My Authors
Read all threads
~Melu "Mbah Kung"~

Thread

Bisikan Mbah Kung tidak menolongku. Aku hanya berlalu.

#bacahorror
#memetwit
#truestory
@ceritaht
Ini cerita yg sudah lama berlalu. Sekitar aku masih kelas 5 atau 6 SD, agak kurang ingat. Mungkin gak begitu horor, tapi silahkan ambil hikmahnya.
Kisah seorang anak di Kampung halamanku.
Anak laki2 berusia 7 tahun. Kurang lebih.
Hari ini matahari nampak begitu cerah walaupun sudah memasuki musim hujan. Sudah beberapa hari hujan turun seperti tanpa jeda.
Aku cukup senang untuk pergi kesekolah karena tidak perlu berbasah basahan hari ini. Ditambah kesenangan hari Sabtu. Pertanda besok bisa libur sekolah.
Sampai siang hari cuaca mulai berubah. Mendung mulai datang perlahan, menutup cahaya matahari yg daritadi pagi memancarkan cahaya dan membuatku senang. Semakin lama mendung ini semakin meratakan kegelapannya diseluruh langit. Tidak seperti biasa mendung ini begitu gelap yang
awalnya cerah menjadi seperti gelap senja menuju malam. Padahal ini masih pukul 11 siang.
Untung saja sekolah sudah dipulangkan. Aku segera berlari pulang kerumah bersama teman2 ku yg satu arah dengan jalanku.
Baru saja sampai rumah dan meletakan tas sekolahku. Hujan sudah turun, gerimis. Belum begitu deras. Namun mendung masih gelap. Segera disusul dengan angin yg berhembus kencang. Dan beberapa saat hujan turun begitu derasnya. Berbaur dengan angin yg sangat kencang dan petir
yg berkali kali menyapa mahluk di bumi. Cukup lama hujan berangin ini. Sampai beberapa tetangga keluar rumah untuk membenarkan genteng mereka yg tertiup angin. Dan ada yg saling membantu membuka selokan agar air tidak sampai meluap masuk kerumah warga.
Hujan yg lebat dan berangin ini tidak membuat beberapa anak merasa takut. Justru bbrpa anak2 dikampungku suka main hujan2an. Dan berlarian di jalan2. Warga sudah mengingatkan untuk kembali kerumah karena hujan ini tidak biasa. Karena banyak pepohonan yg sudah tumbang pula.
Karena melihat kegembiraan anak2 yg bermain hujan banyak anak2 yg ingin ikut bermain hujan.
Begitu pula dengan Si Rama kecil. Yang saat itu berusia 7 tahun. Rama kecil berlari menembus hujan dijalan depan rumahnya.Namun langsung ketahuan oleh bibinya (adik perempuan ibunya Rama)
Rama segera dipanggil di mandikan dan masuk kamar untuk tidur siang. Siang hingga sore hari Rama memang dititipkan di Rumah bibi dan Pamannya, karena ibu dan ayah Rama harus bekerja. Setelah bibinya menidurkan Rama di kamar. Bibi Rama ke dapur untuk beberes. Dan Rama ditinggalkan
dikamar bersama Pamannya yg ikut tertidur disampingnya.
Sayangnya Rama saat itu hanya berpura2 tidur agar bibinya percaya. Rama segera keluar rumah dengan memanjat jendela kamar yg tidak begitu tinggi untuknya. Rama kecil mengambil payung kuning kecilnya diteras rumah.
Tak ada yg mendengar Rama keluar rumah, karena suara hujan dan angin yg begitu lebat. Ditambah sesekali petir bergemuruh dan berkilat.

Rama begitu senang bisa bermain hujan. Dari awalnya didepan dan disamping rumah. Dia mulai tertarik untuk lari kejalan depan Masjid.
Rumah Paman dan Bibi Rama memang dekat dengan masjid, berseberangan tepat didepan rumah yg dibatasi dengan pekarangan dan jalan kampung kecil. Samping Rumah Pamannya jg tanah kosong pekarangan yg kadang untuk meletakan kandang ayam atau burung.
Masjid dan Rumah Paman Rama
berjarak sekitar 500 meter dari rumahku. Hanya saja berbeda jalan (jadi jalannya berada diblkng rumahku).

