, 48 tweets, 8 min read
My Authors
Read all threads
@bacahorror @InfoMemeTwit

#bacahorror #horror #ceritahorror #Spirituality #pengalamanspiritual #memetwit

A THREAD : Pengalaman pribadi sebagai anak indigo dan pelaku spiritual (Episode 19)

Untuk episode-episode sebelumnya bisa dilihat di tab likes profil saya yaa :D
Haloo! Maaf nih update nya telat lagi karena mental breakdown selama 2 hari sampai self harm hehe jadi butuh recovery lebih lama. Okee langsung aku mulai ya!
"Putri aku butuh pertolonganmu, aku tak bisa mengatasi masalah ini berdua dengan mentorku. Aku mohon pertolonganmu."

Chat dari Murti membuatku tak punya pilihan lain selain membantunya mengatasi masalah ini.
Namun, sebelum itu aku meminta izin Pak Arfian selalu "pelindung"-ku dalam masalah ghaib. Dengan cepat aku mengirim chat dan meminta izin darinya.
Lima menit aku menunggu akhirnya Pak Arfian membalas

"Ayo kita bantu Murti, Mbak Ningsih. Akan aku dampingi. Ayo berjuang bersama."
Merasa mendapat lampu hijau, aku tersenyum dan segera menyusun rencana dan jadwal ritual di Pura untuk membantu Mbak Ningsih terlepas dari pengaruh peletnya.
"Kebetulan Ibu dan Ayah pergi ke Makassar selama seminggu, jadi aku bisa ritual semingguan di Pura bersama Pak Arfian untuk melepas gangguan pelet dari Mbak Ningsih.", batinku
"Yosh! Mau tak mau aku harus menjalankan misi ini! Ini adalah tugasku!", ucapku
Tak lama kemudian sekelebat bayangan dengan mulut menyeringai merayap dengan cepat melewati di belakangku.
Dengan sigap aku melihat belakang, dan tak terasa detak jantungku berdetak dengan cepat , keringat dingin membasahi sekujur tubuhku.
Tubuhku melemah , kedua kaki ku tak kuasa menahan beban tubuhku yang kian berat. Aku terjatuh ke tanah seperti tertimpa barang berat.
"Akkhh!!", teriakku sembari jatuh tengkurap
Tak lama kemudian bayangan hitam itu menatapku dengan mata merahnya yang dipenuhi dengan darah. Tertawa menyeringai seakan tahu bahwa aku sangat ketakutan melihatnya.
"Kau yang akan mati duluan!", ujarnya
Aku terdiam tak mampu mengucap sepatah kata pun.
"Kau sungguh menarik perhatianku. Kau lah yang akan mati duluan jika usahamu gagal!"
"Kau pikir kau kuat hah? Kau tak jauh beda dengan Murti dan mentornya yang sampah itu!"
"Kau tak kan bisa mengalahkanku, aku adalah jin paling kuat di tanah Blambangan, semuanya takluk kepadaku! Kau akan menjadi budakku dikala kau mati setelah melawanku!"
Sosok hitam itu berbicara terus-menerus , mengancamku akan membunuhku jika aku kalah melawannya. Aku tak tahan lagi, aku menutup mataku tak kuasa menyaksikan kejadian mengerikan ini.
Tak lama kemudian sosok hitam itu melempar tubuhku dan memukul tepat pada jantungku. Dadaku terasa sakit sampai aku batuk, untungnya aku tidak mengeluarkan darah dari batukku itu. Aku terkulai lemas, nafasku tidak stabil demikian pula detak jantungku .
Mas Putra turun dari kamarnya yang terletak di lantai dua melihatku terkulai lemas, "Kamu ngapain tiduran di lantai?!"
"Hahh... Hahh.. Hahh... Aku nggak apa-apa.", ucapku menyimpan insiden barusan yang menimpaku sembari mengatur nafasku.
"Semingguan ini Ayah dan Ibu sedang nggak ada, kamu jangan cari gara-gara ya! Badanmu itu sudah lemah, jangan dibikin sakit! Repot Mas ntar! Awas kalau bikin Mas repot tak laporin kamu ke Ayah dan Ibu!", bentak Mas Putra.
Bak jatuh tertimpa tangga, ucapan pedas kakakku membuat tubuh semakin lemah. Tanpa menghiraukan ucapannya aku masuk kamar kemudian membanting pintu kamar serta menguncinya.
Sembari menenangkan diri, aku mencoba membersihkan diri kemudian melaksanakan ibadah serta membuka kitab suci kemudian aku membacanya sebagai benteng ghaib ku.
