk bsa tidur
Tiba tba bu asih mendengar org mengetok pintu.

"Mbak asih .."

Bua asih masih mencerna suara itu, sepertinya tdk asing dengan suara itu.
Bu asih bergegas akan membuka pintu. Ketika bu asih buka pintu ia tdk menemukan siapapun di luar
Baru beberapa langkah, pintu terdengar di ketuk lgi.
Dan ada suara lirih di luar

"Mbak Asih .. tolongi aku"

Bu Asih terkejut mendengar suara lirih perempuan itu, terdengar seperti bu prapto.
Bu Asih yg takut tpi penasaran akhirnya memutuskan untuk melihat dri tirai jendela. Dan benar saja dia mendapati bu prapto dlm keadaan muka hancur, dan berdarah darah
Bu asih yg mendapati hal seperti itu sdh tdk heran, karna kecelakaan tdk wajar seperti itu di depan rumahnya sdh sering terjadi.

Seperti anak yg sedang berjalan di pinggir jalan tiba tiba meninggal dlm keadaan kaki putus. Iya putus tus kata bu asih
Pdhl bu asih tdk melihat ada truk yg lewat, atau suara benturan kecelakaan.

Pernah juga, kala itu siang hari, ada warga yg berteriak minta tolong, bahwa ada org meninggal di depan warung.
Org trsebut tdk sakit/kecelakaan tba tba meninggal, namun baunya sdh busuk sekali seperti sdh meninggal 3minggu
Dengan hal hal semacam itu sdh tdk asing lgi untuk bu asih.

Tiap warga punya peliharaan nya masing masing, kalau sdh meminta makanan, ya harus di turuti, mau di makan atau mau mencarikan makanan
Lanjut ntar deh ya, mon maap ni mon maap, lgi meriyang ..
Selamat sore ..
Mon maap sekali karna lama updatenya, alhamdulillah uda mendingan badannya dan kmren sempet konflik sma Andin tpi skrg uda clearrr

Lanjut jdi Andin yaa
Malam itu aku dan maya hbiskan untuk mendengarkan cerita kampung ini dri bu asih.

"Dek udh malem kalian tdur gih, kalau bsa usahain harus tidur cepet ya. Trs kalau ada suara apapun tolong jangan keluar kamar." Perintah bu Asih yg membuat aku dan maya ketakutan.
Aku dan maya takut dengan apa yg di bilang bu asih tentang suara suara.

Mataku masih terbuka lebar malam itu, kulihat maya sdh memejamkan mata tpi seperti belum tidur pulas.
Hingga pukul 1malam aku masih asik menatap layar hpku. Hingga sesuatu menggangguku

Suara seseorg merintih seperti kesakitan. Awalnya ku dengar suara itu pelan sekali, tpi lama kelamaan seperti ada di depan kamarku.
"Bu asih? Ada apa?" Ucapku lirih

Aku beranjak dan akan melihat apa yg terjdi di depan kamar ini.

Tiba tiba..
maya menarik tanganku dan berkata lirih " jangaaaannn .."
Hampir copot jantungkuu

"Itu bu asih nangis .." ucapku ke maya

"Sssttt .. itu bukan bu asih deh kyaknya." Ucap maya dengan jari telunjuk di bibir.
Tak ku hiraukan ucapan maya
Ku berjalan pelan mendekati pintu, kulihat maya memluk guling dan mundur ke tembok.

Kreeeekk .. pintu kamar terbuka perlahan. Pada malam pertama ini sungguh tk bisa ku lupakan seumur hidupku. Harusnya aku menurut saja ucapan maya.
Kulihat seseorng berjongkok dengan muka tertutup tangan, perlahan ku berjalan dan kupanggil "Bu Asih?"

Perlahan lahan org yg ku kira bu asih itumengangkat wajahnya, betapa terkejutnya, wajah keriput hitam legam dengan seringai senyumnya, gigi hitam dan mata merah
Tangannya menjulur akan menarik kakiku, tpi dengan secepat kilat aku langsung berlari memasuki kamar
Ku banting pintu, wajahku pucat dan ketakutan bgt.

Dri luar pintu kamar, wujud tdi menggedor gedor di pintu

"Brukk brukk brukk.."
Kulari keatas kasur di sebelah maya, maya malah nangis doongg ..

Aku yg ketakutan bgt juga ikut nangis. Tiba tiba pintu kamar seperti berusaha di buka, aku dan maya semakin ketakutan. Pintu kamar pun terbuka, ya Allah hampir copot jantungkuuuuu ternyata bu Asih huaaaa
"Ada apa dek? Kok kalian nangis?" Ucap bu asih khawatir

Kita berdua ttp menangis.

"Sdh sdh kalian tenang dulu aja, sdh ibu usir, itu peliharaan warga sinim"
"Kurang ajar, siapa yg brani kirim peliharaan kesini." Ucap bu asih geram.