Kembali ke Rama kecil yg bermain hujan2nan dengan payungnya.
Rama sudah berlari dijalan. Dan bermain air didepan masjid kampung. Sampai seorang sepupunya melihat Rama ber
main hujan sendirian. Sepupunya yg saat itu masih usia SMP. Menegur Rama untuk kembali kerumah.
SP (sepupu) : "Lho Nang? kok dolanan udan2an ning kene dewe? Ayo balik udane deres iki" (Lho dek? kok main hujan2an disini sndiri? Ayo pulang hujannya deras ini)
Rama :"Orak kok mas,
meh tumbas jajan ning warunge Buk Kar kono".(Gak kok mas, mau beli jajan di warungnya Bu Kar situ)
SP :"Lha udan2 kok jajan to? Yo wes kono lek ndang tumbas, Ayo tak ter".(Lha hujan2 kok beli jajan? Ya sudah cepat belinya,Ayo aku antar)

Rama berjalan digandeng sepupunya kewarung
setelah membeli beberapa makanan kecil dari uang saku yg ditinggalkan Ibunya kepada Rama. Sepupu Rama mengantarkannya kembali ke rumah Paman Rama sampai diteras rumah.

SP :"Kono mlebu nang! Mas balik ya".(Sana masuk dek! Mas pulang ya)
Rama :"iyo mas, meh maem jajan.e ning kene
sek".(iya mas, mau makan jajan disini dulu/teras)
SP :" Nak wes mlebu ya ojo ning njobo meneh"(Kalo sudah masuk ya!, jangan diluar lagi)
Rama : (Mengangguk)

Entah emang agak bandel kalau dibilangin. Atau memang sudah jalannya harus begitu.
Rama kecil malah kembali bermain air
dijalan. Kali ini dia agak kearah sisi sebelah barat dari masjid agar tidak terlihat dari rumah sepupunya tadi. Rama terus bermain air hingga berjalan sampai ke selokan air yang memang tidak tertutup, karena pada saat tidak hujan selokan ini memang sangat sedikit dialiri air.
Rama melihat aliran air selokan yg tampak deras tak seperti biasanya yg selokan ini sedikit sekali airnya. Tak terasa dia sudah berjalan menyisiri selokan yg berjarak 3 rumah dari masjid. Dan Rama berhenti di Pertigaan jalan dimana disudut pertigaan adalah ujung selokan yg menuju
gorong2 ke arah sungai yg agak besar. Diujung gorong2 sebelum tembus ke sungai, terdapat pos jaga siskampling. (Pos Kampling yg sama yg pernah aku ceritakan ada bapak2 yg ditunjukan penampakan wanita berdarah)