Aku tak menyangka akhir dari liburan kuliahku diakhiri dengan "perang besar" antara aku dan makhluk kiriman itu. Aku tak bisa membayangkan bagaimana jika aku kalah nanti. Bisa-bisa nyawaku, nyawa Pak Arfian, nyawa Murti serta nyawa mentornya akan diambil oleh makhluk itu.
Aku ketakutan namun, misi tetaplah misi. Aku harus menjalankan misi ini sampai titik darah penghabisan, meskipun aku tahu bahwa aku takut akan kematian dengan cara yang tidak wajar.
Malamnya aku berusaha tidur. Namun, tak lama kemudian aku bermimpi sosok hitam yang aku temui tadi. Wujudnya tinggi sekitar tiga meter, dengan rambut yang kusut nan panjang, kulit berwarna hijau, mata merah dan mulut yang terus terbuka datang ke dalam mimpiku.
Tak kuasa menatap mukanya yang sungguh buruk rupa, aku terbangun dari tidurku seraya berteriak, "BANGSAT!" .
"Sialan itu jin, ngetes kesabaranku rupanya.", umpatku.
Jantungku berdetak tidak karuan, aku sangat ketakutan, badanku bergetar hebat.
Jam dinding menunjukkan pukul 02.30 dini hari. Kebetulan saat itu aku tidur di kamar orangtuaku, sehingga aku menyalakan smart TV yang ada di kamar mereka, kemudian membuka video yang berisi lantunan ayat-ayat suci, serta mantram Gayatri.
Hatiku sedikit tenang, nafas dan detak jantungku mulai stabil. Aku memanfaatkan waktu untuk beribadah sepertiga malam terakhir sebagai benteng ghaib. Selesai beribadah, aku berusaha melanjutkan tidurku, dan pada pukul 04.00 aku terbangun lagi dengan teror yang sama.
Rupanya doa-doa itu tidak mempan sebagai pagar ghaib ku, atau akunya saja yang lemah? Aku terbangun dengan teror yang tetap menghantuiku. Aku merasa seisi kamarku dikelilingi oleh energi-energi negatif seperti dikeroyok massa. Aku hanya bisa berdoa berharap aku tidak mati.
Tak lama kemudian adzan Subuh pun berkumandang, dengan sekejap energi negatif itu hilang , aku yang awalnya merasa diikat oleh tali berwarna hitam tiba-tiba tali itu hilang setelah adzan Subuh berkumandang. Akhirnya aku bebas dari teror!
Dengan cepat aku melaksanakan ibadah subuh kemudian memanfaatkan waktu yang tersisa untuk tidur. Aku terbangun pada pukul 07.00 , aku melihat smartphone ku, kemudian aku melihat chat dari Murti,
"Putri, ini aku Ningsih. Posisiku sekarang berada di rumah Murti sekarang. Salam kenal sebelumnya, mohon maaf kalau aku merepotkanmu tapi mohon bantuannya ya..."
"Oh, ya Mbak. Salam kenal, sekarang sampeyan menginap di rumah Murti ya?", tanyaku.
"Iya, dengan alasan keamanan, aku sudah membakar barang-barang dari mantanku atas saran dari mentornya Murti kemudian melarungnya ke sungai.", ujarnya
"Syukurlah, Mbak.", balasku singkat
Melihat tak ada balasan lagi , aku segera mandi membersihkan diri kemudian bersemedi.
Dalam semediku, aku melihat Eyang Putri datang kepadaku membawa sosok jin penjaga berwujud laki-laki yang sangat tampan. "Ini adalah jin penjaga alias qhodam, akan aku pinjamkan untuk menjagamu sementara.", ucap Eyang Putri
"Oh, ya halo! Rahayu! Njenengan asmane sinten? (nama Anda siapa?)", tanyaku.
"Panggil aku Mas Ganteng!", ucapnya
"What...", batinku
"Baiklah, Eyang. Terima kasih banyak!", ucapku sembari tersenyum.
Tak lama kemudian aku tersadar dalam semediku.
Setelah aku melakukan semedi , aku melakukan kegiatan sehari-hariku membersihkan rumah, kemudian bermalas-malasan.
Tak sadar, malam pun telah tiba. Aku bersiap-siap untuk tidur. Mengingat kejadian semalam membuatku takut akan teror itu datang lagi.
"Tenang saja, ada aku disini.", ucap Mas Ganteng kepadaku
"Uhm.. iya terima kasih.", ucapku tersenyum kemudian aku bergegas untuk tidur.