"Bu .. saya mau pulang." Ucap maya sambil trus menangis.

Kulihat wajah bu asih seperti bingung, akupun kasihan ke bu asih, aku tau yg dia rasain, dia pasti takut kalau di salahin org tua kita
Aku juga tau ini semua bukan kesalahan bu asih.

"Udh may, disini cuma 4 hari kok. Sabar dulu ya." Ucapku menenangkan maya.

"Ini hari pertama lho ndin, jdi apa kalau kita berlama lama disini." Bentak maya dengan ttp menangis
"Udh may, kita istirahat yuk. Udh aman kok." Ku masih bersabar menenangkan maya.

"Udah dek, kalian istirahat ya. Ibu bakal jagain kalian di sini (depan pintu kamar)."

"Bu asih, tidur aja di kamar. Kasihan juga, bsok bu asih jualan." Ucapku
Lanjut ntar malem, hujannn sinyal lemot. Upload lama, maaf yaa
Maaf sebelumnya karna aku lama bgt lanjutnya, tidur dri tdi karna masih lemes blm bgtu sembuh.

Mohon pengertiannya, trimakasih yg sdh antusias dan tdk sabar hehe
Kami pun tdur malam itu, karna sdh terlalu lelah aku tdk mendengar apapun. Dan terbangun di waktu subuh.

Aku membangunkan maya dan mengajak maya untuk berwudhu, awalnya maya gk mau karna takut, tpi ku paksa
Pagi itu kita ada kegiatan senam pagi, dan acara bersih bersih bareng warga desa.

Kala itu aku tdk bersma maya, karna maya harus kumpul dengan anak IPA dan aku kumpul dengan anak IPS
Kita di bagi beberapa regu untuk bersih desa ini. Klompokku kala itu mutia, lutfi, ayu, dinar, faros dan gilang.
Klompok kita kebagian bersih desa di bagian depan kantor kepala desa.

Yg cowok pada cabut rumput, yg cewek nyapu dan menyiram tanaman.

Kita istirahat sebentar di teras kantor itu.

"Tdi malem aku gk bsa tidur nyenyak." Keluh gilang

"Emang knpa?" Tanya anak anak.
"Masak tiap aku merem, ngerasa kepalaku ada yg ngelus ngelus. Pas buka mata gk ada siapa siapa tpi." Ucap gilang.

"Hiiii .... serem, sukurin kmuuu" ucap mutia.

"Jangan gitu, mentang mentang kmu tinggal di rumah bagus, awas kalau sampek kmu ngalamin" Sungut gilang
Aku yg mendengar crita itu hanya diam, rasanya ingin bercerita tpi aku takut.
"Ehhh ndin, ngapain kmu diem aja? Kmu dpt gangguan juga?" Tanya faros

"Enggk kok, cuma capek aja." Ucapku
"Halah kmu mah cuma gtu lang, lha aku? Lebih serem lgi" tba tba dinar buka suara.

Aku kaget langsung mendengar ucapan dinar.
"Emang apa yg serem?" Jawab mutia

"Smlem aku sma riska anak ipa, lgi duduk duduk di teras rumah pak dalan (ortu asuh mereka) tba tba bau bunga, trs aku dengar ada suara wanita ketawa melengking keras banget, -
- aku langsung aja lari masuk rumah, so riska ku tinggal. Tpi dia gk nyusul nyusul aku lari, ehhh riska malah pingsan."
Cerita Dinar yg buat bulu kuduk kita berdiri
Belum selesai tba tba terdengar suara "brakkkk" dri atas atap kantor bpak kades.

Berdirilah kita serentak. Trs jatuh lah sebuah kelapa tua yg berwarna coklat, jatuh dri atap ke tanah.
Mungkin biasa aja, tpi disini gk ada pohon kelapa tpi kenapa ada kelapa jatuh ke atap???
Aneh kan? Kita gk banyak omong langsung lari deh dri kantor itu.

"Kok sdh balik? Emang sdh selesai bersihin kantor saya?"
Tanya pak prapto. Tpi yg buat aku gk nyaman tatapan pak prapto ke aku. Jijik deh kalau inget tatapan dia hisss kek otak mesum gtu.
"Sudah dong pak"
jawab faros, sambil meninggalkan pak prapto. Aku tau faros aslinya ketakutan.

"Kayaknya kmpung ini serem deh" ucap ayu.

"Husss jangan bilang gtu" ucap dinar.

Kmi pun pulang ke rumah asuh kmi masing masing.
Tba tba pukul 17.00 ada siaran dri masjid, bahwa ada berita lelayu.
"Innalillahi wainailayihi roji'un, telah berpulang ke rahmatullah Bapak Parmin binti pardjo ..."

