Kelenteng Boen Bio, saksi ketika orang2 Tionghoa ikut pertempuran 10 November di Surabaya.
Perang di Surabaya, orang2 Tionghoa ikut bertempur dgn membentuk kelompok kerja medan perang. Bangunan sekolah, rumah2 orang Tionghoa dijadikan rumah sakit darurat bagi pasukan yg terluka.
Perang di Surabaya, orang2 Tionghoa ikut bertempur dgn membentuk kelompok kerja medan perang. Bangunan sekolah, rumah2 orang Tionghoa dijadikan rumah sakit darurat bagi pasukan yg terluka.
Perempuan2 Tionghoa banyak yang terlibat dalam tim medis utk menolong pejuang2 yg terluka. Tak hanya dari Surabaya, orang2 Tionghoa dari Jombang & Tuban, juga bergabung dalam pertempuran.
RRI secara khusus memberitakan perjuangan bahu membahu tsb dalam peperangan tersebut.
RRI secara khusus memberitakan perjuangan bahu membahu tsb dalam peperangan tersebut.
Sekitar 6 ribu pejuang, gugur dlm perang tsb, termasuk orang2 Tionghoa.
Saksi bisu pertempuran adalah Kelenteng Boen Bio. Di rumah ibadah inilah banyak gerilyawan berlindung, didalamnya pejuang merasa aman. Bahkan menurut cerita, mortir yg dilontarkan kesana, tak dapat meledak.
Saksi bisu pertempuran adalah Kelenteng Boen Bio. Di rumah ibadah inilah banyak gerilyawan berlindung, didalamnya pejuang merasa aman. Bahkan menurut cerita, mortir yg dilontarkan kesana, tak dapat meledak.
Sayangnya, peristiwa keterlibatan orang2 Tionghoa dalam pertempuran 10 Nov 45 di Surabaya nyaris tak pernah diungkapkan.
Sumber:
1. Prof Hung Kunzhang, Univ Jinan, Tiongkok (dlm majalah Sinergi, edisi 24, 2000)
2. Boen Bio, Shinta Devi
Koleksi Museum Pustaka Peranakan Tionghoa
Sumber:
1. Prof Hung Kunzhang, Univ Jinan, Tiongkok (dlm majalah Sinergi, edisi 24, 2000)
2. Boen Bio, Shinta Devi
Koleksi Museum Pustaka Peranakan Tionghoa
