Saya menulis ini bukan untuk mengajarimu tentang bercerita, tapi untuk "membangunkan" kemampuan berceritamu.
Saya jg menerima koreksi atas segala salah kata & misinformasi. Selamat menikmati ๐.
Generasi ke generasi, ilmu bertahan hidup berhasil diturunkan, lewat cerita lisan.
Cara berburu, cara menari, cara bersosialisasi, dan cara-cara hidup lainnya.
Tidak ada teks, hanya cerita bergambar. Dan semua orang belajar dari sana.
Medium boleh terus berevolusi, tp isinya tetaplah cerita, cerita, dan cerita.
Manusia punya "kuda hitam" dalam kebutuhan primernya selain sandang, pangan, papan.
Hal itu adalah:
Kebutuhan untuk menerima dan menyampaikan informasi.
Yg berubah hanya kemudahannya, bukan kontennya.
Kamu masih hidup karena "X" tahun silam (X = umurmu), orangtuamu menceritakan sesuatu padamu. Tentang yg boleh dan tidak boleh.
Mulai dari orangtua, teman, guru, kolega, buku, film, selebriti, dsb.
Karena ada unsur emosional di dalamnya.
Ada investasi emosi yg mengikat, sehingga informasi masuk dengan lancar.
Btw, gambar di atas bukan cewek prasejarah beneran loh ya ๐
Seringkali cerita mereka tidak lebih oke dari orang biasa kok.
But who cares? Mereka berhasil membuatmu berinvestasi secara emosi duluan dgn personanya. Cerita dari mereka akan selalu sah. Hal ini tidak salah kok, selama tidak merugikan.
Gosip adalah salah satu jenis cerita yg memang penuh akan emosi. Fakta bisa nihil. Tapi balutan ekspresi, intonasi, gestur, itu semua cukup untuk meyakinkanmu.
Nenek moyang kita bergosip? Sangat.
Gossip is lyfe then and now.
bbc.com/earth/story/20โฆ
Intinya, dari dulu hingga sekarang prinsipnya sama: "Best story wins".
Dilanjut gak nih? Atau besok aja?
- Bagaimana caranya menjadi storyteller yg lihai?
- Bagaimana caranya bercerita dengan baik?
- Bagaimana caranya membuat "Best Story"?
- Apa saja jenis-jenis cerita?
See you soon! Thanks for reading ๐ป
Lalu bagaimana cara menciptakan cerita yg baik? Terlebih lagi, bagaimana cara menceritakannya (dengan baik)?
Coba kamu kilas balik ke akun-akun pencerita favoritmu. Apa yg membedakanmu dengan mereka?
Atau film dan buku favoritmu, yg bisa membuatmu betah terbuai selama berjam-jam.
Saya rasa bukan hanya karena kontennya.
Satu hal yg paling membedakanmu dengan mereka adalah...
Narasi.
Banyak yg gak sadar akan duet ini. Semua fokus di cerita/konten, sehingga lupa dengan sosok narasi. Mereka yg jago cerita itu gak memainkan cerita, mereka memainkan cerita DAN narasi secara seimbang.
Bisa.
Rasanya enak atau aman di perut?
Belum tentu.
Karena itu, meski semua orang bisa memasak, ada juru masak yg hebat dan yg tidak.
Ada yg iya, dan ada yg tidak samasekali.
Yaitu dari cara mengolah & menyajikan masakannya.
Dalam ranah bercerita/penyampaian informasi, faktor ini disebut dengan NARASI.
- membaca resep
- memotong & memarinasi ayam
- menumis bumbu
- mengatur suhu kompor
- mendidihkan kuah
- mencampur semuanya
- menaruhnya di mangkuk
- menyematkan garnish
Sampai menyajikannya ke orang lain.
Ada lagi yg bisa kasih contoh? ๐
Karena narasi itu hanya berperan di balik layar; sebagai pembatas, supporter, peran pembantu, meski fungsinya tidak kalah penting.
Sementara ini dulu. Yg paling mendasar, sekaligus yg terpenting: Sejarah cerita, Cerita, dan Narasi.
Kamu bisa jadi idolamu, bahkan lebih. Bedanya sekarang, mereka sudah paham duluan aja.
Coba mulai perhatiin detil deh setiap kali denger/baca cerita yg bagus menurutmu. Kira-kira apa aja yg "dimainkan" si pencerita.Thanks for reading ๐
๐๐ฐ ๐ฃ๐ฆ ๐ค๐ฐ๐ฏ๐ต๐ช๐ฏ๐ถ๐ฆ๐ฅ ...