Aku masih mengingat ingat siapa bapak parmin ini? Seperti tdk asing.
Bapak parmin ini tukang kebun kantor kepala desa, beliau belum terlalu tua. Kalau aku lihat sih sekitar umur 40an.
Kaget, perasaan tdi siang barusan liat dia masih ada di kantor kepala desa.

Ya emang takdir Allah gk ada yg tau.
Tpi tdi terlihat sehat sehat saja
"May .. pdhl tdi aku masih ktmu beliau lho, dan beliau sehat." Ucapku ke maya yg sedang bermain hp di kamar.

"Masak sih? Aku malah gk tau orgnya yg mana." Ucap maya

"Dekkk .." tba tba bu asih memanggil kmi.

"Iya buu .." kmi berdua pun keluar menghampiri bu asih.
"Dek .. ibu mau melayat, tetangga ada yg meninggal, nanti kalau makan itu sdh ada makanan di meja."

Seperti biasa, aku dan maya sholat maghrib berdua. Setelah sholat maghrib berdua kulihat bu asih belum datang.
"May, mau makan skrg apa nunggu bu asih?" Tanyaku.

"Ntar aja deh, ndin aku mau ke rumah asuh temenku yaa. Tpi ntar balik kok" ucap maya sambil menyisir rambut
Matilah aku bakal di sini sendiri, tpi aku ttp bersikap tenang, sok pemberani.

"Yaudah jgn malem malem tpi, ntar bu asih khawatir." Pesanku ke maya yg mulai meninggalkan rumah.
Bismillah aja deh, aku braniin di rumah sndiri. Biar gk suntuk akupun menyalakan TV.
Sambil ku mainkan hp, jdi Tvnya cuma buat rame rame aja biar gk sunyi hehe.
Aku dri awal uda bilang ya kalau rumah bu asih ini di pinggir jalan, jdi kalau siang tu lumayan rame, tpi kalau malem sepi bgt.

Adzan isyak berkumandang, aku mau sholat tpi gk brani wudhu sendirian. Pdhl kamar mandi di dlm rumah, tpi buat beranjak dri tv aku gk brani guysssss.
Akhirnya mohon maaf ku tunda sholat, apalah daya iman dan ketakutan lebih besar ketakutan ku.
Tiba tiba ada seseorg mengetuk pintu, langsung ku beranjak bergegas membuka pintu.

Ketika ku buka gk ada siapa siapa dong hfft sial bgt uda di kerjain aja
Langsung cepat cepat ku banting pintu. Tpi baru beberapa langkah pintu sdh di ketuk lgi.

Namun kali ini "assalamualaikum" ada suara salam. Suara seorg pria yg tk asing suaranya.
Suara pak prapto, untuk apa beliau kesini? Bukan kah warganya ada yg sedang berduka, ada apa dia kesini.

Buru buru ku buka pintu lgi. Yg buat aku terkejut adalah suara siapa itu tdiii ..
Gk ada org lagi huaaaaaa
Brakkkkk ....

Ku banting pintu lebih keras.

Langsung lari deh ke tempat tv lgi. Kukihat jam pukul 19.47
Tpi maya dan bu asih blm pulang.
Ku keraskan tv, dan tba tba pintu terbuka. Asli aku gk brani nengok, tpi ttp ku paksakan. Dan yg masuk ternyata bu asih alhamdulillah aku lega

Bu asih menutup pintu dan langsung jalan ke arah kamar beliau
Kok bu Asih diam aja ya? Knpa gk nyapa aku, dan mencari maya?

Ku diamkan saja setidaknya aku bersyukur beliau sdh pulang.
Selang beberapa menit ku mendengar sesenggukan suara tangis bu Asih.
Ada apa dengan bu Asih? Sungguh ku dengar tangisan beliau seperti tangisan kesedihan yg mendalam.

Apa mungkin bu asih menangis atas meninggalnya pak parmin?
Aku pun ikut merasa berduka, kasihan bu asih. Ingin aku samperin beliau. Namun ku urungkan niatku, merasa tdk sopan aja gtu.

Aku pelankan tv dan mendengarkan tangisan bu Asih. Sungguh aku merasa iba
Tiba tiba hpku bergetar pesan Wa dri maya

Maya [[Cuy .. aku pulang jam 10 ya ntar]]

Aku [[oke .. bu asih uda pulang kok. Tpi beliau menangis]]

Smpek disitu maya tdk menjawab pesanku
Tba tba hpku berdering panggilan wa dri maya

"Loh bu asih emang uda pulang ndin?"

