Untuk mengklarifikasi juga, apa basis yang kamu gunakan untuk menarik garis demarkasi antara science dengan pseudoscience? Popperian kah? Baconian kah? Atau yg lain? Tolong perjelas posisi mu.
1. Akan saya akan pertahankan bahwa MBTI itu scientific.
a. Untuk kritik mengenai test model self-assessment, beberapa pengembang MBTI juga telah mengakui adanya bias dalam hasil self-assessment.
Merespon bias tersebut, beberapa peneliti akhirnya tidak memakai pendekatan self-assessment lagi.
Pada MBTI model baru itu, tes kepribadiannya tidak lagi diisi oleh pribadi yg ingin mengetahui kepribadiannya, namun diisi oleh beberapa pengamat.
Apabila hasilnya konsisten, maka itulah kepribadianmu. Klo tidak, maka perlu pengamat tambahan untuk memperkuat hasil yg dominan.
Dua pengamat itu mengisi tes kepribadian untuk kamu, hasilnya kemudian dicocokkan.
Klo hasilnya berbeda, semisal ENTJ dan ENTP, maka perlu pengamat lain untuk menentukan mana yg dominan.
Ingat, semakin banyak pengamat, semakin kuat hasil triangulasinya.
Dengan demikian, kritik yg @angewwie sampaikan tidak relevan.
Yg perlu dilihat dari strukturnya adalah apakah struktur epistemiknya (teori Carl Jung) itu:
1. Konsisten dengan realitas atau tidak.
2. Falsifiable atau tidak.
MBTI 16 personalities memang inkonsisten, karena semisal sesama ENTJ pun merasakan adanya perbedaan.
Benar saja, muncul teori baru yang juga berdasarkan teorinya Carl Jung.
Pada teori baru tersebut, personality-nya dikembangkan hingga 512 personality. Teori ini bernama "Objective Personality" (OP).
Berdasarkan data dan temuan peneliti OP tersebut, teori mereka konsisten. Mereka juga memakai metode triangulasi.
Itu bisa dilihat di:
objectivepersonality.com/home
Karena teori Carl Jung konsisten dengan realitas, maka teori MBTI juga scientific, meskipun terdapat beberapa problem (yg sudah diatasi oleh OP).
Karena teori ini mudah sekali gagal apabila ada dua orang yang telah diamati dan ditriangulasi ternyata memiliki kepribadian sama, lantas nyatanya berbeda.
Sejauh ini dalam OP memang sama, bahkan struktur wajahnya pun sama.
Klo astrologi direduksi menjadi penjelasan nonstruktural pada majalah-majalah, ya memang itu problematis.
Namun, apakah astrology tidak punya struktur epistemik? Punya dong.
Mereka memiliki struktur seperti Sun, Moon, Rising, Mercury, dll.
Struktur itulah, bagi astrology, yg membentuk kepribadian seseorang.
Strukturnya dapat dibaca di:
cafeastrology.com/astrologyartic…
Lantas apakah struktur ini konsisten dengan realitas? Jelas konsisten.
Tidak ada orang yg dapat memilih dia lahir kapan, jam berapa, dan di mana.
Tinggal bandingkan saja dua orang yg lahir pada jam, tempat dan tanggal lahir yg sama.
Klo ternyata deskripsinya problematis untuk melihat dua orang tersebut, berarti teorinya gugur.
Yg perlu diteliti lebih lanjut adalah keakuratan mereka dalam melihat kepribadian, lebih akurat mana?
Memang, perbedaan dari keduanya terletak pada metode, sehingga mereka incommensurable.
Ada yg berani untuk meneliti lebih lanjut??
Kalian bisa baca-baca lebih lanjut ttg kedua teori itu di internet.
Akhir kata, semoga harimu menyenangkan! 😊😊😊
1. Old method (self-assessment) memang problematis, dan unfalsifiable.
Itulah kenapa new method (triangulasi) dipakai. Dengan metode triangulasi, MBTI falsifiable. Sudah saya jelaskan argumentasi saya tentang ini.
Semisal saya punya teori bahwa kepribadian seseorang itu tergantung dengan barang yang ia beli di kantin.
Falsifiable ndak? Iya, bisa dibantah dengan realitas bahwa ada yg beli minuman tp bkn psikopat, dan ada psikopat yg tdk beli minuman.
Maka dari itu, teoriku itu scientific.
Inti dari falsifikasionis Popper bukan korelasinya, tapi perihal apakah teori tersebut dapat dibantah atau tidak.
Saya sudah menjelaskan sebelumnya bagaimana cara membantah astrology.
Beda dengan astrologi terstruktur. Astrologi terstruktur dapat dibantah. Saya sudah berikan contohnya.
Aku tidak mengklaim bahwa OP scientifically proven. Beban pembuktian itu ada di mereka.
Aku di sini hanya menunjukkan bahwa teori mereka konsisten dengan realitas dan falsifiable, thus scientific.
Simply: if so then so. Sehingga pernyataannya dapat dibantah. Salah satu cara mengetahui konsistensi ini adalah dengan melihat strukturnya. :)
Ada kok contoh terstruktur namun tidak falsifiable: Freudian Psychoanalysis.
Bahasan mengenai scientifically proven atau tidak itu diluar teori falsifiability.
Teori "Semua angsa berwarna putih" adalah teori yg scientific bagi Popper karena ia memenuhi kriteria falsifiable.
Mengapa? Karena teori tersebut dapat difalsifikasi oleh realitas "ada angsa yg tidak berwarna putih".
Scientifically proven bukanlah kriteria teori scientific, tapi kemungkinan untuk dibantahkan oleh fakta (falsifiable) lah yg merupakan kriterianya
Bagaimanapun, apabila dilihat dari struktur teori mereka saja, mereka konsisten dan falsifiable, thus scientific. :))
Bagi Lakatos, itu terletak pada konsistensi teorinya di hadapan realitas.
Solusi struktural yg ditawarkan Lakatos itu untuk menjawab argumen falibilism.
Semoga harimu bahagia!!
Apa bedanya mereka dengan pastur zaman kegelapan yg mempertanyakan otoritas Galileo?
And let me tell ya fellas, sense of entitlement and authority kills science!
I AM AGAINST METHOD. FUCK SCIENCE. ANYTHING GOES.
Justifikasi saya adalah MBTI tidak sekadar alat ukur/test saja, namun Myers dan Briggs sendiri juga mengatakan bahwa MBTI merupakan interpretasi terhadap teorinya Jung agar accessible.
Dengan demikian, teori Lakatos sah digunakan untuk membedah MBTI.
Scientific atau tidak? Sudah saya jelaskan sebelumnya
See you next time! 😊