Saat itu Rama sangat tertarik pada air yg akan masuk ke gorong2 itu.
Karena air akan membentuk sebuah putaran sebelum masuk kegorong2. Hal itu cukup menarik untuk anak usia 7 tahun. Rama bermain sendirian ditepi jalan masuk gorong2 yg melewati jalan pertigaan trsebut.
Sampai akhirnya Rama tertarik untuk memegang pusaran air yg dia lihatnya.
Karena Hujan masih lebat air semakin banyak dan mengalir deras. Tepat saat Rama ingin menyentuh aliran air tersebut. Suara petir mengelegar begitu keras. Rama kecil terkejut dan terpeleset masuk ke pertemuan selokan tersebut.
Disaat yg bersamaan sepupunya yg tadi mengantarkannya
ke warung, mencari Rama untuk memastikan kalau Rama sudah masuk ke dalam Rumah. Namun baru berjalan belum sampai ke Rumah Paman Rama. Sepupu ini melihat rama dipinggir pertemuan selokan yg alirannya cukup deras saat itu. Ia segera berlari untuk mencegah Rama bermain disitu.
Namun naas Ia terlambat. Rama sudah terjerambab di selokan itu. Sepupunya sudah sempat menarik tangan Rama yg tertarik arus. Namun karena hujan licin tanganya terlepas dan Rama terbawa arus masuk ke gorong gorong sampai kesungai besar. Sepupu Rama tidak pantang menyerah.
Ia mengejar Rama menyusuri sungai2. Ia sempat meraih Rama kembali. Namun tidak berhasil. Ketika akan meraih untuk ketiga kalinya. Ia mendengar sebuah bisikan seperti suara seorang kakek tua. "Ojo mbek saut tangane Le, koe mundak ketut"
(Jangan kamu raih tangannya nak, kamu nanti
ikut)
Sepupu Rama ini sangat terperanjat dengan suara yg ia dengar dan merasa ketakutan. Ia masih berlari menyusuri sungai. Sampai Batas sungai terhalang oleh rumah2 warga dan tidak dapat dilalui lagi.Ia lalu berhenti dan menangis tersedu sambil berucap "Mbah njenengan wau sinten
kok aku rak intuk nulungi sedulurku".(Mbah kamu tadi siapa? kok aku tidak boleh menolong saudaraku)
Ia sangat ketakutan saat itu. Karena saat tadi ada suara kakek, bahkan ia tak melihat seorangpun disekitarnya. Karena hujan deras dan ssat itu dia dibantaran sungai yg agak jauh
dari rumah warga. Dengan basah kuyup dia berlari kerumah Paman Rama. Ia berteriak memanggil Paman dan Bibi Rama.
SP :"Bulek..Bulek...Rama bulek.. Rama".(sambil menangis dan menunjuk2 arah rama terhanyut)
Bulek :"Ono opo? Rama turu kae ning kamar karo paklik.e".(Ada apa? Rama itu
tidur sama omnya)
SP :"Rama kintir bulek, Rama kintir ning kali kono, Kae payunge bulek".(Rama hanyut tante, Rama hanyut di singai itu, itu payungnya tante)
Bulek :"Wes orak sah guyon!"(Sambil berlari menuju kamar diikuti SP yg basah kuyup)(sudah jangan bercanda)
SP :"Kui bulek orak ono Rama ne"(itu tante, gak ada Rama nya)(semakin menangis tersedu)
Bulek:"Ya Allah, Pak! Rama ning ndi mau pak?" (Ya Allah, Pak! Rama dimana tadi pak?)(panik)
Paklik :"Lha ono opo iki buk?, Rama yo ning kene iki turu".(Lha ada apa ini bu? Rama ya disini ini
tidur) (masih terkaget dengan teriakan bulek sambil menunjuk kasur disampingnya yg kosong)
Bulek :"Rama pak, Jare kintir Pak"(Rama Pak, Katanya hanyut pak)(menangis)
Paklik :"Kintir kepiye? Orak mungkin"(Hanyut gimana? tidak mungkin)

Sepupu Rama berusaha menjelaskan kejadiannya.
Dan bulek terus menangis.

Paklik saat itu langsung beranjak dan lari keluar. memastikan hal yg dikatakan Sepupu Rama tadi tidak benar. Namun melihat payung yg berada diatas selokan, Paklik menjadi lemas. Paklik hanya bisa diam dengan pandangan bingung.
Sampai SP mengagetkan paklik kembali
SP : "Ayo paklik, dioyak! Digoleki! mesti durung adoh"
(ayo om, Dikejar! Dicari! pasti belum jauh)