"Udah tu may, tpi beliau lgi sedih bgt. Pulang pulang langsung nangis"

"Emang kmu gk dpt sms dri bu asih ya ndin?"
"Sms apaan emang? Blm aku cek"

Bu asih emang punyanya hp jadul gais jdi cuma baa Sms

"Coba kmu buka sms dulu gih."
Ku matikan telfon dan ku buka sms

Bu asih [[ dek, ibu malam ini blm tau pulang jam brpa, kalian istirhat duluan aja ya, gk usah nunggu ibu]]

Kulihat pesan 5menit yg lalu, trs yg masuk kmar bu asih dan menangis siapa?
Tba tba suara tangisan itu berubah jdi suara ketawa yg sangat melengking di telinga. Berasa tubuh kaku, jantung sdh hamoir copot deh, keringatku menetes, tk terasa badanku bergetar.

Kulihat bayangan seseorg akan keluar dri kamar bu Asih.
Hingga wujud itu menampakan wajah seramnya. Nenek yg waktu itu kulihat, wajah hitam legam, gigi hitam bermata merah. Tersenyum ke arahku

Dan saat itu aku tk ingat apa apa lgi.
Sudah ku update banyak, besok lgi yaa

Trimakasih
Selamat siang Hooman, enaknya lanjut sekrg apa nanti malam?
Kurasa badanku panas sekali, dan ku coba membuka mata. Namun di sekitarku sdh ada bu asih, maya, pak ilham, dan beberapa temnaku lainnya.

Aku terkejut, apa yg sedang terjadi. Ku coba mengangkat tubuhku yg begitu lemas.
"Jangan bangun dulu dek, tiduran aja" ucap bu Asih mencegahku untuk bangun.

"Ada apa ini may? Kok badanku lemes bgt." Ucapku sambil melihat maya yg menangis.
Maya hanya diam dan tetap menangis, ku ingat ingat apa yg terjadi. Iyaaa aku melihat wujud seorg nenek yg menyeramkan.

"Karna dek adnin sdh bangun, skrg kita semua pulang ke tempat masing masing, biar bu asih dan maya yg menemani dek Andin." Ujar pak Ilham
Pak Ilham ini ustadz di kampung ini.

"Pak saya ikut temen temen aja." Tangis maya sambil memegang tangan pak Ilham.

"Sebagai teman yg baik sbaiknya kmu menemani dik andin disini ya, toh sdh ada bu Asih." Ucap lembut pak ilham smbil tersenyum menenangkan maya.
"Baru 2hari disini tpi sdh menyiksa, aku telfon papaku aja, biar di jmpt." Tangisan maya semakin menjadi jadi.

Ku tarik tangan maya yg memegang hp akan segera menelfon papanya.
"May, kmu jgn egois!!" Bentakku.

Maya malah menatapku geram.

"May, kmu harus mikirin kita semua. Bu asih, sekolah kita. Dengan tindakan kmu seperti itu yg ada malah jdi kasus yg sangat merugikan untuk warga dan sekolah kita" sedikit kesal aku kala itu.
Kulihat bu asih meneteskan air mata.

"Emang cuma mereka yg di rugikan?! Kalau aku mati jdi tumbal org sini gmna!! Kmu mau mati konyol krna jdi tumbal!!!" Maya semakin memanas
"Dri awal aku disini aku uda yakin kmpung ini, kampung tumbal. Semua warganya saling menumbalkan keluarga atau saudaranya. Dan asal kmu tahu, anak bu asih itu bukannya merantau tpi meninggal karna jdi tumbal!!!" Teriak maya.
Kulihat bu asih langsung menatap maya dengan penuh kemarahan.

"Kmu jgn sok tau dan asal bicara ya." Api amarah membakar wajah bu Asih.

"Saya sdh tau semuanya, kedua anak ibu meninggal karna jdi tumbal bapaknya sendiri!!! Dan suami ibh meninggal karna tdk baa memberikan tumbal!"
Aku tdk percaya dengan apa yg aku dengar barusan.

Prakkk ... bu Asih menampar maya.

"Tolong kmu pergi dri rumah ini, dan janga pernah tinggal di sini lgi!! Sya tdk sudi mengasuh kmu." Bu asih yg semakin murka mendirong naya untuk keluar dri rumah.
Pak ilham menarik bu asih dan menenangkannya, anak anak yg lain membantu maya berkemas untuk pergi dri rumah bua Asih

"Saya jijik melihat tingkah anda yg seolah olah tdk berdosa! Pasti sebenarnya yg punya pesugihan tumbal itu bu Asih kan." Olok maya ke bu Asih
"Terus saja fitnah aku! Jangan salahkan aku kalau ada apa apa yg terjadi sma kmu." Ancaman bu asih buat aku ngeriii

Semua yg terjadi di hadapanku seperti mimpi. Kepalaku semakin pusing sekali, aku pun tertidur malam itu tnpa tau apa yg terjadi lgi.
Keesokan harinya ketika ku buka mata, bu asih tertidur dengan keadaan duduk di sampingku.

