#bacahorror #horror #ceritahorror #Spirituality #pengalamanspiritual #memetwit
A THREAD : Pengalaman pribadi sebagai anak indigo dan pelaku spiritual (Episode 19)
Untuk episode-episode sebelumnya bisa dilihat di tab likes profil saya yaa :D
Chat dari Murti membuatku tak punya pilihan lain selain membantunya mengatasi masalah ini.
Lima menit aku menunggu akhirnya Pak Arfian membalas
"Ayo kita bantu Murti, Mbak Ningsih. Akan aku dampingi. Ayo berjuang bersama."
"Yosh! Mau tak mau aku harus menjalankan misi ini! Ini adalah tugasku!", ucapku
Dengan sigap aku melihat belakang, dan tak terasa detak jantungku berdetak dengan cepat , keringat dingin membasahi sekujur tubuhku.
"Akkhh!!", teriakku sembari jatuh tengkurap
"Kau yang akan mati duluan!", ujarnya
Aku terdiam tak mampu mengucap sepatah kata pun.
"Kau pikir kau kuat hah? Kau tak jauh beda dengan Murti dan mentornya yang sampah itu!"
"Hahh... Hahh.. Hahh... Aku nggak apa-apa.", ucapku menyimpan insiden barusan yang menimpaku sembari mengatur nafasku.
"Sialan itu jin, ngetes kesabaranku rupanya.", umpatku.
Jantungku berdetak tidak karuan, aku sangat ketakutan, badanku bergetar hebat.
"Oh, ya Mbak. Salam kenal, sekarang sampeyan menginap di rumah Murti ya?", tanyaku.
"Syukurlah, Mbak.", balasku singkat
Melihat tak ada balasan lagi , aku segera mandi membersihkan diri kemudian bersemedi.
"Panggil aku Mas Ganteng!", ucapnya
"What...", batinku
"Baiklah, Eyang. Terima kasih banyak!", ucapku sembari tersenyum.
Tak lama kemudian aku tersadar dalam semediku.
Tak sadar, malam pun telah tiba. Aku bersiap-siap untuk tidur. Mengingat kejadian semalam membuatku takut akan teror itu datang lagi.
"Uhm.. iya terima kasih.", ucapku tersenyum kemudian aku bergegas untuk tidur.
Syukurlah, aku tidak mendapat teror namun tetap aku bangun pada pukul 03.00 pagi.
Dengan sigap aku membuka smartphone ku dan benar saja, aku mendapat chat dari Mbak Ningsih, "Putri... tolong..... Murti kesurupan."
APAA..?! KALI INI YANG DIGANGGU MEREKA BERDUA?!
Lagi-lagi aku tak bisa tidur dan terus mengkhawatirkan mereka. Mas Ganteng terus menenangkanku hingga aku tertidur pulas.
Aku bersyukur bahwa Pak Arfian aman-aman saja, lebih baik aku yang diserang daripada Pak Arfian.
Lagi-lagi aku bangun pukul 03.00 pagi, melihat chat dari Pak Arfian mengatakan bahwa dia juga sedang diganggu. Katanya, barang-barang seperti scarf klub sepakbola favoritnya melayang-layang begitu saja, kemudian Pak Arfian juga dicekik oleh makhluk hitam itu.
Tugas selesai. Aku pun kembali ke rumah, dengan keadaan lelah.
"Njenengan nggak apa-apa?", tanyaku khawatir
"Nggak apa-apa, asalkan njenengan aman!", jawabnya tegas
"Tantangan diterima!", jawabnya dengan nada mengejek.
Terima kasih telah membaca!