Syukurlah, aku tidak mendapat teror namun tetap aku bangun pada pukul 03.00 pagi.
"Ada chat dari Mbak Ningsih.", ucap Mas Ganteng
Dengan sigap aku membuka smartphone ku dan benar saja, aku mendapat chat dari Mbak Ningsih, "Putri... tolong..... Murti kesurupan."
APAA..?! KALI INI YANG DIGANGGU MEREKA BERDUA?!
Aku terus mendapatkan kabar dari Mbak Ningsih tentang berita macam-macam. Aku tak menyangka bahwa mentornya Murti pun juga kena serangan dari jin itu. Benar bar-bar. Mbak Ningsih tak bisa berbuat banyak, sementara Murti terus tersiksa akan gangguan ghoib yang dideritanya.
"Sampeyan besok tolong beli garam krosok buat mandi dan membersihkan kamarnya Murti dari dedemit sialan itu.", aku memberikan saran.
Lagi-lagi aku tak bisa tidur dan terus mengkhawatirkan mereka. Mas Ganteng terus menenangkanku hingga aku tertidur pulas.
Paginya aku terus bersemedi seharian meminta pertolongan serta memberi pagar ghaib padaku. Aku belum mendengar kabar dari Pak Arfian, apakah dia juga diganggu atau malah aman-aman saja?
"Aku aman disini.", respon Pak Arfian setelah aku mengirimkan chat menanyakan kabarnya.
Aku bersyukur bahwa Pak Arfian aman-aman saja, lebih baik aku yang diserang daripada Pak Arfian.
TAPI TIDAK!!
Lagi-lagi aku bangun pukul 03.00 pagi, melihat chat dari Pak Arfian mengatakan bahwa dia juga sedang diganggu. Katanya, barang-barang seperti scarf klub sepakbola favoritnya melayang-layang begitu saja, kemudian Pak Arfian juga dicekik oleh makhluk hitam itu.
Pukul 08.00 pagi, aku bergegas menuju rumah Pak Arfian, mencoba melakukan ritual pembersihan lagi. Dengan bunga mawar merah, garam krosok, serta air ku campurkan semua di dalam ember sembari membaca ayat-ayat suci.
Kemudian aku membersihkan kamar pak Arfian dengan cara mengepel air campuran tadi kemudian menyiramkan di halaman rumahnya.
Tugas selesai. Aku pun kembali ke rumah, dengan keadaan lelah.
Teror itu layaknya orbit, setelah mereka puas menyiksa teman-temanku serta guruku. Mereka kembali kepadaku. Dia datang dengan jumlah banyak kemudian menyerang qhodam yang dipanggil Mas Ganteng itu, ibarat satu lawan seribu.
Qhodam itu nampaknya kelelahan melawan ribuan dedemit hanya untuk melindungiku. Salah satu dari mereka yang terkuat datang mendatangiku seraya berteriak,
"JIKA KAU BENAR-BENAR ORANG PILIHAN TUNJUKKANLAH PADA KITA SEMUA! JIKA KAU MEMANG MAKHLUK KESAYANGAN DARI EYANG PUTRI MAKA TUNJUKANLAH!! KAMI TIDAK TAKUT DENGAN EYANG PUTRI!"
Dalam sekejap aku terbangun dan melihat Mas Ganteng tersungkur lelah.
"Njenengan nggak apa-apa?", tanyaku khawatir
"Nggak apa-apa, asalkan njenengan aman!", jawabnya tegas
Aku tak kuasa melihat makhluk-makhluk di sekelilingku disiksa oleh ribuan jin-jin suruhan yang jahat dan keji.
"That's it! Kalian sudah membuat kesabaranku habis! Akan kutunjukkan semua kekuatan dari leluhur Kediri! Ingatlah bahwa leluhur-leluhur Kediri adalah leluhur tertua di tanah Jawadwipa, bahkan jauh lebih tua daripada kalian! Jauh lebih sakti!", bentakku
"Jika kalian ingin mengerti kekuatan dari Eyang Putri, ikutlah aku ke Pura pada pukul 09.00 pagi nanti! Akan ku laporkan kalian ke Eyang Putri!!", bentakku lagi
"Tantangan diterima!", jawabnya dengan nada mengejek.
Oke, berikut akhir dari Thread ini! Karena terlalu panjang jadi ceritanya dipotong jadi dua, yang separuhnya akan update lagi pada kesempatan selanjutnya (takut mau janji untuk update pada tiap Malam Jumat karena takut ada halangan) :D
Terima kasih telah membaca!
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with Yanto S.

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!