"Bu asih .. bu" ku goyang goyangkan badannya.

"Dek andin sdh bangun." Ucap bu asih
Kulihat bu asih sdh menjdi bu asih yg sepertinya, bukan bu asih yg menyeramkan seperti semalam
"Dek, maafkan ibu ya .." bu asih kembali meneteskan air mata.

"Maaf knpa bu?" Sambil ku usap bahunya untuk menenangkan
"Masalah kejadian semalam." Kini tangisan beliau semakin mendalam.

"Sdh saya gpp kok bu." Ucapku iba melihat bu asih seperti itu
"Dek, sebenarnya apa yg di katakan dek maya itu benar." Ucap bu asih sambil menatapku

Degg benar gmna mksdnya nih, batinku.

"Mmmmaaksudnya bu?"
"Anak anak sya sebenernya bukan merantau, tpi mereka sdh meninggal di jadikan tumbal suami saya."

Jantungku semakin bergup kencang, sumpah ngeri juga takut dong aku.
Saking takutnya aku sadar memundurkan diri ke tembok. Bu Asih berdiri dan menghapus air matanya dan tersenyum.

"Tenang, kmu anak baik kok. Ibu gk bakal nyakitin kmu. Yg penting kmu gk macem macem sma ibu." Wajah bu asih berubah sedikit menyeramkan lgi
Dadaku serasa sesak, pengen nangis rasanya.

Bu Asih kmbali tersenyum khas bu asih seperti biasanya.
"Ssh kmu mandi sana dek." Smbil berjalan meninggalkan ku.

Nafasku kembali dan serasa ngos ngosan. Apa yg sebenarnya terjdi sma bu Asih
Pukul 9 pagi kamis semua di kumpulkan untuk apel, acara yg di lakukan selanjutnya.

Ku cari cari maya tpi tk ku temukan dia, aku bertemu Ines anak IPA yg sekelas dengan maya
"Hai ness .. maya dmna?" Tanyaku smbil mendekat ke arahnya

"Eh andin uda sembuh? Kmu gk tau ya? Maya kemarin kesurupan dan demam, jdi di bawa pulang deh ke rumah." Senyum ines
"Haahh??? Ini seirusan?" Tanyaku tk percaya.

Ines mengangguk dan berpamitan denganku untuk kembali ke barisan anak IPA.
Aku hampir jatuh karna terkejut dengan apa yg terjadi. Apakah sebenarnya bu Asih org jahat?

Tk bsa kupercaya, saat ini aku harus berhati hati dengannya.
Sdh yaa ku lanjut nanti malam lgi
Hari ini hari kamis, hari ke3 kmi di kampung ini. Begitu banyak pertanyaan yg di tujukan padaku oleh teman teman.

Namun kali ini aku tk mau banyak bicara, aku malas untuk bercerita atau lebih tepatnya aku takut sma bu Asih, kalau dia tau aku crita crita trus dia marah gmna
Sial malam jum'at aku harus tinggal berdua sma bu Asih yg baru ku ketahui trnyta dia lebih menakutkan dripda pak prapto.

Malam ini ku putuskan untuk menginap di rumah mutia dan lutfi. Kan enak adem, wifi lancaar
Setelah kegiatan aku berjalan bersma mutia dan lutfi. Mereka bercandaan gtu kan, aku hanya diam. Gk tau knpa aku ngrasa gk nyaman dan resah bgt.

Aku takut kalau aku korban tumbal bu Asih, aku takut maya knpa knpa.
Ku lihat jam sdh menunjukan pukul 5 sore, kita sampai di rumah asuh mutia. Aku bergegas mandi dan memakai baju seadanya punya lutfi, karna baju kita seukuran hehe
Ohya rumah bu Asih dan rumah asuh mutia ini agak jauh yaa, bu asih kampung 1, ini kampung 2. Kalau dri rumah bu asih ke kampung ini harus melewati kebun kebun yg lumayan agak rimbun dan serem, gk ada penerangan

Allahu akbar Allahu akbar ...

Menandakan adzan maghrib telah tiba
Aku, mutia dan lutfi menunaikan sholat maghrib berjamaah di kamar.

Hpku berbunyi beberapa kali, menandakan ada panggilan telfon. Tpi takku hiraukan, aku melanjutkan membaca Alqur'an
Sambil menunggu adzan isya' tk terasa 2 juz tlah ku baca, hingga Adzan isya' berkumandang.

Aku melanjutkan sholat isya', dan aku kembali tadarus untuk menyelesaikan 3 juz. Kira kira pukul19.30 aku telah selesai.
Ku lihat hp ada beberapa panggilan dri bu Asih, dan teman yg berada di 1 kamoung bersma ku.

bu Asih mengirimkan pesan

[[Dek, dmna? Ibu khawatir]]

Khawatir? Batinku
Khawatir korban tumbalnya lari
Aku memutuskan untuk tidur, karna lelah sekali. Aku sma sekali tk memikirkan bu Asih, aku sdh benci dengan dia.