Paklik langsung berlari kebeberapa rumah warga dan meminta bantuan untuk menyisiri sungai. Berharap Rama masih bisa dikejar dan diselamatkan.
Paklik dan Banyak warga segera bergegas menyisiri sungai. Ada yg mencari di akar pepohonan yg mnjulur kesungai (bisa saja Rama tersangkut). Ada yg mencari ke tepi2 sungai. Sampai beberapa kilometer Rama belum juga ditemukan. Pukul 5 sore tiba-tiba hujan berhenti.
Hujan berhenti total. Yang dari tadi hujan sangat lebat. Benar2 berhenti mendadak tanpa gerimis sama sekali. Angin seolah tak berhembus kencang lagi. Langit kembali cerah walaupun itu sudah jam 5 sore. (Hal ini yang paling kuingat..sangat kuingat karena dari berhentinya hujan
hampir semua warga keluar rumah kejalan. Bukan karena ada kejadian Rama. Saat itu warga yg sderetan rumah ku dan depan rumahku belum mengetahui kabar Rama yg hanyut. Itu karena hujan yg berhenti mendadak dan kondisi dluar lngsung terang benderang. Dan juga banyak yg melihat
rumah warga yg rusak karena hujan dan angin yg kencang tadi. Beberapa rumah warga yg beratap asbes, Asbesnya lepas dan ikut terbang terbawa angin. Beberapa Pohon yg sedang seperti pohon mangga dan belimbing tumbang, termasuk pepohonan disamping rumah ku)
Sampai ada beberapa warga memberi kabar ada anak yg terhanyut diselokan dekat masjid. Itu Rama. Mereka ingin meminta tambahan bantuan untuk mencari Rama. Semua warga seperti syok tak percaya dg hal itu. Bapak2 segera bergegas membantu menyisiri sungai sampai berkilometer2
menggunakan mobil bak terbuka dan menggunakan speda motor. Ayah dan Ibu Rama pun sudah diberi kabar dan dijemput sampai kerumah Paman dan Bibi Rama. Ibu Rama terus menangis.Begitupun Ayahnya berusaha menenangkan ibunya Rama walaupun Ayahnya juga tidak sanggup menahan kesedihannya
Ayah Rama (AR) : "Wes buk, ojo nangis terus, dungo sing akeh ben Rama ketemu selamet".(Sudah bu, jangan nangis terus, berdoa yg banyak supaya Rama ditemukan selamat)
Ibu Rama (IR) :"Piye to pak kog iso ngne iki? Wingi aku wes ngomong to Aku mimpi Rama dijak mbah Kunge lungo.
Tak celuk2 tapi Rama rak ngrungoake, malah dgandeng mlaku terus karo mbah Kung e".(Gimana to Pak kog bisa gini? Kemarin kan aku sudah bilang Aku mimpi Rama diajak kakeknya pergi. Tak panggil2 tapi Rama tidak mendengarkan, malah digandeng terus sama kakeknya)
AR :"Wew to buk, kui
kan mung mimpi, Ojo disangkut pautke".(Sudahlah bu, itu kan cuma mimpi, jangan disangkutkan)

IB :"Aku wingi lek ngomong to pak dwe dino iki prei wae, sisuk kan ulangtahune Rama. Njaluk diRayake lungo ning Borobudur. Tapi awakmu orak ngrungoke, malah tetep kon mangkat kerjo".
(Aku kemarin bilang kan pak, kita hari ini libur saja, besok kan ulang tahunnya Rama. Minta dirayakan pergi ke Borobudur. Tapi kamu tidak mendengarkan, malah tetap suruh berangkat kerja)~(semakin menangis tersedu dan meracau tidak jelas)
AR :"Wes buk, wes buk".(Sudah bu,
sudah bu)~(ikut menangis dan memeluk istrinya)

Sudah banyak warga yg datang kerumah Paman Rama. Untuk menenangkan Ibu Rama yg sangat syok dan tak henti menangis.
Sampai malam hari menyusuri sungai2 keseluruh aliran sungai yg tersambung dg sungai awal Rama terhanyut, namun Rama
belum ditemukan. Padahal sudah meminta bantuan tim SAR juga untuk menyisir sungai dg perahu karetnya.

Hingga pagi hari, ada salah satu warga (yang juga paman jauh Rama) berinisiatif pergi ketambak bagian utara kota semarang yang dekat dg laut.
(kampungku cukup jauh dari tambak
karena wilayah Selatan kota SMG yg trmasuk pegunungan dan perbukitan)
Di Tambak yg satu aliran dengan sungai awal. Ditemukan 2 jasad anak laki2 yg seumuran sekitar 7 tahun. Dan salah satunya Rama.
Paman tadi segera mengabarkan kepada orangtua Rama. Bahwa Rama sudah ditemukan.
Sayangnya Rama sudah tidak bernyawa. Mendengar kabar ini Ibu Rama langsung pingsan.

