Dan juga sebagai jawaban dari uji nyali malam jumat.
Rute jalanannya pun berkelak-kelok, mengikuti alur dataran tinggi pada umumnya.
Pemandangannya terlalu eksotik pada siang hari, namun bagaimana jika di malam hari?
Lebih lagi, gue terlalu ragu jika daerah itu dialiri oleh listrik.
Gue merasa jika ada yang lewat jalan itu pada malam hari ya paling orang dari daerah sana juga hehe.
Desa gue bisa dibilang masih sepi. Setiap rumah pasti ada jarak diantara rumah satu dan rumah lain. Masih jarang ada rumah yang berdempetan.
Sebagian juga ada yang merantau ke Jabodetabek. Ya salah satunya keluarga gue yang sudah jadi warga Bogor sejak tahun 1999.
Nanti kalo gue main ke Banjarnegara lagi, kita bisa ngopi bareng 🤣
Soalnya hari minggu, gue harus pulang ke Bogor.
Hanya ada beberapa warung yang buka hingga jam 9 malam. Dan hanya ada satu warung saja yang buka sampai shubuh.
Hanya beberapa anak muda yang nongkrong hingga subuh.
Baru kemudian pukul 10 ke atas, suara burung malam akan mulai menyanyikan lagu malam.
Mungkin pembawaan gue yang terkesan bodo amat terhadap hal-hal berbau horor.
Namun temen gue sedang berada di desa sebelah, akhirnya gue menunggu sambil jalan-jalan disekitar rumah temen gue itu.
Ada tapinya nih, rumah itu teh rumah kosong.
Jadi gini, soalnya gue hampir tiap malem pas di kampung tuh nongkrong di rumah temen gue yang tetanggaan persis sama itu rumah. Jadi ya gue tau kalo rumah itu tak berpenghuni.
Rumahnya gelap, lampu terasnya mati. Bahkan lampu di dalam rumahnya pun tidak ada yang menyala sama sekali.
Lalu gue mengintip di jendelanya. Semuanya gelap dan tak ada tanda kehidupan di rumah itu.
Maaf suara gue gugup gitu hehe. Rada panik juga, soalnya keadaannya sepi. Mau kabur, tapi rasa penasaran gue lebih besar huhu.
Selepas gue sampai Bogor, inshaAllah gue menulis thread kembali. InshaAllah.
Salam. Nan.