Baru ku pejamkan mata, aku di bangunkan mutia. Dia memberi tahu ku bahwa bu asih, pak ilham, beserta 2guru mencariku sampai sini
Aku nangis kala itu dan tk mau kembali ke rumah itu. Aku takut

Tpi bu Asih memelukku dengan wajah sedih seperti seorg ibu yg kehilangan anaknya. Aku makin jijik lihat wajah dia, toh dia yg mengorbankan ke 2 anaknya
Dia trus memohon dan menangis agar aku pulang, entah knpa malam itu aku luluh mau pulang ke rumah bu asih.
Toh yg menumbalkan anaknya suaminya pikirku.
Sesampai di rumah bu asih, sdh di sediakan makanan, aku pun makan malam berdua bersma bu Asih.

Walaupun aku sdh mau kesini perasaan takut itu maaih menghantui ku.
"Dek, nanti tidurnya ibu temenin yaa. Biar dek andin gk takut." Bu asih membuka percakapan.

Aku membalasnya hanya dengan senyuman. Seperti biasa yg membereskan semuanya bu Asih.
Aku langsunh masuk kamar, karna aku bner bner capek banget dan badanku sakit semua.

Tak terasa aku sdh tidur pulas, dan akupun bermimpi.
Di dalam mimpiku aku bertemu nenek yg menyeramkan kmrin. Dia tertawa tawa melihat wajahku.

Badanku berkeringat dan aku berusaha lari, namun dia ada dmna mana. Dan suara tertawanya yg khas membuat telingaku ingin pecah
Aku pun berteriak, hingga terbangun dan bu asih sdh ada di sampingku. Dia memelukku, badanku panas dan berkeringat banyak.

"Siapa yg berani mengirimkan itu kesini, awaa sja." Gumam bu asih seperti waktu itu.

Aku salah menilai bu asih ternyata beliau bnar bnar mengjhawatirkanku
Bu asih mengompres keningku, dan menemani malamku.

Hingga pagi subuh aku terbangun. Badanku sdh enakan kala itu. Aku mengambil air wudhu dan aholat subuh.
Hari ini hari terakhir aku disini. Tdk ada kegiatan, hari terakhir ini ku habiskan dengan menonto tv dan bermain hp.

Tba tba aku dpt pesan dri maya.

[[Malam ini puncaknya pertunjukan mu disitu. Awas bu asih mengawasi mu trus, kmu harus berhati hati]]
[[Kmu ngmong apa sih may? Aku gk ngerti deh.]]

Kutunggu hingga setengah jam maya tdk membalas. Bu asih di warung depan sedang berjualan.
Tiba tiba ku dengar ada org meminta tolong
Aku pun berlari keluar.

Betapa terkejutnya, seseorg terjatuh dri motor di depan rumah su Asih, dengan keadaan badan hancur. Aneh bukan? Aku tk mengenali org trsebut namun yg ku tahu dia perempuan.
Namun ku dengar org org menyebut nama "mbak Tutik".

Aku ingin muntah dan pingsan kala itu, karna melihat kecelakaan tragis seperti itu. Bu asih mengajakku untuk masuk kerumah.
"Bu .. mbak tutik itu siapa?" Tanyaku

"Itu, sekertarisnya kades si pak prapto. Kmren istrinya, trs joko pegawai kantor desa, pak parmin tukang kebun kantor kades, skrg mbak tutik sekertaris dia, emang kejam si prapto." Bu asih geram
Aku diam mendengarkan cerita bu asih.

"Dri tdi aku di warung gk denger ada suara tabrakan, tpi kok aneh si tutik itu bsa hancur badannya." Ucap bu asih

Aku mual mengingatnya ...
"Sekarang ini kmu yg di incar sma prapto dek, aku yakin itu. Beberapa kali kiriman dia menyerangmu." Ucap bu asih smbil menatapku tajam

Lemas langsung badanku, apa salahku smpai mau di jadikan tumbal. Sumoah aku geram bgt sma pak prapto. Pengen aku bunuh duluan dia.
"Trs saya harus gmna bu? Saya takut." Rengekku

"Tenang saja nanti kmu saya yg bantu." Jawab bu asih penuh percaya diri.

Aku jdi meras bersalah dengan kebencian dan tuduhan buruk ke bu Asih. Bu Asih tulus bgt trnyat
Sore itu bu Asih menyiapkan sajen sajenan di meja makan. Dan ada darah ayam.

"Dek, ibu harus minta darahmu buat mengusir peliharaan pak prapto." Ucap bu Asih.