Setelah diketemukan, Jasad Rama segera dibawa pulang oleh keluarga dan disemayamkan di rumah. Yang bikin tambah sedih bagian kepala belakang Rama robek dan terus mengeluarkan darah. Semua orang
yg bertakziah seakan heran dg hal ini. Karena sudah semalaman Rama berada diair yg begitu banyak dan aliran airnya deras. Bagaimana darah masih terus mengucur dikepalanya hingga tiba dirumah. Walaupun sudah dijahit. Sedangkan bila dilogika kan pasti di sudah kehabisan darah sejak
semalam. Dengan tubuh kecilnya itu. Bahkan warga berspekulasi luka dikepala Rama akibat benturan keras saat keluar dari gorong2 awal dia terhanyut, karena setelah keluar dari gorong2, dibawah sungai terdapat batu besar yg cukup tajam (tepat dibawah pos jaga).
Sampai saat memandi
kan jenazah Rama pun darah ikut membanjiri tanah yg menjadi aliran air bekas memandikan. Begitu juga saat dikafani. Kepala belakang harus diletakan kapas yg sangat banyak untuk menahan darah agar tidak keluar. Tapi darah tetap menembus dan terlihat dilapisan kafannya.
karena tidak memungkinkan untuk membuka kafannya dan dimandikan lagi. Rembesan darah dibiarkan saja. Dan segera memakamkan jenazah Rama.
Kejadian ini sempat membuat perbincangan seluruh warga dan beberapa kampung disekitar kampung ku. Kayaknya dulu juga sampai masuk koran, karena yg hanyut ada dua orang dan usianya sama.
Yang diketahui satu lagi jasad anak laki2 yg ditemukan bersama Rama adalah warga kampung yg
berada di perkampungan belakang tempat pembakaran mayat dekat dengan sekolah SD ku, disana ada sungai yg besar yg masih digunakan warga untuk kebutuhan sehari2. (Nama kampung sangat mirip dengan nama kampungku sedikit beda pengucapan saja).
Saya akhiri cerita masa kecil di kampung saya ini.
Kurang lebihnya begitu yg saya ingat.
Silahkan diambil hikmahnya.
Maaf bila ad kata yg kurang pas. Maaf bila gak horror.

Makasih yg RT dan like.. 😍
oh iya pesan saya dari cerita ini :
- Jagalah anak kalian baik2 saat hujan maupun tidak. Dimana saja.
- Jangan dengarkan hasutan ghaib apalagi yg menyesatkan atau mencelakakan.
-banyak berdoa bila mimpi yg kurang berkenan dihati.
jangan menceritkan mimpi yg kau anggap buruk.
Jangan lupa perbanyak istigfar.
😊😘
NB : kalo ada yg bertanya Mbah Kung/ Kakek Rama emang dimana?

mbah kung Rama sudah menghadap ilahi lebih dlu.
Rama memang dlu cucu kesayangan mbah kungnya.
Missing some Tweet in this thread? You can try to force a refresh.

Enjoying this thread?

Keep Current with inTan_T

Profile picture

Stay in touch and get notified when new unrolls are available from this author!

Read all threads

This Thread may be Removed Anytime!

Twitter may remove this content at anytime, convert it as a PDF, save and print for later use!

Try unrolling a thread yourself!

how to unroll video

1) Follow Thread Reader App on Twitter so you can easily mention us!

2) Go to a Twitter thread (series of Tweets by the same owner) and mention us with a keyword "unroll" @threadreaderapp unroll

You can practice here first or read more on our help page!

Follow Us on Twitter!

Did Thread Reader help you today?

Support us! We are indie developers!


This site is made by just three indie developers on a laptop doing marketing, support and development! Read more about the story.

Become a Premium Member ($3.00/month or $30.00/year) and get exclusive features!

Become Premium

Too expensive? Make a small donation by buying us coffee ($5) or help with server cost ($10)

Donate via Paypal Become our Patreon

Thank you for your support!