Thread by @elisa_jkt

Cengkareng Drain jk mau di normalisasi, alias didredging alias perawatan rutin ya sah2 aja. Itu mah namanya perawatan rutin, yg bahkan sempat sgt jarang dilakukan sblm JEDI/JUFMP.
Skrg Dinas SDA jg masih dredging2.

Beda bkn dgn “normalisasi PU” yg alias ngebeton2 sungai alami?

https://twitter.com/amflife/status/1213833797705314304

Sekarang juga dari kanal sebesar Monkervaart sampai kali sekelas Anak Kali Ciliwung juga didreding rutin. Sampai kanal belakang kompleks yg lebarnya cuma 8m pun ada alat berat nyemplung.

Kalau kagak didredging rutin mah banjir 1-2 Jan bakal jauh lbh parah lah.

Tahu darimana bisa lebih parah? Sblm program JEDI/JUFMP yg akhirnya mulai di 2012, kali kanal dan sungai Jakarta hampir tidak pernah didredging, alias dikeruk. Ya gak usah heran banjir 2002 dan 2007 begitu parah.
Foke bilang 30 thn gak dikeruk.

m.detik.com/news/berita/d-…

Foke kasih contoh disitu adalah Kali Ciliwung yg di Gn Sahari. Itu tanggung jawab pemerintah pusat. Ribet deh persungaian dan perkalian di DKI. Ada yg masuk ke pusat dan masuk ke provinsi. Keduanya sama2 melalaikan kewajibannya.

Begitu banjir 2007 selesai & Foke menang Pilgub krn “serahkan pada ahlinya” #uhukkkk, dia minta tolong ama temennya, Walkot Rotterdam saat itu. Bantuin dia soal banjir.
Jdlah program JEDI yg didahului studi bareng antara World Bank dan Pemerintah Belanda (yg jg kakek JCDS/NCICD).

JEDI: Jakarta Emergency Dredging Innitiative. Keruk 13 kali dan 4 waduk. Dari Pintu air Istiqlal ke Utara.
Utang World Bank, 220++ jt dollar, sisanya Pemprov dan KemenPU.
Sampai demi ini (dan utang MRT), Foke harus ngelobi agar pusat ubah aturan utang. Spy pemprov “ngutang lsg”.

Kalian mungkin pasca Pilkada 2012 dan setelah jadi Gub, utang World Bank ini sempat dipermasalahkan Jokowi dan akhirnya menunda kelanjutan pekerjaan dredging. Pdhal “berkat utang” itu, Pemprov dan KemenPU akhirnya disatukan haha 😅🤣🤣

travel.kompas.com/read/2013/04/0…

Sebetulnya byk yg bisa dikritik dari program JEDI/JUFMP, tapi dia menghasilkan Kali2 yg lbh rapih di Gunung Sahari, Sunter, Mangga Besar, Ancol, dll. Jg mengeruk waduk tmsk Waduk Pluit. Dan meninggalkan kebiasaan pengerukan. Dan alat.
Akhirnya pengerukan jd “tradisi” Pemprov.

Yang digambarkan dlm thread @amflife ini sbtlnya lbh cocok utk gambarkan program JEDI/JUFMP alias perawatan rutin dgn pengerukan. Bkn program @KemenPU yg berambisi entah kenapa membeton 33 km Sungai Ciliwung. PU namakan program beton2 itu ya normalisasi.

https://twitter.com/amflife/status/1213833774615666688?s=21

https://twitter.com/amflife/status/1213833774615666688

Makanya tidak salah juga jika Ketua DPRD sempat kesal, agar badan air (nasional) diserahkan ke DKI saja. Ya itu salah satu solusi supaya perawatannya lebih cepat dan mudah.
Lah kalau sungai nasional, ya blm tentu DKI bisa keruk2 sedimen disitu.
Sama dgn polemik jalan nasional.

Makanya kan dari kemarin2 saya bilang, ini bukan normalisasi vs naturalisasi kok. Lah Pemprov DKI tetap normalisasi, keruk2 sungai supaya kapasitasnya terjaga. Tapi entah kenapa selalu di VS dan di”atau”kan.
Penggusuran Sunter kemarin pun demi normalisasi.

Malah lbh urgen lakukan dredging di Utara, entah itu pd Cengkareng Drain, Kali Kamal, Kali Ancol, BKB, BKT. Apalagi stlh ada pulau2 palsu yg mengubah arus & menurut Pak Alan Koropitan menambah sedimentasi di muara.
Mau pompanya secanggih apa, jika muara sungainya sedimen gimana?

Terus ribut aja soal Ciliwung. Pdhal penyebab terparah kemarin itu hujan lokal ekstrim, bukan kiriman. Tmsk daerah yg lama genangan adalah Jakbar, bukan bantaran Ciliwung. Itu DAS nya lain, yaitu: DAS Angke (yg bermuara ke Monkervaart) dan DAS Pesanggrahan (muara Cengk Drain).

Makanya gua cemas banget lihat TMA Angke Hulu Siaga 1 hampir 48 jam. Itu Monkervaart kayak apa? Banjirnya Kedoya hingga Rawa Buaya macam apa?
Kalau @KemenPU mau normalisasi, ya masih banyak sungai tanggung jawab mereka di Barat yg harus dikeruk. Monkervaart jg kan tg jawab Pusat.