"Trs caranya gmna bu?"
"Sobek dikit pakai pisau yaa, dikit kok yg penting darah kmu keluar." Ucap bu Asih

Aku pun mengikuti perintah bu Asih.
Bu Asih menyalakan dupa/menyan.
Aku harus duduk di meja itu di depan sesajenan, di depanku menyala menyan dan darahku dan ayam.
"Dek, ibu mau melayat ke rumah mbak tutik, adek dirumah dulu ya." Pamit bu Asih

"Tpi bu? Saya takut." Aku bner bner takut guyss.

"Kmu aman kok, kmu harus duduk di sini trus hingga saya pulang. Jngan kmna mna ya dik. Jangan pernah tinggalin sesajen ini kalau kmu msh mau hidup"
"Tpi kalau saya mau sholat maghrib gmna bu?"

"Kmu pengen matii!!!!" Bentak bu Asih smbil melotot

Aku cuma menggeleng dan menangis.

"Nah nurut ya dek." Ucap bu Asih smbil mengelus kepalaku smbil tersenyum.
Adzan maghrib berkumandang. Tiba tiba terdengar suara pintu di ketuk. Aku tk berani beranjak, bu asih juga berpesan jgn membuka pintu jika ada yg bertamu. Ookoknya aku gk boleh kmna mna aku cuma boleh duduk disini.
Tiba tiba angin kencang membuka pintu rumah bu asih, seseorg masuk ke dalam rumah. Betapa terkejutnya aku tangan ku bergetar begitu hebat, tubuhku kaku tk bsa bergerak.
Lanjut besokkk masih panjang, mohon pengertiannya.
Malam ..

Aku bakal lanjut, tpi mohon maaf skli sdikit selow yaa

Aku update nya pake hp, laptopku sedang sakit dan butuh 2minggu masa perbaikan, jdi mau gk mau ngetiknya pakai hp. Tpi sedikit selow jdi di harap sabar
Nenek tua memasuki rumah bu Asih, dengan kekeh tawanya yg membuat bulu kudukku merinding.

Tubuhku kaku tk bsa bergerak sma sekali. Nenek tua itu semakin mendekat ke arahku. Aku berusaha berteriak, namun tk bsa
Jantungku berdekup kencang, badanku memanas.

"Ndk usah takut ya cuk" nenek itu mendekat dan mengusap rambutku.
Tubuhku bergetar hebat, kulirik ke arahnya sungguh menyeramkan wajahnya.

Tba tba dia mencekik ku hingga aku sulit bernafas. Aku berusaha melepaskan cekikan itu, sampai menyan dan sajen di meja berantakan.
Cengkraman nenek itu benar benar kuat sampai aku bnar bnar gk bsa nafas. Ku tendang nenek itu sampai cekikan itu terlepas dan dia terjatuh.

Aku terbatuk batuk hendak mau lari, nenek itu berubah wujud menjdi sosok berbulu tinggi, bermata merah dan bertaring.
Kukunya hitam dan sangat panjang, di genggamnya kaki ku kuat sekali, hingga aku jatuh terduduk di lantai.

Aku berusaha berteriak tpi tk terdengar. Lalu mahluk itu mencekikku kembali. Hingga terdengar teriakan.
"Cukuppp berhenti!!" Teriak seseorg dtg kedalam rumah, betapa terkejutnya aku seseorg trsebut adalah pak prapto.

Apa benar ini ulah pak prapto. Aku menangis kencang, makhluk tdi melempar pak prapto sampek ke tembok. Disitu dtg pula pak Ilham ustadz di kampung ini
Mereka berdua memanjatkan doa doa. Tpi makhluk ini malah semakin marah. Berusaha aku berdiri dan hendak lari, tpi di cakarnya kakiku dan dia mendorong tubuhku hingga jatuh terlentang
Di kaki ku masih bekas luka gtu gais smpek skrg, dan menjadi keloit huhu sedihnya

Tubuhku lemas, kulihat mahluk itu menyerang pak ilham dan pak prapto. Tubuhku lemas sekali.
Selang beberapa menit dtglah beberapa org salah satunya adalah maya. Dan guru agama di sekolah kmi.

Dan ada beberapa org lgi, maya sempat menolongku dengan membangunkanku. Tpi aku tk sadar kan diri, hingga aku tk tau apa yg terjdi
Ketika aku tersadar semua org sedang menangis, kukihat maya tergeletak lemas di sampingku dengan luka di wajahnya.

