Dengan kebijakan lockdown Jakarta pun, separuh populasi Indonesia akan terkena COVID-19. Tanpa lockdown, situasi akan lebih buruk.
Ini analisis di sebuah artikel di The Australian.
theaustralian.com.au/world/medics-p…
Ini analisis di sebuah artikel di The Australian.
theaustralian.com.au/world/medics-p…
Jika mau lockdown Jakarta sebelum bulan Puasa datang. Jika tidak eksodus orang keluar Jakarta akan terjadi massal dan itu sekaligus membawa virus itu menyebar ke seluruh negeri.
Pemerintah Pusat harus pasok kebutuhan dasar warga Jabodetabek.
Pemerintah Pusat harus pasok kebutuhan dasar warga Jabodetabek.
Bagi yang tak bisa buka artikelnya, ini cuplikannya. Skenario 50% yang terjangkit ini terjadi sebelum Idul Fitri. 
Kasus-kasus pekerja mudik ke Wonogiri dan Yogyakarta ini harusnya sinyal bagi pemerintah bergerak cepat me-lockdown Jabodetabek. Media sudah memberitakan ribuan orang pulang kampung. Ada sopir bus Wonogiri-Jakarta yang diduga COVID-19 sudah.
Saya sampai beberapa hari lalu tidak mendukung lockdown karena risiko kekacauan. Namun melihat lambannya rapid test dan penanganan medis, lalu baca riset di The Australian ini, Jabodetabek harus di-lockdown. Jangan sampai COVID-19 tersebar ke seluruh negeri.
Mengapa kita harus hindari COVID-19 tersebar ke seluruh negara? Ini alasannya:
Italia: Kasus pertama 31 Januari 2020.
20 hari: 21 kasus positif, 1 wafat
50 hari: 47.021 kasus, 4.032 wafat
Indonesia: Kasus pertama 1 Maret 2020
20 hari: 450 kasus positif, 38 wafat
50 hari?
20 hari: 21 kasus positif, 1 wafat
50 hari: 47.021 kasus, 4.032 wafat
Indonesia: Kasus pertama 1 Maret 2020
20 hari: 450 kasus positif, 38 wafat
50 hari?
Saya sedih membayangkan jutaan orang Indonesia yang kesulitan makan jika Pandemi ini terus berlanjut. Setiap kali lihat pedagang yang jualannya sepi, saya langsung sedih.