Kala itu aku hanya terdiam karna lemas dan tk bsa berkata kata
Kakiku perih, leherku kaku sekali. Org org di sekelilingku membaca yassin. Kulihat maya bergerak gerak dan berteriak, aku kaget lahh

Yg tdinya lemas jdi bangun terduduk, takut bgt soalnya huhu
Akhirnya aku di tuntun untuk keluar dri ruangn itu, yg ada di dlm ruangn itu hanya pak ilham dan rekan rekan yg tk ku kenal

Karna ku lelah sekali jdinya aku tertidur pulas. Yg ku ingat ada seorang ibu beljilbab yg mengelus ngelus luka di kaki dan leherku
Pagi harinya, tubuhku sdh mendingan gaisss. Dan sekolahku sdh bersiap untuk pulang ke kota. Kulihat maya juga sdh sadar dan mendingan.

Wajahnya di tambal pakai perban. Sebelum pulang aku dan maya di ajak berkumpul di kantor kades
Awalnya aku menolak, jujur aku takut dan malas brtmu pak prapto. Aku begini karn dia. Dri awal bu asih udh bilang org yg paling tega menumbalkan istrinya pak prapto.
"Uda ndin, kita ikut aja. Biar kmu juga tau cerita yg sebenarnya dan apa yg terjadi disini." Ucao maya

Akhirnya aku menurut untuk ikut.
Sesampai di sana, ssh ada pak prapto, pak ilham, pak santo kepala sekolah kmi, dan bu indri wanita yg menyembuhkan lukaku.

Kami pun di persilahkan masuk dan duduk.
Aku malas menatap wajah pak prapto. Namun akhirnya pak prapto meminta maaf dan menjelaskan apa yg terjdi.

Jdi aku salah menilai pak prapto ini gaiss. Dia sebenernya baik, dan warga disini tdk memiliki peliharaan. Justru yg punya peliharaan itu ya bu Asih
Wanita tua yg menerorku, itu peliharaan dia. Dan ternyata rumah yg aku tinggali itu bukan rumah asli bu Asih. Bu Asih ini memiliki 4 sawah, peternakan sapi, pertanian bakau, dll.

Jdi awalnya bu Asih ini kerja mnjdi TKI
Suaminya seorg kades, namun ketika pulang ke kamoung dia membawa 2 anak, hasil hubungan gelapnya di luar negri.

Karna dia tk dijinkan suaminya untuk menjdi TKI lgi, hidupnya sangat krisis hingga ia berpikir buat memiliki pesugihan dan peliharaan
Rumah yg aku tempati ini ya rumah peliharaan bu asih. Makanya banyak warga yg meninggal tdk wajar di depan rumah bu Asih, dan org yg meninggal itu meneror bu asih
Sebenarnya dri awal yg di incar peliharaan bu Asih itu maya, tpi karna trnyata si maya ini punya penjaga dan memiliki kelebihan. Jdinya akulah yg terkena imbasnya.
Si maya geger ingin pulang ya karna dia tau bakal jdi korban tumbal bu Asih. Skrg bu Asih sedang buron alias dlm pencarian.

Warga dan pak prapto pun tk menyangka org yg menghabisi istrinya adalah bu Asih, bahkan anak dan suami bu Asih juga menjdi korban tumbalnya
Sebenernya aku uda gk kuat gais, pengen nuntut bu Asih tpi ya gmna, aku lebih baik segera pergi dan tk mau berurusan dengan bu Asih

Kalau soal tuyul itu emang banyak yg pelihara tuyul tpi bukan dri kampung ini. Tpi di kampung lain, cuma tuyulnya larinya ke kampung ini
Setelah kita semua pulang dri sana aku di ruqiah smpek beberapa bulan baru sembuh. Dan yg serem bu Asih masih sering sms aku.

Karna aku takut dan masih ada trauma, jdi aku memutuskan untuk ganti no HP
Dan denger denger dri adek kelasku yg live in di tahun berikutnya, depan gang kampung sdh bukan rumah tpi masjid. Dan tdk ada lgi org tua Asuh yg bernama Asih.
Bgtu sekiranya thread ku kali ini, skrg yg masih tersisa bekas luka di kaki, sma di leher, masih kayak garis garis gtu.

Namun aku sangat bersyukur masih bsa hidup. Dan maya setelah itu pindah sekolah, rumah, dan kota.
Aku sdh tdk pernah kontak lgi dengan maya, ku dengar dia melanjutkan di luar negri.

Sekian ceritaku ini ya gais maaf sekli sering gantung, soalnya capek ngetik di HP
Trimakasih untuk semngat kalian yg luar biasa.

Dan untuk bu Asih aku gk tau kabarnya ya gaiss
Pokoknya setelah dri situ cuma dpet beberapa sma dri bu Asih trs aku ganti nomor.

Sekian Wassalamualaikum
Ohiya chat bu Asih

Yg pertma
[[Adek dmna? Ibu kangen]]

Yg kedua
[[Hahahaha]]

Pesan pertma dengan yg kedua ini terpaut 2 hari ya, kalau gk salah hari rabu pesan pertma trs jumaatnya pesan ke dua, udh karna aku tkut langsung ganti nmer
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Abstrakin

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!